TRAVEL MEDICINE
Disusun Oleh :
Carina Shelia 100100097
Pembimbing :
dr.Zulkifli, M.Si
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan,
dan kesempatan serta memberikan rasa sabar sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Travel Medicine”. Makalah ini
diajukan untuk melengkapi tugas pada Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu
Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Pencegahan/Ilmu Kedokteran
Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Proses penulisan makalah ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan dan
bantuan dari beberapa pihak, dalam kesempatan ini izinkanlah penulis untuk
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat dr.Zulkifli, M.Si, selaku
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam proses
penulisan makalah ini.
Namun demikian, karena keterbatasan pengalaman, pengetahuan,
kepustakaan dan waktu, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk ini,
kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk menyempurnakan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................................... 1
1.3. Manfaat ................................................................................................. 2
PENDAHULUAN
1. Agar seorang dokter atau calon dokter mampu memahami tentang travel
medicine dan aplikasinya
2. Sebagai salah satu tugas Kepaniteraan Klinik Senior di bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
1.3 Manfaat
ISI
Bidang praktek travel medicine tidak hanya diminati oleh para dokter dan
perawat, tetapi juga oleh banyak profesional lain seperti ahli farmasi, psikologi,
ahli sanitasi lingkungan, ahli kesehatan masyarakat, pelaku industri wisata dan
sebagainya. Lingkup keahlian mereka berada dalam bidang kesehatan wisata,
bukan kedokteran wisata 1. Kedokteran wisata masih belum dianggap sebagai
suatu spesialisasi tersendiri di kalangan medik dan belum ada standar pelayanan
untuk itu. Namun jelas bahwa praktek kedokteran wisata berbeda dari praktek
kedokteran konvensional. Jika praktek dokter biasanya ditujukan untuk kuratif,
maka praktek kedokteran wisata lebih banyak pada aspek promotif dan preventif1.
Belum cukup sampai disitu, saat ini travel medicine telah jauh
berkembang dan meluas ke cabang-cabang ilmu lain seperti migrant health &
refugees, kedokteran olahraga, adventure medicine, aviation medicine,
bioterorisme, dan lain sebagainya 1.
Sampai sejauh ini, mungkin belum terbayangkan jenis pelayanan apa yang
dapat diberikan di travel clinic di atas. Karena sifatnya yang promotif dan
preventif, pelayanan kedokteran wisata harus dierikan sebelum seseorang
melakukan perjalanan 1. Saat yang paling baik adalah 6-8 minggu sebelum tanggal
kebererangkatan. Namun, jika terlambat, 1-2 hari sebelum keberangkatan pun
masih dimungkinkan 1. Di samping itu, klien juga mungkin akan kembali ke
travel clinic setelah ia pulang bepergian, terutama jika terjadi gejala-gejala
penyakit tertentu 5,6.
2.4.2 Imunisasi
Bagi sebgaian besar klien, ada berbagai jenis medical kit yang
dapat ditawarkan untuk dibawa selama perjalanan. Untuk perjalanan bisnis
atau liburan di daerah yang tidak berisiko tinggi, ada sejumlah basic
medical kit yang dapat dipakai mengatasi problem kesehatan ringan,
seperti demam, diare, jet lag, dan luka kecil 9. Namun untuk perjalanan
petualangan (adventure), diperlukan medical kit khusus yang jauh lebih
lengkap, terutama untuk mengenai kecederaan. Orang-orang dengan
kondisi medik tertentu, seperti usia lanjut, penderita diabetes, asma,
hipertensi, dan lain sebagainya juga perlu membawa obat-obatan mereka
9,10
sesuai rekomendasi dokternya . Perlu dicatat, untuk membawa obat-
obatan (dan mungkin jarum suntik)m klien perlu dibekali surat dengan
keterangan bahwa obat-obatan tersebut adalah untuk kepentingan pribadi
yang di resepkan. Hal ini penting untuk menghindari kesulitan di bea cukai
jika dilakukan pemeriksaan obat-obat terlarang 1.
Peralatan elektronik
Yaitu lemari es untuk meyimpan vaksin dan perangkat
telekomunikasi, telepon, fax dan internet
Bahan habis pakai
Yaitu vaksin dan obat-obatan, alat-alat disposabel, peralatan
resusitasi dan obat-obatan untuk mengatasi reaksi alergi.
Dokumen
Berupa status khusus untuk perjalanan, kartu catatan imunisasi, dan
sistem rekam medik yang baik
Formulir persetujuan tindakan medik
Yang digunakan untuk melakukan imunisasi, pemeriksaan
laboratorium, dan terapi tertentu.
Ruangan-ruangan terpisah
Untuk ruang tunggu, kamar konsultasi, dan ruang tindakan. Jika
mungkin dapat disediakan laboratorium atau bekerja sama dengan
laboratorium di luar klinik.
Protokol (protap) khusus
Yaitu untuk pengendalian infeksi (universal precaution),
pembuangan limbah, pedoman imunisasi, penyimpanan vaksin,
observasi pasca-imunisasi, kerahasiaan klien, konsultasi via
telepon, penatalaksanaan gawat darurat, dan riset.
Bahan-bahan edukasi
Yaitu brosur-brosur dan buku saku untuk berbagai masalah
kesehatan dengan pencegahannya, buku-buku tentang perjalanan,
informasi jaringan pelayanan kesehatan, informasi tentang alat-alat
pencegahan penyakit : kelambu, insect repellent; cara sterilisasi air,
medical kit dan sebagainya.
Dokter umum atau dokter keluarga berada pada posisi yang unik untuk
mengenali adanya faktor-faktor pengganggu pada riwayat medik seorang traveller
yang mungkin perlu diantisipasi sebelum bepergian. Namun yang terpenting
dokter harus sadar bahwa perjalanan yang sehat tidak semata-mata memberikan
imunisasi dan obat, tetapi juga edukasi klien yang merupakan elemen terpenting
proteksi diri. Sebagian dari konsultasi harus didedikasikan untuk edukasi atau
menunjukkan sumber-sumber informasi kepada traveller seperti brosur-brosur,
buku-buku, pelayanan telepon dan komputer, dan bahan edukasi lainnya
DAFTAR PUSTAKA