Anda di halaman 1dari 15

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1. KONSEP DASAR
1.1.1. PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai
secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian
selama proses persalinan, bayi lahir secara spontan dalam presentasi
belakang kepala pada usia kehamilan 37-42 minggu lengkap dan setelah
persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat.
Persalinan normal adalah suatu proses dimana seorang wanita
melahirkan bayinya yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan
memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran plasenta
dan selaputnya, dimana proses persalinan ini akan berlangsung selama 12-
14 jam (Meyles. 1996)
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) dalam waktu 18
jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo.
2002).

1.1.2. ETIOLOGI/PATOFIOLOGI PERSALINAN


Sebab –sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas,
namun ada beberapa faktor yang memegang pernan penting sehingga
menyebabkan persalinan.
Beberapa teori yang menyebabkan mulainya pesalinan adalah sebagai
berikut:
1. PENURUNAN KADAR PROGESTERON
Profgesteron menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya
estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen dalam darah, tetapi
pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul “ hit”
Proses penuaan placenta terjadi mulai kehamilan 28 minggu,
terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami
penyempitan dan buntu, progesteron mengalami penurunan, sehingga
otot rahim lebih sensitive terhadap oxitosin. Akibatnya otot rahim mulai
kontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.
2. TEORI OXITOSIN
Oxitosin dikeluarkan oleh kelenjar “Hipofisi Parst Posterior”.
Perubahan kesimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah
sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontarksi “Braxton
Hicks” diakhir kehamilan kadar progesterone menurun shingga oxitosin
bertambah dan meningkatkan aktivitas otot-otot rahim yang memicu
terjadinya kontraksi, sehingga terdapat tanda-tanda persalinan.
3. KEREGANGAN OTOT-OTOT
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu. Setelah melewati batas tertentu terjadi kontarksi sehingga
persalinan dapat dimulai, seperti halnya dengan bladder dan lambang,
bila dindingnya teregang oleh isi yang bertambah, maka timbul
kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Demikian pula dengan rahim dengan majunya kehamilan, makin
teregang otot-otot rahim dan makin rentan.
4. PENGARUH JANIN
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupanya juga memgang
peranan karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari
biasa, karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian kortikosteroid
dapat menyebabkan maturasi janin, dan induksi (mualinya) persalinan.
5. TEORI PROSTAGLANDIN
Konsentrasi protaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15
minggu yang dikeluarkan oleh desidva, juga diduga menjadi salah satu
penyebab permulaan persalinan.
Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan
kontarksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar.

