1. Pengertian DEM
- DEM adalah data digital yang menggambarkan geometri dari bentuk permukaan bumi
atau bagiannya yang terdiri dari himpunan titik-titik koordinat hasil sampling dari
permukaan dengan algoritma yang mendefinisikan permukaan tersebut menggunakan
himpunan koordinat (Tempfli, 1991).
- DEM merupakan suatu sistem, model, metode, dan alat dalam mengumpulkan,
prosessing, dan penyajian informasi medan. Susunan nilai-nilai digital yang mewakili
distribusi spasial dari karakteristik medan, distribusi spasial di wakili oleh nilai sistem
koordinat horisontal X Y dan karakteristik medan diwakili oleh ketinggian medan dalam
sistem koordinat Z (Frederic J. Doyle, 1991)
- DEM khususnya digunakan untuk menggambarkan relief medan. Gambaran model relief
rupabumi tiga dimensi (3 dimensi yang menyerupai keadaan sebenarnya di dunia nyata
(real world) divisualisaikan dengan bantuan teknologi komputer grafis dan teknologi
virtual reality (Mogal, 1993)
2. Data DEM
a. Sumber Data DEM
• FU stereo
“STUDENT CENTER LEARNING – INQUIRY AND DISCOVERY ”
3. Interpolasi
Interpolasi adalah proses penentuan dari nilai pendekatan dari variabel f(P) pada titik antara
P, bila f(P) merupakan variabel yang mungkin skalar atau vektor yang dibentuk oleh harga
f(P1) pada suatu titik P1 dalam ruang yang berdimensi r (Tempfli, 1977). Penentuan nilai
suatu besaran berdasarkan besaran lain yang sudah diketahui nilainya, dimana letak dari
besaran yang akan ditentukan tersebut di antara besaran yang sudah diketahui. Besaran yang
sudah diketahui tersebut disebut sebagai acuan, sedangkan besaran yang ditentukan disebut
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS SRIWIJAYA
sebagi besaran antara (intermediate value). Dalam interpolasi hubungan antara titik-titik
acuan tersebut didekati dengan menggunakan fungsi yang disebut fungsi interpolasi.
4. Turunan DEM
1. Tampilan 3 Dimensi
a. Perspektif 3 Dimensi - (bird’s eye view)
Tampilan 3-D juga dapat menghasilkan penyajian permukaan dan informasi terrain. Pada
bird’s eye view, azimuth dan attitude (tinggi) pengamat yang berkaitan dengan permukaan
dapat ditentukan. Pada gambar 3-D di permukaan, lokasi pengamat dan titik target biasanya
ditentukan.
4. .Profil
Profil adalah irisan penampang 2-Dimensi dari suatu permukaan. Berdasarkan profil dapat
dipergunakaan untuk analisa morfologi permukaan seperti : kecekungan permukaan,
perubahan permukaan, kecembungan permukaan, dan ketinggian maksimum permukaan
lokal.
4. Garis penglihatan (line of sight)
Garis antara 2 titik yang menunjukkan bagian-bagian dari permukaan sepanjang garis yang
tampak (visible) atau tidak tampak (hidden) dari pengamat.
5. Efek bayangan (hillshading)
Efek bayangan suatu permukaan berdasarkan harga reflektansi dari features permukaan
sekitarnya, sehingga merupakan suatu metode yang sangat berguna untuk mempertajam
visualisasi suatu permukaan. Efek bayangan dihasilkan dari intensitas yang berkaitan dengan
sumber cahaya yang diberikan. Sumber pencahayaan yang dianggap pada jarak tak
berhingga daripada permukaan, dapat diposisikan pada azimuth dan altitude (ketinggian)
yang telah ditentukan relatif terhadap permukaan.
6. Kemiringan lereng (slope)
Kemiringan lereng adalah suatu permukaan yang mengacu pada perubahan harga-harga z
yang melewati suatu daerah permukaan. Dua metode yang paling umum untuk menyatakan
kemiringan lereng adalah dengan pengukuran sudut dalam derajat atau dengan persentase.
Contohnya, kenaikan 2 meter pada jarak 100 meter dapat dinyatakan sebagai kemiringan
1,15 derajat atau 2 persen.
7. Aspek (aspect)
Aspek permukaan adalah arah dari perubahan z yang maksimum ke arah bawah. Aspek
dinyatakan dalam derajat positif dari 0 hingga 360, diukur searah jarum jam dari Utara.
