Anda di halaman 1dari 18

KATA

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................2

1.3 Tujuan .............................................................................................................2

BAB II Pembahasan

2.1 Pengertian Elektroforesis ................................................................................3

2.2 Prinsip Operasi Elektroforesis.........................................................................4

2.3 Cara Kerja Elektroforesis ................................................................................ 4

2.4 Jenis-jenis Elektroforesis ................................................................................ 6

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................16

Daftar Pustaka .......................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Umumnya, senyawa kimia di alam tidak ditemukan dalam keadaan murni
melainkan bercampur dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti
sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam
keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian
tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan.
Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai
metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen
penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu
fasa) atau campuran heterogen (lebih dari satu fasa). Suatu campuran
heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat-padat, padat-cair,
padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan
sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus
dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.
Prinsip pemisahan suatu campuran homogen merupakan pemisahan dari
terbentuknya suatu fasa baru sehingga campuran menjadi suatu campuran
heterogen yang mudah dipisahkan. Fasa baru terbentuk dari adanya perbedaan
sifat fisik dan kimiawi masing-masing komponen. Berbagai metode yang
digunakan untuk terjadinya suatu fase baru sehingga campuran homogen
dapat dipisahkan, salah satunya adalah dengan elektroforesis.

1
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian elektroforesis?
2. Bagaimana prinsip operasi elektroforesis?
3. Bagaimana cara kerja elektroforesis?
4. Apa saja jenis-jenis elektroforesis?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian elektroforesis.
2. Mengetahui prinsip operasi elektroforesis.
3. Mengetahui cara kerja elektroforesis.
4. Mengidentifikasi jenis-jenis elektroforesis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Elektroforesis


Fenomena elektroforesis dapat diketahui jika suatu fase zat bermuatan
dan diberi beda potensial, maka fase itu akan berpindah sepanjang medium
yang kontinu ke arah katoda atau anoda sesuai dengan muatan partikel.
Dasar elektroforeses adalah pembentukan suatu ketidakhomogenan atau
gradasi konsentrasi sepanjang sistem. Koloid, protein enzim menunjukkan
mobilitas elektroforesis spesifik dan titik isoelektrik yang dapat digunakan
untuk identifikasi zat-zat spesifik.
Elektroforesis adalah suatu teknik yang mengukur laju perpindahan
atau pergerakan partikel-partikel bermuatan dalam suatu medan listrik.
Prinsip kerja dari elektroforesis berdasarkan pergerakan partikel-partikel
bermuatan negatif (anion), dalam hal tersebut DNA, yang bergerak menuju
kutub positif (katode), sedangkan partikel-partikel bermuatan positif
(kation) akan bergerak menuju kutub negatif (anode) (Klug & Cummings
1994: A-6). Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada nisbah
muatan terhadap massanya serta tergantung pula pada bentuk molekulnya.
Pergerakan ini dapat dijelaskan dengan gaya Lorentz, yang terkait dengan
sifat-sifat dasar elektris bahan yang diamati dan kondisi elektris lingkungan:

Dimana F adalah gaya Lorentz, q adalah muatan yang dibawa oleh objek, E
adalah medan listrik.
Elektroforesis digunakan untuk mengamati hasil amplifikasi dari DNA.
Hasil elektroforesis yang terlihat adalah terbentuknya band yang merupakan
fragmen DNA hasil amplifikasi dan menunjukkan potongan-potongan
jumlah pasangan basanya (Klug & Cummings 1994: 397).
Elektroforesis digunakan dengan tujuan untuk mengetahui ukuran dan
bentuk suatu partikel baik DNA, RNA dan protein. Selain itu, elektroforesis

3
juga digunakan untuk fraksionasi yang dapat digunakan untuk mengisolasi
masing-masing komponen dari campurannya, mempelajari fitogenetika,
kekerabatan dan mempelajari penyakit yang diturunkan (Klug & Cummings
1994: A-6). Elektroforesis dalam bidang genetika, digunakan untuk
mengetahui ukuran dan jumlah basa yang dikandung suatu sekuen DNA
tertentu (Klug & Cummings 1994: A-7).

