Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK MASA REMAJA”

Disusun oleh :
Arian Setyo Budi K2517012
Galeh Pangestu K2517028
Moh. Khoirul Huda K2517042
Regita Vilanny Putri N. K2517058
Yusuf Alvin Bastian K2517070

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERITAS SEBELAS MARET
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena rahmat-Nya lah kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Perkembangan Peserta didik. Judul makalah kami adalah
“Perkembangan Peserta Didik Masa Remaja.”
Dalam makalah ini kami mengangkat beberapa rumusan masalah, salah satunya bagaimana
karakteristik perkembangan pada remaja baik dari pertumbuhan fisik, maupun
perkembangan psikisnya. Selain itu kami menjelaskan beberapa masalah yang terdapat pada
fase remaja. Dalam penyusunan maupun penulisan makalah ini tidak lepas dari kesalahan-
kesalahan. Maka dari itu kami meminta maaf, apabila dalam penyusuna maupun penulisan
terdapat kata-kata yang kurang berkenan di hati. Dengan ini kami ucapkan terima kasih.

Surakarta, 4 Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
1.1 Latar Belakang...........................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................
1.4 Manfaat Penulian.......................................................................
BAB 11 PEMBAHASAN............................................................................
2.1 Pengertian Masa Remaja............................................................
2.2 Ciri-Ciri Masa Remaja...............................................................
2.3 Perkembangan Masa Remaja.....................................................
2.4 Perilaku Masa Remaja...............................................................
BAB III PENUTUP.....................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap manusia memiliki fase perkembangannya masing-masing. Dari fase
perkembangan prenatal, fase perkembangan masa bayi, fase perkembangan masa kanak-
kanak, pase perkembangan masa kanak-kanak akhir, fase remaja, fase dewasa dan awal
madya, hingga fase lanjut usia. Semua fase-fase tersebut memiliki karakteristik yang pasti
berbeda-beda.

Seperti halnya fase remaja. Pada fase ini setring disebut dengan masa transisi. Karena
dalam fase ini terjadi masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Salain itu, pada
fase ini pula banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada seseorang baik dari fisik maupun
dari psikisnya.

Sifar-sifar remaja sebagian sudah tidak menunjukkan sifat-sifat masa kanak-kanaknya,


tetapi juga belum menunjukkan sifat-sifat sebagai orang dewasa. Masa remaja ini mempunyai
cirri yang berbeda dengan masa sebelumnya atau sesudahnya karena berbagai hal yang
mempengaruhinya, sehingga selalu menarik untuk dibicarakan.

Tetapi dari banyaknya perubahan-perubahan yang ada di diri seseorang yang sudah
memasuki masa remaja, tetapi tidak bisa menafikan adanya masalah-masalah yang timbul
dari perubahan tersebut. Banyak remaja yang terjerumus dalam hal-hal yang negative. Dari
latar belakan tersebut, kami mencoba memaparkan masalah mengenai pertumbuhan dan
perkembangna remaja.
1.2. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara lain:
a. Apa pengertian masa remaja?
b. Rentang usia berapakah yang dimaksud masa remaja?
c. Bagaimana karakteristik perkembangan pada remaja baik dari perumbuhan fisik,
maupun perkembangan psikisnya?
d. Apa saja yang mempengaruhi perkembangan seorang remaja?

1.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai
berikut
a. Untuk mengetahui apa itu masa remaja
b. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri khas masa remaja
c. Untuk mengetahui apa saja perkembangan dan perilaku pada masa remaja
d. Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi perkembangan seorang remaja
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Makna Masa Remaja


Masa remaja merupakan masa transisi perkembangan antara masa anak dan masa ke
dewasa, dimulai dari pubertas,yang ditandai dengan perubahan yang pesat dalam
berbagai aspek perkembangan, baik fisik maupun psikis. Secara harfiyah pubertas
berasal dari bahasa latih pubescence (yang berarti “to grow hairy”), yang berarti
tumbuhnya bulu-bulu, seperti bulu di sekitar kelamin, ketiak, dan muka. Secara istilah,
kata pubertas berarti proses pencapaian kematanagan seksual dan kemampuan untuk
bereproduksi.
Masa remaja disebut juga adolescence, yang dalam bahasa latih berasal dari kata
adolescere, yang berarti “to groe into adulthood”. Adolesen merupakan periode transisi
dari masa anak ke masa dewasa, dalam mana terjadi perubahan dalam aspek biologis,
psikologis, dan sosial. Menurut Laurence Steinbreg (2002) ada tiga perubahan
fundamental pada masa remaja yaitu sebagai berikut:
1. Biologis, seperti mulai matangnya alat reproduksi, tumbuhnya buah dada pada
anak wanita, dan tumbuhnya kumis pada anak pria.
2. Kognisi, yaitu kemampuan untuk memikirkan konsep-konsep yang abstrak
(seperti persaudaraan, demokrasi, dan moral), dan mampu berpikir hipotetis
(mampu memikirkan hal-hal yang mungkin terjadi berdasarkan pengalamannya).
3. Sosial, yaitu perubahan dalam status sosial yang memungkinkan remaja
(khususnya remaja akhir) masuk ke peran-peran atau aktivitas-aktivitas baru,
seperti bekerja, atau menikah.