TANDA DAN GEJALA PERSALINAN


Untuk mendukung deskripsi tentang tanda dan gejala persalinan, akan dibahas
materi sebagai berikut:
1. Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat
a. Lightening
Peristiwa turunnya (densus) kepala dalam pelvis, terjadi dalam waktu 2-4
minggu sebelum kelahiran pada primi para dan dapat terjadi pada saat
melahirkan multipara
b. False labar atau HIS palsu
3 atau 4 minggu sebelum persalinan, ibu hamil merasakan his pendahuluan yang
sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi “Braxton Hicks”
c. Polli kisunia
Pada akhir bulan ke 1 x hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium kendor,
fundus uteri lebih rendah dari kedudukannya dan kepala janin sudah mulai
masuk kedalam pintu atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandun kencing
tertekan sehingga merangsang untuk sering kencing.
d. Perubahan ceruix
Pada akhir bulan ke 1 x hasil pemeriksaan cervix menunjukkan bahwa ceruix
menjadi lebih lembut, kadang terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan ini
berbeda untuk masing-masing ibu hamil. Pada multipara sudah terjadi
pembukaan 2 cm, pada primipara sebagian besar masih tetutup.
e. Energy sport
Beberapa ibu hamil akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28 jam
sebelum persalinan mulai.
f. Gastrointestinal upsets
Beberpa ibu hamil mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare,
obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap sistem
pencernaan.
2. Tanda-tanda Persalinan Asli
2.1 Timbulnya kontarksi uterus
Biasa juga disebut “HIS PERSALINAN” yaitu his pembukaan yang mempunyai
sifat sebagai berikut:
a. Nyeri lingkar dari panggung memancar keperut bagian depan
b. Pinggang sakit dan menjalar kedepan
c. Sifatnya teratur, interval makin lama makin pendek, kekuatan makin besar
d. Mempunyai pengaruh terhadap pendataan/pembukaan cervix
2.2 Makin beraktifitas kekuatan kontraksi bertambahpenipisan dan pembukaan
cerviks.
Ditandai dengan adanya pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula
2.3 Bloody Show
Lendir disertai darah dari jalan lahir ini disebabkan oleh lepasnya selaput janin
pada bawah segmen rahim hingga beberapa capiler darah terputus.
2.4 Premature Repture of Membere
Adalah keluarnya cairan banyak dan sekonyong-konyong dari jalan lahir
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN
1. Power (kekuatan kontraksi)
Power mengacu kepada kekuatan kontraksi uterus. Kontraksi uterus akan
menghasilkan penipisan (effacement) dan dilatasi serviks yang lengkap. Kontraksi
uterus yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada serviks disebut dengan his
(lockhart, 2014).
Sifat his yang normal adalah sebagai berikut:
1. Kontraksi terjadi dengan pola seperti gelombang
2. Dimulai pada suatu tempat dalam segmen atas uterus, lalu membangun dirinya
semakin intensif untuk kemudian menjalar kebawah disepanjang uterus.
3. Relaksasi uterus terjadi dengan cara yang sama
4. Otot rahim yang berkontraksi tidak akan kembali kebentuk semula sehingga
terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim
5. Setiap his mengakibatkan perubahan pada serviks yaitu menipis dan membuka
2. PASSAGE (jalan lahir)
Pessage atau jalan lahir berartilintasan yang harus dijalani oleh janin sebelum
meninggalkan uterus ibunya. Jalur lintasan ini meliputi rongga pelvis ibu dan
jaringan lunak.
 Rongga Pelvis
Bentuk pelvis juga dapat menentukan kemampuan dan kemudahan bayi untuk
melewatinya. Tulang panggul terdiri atas os coxae (cos ilium, os ischium, os