2.2 Prinsip Operasi Elektroforesis


Elektroforesis merupakan suatu teknik analisis penting dan sangat
sering dipakai dalam bidang biokimia dan biologi molekular. Secara prinsip,
teknik ini mirip dengan kromatografi: memisahkan campuran bahan-bahan
berdasarkan perbedaan sifatnya. Dalam elektroforesis, pemisahan dilakukan
terhadap campuran bahan dengan muatan listrik yang berbeda-beda. Semua
teknik elektroforesis membutuhkan arus listrik untuk menggerakkan
molekul bermuatan melalui matriks atau gel.
Gel poliakrilamid dan agarosa merupakan matriks penyangga yang
banyak dipakai untuk separasi protein dan asam nukleat. Banyak molekul
biologi bermuatan listrik yang besarnya tergantung pada pH dan komposisi
medium dimana molekul biologi tersebut terlarut. Bila berada dalam suatu
medan listrik, molekul biologi yang bermuatan positif akan bermigrasi ke
elektroda negatif dan sebaliknya. Prinsip inilah yang dipakai dalam
elektroforesis untuk memisahkan molekul-molekul berdasarkan muatannya.
Dalam hal ini protein diberi muatan negatif. Sampel protein dimasukkan ke
dalam slot atau sumuran pada ujung agar. Karena sampel ini memiliki berat,
mereka akan turun ke dasar sumuran.

2.3 Cara Kerja Elektroforesis


Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen/molekul bermuatan
berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik
(Westermeier, 2004). Kecepatan molekul yang bergerak pada medan listrik
tergantung pada muatan, bentuk dan ukuran. Dengan demikian

4
elektroforesis dapat digunakan untuk separasi makromolekul (seperti protein
dan asam nukleat). Posisi molekul yang terseparasi pada gel dapat dideteksi
dengan pewarnaan atau autoradiografi, atau pun dilakukan kuantifikasi
dengan densitometer.
Dalam proses elektroforesis, sampel molekul ditempatkan pada kolom-
kolom (disebut well atau "sumur") pada sisi elektroda negatif, kemudian
dialirkan listrik dengan kutub yang terpisah satu sisi dengan sisi lainnya.
Ketika aliran listrik diberikan, maka terjadi pengaliran elektron, sehingga
zat objek akan bergerak dari elektroda negatif ke arah sisi elektroda positif.
Molekul-molekul sampel tersebut akan bergerak di dalam matriks gel ke
arah salah satu kutub listrik sesuai dengan muatannya. Kecepatan
pergerakan ini berbeda-beda, tergantung dari muatan dan berat molekul
DNA. Elektroforesis untuk makromolekul memerlukan matriks penyangga
untuk mencegah terjadinya difusi karena timbulnya panas dari arus listrik
yang digunakan.
Pada elektroforesis terdapat dua material dasar yang disebut fase
diam dan fase bergerak. Fase diam berfungsi menyaring objek yang akan
dipisah, sementara fase bergerak berfungsi membawa objek yang akan
dipisah. Elektroda positif dan negatif diletakkan pada masing-masing ujung
aparat elektroforesis.
Medan listrik dialirkan pada suatu medium yang mengandung sampel
yang akan dipisahkan. Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan
muatan listrik yang ada pada makromolekul, misalnya DNA yang
bermuatan negatif. Jika molekul yang bermuatan negatif dilewatkan melalui
suatu medium, kemudian dialiri arus listrik dari suatu kutub ke kutub yang
berlawanan muatannya maka molekul tersebut akan bergerak dari kutub
negatif ke kutub positif. Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada
nisbah muatan terhadap massanya serta tergantung pula pada bentuk
molekulnya

5
2.4 Jenis-jenis elektroforesis
Jenis elektroforesis antara lain, elektroforesis kertas, elektroforesis gel,
dan elektroforesis kapiler.
2.4.1 Elektroforesis Kertas
Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas
sebagai fase diam dan partikel yang terlarut sebagai fase gerak, terutama
ion-ion kompleks. Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi konsentrasi
sepanjang sistem pemisahan. Pergerakan partikel dalam kertas tergantung
pada muatan atau valensi zat terlarut, luas penampang, tegangan yang
digunakan, konsentrasi elektrolit, kekuatan ion, pH, viskositas, dan
adsorbsivitas zat terlarut.
Teknik pemisahan DNA/RNA berawal dari sekelompok ilmuwan
biokimia di awal tahun 1950-an yang sedang meneliti mekanisme molekular
DNA/RNA hidrolisis. Saat itu, tepatnya tahun 1952, Markham dan Smith
mempublikasikan bahwa hidrolisis RNA terjadi melalui mekanisme
pembentukan zat antara (intermediate) posfat siklik, yang kemudian
menghasilkan nukleosida 2′-monoposfat dan 3′-monoposfat. Ternyata
mereka menggunakan suatu peralatan yang dapat memisahkan komponen
campuran reaksi hidrolisis tadi, salah satunya yaitu nukleotida ‘siklik’ yang
membawa pada kesimpulan bahwa hidrolisis RNA terjadi melalui
pembentukan intermediate posfat siklik. Peralatan itu dinamakan
‘elektroforesis‘, yang dibuat dari kertas saring Whatman nomor 3, sebuah
tangki kecil dan berbagai larutan penyangga (buffer). Nukleotida yang
sudah terhidrolisis ditaruh di atas kertas saring, kemudian arus listrik
dialirkan melalui kedua ujung alat elektroforesis.
Arus listrik yang dialirkan ini ternyata dapat memisahkan campuran
kompleks reaksi tadi menjadi komponen-komponennya, ini akibat adanya
perbedaan minor antara struktur molekul RNA yang belum terhidrolisis, zat
antara (intermediate) dan hasil reaksi (nukleosida 2′-monoposfat dan
nukleosida 3′-monoposfat) yang menyebabkan mobilitas alias pergerakan
mereka pada kertas saring berbeda-beda kecepatannya. Karena pada akhir