Untuk memahami masa remja ini, pada paparan berikut dijelaskan tentang pendapat
atau pandangan para ahli (filsafat, antropologi, dan psikologi), yaitu sebagai berikut :

1. Aristoteles, berpendapat bahwa aspek terpenting bagi remaja adalah


kemampuannya untuk memilih dan determinasi diri (self-ditermination) sebagai
tanda kematangannya.
2. Jean-Jacques Rousseau, berpendapat bahwa pada usia 15-20 tahun, individu sudah
matang emosinya, dan dapat mengubah sikap selfishness memerhatikan atau
mementingkan diri sendiri) ke interest in others (memerhatikan orang lain).
3. Stanley Hall, sebagai pionir dalam studi ilmiah tentang remaja berpendapat bahwa
adolesen adalah masa storm-and-stress, masa penuh konflik, yaitu sebagai periode
yang berada dalam dua situasi, antara kegoncangan, penderitaan, asmara, dan
pemberontakan dalam otoritas orang dewasa.
4. Margaret Mead, eorang ahli antropologi yang mempelajari masa adolesen bukan
biologis tetapi sosial budaya. Menurut dia bahwa remaja Samoa itu tidak berada
dalam suasana storm-and-stress, bahkan sebaliknya, mereka hidupnya relatif
bebas dari kegelisahan atau stres (tetapi setelah ada penelitian berikutnya, kira-
kira dua dasawarsa setelah itu, kondisi perilaku adolesen telah berubah).
5. Jacqueline Lerner dan kawan-kawan (2009) sebagai ahli yang mempromosikan
Positive Youth Development (PYD) positif, yaitu:
a. Competence, remaja memiliki persepsi positif terhadap aspek sosial,
akademik, fisik, karier, dan sebagainya.
b. Confidence, remaja memiliki keyakinan dan sikap positif, seperti memiliki
self-worth dan self-efficacy.
c. Connection, remaj memiliki hubungan positif dengan orang lain, seperti
dengan keluarga, teman sebaya, guru, dan yang lainnya dalam kehidupan
masyarakat.
d. Character, remaja memiliki sikap respek terhadap peran-peran sosial,
memahami benar-salah atau baik-buruk, dan memiliki integritas.
e. Caring/compassion, remaja menunjukkan perhatian emosional terhadap orang
lain, terutama pada saat mereka sedang berada dalam keadaan duka cita
(distress).
2.2 Karakteristik Remaja
1. Perkembangan Fisik
Masa remaja yang diawali dengan pubertas, adalah masa kematangan fisik yang
sangat cepat, yang meliputi aspek hormonal dan perubahan fisik. Perubahan fisik
pada remaja pria meliputi:
a. Membesarnya ukuran penis dan buah pelir,
b. Tumbuhnya bulu kapuk di sekitar kemaluan, ketiak, dan di wajah,
c. Perubahan suara, menjadi agak membesar (dalam bahasa sunda
“ngagoronggong”)
d. Terjadinya ejakulasi pertama, biasanya melalui masturbasi/onani atau “wet
dream”, (mimpi basah).

Sementara perubahan fisik pada remaja wanita ditandai dengan:

a. Menstruasi pertama (menarche)


b. Mulai membesarnya payudara
c. Tumbuhnya bulu kapuk di sekitar ketiak, dan kelamin
d. Membesar/melebarnya ukuran pinggul.

Puncak pertumbuhan fisik masa pubertas adalah pada usia sekitar 11,5 tahun
bagi remaja wanita, dan 13,5 tahun bagi remaja pria.Aspek hormonal yang
mempengaruhi perkembangan fisik remaja adalah kelenjar endoktrin (endoctrine
glands), yang melibatkan interaksi antara kelenjar hypothalamus (sebuah struktur
dalam porsi otak yang paling tinggi yang memonitor makan, minum, dan seks),
kelenjar pituitary (kelenjar endoktrin yang penting untuk mengontrol
pertumbuhan dan regulasi kelenjar lainnya), dan gonads (kelenjar seks, yang testis
pada pria dan ovaries pada wanita).

2. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan (kapasitas)
individu untuk memanipulasi dan mengingat informasi.
Ditinjaudariperkembangankognitifmenurut Piaget,
masaremajasudahmencapaitahapoperasi formal (operasi=kegiatan-kegiatan mental
tentangberbagaigagasan).
Keating (Adam &Gullotta, 1983) merumuskanlimahalpokok yang
berkaitandenganperkembanganberpikiroperasi formal, yaitusebagaiberikut.
a. Berlainandengancaraberpikiranak-anak, yang
tekanannyakepadakesadarannyasendiridisinidansekarang (here and now),
caraberpikirremajaberkaitaneratdenganduniakemungkinan (word of
possibilities).Remajasudahmampumenggunakanabstraksi-
abstraksidandapatmembedakanantara yang nyatadankonkret yang
abstrakdanmungkin.
b. Melaluikemampuannyauntukmengujihipotesis,
munculkemampuannalarsecarailmiah.
c. Remajadapatmemikirkantentangmasadepandenganmembbuatperencanaand
anmengeksplorasiberbagaikemungkinanuntukmecapainya
d. Remajamenyadaritentangaktivitaskognitifdanmekanisme yang membuat
proses kognitifituefisienatautidakefisien.
e. Berpikiroperasi formal memungkinkanterbukanya topic-topikbaru,
danekspansi (perluasan) berpikir.
3. Perkembangan Identitas Diri (Self-Identity)
Identitasdirimerupakanpotretdiri yang meliputiberbagaihal (Santrock, 2008)
sebagaiberikut.
a. Vocational/career identity, yaitukarierataupekerjaan yang
diinginkanolehseseoranguntukmenjalaninya.
b. Political identity, yaituarahsikappolitikseseorang, sepertiapakahkonservatif,
atau liberal.
c. Religious identity, yaitukeyakinan spiritual seseorang.
d. Relationship identity, yaituterkaitdengan status seseorang, apakahlajang,
sudahmenikah, ataubercerai.
e. Achievment, intellectual identity,
yaitumotivasiseseoranguntukberprestasiataumencapaitingkatintelektualitas
yang tinggi.
f. Sexual identity, yaitumenyangkutorientasiseksualseseorang,
apakahheteroseksual, homoseksual, ataubiseksual.
g. Cultureal/ethnic identity,
yaituterkaitdenganwarisanbudayadanmenjadirujukanidentifikasiseseorangseca
raintensif.
h. Interest identity, yaitusesuatu yang disenangiseseoranguntukmelakukannya,
sepertiolahraga, musik, danhobi.
i. Personality identity, yaituterkaitdengankarakteristikkepribadianindividu,
sepertiintrovertatauextrovert, cemasatautenangbersahabatataubermusuhan.
j. Physical identity, yaitucitraindividuterhadaptubuhnya.
Kapanidentitasdiriindividuberkembang?Menurut Erikson,
identitasdiriindividuberkembangpadausiaremaja,
padatahapperkembangankelimayaituidentity vs identity confusion
(kebingunganidentitas/peran). Erikson
mendefinisikanidentitassebagaikonsepsitentangdiri, penentuantujuan, nilai,
dankeyakinan yang
dipegangteguholehseseorang.Tugasutamaremajaadalahmemcahkankrisisidentitasun
tukdapatmenjadi orang dewasa yang memahamidirinyasecarautuh,
danmemahamiperannya di masyarakat.
Untukmemfasilitasiperkembanganidentitasdiriremaja yang sehat,
adalahmencegahterjadinyakebingunganidentitas, makapihak orang tua di
lingkungankeluarga, guru di lingkungansekolah, dan orang dewasalainnya di
lingkunganmasyarakathendaknyamelakukanhal-halberikut.
a. Membericontohatauteladantentangsikapjujurdanbertanggungjawabdalammenjal
ankanperannyamasing-masing.
b. Menciptakaniklimkehidupansosial yang harmonis, jauhdarigejolakataukonflik.
c. Menciptakanlingkunganhidup yang bersih, tertib, sehat, danindah.
d. Memberikankesempatankepadaremajauntukberpendapat, mengajukangagasan,
atauberdialog.
e. Memfasilitasiremajauntukmewujudkankreativitasnya,
baikdalambidangolahraga, seni, maupunbidangkeilmuan.
4. Perkembangan Emosi
Masaremajamerupakanpuncakemosionalitas, yaituperkembanganemosi yang
tinggi.Pertumbuhanfisik, terutama organ-organ seksual,
memperngaruhiperkembangannyaemosiatauperasaan-perasaandandorongan-
doronganbaru yang dialamisebelumnya, sepertiperasaancinta, rindu,
dankeinginanuntukberkenalanlebihintimdenganlawanjenis.Padausiaremajaawal,
perkembanganemosinyamenunjukkansifatsangat sensitive danreaktifyang
sangatkuatterhadapberbagaiperistiwa, atausituasisosial, emosinyabersifat negative
dan temperamental (mudahtersinggung/marah)
sedangkanremajaakhirsudahmampumengendalikanemosinya.