pubis), os sacrum dan os coccygis. (Sujiyatini, 2011 hal 29)
 Panggul palsu/false pelvis/pelvis mayor
Yaitu bagian pintu atas panggul dan tidak berkaitan dengan persalinan
 Pintu Atas Panggul (PAP)
Bagian anterior pintu atas panggul, yaitu batas panggul sejati dibentuk oleh tepi
atas tulang pubis. Bagian lateral dibentuk oleh lenia iliopektenia. Yaitu
sepanjang tulang inominata.
Bagian posteriornya dibentuk oleh bagian anterior tepi atas sakrum dan
promontorium sakrum.
 Panggul sejati/true pelvis (pelvis minor)
Bentuk pelvis menyerupai saluran seperti sumbu melengkung kedepan. Pelvis
minor terdiri atas : pintu atas panggul (PAP) yang disebut “Pelvic Inlet”. Bidang
tengah panggul terdiri dari bidang luas dan bidang sempit panggul.
 Pintu bawah panggul
Yaitu batas bawah panggul menyerupai intan, dibagian anterior dibatasi oleh
lengkung pubis, dibagian literal oleh tuberosisitas iskium, dan bagian posterior
(belakang) oleh ujung koksigeum.
 Bidang Hodge
Adalah bidang semu sebagai pedoman untuk menentukan kemajuan persalinan,
yaitu seberapa jauh penurunan kepala melalui pemeriksaan dalam/vagina
toucher (VT).
Adapun bidang hodge sebagai berikut:
1. Hodge I
Bidang yang setinggi Pintu Atas Panggul (PAP) yang dibentuk oleh
promontorium, artikulasio sakro iliaca, sayap sakrum, linia inominata,
ramus superior os pubis, dan tepi atas symphisis pubis.
2. Hodge II
Bidang setinggi pinggir bawah symfisis pubis berhimpit dengan PAP
(Hodge I)
3. Hodge III
Bidang setinggi spina ischiadika berhimpit dengan PAP (Hadge I)
4. Hodge IV
Bidang setinggi ujung os coccygis berhimpit dengan PAP (Hodge I)
 Jaringan Lunak Panggul
Jaringan lunak panggul memiliki peranan penting dalam persanilan. Segmen
bawah uterus akan mengembang untuk menampung isi intrauteri seperti halnya
dengan segmen atas yang menebal. Serviks akan tertarik keatas dan melewati
presenting part ketika bagian ini turun (mengalami denensus). Kanalis vagina
akan mengalami disternsi untuk mengakomodasi pelintasan janin tersusun atas:
a. Segmen bawah uterus, serviks uteri, vagina, muskulus dan ligamentum yang
menyelubungi dinding dalam dan bawah panggul
b. Perineum
Daerah yang menutupi pintu bawah panggul, terdiri dari:
Regio analis dan regio uragenitalis
3. PASSANGER (JANIN)
Passnger mengacu pada janin dan kemampuannya bergerak turun melewati jalan
lahir (passage).
Faktor-faktor yang mempengarhui passanger:
a. Kranium janin
Ukuran kranim sangat penting karena menentukan pelintasan janin yang
melewati jalan lahir. Kranium dengan diameter yang paling kecil merupakan
bagian pertama yang memasuki pintu atas panggul kepala dapat melakukan
gerakan fleksi dan ekstensi sampai 45 derajat dan kemudian rotasi 180 derajat,
gerakan ini memungkinkan diameter terkecil kranium bergerak turun
disepanjang jalan lahir dan melintasi panggul ibu.
Diameter kranium janin aterm:
- Diameter oksipitomentalis 13,5 cm
- Diameter suboksipito bregmatika 9,5 cm
- Diameter oksipitofrontalis 11,75 cm
b. Presentasi Janin
- Bagian tubuh janin yang pertamakali memasuki PAP dan terus melalui jalan
lahir saat persalinan mencapai atern.
- Bagian presentasi adalah bagian tubuh janin yang pertama kali teraba oleh
jari pemeriksa saat pelakukan pemeriksaan dalam.
- Bagian presentasi : presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu,
presentasi muka dan lain-lain.
c. Letak janin
Hubungan antara sumbu panjang janin (punggung), terhadap sumbu panjang
(punggung) ibu.
Letak janin : memanjang, melintag, obliq/miring, letak janin memanjang : letak