6
proses elektroforesis komponen tersebut terpisah-pisah, sehingga dapat
mengisolasi dan mengidentifikasi setiap komponen tersebut.

Gambar Elektroforesis Kertas

2.4.2 Elektroforesis Gel

Elektroforesis gel merupakan suatu teknik analisis penting dan sangat


sering dipakai dalam bidang biokimia dan biologi molekular. Elektroforesis
gel ialah elektroforesis yang menggunakan gel sebagai fase diam untuk
memisahkan molekul-molekul. Awalnya elektoforesis gel dilakukan dengan
medium gel kanji (sebagai fase diam) untuk memisahkan biomolekul yang lebih
besar seperti protein-protein. Kemudian elektroforesis gel berkembang dengan
menjadikan agarosa danpoliakrilamida sebagai gel media.

Secara prinsip, teknik ini mirip dengan kromatografi: memisahkan


campuran bahan-bahan berdasarkan perbedaan sifatnya. Dalam elektroforesis gel,
pemisahan dilakukan terhadap campuran bahan dengan muatan listrik yang
berbeda-beda. Elektroforesis gel memisahkan makromolekul berdasarkan laju
perpindahannya melewati suatu gel di bawah pengaruh medan listrik.
Elektroforesis gel memisahkan suatu campuran molekul DNA menjadi pita-pita
yang masing-masing terdiri atas molekul DNA dengan panjang yang sama
(Campbell dkk. 2002: 396--397).

7
Ada tiga jenis gel yang dapat digunakan dalam elektroforesis DNA,
yaitu sebagai berikut:

1. Gel poliakrilamida denaturasi, berfungsi untuk memurnikan penanda


oligonukleotida dan menganalisis hasil ekstensi primer.
2. Gel alkalin agarosa, berfungsi untuk memisahkan rantai DNA yang
berukuran besar.
3. Gel agarosa formaldehid denaturasi, berfungsi untuk menyediakan
sistem elektroforesis yang digunakan untuk fraksi RNA pada ukuran
standar. (Davis dkk. 1994: 151).
Dalam proses elektoforesis terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi laju pergerakan dari molekul DNA, yaitu:
1. Ukuran Molekul DNA
Molekul yang berukuran lebih kecil akan cepat bergerak melewati gel
karena hambatan yang akan dihadapi tidak lebih banyak dibandingkan
molekul berukuran besar.
2. Konsentrasi gel
Semakin tinggi konsentrasi agarosa, semakin kaku gel yang dibuat
sehingga sukar untuk dilewati molekul-molekul DNA. Konsentrasi
agarosa yang lebih tinggi memudahkan pemisahan DNA yang berukuran
kecil, konsentasi agarosa yang lebih rendah memudahkan pemisahan DNA
dengan ukuran yang lebih besar.
3. Bentuk molekul
Molekul yang memiliki bentuk elips atau fibril akan lebih cepat bergerak
dibandingkan dengan yang berbentuk bulat.
4. Densitas muatan yaitu muatan per unit volume molekul.
Molekul dengan densitas muatan tinggi akan bergerak lebih cepat
dibandingkan molekul dengan densitas muatan yang rendah.
5. Pori-pori gel
Semakin kecil pori-pori gel yang digunakan, semakin lambat pergerakan
molekul DNA.