Mencapaikematanganemosionalmerupakantugasperkembangan yang
sangatsulitbagiremaja. Proses
pencapaiannyasangatdipengaruhiolehkondisisosioemosionallingkungannya,
terutamalingkungankeluarga, dankelompoktemansebaya.
Apabilalingkungantersebutcukupkondusif,
dalamartikondisinyadiwarnaiolehhubungan yang harmonis, salingmempercayai,
salingmenghargaidanpenuhtanggungjawab,
makaremajacenderungdapatmencapaikematanganemosionalnya.

5. Perkembangan Kepribadian
Kepribadianmerupakansistem yang dinamisdarisifat, sikap, dankebiasaan yang
menghasilkantingkatkonsistensiresponindividu yang beragam, (Pikunas,
1976).Sifat-sifatkepribadianmencerminkanperkembanganfisik, seksual,
emosional, social, kognitif, dannilai-
nilai.Masaremajamerupakansaatberkembangnyaidentity
(jatidiri).Perkembangan“identity”merupakanisusentralpadamasaremaja yang
memberikandasarbagimasadewasa.Dapatjugadikatakansebagaiaspeksentralbagike
pribadian yang sehat yang merefleksikankesadarandiri,
kemampuanmengidentifikasi orang lain, danmempelajaritujuan-tujuan agar
dapatberpartisipasidalamkebudayaannya.
6. Perkembangan Sosial
Padamasaremajaberkembang “social cognition”, social cognition”,
yaitukemampuanuntukmemahami orang lain. Remajamemahami orang
lainsebagaiindividu yang unik, baikmenyagkutsifat-sifatpribadi, minatnilai-nilai,
maupunperasaan.Pemahamanini, mendorongremajauntukmenjalinhubungan social
yang lebihakrabdengansebayanya,
baikmelaluijalinanpersahabatanmaupunpercintaan.Dalamhubunganpersahabatan,
remajamemilihteman yang memilikikulaitaspsikologis yang relative
samadengandirinya, baikmenyangkutinteres, sikap, nilai, dankepribadian.
Padamasainijugaberkembangsikap “conformity”,
yaitukecenderunganuntukmenyerahataumengikutiopini, pendapat, nilai,
kebiasaaan, kegemaranataukeinginan orang lain
( temansebaya ).Perkembangansifatkonformitaspadaremajadapatmemberikandamp
ak yang positifmaupun negative
padadirinya.Sebagaicontohapabilakelompoktemansebaya yang di
ikutimemilikibudipekerti yang luhur, rajinbelajar, danaktifdalamkegiatan social
makakemungkinanbesarremajatersebutakanmemnampilkanpribadi yang
baik.Sebaliknyaapabilakelompokanyaitumenampilkansikap yang
tidaksesuaidenganilai – nilai moral
makasangatdimungkinkanremajaakanmenampilkanperilakusepertikelompokterseb
ut.
7. Perkembangan Moral
Melalui pengalaman atau berinteraksi sosial dengan orangtua, guru, teman
sebaya, atau orang dewasa lainnya, tingkat moralitas remaja sudah lebih matang
jika dibandingkan dengan usia anak. mereka sudah lebih mengenal tentang nilai-
nilai moral atau konsep-konsep moralitas, seperti kejujuran, keadilan, kesopanan,
dan kedisiplinan.
Pada masa ini muncul dorongan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang
dapat dinilai baik oleh orang lain. Remaja berperilaku bukan hanya untuk
memenuhi kepuasan fisiknya, tetapi psikologis (rasa puas dengan adanya
penerimaan dan penilaian positif dari orang lain tentang perbuatannya).
Keragaman tingkat moral remaja disebabkan oleh faktorr penentunya yang
beragam juga. Salah satu faktor penentu atau yang mempengaruhi perkembangan
8. Perkembangan Kesadaran Beragama
Menurut agama masaremajamerupakanmasa starting point
dimanaremajasudahseharusnyamelaksanakannilai – nilaiatauajaran agama
dalamkehidupannya.Masaremajasudahmasukkelompokmukallaf (sudahbaliqh)
yaitu orang yang sudahmempunyaikewajibanuntukmelaksanakanperintah Allah
danmenjauhilaranganNya.
Sebagaimukallafremaja di
tuntutuntukmemilikikeyakinandankemampuanmengaktualisasinilai – nilaiagama
dalamkehidupansehari - hari, baik di lingkungankeluarga, sekolahdanmasyarakat.
2.3 Rentang Usia dan Ciri-Ciri Remaja.
Secara umum, masa remaja dibagi menjadi dua bagian, yaitu awal masa dan
akhir masa remaja. Garis pemisah antara awal masa remaja dan akhir masa remaja
teletak kira-kira disekitar usia 17 tahun, usia saat mana rata-rata setiap remaja
memasuki sekolah menengah tingkat atas.
Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari usia 13 tahun – 16/17 tahun, dan
akhir masa dewasa bermula dari usia 16/17 tahun – 18 tahun yaitu usia matang secara
hukum. Dengan demikian akhir masa dewasa remaja merupakan periode yang sangat
singkat. Menurut Mappiare, rentang usia remaja berlangsung antara umur 12 sampai
dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia
remaja tersebut adalah remaja awal dan usia 17/18 tahun sampai 21/22 tahun yaitu
remaja akhir.
Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang kahidupan,
masa remaja mempunyai cirri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode
sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut antara lain :
a. Masa remaja sebagai periode yang penting
Dalam membahas akibat fisik pada masa remaja, Tanner mengatakan :
Bagi sebagian besar anak muda, usia antara dua belas dan enam belas
tahun merupakan tahun kehidupan yang penuh kejadian sepanjang
menyangkut pertumbuhan dan perkembangan. Tak dapat dirangkal, selama
kehidupan janin dan tahun pertama dan tahun kedua setelah kelahiran,
perkembangan berlangsung semakin cepat, dan lingkungan yang baik
semakin lebih menentukan, tetapi yang bersangkutan sendiri bukanlah
remaja yang memperhatikan perkembangan atau kurangnya perkembangan
dengan kagum, senang atau takut.
Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya
perkembangan mental yang cepat, terutama pada awal masa remaja.
Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan
perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan
Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang
telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari satu
tahap perkembangan ketahap berikutnya. Artinya, apa yang terjadi
sekarang dan yang akan datang, seperti dijelaskan oleh Osterrieth.
“Struktur psikis anak remaja berasal dari masa kanak-kanak, dan banyak
ciri yang umumnya dianggap sebagai ciri khas masa remaja sudah ada
pada akhir masa kanak-kanak”.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan
Selama awal remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat
perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Adaempat
perubahan yang hampir bersifat universal.
1. Meningginya emosi, yang intensitasnya bergantung pada tingkat
perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Perubahan emosi
biasanya terjadi selama masa awal remaja dan meningginya
emosi lebih menonjol pada awal periode akhir masa remaja.
2. Perubahan, tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh
kelompok sosial, untuk dipesankan menimbulkan masalah baru.
Dan pada masa ini, remaja akan tetap merasa ditimbuni masalah,
sampai ia sendiri menyelesaikannya menurut kepuasannya.
3. Dengan berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai
juga berubah. Yang terjadi pada masa kanak-kanak dianggap
penting dan setelah dewasa, semua itu tidak penting lagi.
4. Sebagian besar remaja bersikap ambiralen terhadap setiap
perubahan. Mereka menginginkan dan menuntut kebebasan,
tetapi mereka takut untuk bertanggung jawab dan akibatnya
meragukan kemampuan untuk dapat mengatasi tanggung jawab
tersebut.
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah
masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik anak laki-laki
maupun anak perempuan. Ada beberapa alasan bagi kesulitan itu, yaitu
sepanjang masa kanak-kanak masalah diselesaikan orang tua dan guru-
guru, sehingga remaja sulit untuk mengatasi masalahnya sendiri dan ada
pula remaja itu sudah merasa mandiri, sehingga tidak membuktikan
bantuan orang tua atau guru-guru untuk menyelesaikan masalahnya.
e. Masa remaja sebagai masa menceri identitas
Sepanjang usia akhir masa kanak-kanak, penyesuaian diri dengan
kelompok adalah lebih penting bagi anak yang telah besar daripada
individualitas, seperti dalam hal berpakaian, berbicara dan perilaku.
Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan
kelompok masih tetap penting. Lambat laun mereka mulai mendamkan
identitas diri dan tidak puas lagi sama dengan teman-temannya dalam
segala hal, seperti sebelumnya.
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Anggapan Stereotip budaya, bahwa remaja adalah anak-anak yang
tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak,
menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi
kehidupan remaja muda, takut bertanggung jawab dan bersikap tidak
simpatik terhadap prilaku remaja yang normal.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca berwarna
merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang
ia inginkan, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik ini,
tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-
temannya, menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri dari
awal masa remaja. Semakin tidak realistik cita-citanya, maka ia akan
semakin marah.
Remaja juga akan semakin sakit hati dan kecerwa, apabila orang lain
mengeluarkannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang
ditetapkannya sendiri.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja
menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun. Berpakaian
dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belum cukup. Oleh karena itu,
remaja mulai tergoda pada perilaku orang dewasa, seperti merokok,
minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam
perbuatan seks. Karena mereka menganggap dengan melakukan yang
2.4 PerkembanganpadaMasaRemaja
1. PerkembanganFisik Remaja.
Masa remaja merupakan salah satu diantra 2 masa rentang kehidupan individu,
dimana terjadi perkembagan fisik yang sangat pesat.
a. Hormon – Hormon Seksual
Dalam perkembangan hormon-hormon seksual remaja, ditandai dengan ciri-ciri
yaitu ciri-ciri seks primer dan sekunder.
 Ciri-Ciri Seks Primer
Pada masa remaja primer ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan
testis yaitu pada tahun pertama dan kedua. Kemudian tumbuh secara lebih
lambat, dan mencpai ukuran matangnya pada usia 20 tahun. Lalu penis
luai bertambah panjang, pembuluh mani dan kelenjar prostate semakin
membesar. Matangnya organ-organ seks tersebut memungkinkan remaja
pria (sekitar 14-15 tahun) mengalami “mimpi basah”.
Pada remaja wanita, kematangan orga-organ seksnya ditandai dengan
tumbuhnya rahim vagina dan ovarium secara cepat pada masa sekitar 11-
15 tahun untuk pertama kalinya mengalami “menarche” (menstruaasi
pertama). Menstruasi awal sering disetai dengan sakit kepala, sakit
punggung dan kadang-kadang kejang serta merasa lelah, depresi dan
mudah tersinggung.
 Ciri-Ciri Seks Sekunder