8. Analisa volumetrik
volume menghitung luas dan ruang volumetrik antara permukaan dan harga datum yang
ditetapkan. Volume parsial dapat dihitung dengan mengatur datum
9. Analisa visibilitas
Visibility mengidentifikasi pencahayaan (exposure) visual dan melakukan analisa pandangan
menyeluruh pada suatu permukaan. Titik-titik pengamatan didefinisikan oleh feature titik
dan garis dari satu coverage dan bisa menunjukkan lokasi menara pengamatan di tempat-
tempat yang menguntungkan. Visibility mempunyai banyak pilihan atas kontrol parameter-
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS SRIWIJAYA
parameter yang diamati: Spot, offseta, offsetb, azimuth1, azimuth2, vert1, vert2, radius1, dan
radius2.
10. Titik Terendah (Find Lowest Point) dan Titik tertinggi (Find Highest Point)
11. Pengukuran Jarak (surface length) dan Posisi (Surface Point)
12. Penentuan Jarak dan arah (Geodesy Graphic Tools)
13. Cut/fill
14. Line of Sight (LOS)
5. Kualitas DEM
1. Ketelitian (accuracy)
ditunjukkan dengan Nilai RMSE, rata-rata absolut, atau standart deviasi
2. Ketelitian dalam rekaman (fidelity) terkait dengan konsep generalisasi dan resolusi,
ditentukan oleh :
• perubahan medan yang tidak mendadak : ukuran grid atau CI, spasi titik dan akurasi
planimetris
• breakpoint dan breaklines – perubahan minimum lereng, panjang minimum garis
3. Tingkat kepercayaan (confidence)
pengukuran untuk kualitas semantik data
4. Kelengkapan (completeness)
tipe kenampakaan yang disajikan : igir, pola drainage, puncak, lubang, permukaan air, dsb.
5. Validitas (validity)
tanggal sumber data, verifikasi data seperti : cek lapangan, perubahan bentuk di lapangan
6. Tampilan grafis (apperance of graphics)
varisasi warna, simbol, dan anotasi
6. Aplikasi DEM
1. Analisis medan
Analisis medan meyangkut data ketinggian (topografi):
a. Geomorfologi
Geomorfologi secara quantitatif mengukur permukaan medan dan bentuk lahan :
- Kemiringan lereng
- Aspek
- Kecembungan dan kecekungan lereng
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS SRIWIJAYA
- Panjang lereng
Hal tersebut penting untuk kerekayasaan yang menayangkut data tinggi :
- Penggalian : volume
- Manajemen lahan : site selection
- Proses geomorfologi : erosi, landslide, aliran salju (modelling dan monitoring
b. Hidrologi
- Aliran runoff
- Estimasi volume reservoar
- Pemodelan banjir dan sedimentasi
- Batas DS
- Pola aliran : 90% DAS di New York ditentukan dengan DEM
c. Klasifikasi penggunaan lahan
DEM membantu klasifikasi penutup lahan dengan mengkaitkan data kemiringan dan aspek
yang dilakukan pada data LANDSAT MSS. Akurasi pengenalan meningkat dari 46%
menjadi 75% dengan kombinasi citra LNDSAT MSS dan DEM.
Penentuan penutup lahan (jenis tanaman) berdasarkan ketinggian, serta membuat rekayasa
pembuatan sawah terasering pada lahan yang berlereng miring sampai curam
d. Pemetaan kontur
Pembuatan kontur dengan variasi CI
e. Komunikasi
- Lokasi Pemancar telepon seluler
- Pemancar TV
f. Keteknikan sipil
- Rute perpipaan
- Transmisi kabel listrik
- Desain, konstruksi, dan pemeliharaan Jalan, jalan KA, airport, pelabuhan, saluran air/kanal,
DAM
g. Militer
- Sistem senjata pertahanan
- Pendaratan pasukan
h. Arsitektur
- Desain dan perencanaan Landscape kota
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2. Koreksi data
DEM untuk koreksi citra satelit dan FU karena pengaruh topografi.
DEM untuk orthophoto FU
DEM untuk koreksi citra Radar karena pengaruh layover pada medan perbukitan
DEM baik untuk koreksi aeromagnetik, grafitasi, pengaruh ketinggian pada survey
spektrometer.
3. visualisasi
Visualisasi yang baik untuk menggambaran medan dengan pandangan perspektif dan blok
diagram. Teknik dapat dengan mengkombinasikan data lain (integrasi dan registrasi SIG)
Contoh : visualisasi peta Penutup Lahan dengan peta shadow, colordrape peta-peta tematik.
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS SRIWIJAYA
DAFTAR PUSTAKA
Tanda Tangan
Tanda Tangan
Penilai