8
6. Voltase
Semakin tinggi tegangan listrik yang diberikan, semakin cepat pergerakan
molekul DNA.
7. Larutan buffer elektroforesis
Buffer dengan kadar ion tinggi akan menaikkan konduktansi listrik
sehingga mempercepat migrasi DNA. (Bowen 2000: 3-4).
Marker adalah segmen DNA yang spesifik dan telah diketahui
ukurannya. Marker berfungsi sebagai acuan untuk mengetahui ukuran DNA
hasil ampifikasi. Marker DNA yang terdapat di dalam ruang elektroforesis
berfungsi sebagai penanda posisi pasangan basa dari molekul DNA yang
bermigrasi. Marker-marker DNA tersebut merupakan marker yang telah
dibuat oleh pabrik sehingga tanda pasangan basanya jelas. Salah satu contoh
marker DNA adalah lambda Hind III. Marker tersebut memiliki delapan
fragmen DNA dengan kisaran 125 pb hingga 23.130 pb. Penggunaan DNA
marker tersebut dikarenakan molekul DNA yang akan diamati memiliki
fragmen DNA dengan ukuran 110--20.000 pb. (Birren & Lai 1993: 82; Martin
1996: 77).
Elektroforesis gel memiliki beberapa komponen yang terdiri dari:
1. Comb: digunakan untuk membentuk well pada gel agarosa.
2. Tray: digunakan untuk sebagai cetakan gel agarosa.
3. Chamber: digunakan sebagai wadah gel agarosa.
4. Sumber listrik: digunakan untuk memberi arus saat proses elektroforesis.
Dalam elektroforesis juga digunakan bahan-bahan sepert Etidium
Bromida yang bersifat karsinogenik dan Brom Fenol Blue. Hal tersebut
karena Etidium Bromida dapat meningkatkan daya fluoresensi dari DNA
sehingga dapat terlihat jelas, sedangkan Brom Fenol Blue berfungsi sebagai
pewarna untuk memantau kecepatan molekul DNA pada gel (Birren & Lai
1993: 79--81).
Manfaat elektroforesis gel antara lain untuk mengetahui ukuran
fragmen DNA dari produk PCR, memisahkan produk DNA dari hasil digesti
yang berbeda ukuran, lalu dapat disequencing, dan juga untuk pemurnian atau

9
purifikasi DNA. Elektroforesis dapat diaplikasikan untuk berbagai macam
kegiatan, antara lain membandingkan gen homolog dari spesies yang berbeda,
mengetahui susunan sekuens berbagai genom, DNA finger printing,
mengetahui ada atau tidaknya gen-gen penyebab kelainan genetik atau
penyakit tertentu, mendeteksi lokasi dan jumlah mRNA dalam sel atau jaringan
tertentu, mengetahui aktivitas gen selama perkembangan berbagai tipe sel
organisme atau aktivitas gen sebelum dan sesudah diberi perlakuan tertentu,
mempelajari evolusi di tingkat molekular, mengetahui variasi genetik dalam
populasi natural di alam, menentukan atau mengidentifikasi berat molekul
fragmen DNA, RNA, protein dan aktivitas enzimatik, menganalisa fragmen
DNA yang diamplifikasi melalui PCR, mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan genetik antar individu, dan menentukan jumlah fragmen DNA yang
diklon dalam rekombinan plasmid DNA (Russell 1994: 299--310 & 500--501;
Fairbanks & Andersen 1999: 278).
Tahun 1955 Smithies mendemonstrasikan bahwa gel yang terbuat dari
larutan kanji dapat digunakan untuk memisahkan protein-protein serum
manusia. Caranya yaitu dengan menuangkan larutan kanji panas ke dalam
cetakan plastik, setelah dibiarkan mendingin kanji tersebut akan membentuk
gel yang padat namun rapuh. Gel kanji berperan sebagai fasa diam (stationary
phase) menggantikan kertas saring Whatman pada teknik terdahulu.

Gambar Elektroforesis Gel Kanji Gambar Elektroforesis Gel

Teknik elektroforesis gel makin berkembang dan disempurnakan,


hingga 12 tahun kemudian ditemukan gel poliakrilamida (PAGE =

10
Polyacrilamide Gel Electrophoresis) yang terbentuk melalui proses
polimerisasi akrilamida dan bis-akrilamida. PAGE ini sanggup memisahkan
campuran DNA/RNA atau protein dengan ukuran lebih besar.