Wanita Pria
1. Tumbuh rambut pubik/ bulu 1. Tumbuh rambut pubik/bulu
kapok disekitar kemaluan kapok disekitar kemaluan
dan ketiak dan ketiak
2. Bertambah besar buah dada 2. Terjadi perubahan suara
3. Tumbuh kumis
3. Bertambah besarnya pinggul
4. Tumbuh gondok laki /
jakun.
b. Pubertas
 Perubahan eksternal
Perempuan Laki-laki
1. Tinggi Usia 17 dan 18 tahun Rata-rata anak laki-laki setahun
mencapaitinggi yang sesudahnya.
matang.
2. Berat Peruahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan
perubahan tinggi
3. Proporsi Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai
tubuh perbandingan tubuh yang baik.
 Perubahan internal
 Sistem Pencernaan : Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi
terlampau berbentuk pipa, usus bertambah besar, hati bertambah
berat dan kerongkongan bertambah panjang.
 Sistem Peredaran Darah : Jantung tumbuh pesat selama masa
remaja, pada usia 17-18 tahun beratnya 12 kali berat pada waktu
lahir.
 Sistem Pernapasan : Kapasitas paru-paru remaja perempuan
hamper matang pada usia 17 tahun, remaja laki-laki mencapai
tingkat kematnagn beberapa tahun kemudian.
 Jaringan Tubuh : Perkemngan kerangka berhenti rata-rata pada usia
18 tahun Jaringan. Selain tulang terusberkembang sampai tulang
mencapai umuran matang, khususnya bagi perkembangan jaringan
otot.

2. Perkembangan Psikologis Remaja


1. Pembentukan Konsep Diri
Secara psikologi, kedewasaan adalah keadaan berupa sudah ada cirri-ciri
psikologis tertentu pada seseorang. Cirri-ciri psikologi tersebut menurut A.W.
Allport adalah sebagai berikut :
a. Pemekaran diri sendiri (extention of the self), yang ditandai dengan kemampuan
seseorang untuk menganggap orang ; hal lain sebagai bagian dari dirinya sendiri juga.
b. Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif (self objectivication) ditandai
dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri (self insight) dan
kemampuan unutk menangkap humor (sense of humor) termasuk yang menjadikan
dirinya sendiri sebagai sasaran.
c. Memiliki falsafah hidup tertentu dengan tepat tempatnya dalam rangka susunan
objek-objek lain di dunia.

Khusus pada diri remaja proses perubahan itu merupakan hal yang harus terjadi
karena dalam proses pematangan kepribadiannya remaja sedikit demi sedikit memunculkan
kepeermukaan sifat-sifat dirinya yang sesungguhnya yang harus berbenturan dengan
rangsangan dari luar. Oleh karena itu, inti dari tugas perkembangan menurut Richmond dan
shlanshy, seperti yang dikutip oleh Sarlito adalah “memperjuangkan kebebasan”. Sedangkan
menemukan bentuk kepribadian yang khas dalam periode ini, belum menjadi sasaran utama.
Jadi, dalam proses pembentukan konsep diri teman lebih besar pengaruhnya dari pada ibu dan
ayah . karena perasaan negative justru lebih besar pada orang tua. Demikian pola perasaan
keterbukaan.

