Pemantauan arus puncak ekspirasi (APE) atau peak expiratory flow (PEF) penting untuk menilai

berat asma, derajat variasi diurnal, respons pengobatan saat serangan akut, deteksi perburukan
asimptomatik sebelum menjadi serius, respons pengobatan jangka panjang, justifikasi obyektif
dalam memberikan pengobatan dan identifikasi pencetus misalnya pajanan lingkungan kerja.

Peak flow monitoring ekspirasi (APE) or peak expiratory flow (PEF) is important to assess the
weight of the diurnal variations, the degree of asthma, acute attacks when treatment response,
detection of asymptomatic worsening before becoming serious, long-term treatment response,
objective justification in providing treatment and the identification of the originator of such
exposure to the work environment.

Nilai prediksi APE diperoleh berdasarkan usia, tinggi badan , jenis kelamin dan ras serta batasan
normal variabilitas diurnal. Pada umumnya penderita asma mempunyai nilai APE di atas atau di
bawah nilai rerata prediksi tersebut, sehingga direkomendasikan: objektif APE terhadap
pengobatan adalah berdasarkan nilai terbaik masing masing penderita. Demikian juga dengan
variabilitas harian penderita, lebih baik mmenggunakan nilai terbaik masing-masing penderita
daripada berdasarkan nilai normal atau prediksi.

Setiap penderita mempunyai nilai terbaik yang berbeda walaupun sama berat badan, tinggi badan
dan jenis kelamin. Nilai APE terbaik tersebut penting, karena rencana pengobatan sebaiknya
berdasarkan nilai terbaik, bukan nilai prediksi. Kecuali pada keadaan sulit mendapatkan nilai
terbaik, misalnya penderita tidak dapat melakukan sendiri di rumah, asma sulit terkontrol dan
lain-lain, maka dapat digunakan nilai prediksi. Nilai prediksi PEFR orang Indonesia Berdasarkan
hasil penelitian Tim Pneumobile Project Indonesia 1992 bisa dilihat pada tabel berikut.

Peak flow monitoring ekspirasi (APE) or peak expiratory flow (PEF) is important to rate b
The value of the predictions obtained based on age, the APE's height, gender and race as well as
the limitations of normal diurnal variability. Asthma sufferers generally have value APE above
or below the mean value of these predictions, so the recommended objective: APE to treatment is
based on the best value each sufferer. As well as the daily variability of the sufferer, it is better
mmenggunakan the best value each sufferer than normal or value-based predictions.

Each patient has a different value although the same weight, height and gender. The best APE
values is important, because treatment plan should be based on the best value, not the value
prediction. Except in circumstances difficult to get the best value, for example, sufferers are
unable to do yourself at home, asthma difficult to control and others, then it can use predictive
value. Predictive value of PEFR Indonesia people based on the results of the Research Project
Pneumobile Indonesia 1992 Team could be seen in the following table. closely diurnal
variations, the degree of asthma, acute attacks when treatment response, detection of
asymptomatic worsening before becoming serious, long-term treatment response, objective
justification in providing treatment and the identification of the originator of such exposure to the
work environment.
apa singkatan AE dan FBC berdiri untuk?
Apakah Mrs Castle memiliki suhu tinggi?
Apakah respirations nya cepat atau lambat?
Kapan dia akan memiliki tes darah yang dilakukan?
Dia mengambil aspirin sebelum?

Bedah SHO Smith

PT sadar
tachypnoeic 36 RR
afebrile
paru-paru Auskultasi menurun AE bilat
tidak ada krepitasi atau wheezes

rencana: CXR di am
FBC hari silahkan
aspirin untuk ulang minggu depan