Gambar Prosedur Kerja Elektroforesis Gel

Gel yang digunakan biasanya merupakan polimer bertautan silang


(crosslinked) yang porositasnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Untuk
memisahkan protein atau asam nukleat berukuran kecil (DNA, RNA, atau
oligonukleotida), gel yang digunakan biasanya merupakan gel poliakrilamida,
dibuat dengan konsentrasi berbeda-beda antara akrilamida dan zat yang
memungkinkan pertautan silang (cross-linker), menghasilkan jaringan
poliakrilamida dengan ukuran rongga berbeda-beda. Untuk memisahkan asam
nukleat yang lebih besar (lebih besar dari beberapa ratus basa), gel yang
digunakan adalah agarosa (dari ekstrak rumput laut) yang sudah dimurnikan.

11
Dalam proses elektroforesis, sampel molekul ditempatkan ke dalam
sumur (well) pada gel yang ditempatkan di dalam larutan penyangga, dan
listrik dialirkan kepadanya. Molekul-molekul sampel tersebut akan bergerak di
dalam matriks gel ke arah salah satu kutub listrik sesuai dengan muatannya.
Dalam hal asam nukleat, arah pergerakan adalah menuju elektroda positif,
disebabkan oleh muatan negatif alami pada rangka gula-fosfat yang
dimilikinya. Untuk menjaga agar laju perpindahan asam nukleat benar-benar
hanya berdasarkan ukuran (yaitu panjangnya), zat seperti natrium hidroksida
atau formamida digunakan untuk menjaga agar asam nukleat berbentuk lurus.
Sementara itu, protein didenaturasi dengan deterjen (misalnya natrium dodesil
sulfat, SDS) untuk membuat protein tersebut berbentuk lurus dan bermuatan
negatif. Setelah proses elektroforesis selesai, dilakukan proses pewarnaan
(staining) agar molekul sampel yang telah terpisah dapat dilihat. Etidium
bromida, perak, atau pewarna "biru Coomassie" (Coomassie blue) dapat
digunakan untuk keperluan ini. Jika molekul sampel berpendar dalam sinar
ultraviolet (misalnya setelah "diwarnai" dengan etidium bromida), gel difoto di
bawah sinar ultraviolet. Jika molekul sampel mengandung atom radioaktif,
autoradiogram gel tersebut dibuat.

2.4.3 Elektroforesis Kapiler

Elektroforesis kapiler adalah metode elektroforesis yang digunakan


untuk memisahkan asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida
dengan resolusi tinggi yang dilakukan pada pipa kapiler berisi buffer. Metode
ini mulai digunakan secara luas pada akhir tahun 1940. untuk aplikasi dalam
berbagai bidang seperti bioteknologi, kimia, lingkungan, dan analisis farmasi.
Elektroforesis kapiler menggunakan listrik bertegangan tinggi yang
menyebabkan semua komponen ion atau molekul netral bergerak ke katoda.
Deteksi dapat dilakukan dengan teknik pendeteksian spektrometri atau
elektrokimia. Teknik pemisahan ini dipengaruhi oleh tegangan listrik, koefisien
difusi, panjang, dan diameter pipa kapiler, serta konsentrasi sampel. Metode ini

12
memiliki efisiensi dan selektivitas yang baik namun boros listrik karena
menggunakan tegangan tinggi dan alatnya juga mahal.

Skema elektroforesis kapiler

Karakteristik elektroforesis kapiler yaitu :


1. Menggunakan pipa kapiler pada pemisahan elektroforesis.
2. Memanfaatkan medan listrik berkekuatan tinggi, lebih dari 5 V/cm.
3. Menggunakan detektor berteknologi modern, sebagaimana yang ada pada
kromatogram.
4. Efisiensinya kadangkala sama dengan kromatografi gas kapiler, namun
juga bisa lebih besar.
5. Membutuhkan waktu beberapa menit untuk mengamati sampel.
6. Mudah diotomatiskan untuk menganalisis dalam segi kuantitatif, dan
mudah digunakan.
7. Terbatas dalam mengkomsumsi (melibatkan) sejumlah reagent.
8. Metode ini lebih aplikatif untuk menyeleksi dalam ukuran luas,
dibandingkan dengan teknik separasi lainnya.
Salah satu keuntungan utama dari CE adalah dibutuhkan peralatan yang
sederhana. CE terdiri dari satu daya tegangan tinggi, penyangga reservoir,
sebuah kapiler, dan sebuah detektor. Pengaturandasar dapat diuraikan dengn
peningkatan fitur seperti sampel, peralatan injeksi ganda, mengontrol suhu
kapiler, pengaturan penyediaan daya, detektr ganda, dan kumpulan fraksi.