2. Perkembangan Inteligensi
Masa remaja adalah suatu periode kehidupan di mana kapasitas untuk memperoleh
dan menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya. Hal ini adalah karena
selama periode remaja ini, proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan.
Ketika kemampuan kognitif mereka mencapai kematangnan, kebanyakan anak remaja mulai
memikirkan tentang apa yang diharapkan dan melakukan kritik terhadap masyarakat mereka.
Ada ahli yang berpandangan bahwa adalah keliru jika dianggap IQ bisa ditingkatkan,
walaupun perkembangan IQ dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Yang sebenarnya
terjadi adalah :
- Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) sehingga ia mampu berpikir
reflektif.
- Banyaknya pengalaman dan latihan – latihan memecahkan masalah, sehingga ia dapat
berpikir proporsional.
- Adanya kebebasan berpikir
.
Pengklasifikasian IQ
IQ Klasifikasi % di antara
pnduduk di dunia
Sampai Terbelakang 2,2
dengan 67
68-79 Perbatasan 6,7
80-90 Kurang dari rata-rata 16,1
91-110 Rata-rata 50,0
120-127 Superior 6,7
128 Sangat superior 2,2

Kemampuan mental remaja pada tahun pertama remaja akhir dan seterusnya, jika
tidak mendapatkan gangguan-gangguan lain ( lingkungan social, emosi dan sebagainya)
mengalami perjalanan kemampuan berpikir yang stabil. Maka membimbing atau
mengkonseling remaja akhir lebih lancer dibandingkan dengan membimbing remaja awal.

3. Perkembangan Moral dan Religi


Moral berasal dari kata latin mores yang artinya tata cara dalam kehidupan, adapt
istiadat, atau kebiasaan. Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang berbagai
masam perilaku yang harus dipatuhi. Moral adalah ajaran tentang baik buruk suatu perbuatan
dan kelakuan, akhlak, kewajiban dan sebagainya.
Moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja, terutama sebagai pedoman
menemukan identitas dirinya, mengembangkan hubungan personal yang harmonis, dan
menghindari konflik – konflik peran yang selalu terjadi dalam masa transisi.
Ada 2 perlakuan remaja akhir yang dapat timbul dalam situasi sosialnya.
1. Moral dan etnis digunakan oleh remaja sebagai patokan dalam menilai tatanan
masyarakat tidak memuaskannya.
2. Remaja justru ikut hanyut dalam kebobrokan praktek moral (kalau ada)

Tahap – tahap perkembangan moral dapat dibagi sebagai berikut :


1. Tingkat Prakonvensional
Pada tingkat ini, anak tanggap terhadap aturan-aturan budaya, dan terhadap ungkapan-
ungkapai budaya mengenai baik buruk, benar salah. Akan tetapi, hal ini semata-mata
ditafsirkan dari segi sebab akibat fisik atau kenikmatan perbuatan (hukuman, keuntungan,
pertukaran dan kebaikan).
2. Tingkat Konvensional
Pada tingkat ini, anak hanya menuruti harapan keluarga, kelompok atau bangsa. Ia
memandang bahwa hal tersebut bernilai bagi dirinya sendiri, tanpa mengindahkan akibat
yang segera dan nyata. Sikapnya bukan hanya konformitas terhadap harapan pribadi dan tata
tertib social, melainkan juga loyal (setia) terhadapnya dan secara aktif mempertahankan,
mendukung dan membenarkan seluruh tata tertib atau norma-norma tersebut serta
mengidentifikasi diri dengan kelompok orang tua atau kelompok yang terlibat didalamnya.
3. Tingkat Pasca-Konvensional (otonom/berlandaskan prinsip)
Pada tingkat ini terdapat usaha yang jalas untuk merumuskan nilai-nilai dan prinsip moral
yang memiliki keabsahan dan dapat diterapkan, terlepas dari otoritas kelompok atau orang
yang berpegang pada prinsip-prinsip itu dan terlepas pula dari identifikasi individu sendiri
dengan kelompok tersebut.
Selama masa remaja ada beberapa pola perubahan perkembangan minat religiusnya
yaitu :
- Periode kesadaran religius
- Periode keraguan religius
- Periode Rekonstruksi religius
Lambat/cepat remaja membutuhkan kayakinan religius/agama meskipun ternyata
keyakinan pada masa kanak-kanak tidak lagi memuaskan.
2.1.1 Perkembangan Psikososia Remaja
- Pencarian identitas
James Mercia dkk mengungkapkan bahwa ada 4 alternatif bagi remaja dalam menguji
diri dan pilihan – pemilihannya yaitu sebagai berikut :
1. identity Achiemenet, bahwa setelah remaja memahami polihan yang realistic, maka
harus membuat pilihan dan perilaku sesuai dengan pilihannya.
2. Identity Foreclosure, berarti menerima pilihan orang tua tanpa pertimbangan pilihan-
pilihan
3. Identity Diffusion, berarti kebingungan tentang siapa dirinya, dan mau apa dalam
hidupnya
4. Moratorium, yang meurut Erikson berarti penundaan dalam komitmen remaja
terhadap pilihan-ilihan aspek pribadi okupasi.

