.
Gambar 3. Varisela
Sumber: http://www.hiv.va.gov/provider/image-library/varicella-zoster.asp?post=1&slide=110
Penyebaran terjadi secara sentrifugal, serta dapat menyerang selaput lendir mata,
mulut, dan saluran napas atas.
Pemeriksaan Penunjang
Bila diperlukan, pemeriksaan mikroskopis dengan menemukan sel Tzanck yaitu
sel datia berinti banyak.
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan Pemeriksaan Fisik.
Diagnosis Banding
a. Variola.
b. Herpes simpleks disseminata.
c. Coxsackievirus.
d. Rickettsialpox.
Komplikasi
Pneumonia, ensefalitis, hepatitis, terutama terjadi pada pasien dengan gangguan
imun. Varisela pada kehamilan berisiko untuk menyebabkan infeksi intrauterin
pada janin, menyebabkan sindrom varisela kongenital.
Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
a. Gesekan kulit perlu dihindari agar tidak mengakibatkan pecahnya vesikel.
Selain itu, dilakukan pemberian nutrisi TKTP, istirahat dan mencegah kontak
dengan orang lain.
b. Gejala prodromal diatasi sesuai dengan indikasi. Aspirin dihindari karena dapat
menyebabkan Reye’s syndrome.
c. Losio kelamin dapat diberikan untuk mengurangi gatal.
d. Pengobatan antivirus oral, antara lain:
1. Asiklovir: dewasa 5 x 800 mg/hari, anak-anak 4 x 20 mg/kgBB (dosis
maksimal 800 mg), atau
2. Valasiklovir: dewasa 3 x 1000 mg/hari.
Pemberian obat tersebut selama 7-10 hari dan efektif diberikan pada 24 jam
pertama setelah timbul lesi.
Konseling dan Edukasi
Edukasi bahwa varisella merupakan penyakit yang self-limiting pada anak yang
imunokompeten. Komplikasi yang ringan dapat berupa infeksi bakteri sekunder.
Oleh karena itu, pasien sebaiknya menjaga kebersihan tubuh. Penderita
sebaiknya dikarantina untuk mencegah penularan.
Kriteria rujukan
a. Terdapat gangguan imunitas
b. Mengalami komplikasi yang berat seperti pneumonia, ensefalitis, dan hepatitis.
Sarana Prasarana
a. Lup
b. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan sel Tzanck
Prognosis
Prognosis pada pasien dengan imunokompeten adalah bonam, sedangkan pada pasien dengan
imunokompromais, prognosis menjadi dubia ad bonam.