13
Berbagai model elektroforesis kapiler dapat dilakukan menggunakan
instrumen CE. Dasar dari perbedaan model pemisahan dapat dikarenakan
bahwa elektroforesis kapiler telah dikembangkan dari suatu kombinasi
elektroforesis dan teknik kromatografi. Istilah umumnya ini dapat dianggap
sebagai pemisahan elektroforesis dari sejumlah senyawa di dalam tabung
sempit. Walaupun sebagian besar aplikasi telah dilakukan menggunakan cairan
sebagai media pemisah, teknik elektroforesis kapiler dimana kapiler berisi
elektroforesis gel, lapisan kromatografi.

Contoh Aplikasi Elektroforesis

1. Pemisahan ion Li+ dan Na+

Kedua kation ini, Li+ dan Na+ sama-sama memiliki muatan +1, namun memiliki
ukuran berbeda. Ion Li+ memiliki ukuran yang lebih kecil dari Na+. Ion Li+ akan
lebih tersolvasi dengan air sehingga akan mengikat banyak molekul air.
Akibatnya mobilitas Li+ akan menjadi kecil dan ion Na+ akan lebih dahulu keluar
dari kapiler.

2. Pemisahan NO2- dan NO3- menggunakan EOF (Electro Osmotic Flow)


HNO3 merupakan asam kuat, dalam air akan terurai sempurna menjadi H+
dan NO3-, sedangkan HNO2 merupakan asam lemah, dalam air akan
terdisosiasi sebagian. Pada pH 7, HNO2 akan terdisosiasi sebagian, menyisakan
spesi HNO2. Hal ini tidak baik untuk pemisahan karena tidak semua
HNO2 berada dalam spesi NO2-. Untuk melakukan pemisahan dengan baik, kita
harus menggunakan pH yang tinggi sehingga kedua spesi tersebut dapat berada
dalam bentuk anionnya. Namun ketika pH sudah diatur tinggi, hanya akan
terbentuk satu puncak pada elektroforegram. Hal ini disebabkan karena kedua
spesi akan menuju pada kutub yang sama. Pemisahan dapat tetap dilakukan
dengan baik asalkan muatan detektor diatur menjadi positif dan muatan
injektor diatur menjadi negatif.

14
Sistem yang berdasarkan pada skema (a) hanya akan menghasilkan satu
puncak, artinya pemisahan tidak berlangsung dengan baik. Pada skema (b)
akan muncul dua puncak, artinya pemisahan NO3- dan NO2- terjadi dengan
baik. Hal ini disebabkan karena nilai mobilitas elektroforetik (μep) NO3- lebih
kecil dibanding μep NO2-, akibatnya mobilitas total (μt) NO2- menjadi lebih
besar dari μt NO3-. Hal ini akan berakibat NO2- akan keluar terlebih dahulu
dibanding NO3-.

3. Untuk meneliti DNA dalam berbagai bidang, misalnya :


a. Di bidang kepolisian teknik ini digunakan nuntuk pemeriksaan DNA,
setiap orang memiliki karakteristik khusus, misalnya sidik jari. Sehingga
membantu polisi dalam mengungkap sebuah kasus.
b. Dalam kegiatan biologi molekuler, elektroforesis merupakan salah satu
cara untuk memvisualisasikan keberadaan DNA, plasmid, dan produk
PCR.
c. Memudahkan identifikasi protein yang terdapat pada sebuah DNA.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan materi yang telah dijabarkan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan, antara lain sebagai berikut:
1. Elektroforesis merupakan teknik pemisahan komponen/molekul
bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan
listrik.
2. Secara prinsip, teknik ini mirip dengan kromatografi, yaitu memisahkan
campuran bahan-bahan berdasarkan perbedaan sifatnya.
3. Jenis-jenis elektroforesis yaitu elektroforesis kertas, elektroforesis gel dan
elektroforesis kapiler.
4. Elektroforesis dapat digunakan untuk meneliti DNA dalam berbagai
bidang.

16
DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Redi. 2011. Elektroforesis. (online)


(http://majalahkimia.blogspot.com/2011/12/elektroforesis.html.
diakses 14 April 2014).
Anonim. 2013. Elektroforesis. (online)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Elektroforesis. diakses 14 April 2014).
Khopkar, S.M. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta:UI Press.
Klug, W. S. and M. R. Cummings. 1994. Concepts of genetics. 4th ed. Prentice
Hall, Englewood cliffs: xvi + 779 hlm.

17

Anda mungkin juga menyukai