Dalam pencarian identitas ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain :
1. iklim keluarga, yaitu yang berkaitan dengan interaksi sosio emosional antara anggota
keluarga dan sikap dan perlakuan orang tua terhadap anak.
2. Tokoh idola, yaitu orang-orang yang dipersepsi oleh remaja sebagai figure yang
memiliki posisi dimasyarakat.
3. Peluang pengembangan diri, yaitu kesempatan untuk melihat kedepan dan menguji
dirinya dalam setting (adegan) kehidupan yang beragam.
Remaja dapat dipandang telah memiliki identity yang matang (sehat), apabila sudah memiliki
pemahaman dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, peran – perannya
dalam kehidupan social (di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat) dunia kerja dan nilai-
nilai agama.
2. Pengaruh Kuat Teman Sebaya Vs Penyesuaian Diri Remaja
Perkembangan kehidupan social remaja juga ditandai dengan gejala meningkatnya
pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Sebagian besar waktu yang dihabiskan
untuk berhubungan atau bergaul dengan teman sebaya mereke. Dalam suatu investigasi,
ditemukan bahwa anak berhubungan dengan teman sebaya 10% dari waktunya setiap hari
pada usia 2 tahun 10% pada usia 4 tahun dan lebih dari 40 % pada usia antara 7-11 tahun .
Meskipun selama masa remaja kelompok teman sebaya memberikan pengaruh yang
besar, namun orang tua tetap memainkan peranan yang penting dalam kehidupan remaja. Hal
ini karena antara hbungan dengan orang tua dan hubungan dengan teman sebaya memberikan
pemenuhan akan kebutuhan yang berbeda dalam perkembangan remaja. Mreka percaya
bahwa teman sebaya akan memahami perasaan – perasaan mereka dengan lebih baik
dibandingkan dengan orang-orang dewasa.
demikian akan memberikan citra yang mereka inginkan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Pada masa ini
banyak perubahan-perubahan yang terjadi baik dari fisik maupun psikis dari seorang yang sudah
memasuki masa remaja ini. Perubahan fisik yang terjadi di diri seorang yang remaja yaitu
pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi).Selanjutnya, mulai berfungsinya
alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-
tanda seksual sekunder yang tumbuh. Selain dari pada itu dari segi psikisnya juga mulai
berkembang baik dari perkembangan kognitif, emosi, sosial, moral, kepribadian, dan kesadaran
agamanya. Dari perkembangan tersebut, remaja menjadi diri yang akan membawanya ke masa
remaja.
Oleh Havighurst perkembangan tersebut dinyatakan sebagai tugas yang harus diperlajari, dan
dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya. Oleh karena itu, setiap remaja harus
menuntaskan setiap tugas yang ada di fase remaja. Karena pada hakikatnya tugas perkembangang
ini berkaitan dengan sikap, perilaku, atau ketrampilan yang seyogyianya dimiliki oleh individu,
sesuai dengan usia atau fase perkembangannya.
Remaja sebagai individu sedang berada dalam proses berkembangan atau menjadi
(becoming) yaitu berkembang kearah kematangan atau kemandirian. Disamping terdapat suatu
keniscayaan bahwa proses perkembangan individu tidak selalu berlangsung secara mulus atau
sterill dan masalah. Dengan kata lain proses perkembangan itu selalu berjalan dalam alur yang
linier, lurus/searah degan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut, karena bayak faktor yang
menghambatnya.

3.2 Saran
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja menimbulkan berbagai konflik
batin maupun psikis.Orang tua harus benar-benar memahami konsekuensi perubahan
pada remaja.Sementara itu, perawat dapat dijadikan tempat konseling untuk remaja
sebagaimana peran perawat dan sebagai perawat yang menghadapi permasalahan remaja
senantiasa memberikan bimbingan atau konseling yang baik atau yang tidak
memojokkan remaja tersebut dalam masalah yang dihadapinya.

Anda mungkin juga menyukai