kepala, letak bokong
d. Sikap janin
Hubungan bagain tubuh janin yang satu dengan yang lain, hal ini sebagian
merupakan akibat pola pertumbuhan janin dan sebagian akibat penyesuaian
janin terhadap bentuk rongga rahim.
Sikap fleksi: umum (punggung janin sangat fleksi), kepala fleksi kearah sendi
lutut, tangan disilangkan didepan thoraks dan tali pusat terletak diantara lengan
dan tungkai.
e. Posisi janin
Hubungan antara bagian presentasi cocciput, sucrum, mentum, sinsiput/puncak
kepala menengadah) yang merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian
terbawah janin, apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang, terhadap
empat kuadran panggul ibu, misal : pada letak belakang kepala (LBK) ubun-
ubun kecil (UUK) kiri depan, UUK kanak belakang.
f. Plasenta
Plasenta adalh produk kehamilan yang akan lahir mengiringi kelahiran janin
yang berbentuk bundar atau oval, ukuran diameter 15-20 cm, tebal 2-3 cm, berat
plasenta 500-600 gram.
Letak plasenta yang normal: pada corpus uteri bagian depan atau bagian
belakang, agak kearah fondus uteri.
Bagian plasenta : permukaan maternal, permukaan fetal, selaput ketuban, tali
pusat.
g. Air ketuban
- Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500 cc.
- Ciri-ciri air ketuban: berwarna putih keruh, berbau ami, dan berasa manis,
reaksinya agak alkalis dan netral, dengan berat jenis 1,008.
- Komposisi air ketuban : terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea, asam
uric, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks caseosa, dan garam
organic. Kadar protein kira-kira 2,6 % gram per liter, terutama albumin.
- Fungsi air ketuban : pada persalinan selama selaput ketuban masih utuh,
cairan amnion/air ketuban melindungi plasenta dan tali pusat dari tekanan
kontraksi uterus. Cairan ketuban juga membantu penipisan dan dilatasi
cerviks.
4. PSIKOLOGIS
Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang ibu dan
keluarga. Banyak ibu yang mengalami psikis (kecemasan, keadaan emosional)
dalam menghadapi persalinan, hal ini perlu diperhatikan oleh penolong persalinan.
Perasaan cemas, khawatir akan mempengaruhi hormone stress yang akan
mengakibatkan komplikasi persalinan.
5. PENOLONG
Penolong persalinan perlu kesiapan dan menerapkan asuhn sayang ibu. Asuhan
sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya kepercayaan dan keinginan ibu.
Prinsip umum dari asuhan sayang ibu yang harus diikuti oleh bidan adalah:
a. Rawat ibu dengan penuh hormat
b. Mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikatakan ibu
Hormati pengetahuan dan pemahaman mengenai tubuhnya. Ingat bahwa
mendengar sama pentingnya memberikan nasehat.
c. Menghargai hak-hak ibu dan memberikan asuhan yang bermuitu serta sopan
d. Memberikan asuhan dengan memberikan privasi
e. Selalu menjelaskan apa yang akan dikerjakan sebelum anda melakukannya serta
meminta ijin dahulu
f. Selalu mendiskusikan temuan-temuan kepada ibu, serta kepada siapa saja yang
ia inginkan untuk berbagi informasi
g. Selalu mendiskusikan rencana dan intervensi serta pilihan yang sesuai dan
tersedia bersama ibu
h. Mengizinkan ibu untuk memilih siapa yang akan menemaninya selama
persalinan, kelahiran dan pasca salin.
i. Mengizinkan ibu menggunakan posisi apa saja yang diinginkan slama
persalinan dan kelahiran.
j. Menghindari penggunaan suatu tindakan medis yag tidak perlu (episiotomy,
pencukuran, dan anema)
k. Memfasilitasi hubungan dini antara ibu dan bayi baru lahir (bounding and
attachment)

TAHAP-TAHAP PERSALINAN
1. Kala I Persalinan
Dimuali sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks, hingga mencapai
pembukaan lengkap (10 cm). persalinan kala I berlngsung 18-24 jam dan terbagi
menjadi 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif.
a. Fase laten persalinan
- Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
servix secara bertahap
- Pembukaan servix kurang dari 4 cm
- Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
b. Fase aktif persalinan
Terbagi menjadi 3 fase yaitu fase akselerasi, dilatasi maximal dan deselarasi.
- Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10
menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih)
- Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm atau
lebih perjam hingga pembukaan lengkap (10 cm)
- Terjadi penurunan bagin terendah janin
Perbedaan proses pematangan dan pembukaan cervix pada primigravida dan
multipara:
1. Pada primigravida terjadi penipisan serfiks terlebih dahulu sebelum terjasi
pembukaan, sedangkan pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan
sebelumnya, sehingga langusng terjadi proses penipisan dan pembukaan.
2. Pada primigravida periode kala I lebih lama (±20 jam), multipara (±14 jam),
karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida
memerlukan waktu lebih lama.
2. Kala II Persalinan
Dimulai pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pad bayi telah lahir lengkap.
Pada kala II His menjadi lebih kuat, lebih sering dan lebih lama. Selaput ketuban
mungkin juga sudah pecah/baru pecah spontan pada awal kala II ini.
Rata-rata waktu untuk keseluruhan proses kala II pada primigravida ±2 jam, dan
multipara 1 jam.
Sifat His, frekuensi 3-4 kali/10 menit. Refleks mengejan terjadi juga akibat
stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala)
yang menekan anus dan rectum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengn
kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan
bayi. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum
meregang. Dengan his, mengejan maksimal, kepala janin dilahirkan dengan
subocciput dibawah symphisis, dan dahi muka dagu melewai perinium, setelah his
istirahat sebentar, lalu his akan mulai lagi untuk mengeluarkan anggota badan bayi.
3. Kala III Persalinan
Kala III berlangsung dari lahirnya bayi sampai dengan lahirnya plasenta secara
lengkap dari dinding uterus. Baiasanya plasenta lepas dalam waktu 5.30 menit
setelah kelahiran bayi dan keluar spontan Peregangan Tali Pusat Terkendali (PTT)
dilanjutkan pemberian oksitosin untuk kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan.
Tanda-tanda pelepasan plasenta:
- Perubahan ukuran dan bentuk uterus
- Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong keatas karena plasenta sudah
terlepas dari segmen bawah rahim.
- Tali pusat memanjang
- Semburan darah tiba-tiba
4. Kala IV Persalinan
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah itu.
Paling kriti skarena proses perdarahan berlangsung.
Masa 1 jam setelah plasenta lahir.
Pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, 30 menit pada
jam kedua setelah persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantau lebih
sering.
Obesrvasi insentif karena perdarahan yang terjadi pada mas ini.
Observasi yang dilakukan:
1. Tingkat kesadaran penderita
2. Pemeriksaan tanda vital
3. Kontraksi uterus
4. Perdarahan, dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.
7 Langkah pemantauan yang dilakukan kala IV.
1. Kontraksi rahim
2. Perdarahan
3. Kandung kencing
4. Luka-luka
Derajat liserasi:
Derajat I : Meliputi mukosa vagina, fourchette dan kulit perineum . pada
derajat I ini tidak perlu dilakukan penjahitan, kecuali jika ada
perdarahan.
Derajat II : Meliputi mukosa vagina, fourchette posterior, kulit perineum dan
otot perineum, dilakukan penjahitan dengan tehnik jelujur.
Derajat III : Meliputi mukosa vagina, fourchette posterior, kulit perineum,
otot perineum dan otot spingter ani external.
Derajat IV : Derajat III ditambah dinding reetum anterior.
Pada Derajat III dan IV segera lakukan rujukan karena lasevasi ini memerlukan
teknik dan prosedur khusus.
5. Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap
6. Keadaan umum ibu
7. Bayi dalam keadaan baik

MEKANISME PERSALINAN NORMAL


1. Engagement
Masuknya kepal kepintu atas panggul, pada primigravida terjadi pada bulan terakhir
kehamilan, pada multigravida terjadi pada permulaan persalinan.
2. Turunnya kepala
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan. Hal ini
disebabkan karena adanya kontruksi dan retraksi dari segmen atas rahim, yang
menyebabkan tekanan langsung pada fundus (bokong janin). Dalam waktu yang
bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim, sehingga terjadi penipisan
dan dilatasi serviks. Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong kejalan lahir.
3. Fleksi
Merupakan gerakan kepala janin yang menunduk kedepan sehinga dagunya
menempel pada dada.
Keuntungan dari bertambah fleksi adalah bahwa ukuran kepala yang lebih kecil
melalui jalan lahir : diameter suboksipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan
diameter suboksipito frontalis (11 cm). Fleksi ini disebabkan karena bayi didorong
maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks,
dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini adalah terjadinya
fleksi lebih besar dari moment yang menimbulkan difleksi.
4. Rotasi Interna (Putar Paksi Dalam)
Adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah
dari bagian depan memutar dkedepan ke bawah sympisis. Pada presentasi belakang
kepala bagian yang terendah adalah ubun-ubun kecil, dan bagian inilah yang akan
memutar kedepan dan kebawah sympisis, sebab-sebab terjadinya putaran faksi
dalam adalah:
- Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari
kepala.
- Bagian terendah ini mencapai tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah
depan atas dimana terdapat hiatus genetalis antara m. levator ani kiri dan kanan.
- Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul adalah diameter anteroposterior.
5. Tehnik Relaksasi
Untuk mengurangi rasa sakit, berupa tehnik pernafasan dan pemijatan untuk tehnik
pernafasan atau pengeluaran suara dapat mengurangi rasa sakit pada saat his.
Tehnik pernafasan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tehnik pernafasan kala I awal
dan kala I akhir.
- Tehnik pernafasan kala I awal dilakukan dengan cara tiap kali kontraksi dari
awal sampai akhir kontraksi ibu hamil untuk menarik nafas dalam-dalam dan
teratur melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut. Pada puncak kontraksi
ibu diminta untuk bernafas ringan dan pendek melalui mulut.
- Tehnik pernafasan kala I akhir, kontraksi pada kala I akhir akan terjadi selama
satu menit dan bisa terasa tiap menit. Agar ibu tidak mengedan terlalu awal,
minta ibu untuk mengeluarkan suara “huh” sambil bernafas pendek-pendek lalu
bernafas panjang.
Selanjutnya tehnik relaksasi dengan pemijatan ada 2 tehnik:
1. Dengan menggunakan ujung jari yang ditekan lembut dan ringan
2. Pijatan tekanan kuat dengan cara meletakkan pangkal telapak tangan atau
bagian datar dari tangan atau menggunakan bola tenis. Tehnik ini efektif
menghilangkan sakit punggung akibat persalinan.
6. Dorongan Semangat
Petugas harus berusaha memberikan dorongan semangat kepada ibu selama proses
persalinannya. Sebagian besar wanita akan mencapai suatu hidup dimana mereka
merasa putus asa.
7. Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul, terjadilah ekstensi
atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu
bawah panggul mengarah kedepan atas, sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk melaluinya.
8. Rotasi Eksterna (putar paksi luar)
Setelah kepala lahir, maka kepala bayi memutar kemblai kearah punggung bayi
untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.
Gerakan ini disebut putaran restitusi (putaran balasan: putaran paksi luar)
9. Ekspulsi
Saat kelahiran bagian tibuh bayi yang lain, dan peristiwa ini menandai akhir dari
kala II persalinan.

PEMBERIAN DUKUNGAN PERSALINAN


1. Lingkungan
Memberikan suasana yang rileks akan sangat membantu merasa nyaman. Sikap
petugas juga penting, petugas ramah dan memastikan menjaga privasi pasien dan
kenyamanan pasien diruang bersalin.
2. Pendamping persalinan
Pada asuhan kebidanan, dukungan pada persalinan kala I dapat diberikan dengan
cara menghadirkan orang yang dianggap penting oleh pasien, misalnya suami,
keluarga dan teman dekat. Pendamping dianjurkan untuk berperan aktif dalam
mendukung dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan kenyamanan pada
pasien.
3. Mobilisasi
Pasien/ibu dipersilakan untuk merubhan posisi dari waktu-kewaktu agar merasa
nyaman dan kemungkinan persalinan akan berjalan lebih cepat karena merasa
menguasai keadan.
4. Pemberian informasi
Suami atau keluarga harus diberikan informasi selengkapnya tentang kemajuan dan
perkembangan proses persalinan. Setiap tindakan yang akan dilakukan harus
dijelaskan terlebih dahulu agar ibu dan keluarga/suami ikut terlibat dalam
pengambilan keputusan.

PEMANTAUAN PERSALINAN DENGAN PARTOGRAF


Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan
asuhan yang aman dan dapat tepat waktu. Selain itu juga mencegah terjadinya penyakit
yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
Mencatat teuan pada patograf:
1. Informasi tentang ibu
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat mulai asuhan
persalinan. waktu kedatangan (tertulis=jam) pada partograf dan perhatikan
kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan catat waktu terjadinya pecah
ketuban.
Bila ibu datang pada fase laten, hasil observasi dicatat pada lembar observasi.
2. Kesehatan dan kenyamanan janin
Kolom, lajur dan skala pada partograf adalah untuk mencatat DJJ, air ketuban dan
penyusupan kepala janin.
- DJJ : diperiksa setiap setengah jam untuk memantau detak jantung janin apakah
masih dalam batas normal. Batas normal detak jantung janin 120/160 x/menit.
- Warna air ketuban:
Diperiksa saat pemeriksaan dalam (VT) setiap 4 jam sekali. Hasil pemeriksaan
dicatat menggunakan kode berikut ini:
U : Bila ketuban utuh (belum pecah)
J : Bila ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Bila ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur meconium
D : Bila ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K : Bila ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering)
- Molase (Penyusupan kepala janin)
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat
menyesuaikan dengan bagian keras panggul ibu.
Tulang kepala yang saling menyusup atau tumpang tindih, menunjukkan
kemungkinan adanya “CHEPALO PELVIC DISPROPORTION” (CPD).
Ketidakmampuan akomodasi akan benar-benar terjadi jika tulang kepala yang
saling menyusup tidak dapat dipisahkan. Apabila ada dugaan disproporsi tulang
panggul, penting sekali untuk tetap memantau kondisi janin dan kemajuan
persalinan.
Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan tanda-
tanda disproporsi tulang panggul ke fasilitas kesehatan yang memadai. Gunakan
lambang-lambang berikut:
0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, satura dengan mudah dapat dipalpasi.
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat
dipisahkan
3 :Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan
3. Kemajuan Persalinan
Kolom dan layar kedua pada paragraf adalh untuk pencatatn kemajuan persalinan
(Menurut Depkes : 2012)
a. Pembukaan Ceviks
Pembukaan cerviks diperiksa 4 jam sekali, pada saat fase aktif, yaitu setelah
pembukaan 4 cm. tandanya “X” ditulis pada garis waspada. Hubungkan tanda
“X” dan setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus).
b. Penurunan bagian terbawah (presentasi janin)
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam). Beri tanda “O”
sejajar/ mengikuti tanda pembukaan servix.
c. Garis waspada dan garis bertindak
- Garis waspada dimulai pada pembukaan servix 4 cm dan berakhir pada titik
dimana pembukaan 1 cm per jam.
- Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai digaris waspada. Jika
pembukaan servix mengarah kesebelah kanak garis waspada (pembukaan
kurang dari 1 cm per jam), maka harus pertimbangkan adanya penyulit
(misalnya fase aktif memanjang, macet, dll). Pertimbangkan pula adanya
tindakan intervensi yang diperlukan, misalnya persiapan rujukan ke fasilitas
kesehatan rujukan (RS) atau Puskesmas yang mampu menangani penyulit
dan kegawatdaruratan observasi.
- Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8
kotak atau 4 lajur kesisi kanan. Jika pembukaan servix berada disebelah
kanan bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus
dilakukan, ibu harus tiba di tempat rujukan sebelum garis bertindak
terlampaui.
4. Jam dan Waktu
Waktu mulainya fase aktif persalinan
Dibagian bawah kolom untuk pembukaan servix dan penurunan kepala tertera
kotak-kotak yang diberi angka 1-16. Setiap kotak menyatakn waktu saru jam sejak
dimulainya fase ktif persalinan.
5. Kontraksi Uterus
Dibawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak-kotak dengan tulisan
“kontraksi per 10 menit” disebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakn
satu kotraksi.
Setiap 30 menit observasi dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dengan
mengarsir kotak-kotak sesuai petunjuk sebelah kiri kotak-kotak
6. Obat dan cairan yang diberikan
Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus terdapat kotak-kotak untuk
mencatat bila ada pemberian oktisosin atau obat-obatan lainnya dan cairan I-V.
- Oksitosin: jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30
menit jumlah unit oksitosin yang diberikan pervolume cairan I-V dan dalam
satuan tetesan permenit.
- Obat-obatan lain dan cairan I-V: dicatat semua sesuai dengan kolom waktunya.
7. Kesehatan dan kenyamanan ibu
Kolom-kolom terakhir untuk mencatat kesehatan ibu
a. Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh
Hasil pemeriksaan nadi dengan titik (.), setiap 30 menit hasil pemeriksaan
tekanan darah dengan tanda panah pada sistol dan diastol.
Periksa dan dicacat setiap 4 jam sekali
Suhu diperiksa setiap 2 jam sekali
b. Volume urine, protein dan oseton
Jumlah urine diukur dan dicatat setiap 2 jam sekali atau setiap ibu berkemih.
8. Asuhan, pengamatan /observasi dan keputusan klinik lainnya.
Hasil observasi dan keputusan klinik lainnya disi di luar kolom paragraf.
Cantumkan tanggal dan jam saat membuat catatan persalinan
Asuhan, observasi dan keputusan klinik lainnya meliputi:
a. Jumlah cairan peroral yang diberikn
b. Keluhan sakit kepala atau pandangan kabur
c. Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (dokter obgyn, bidan, dokter
umum)
d. Persiapan sebelum melakukan rujukan
9. Upaya rujukan dan catatn hasil persalinan
Pada lembar belakang partograf
Bila observasi kemajuan kala 1 melewati garis bertindak dan akan melakukan
rujukan dicatat pada lembar ini.
Hasil kelahiran, tindakan-tindakan yang dilakukan sejak kala 1 hingga kala IV

Anda mungkin juga menyukai