Nama Anggota
Ahtianti Ramdani Sahputri 013.06.0004
Nadia Kurniatun 013.06.0041
Lia Indri Fadila 014.06.0012
Megawati Putri 014.06.0015
Widy Nur Istiqomah 014.06.0066
Afra Nafiul Ilma Qubra 015.06.0002
Definisi
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau sindrom
ovarium polikistik adalah suatu kondisi kompleks
yang ditandai dengan peningkatan kadar androgen,
ketidakteraturannya menstruasi, dan atau terdapat
adanya kista kecil pada satu atau kedua ovarium
(Ndefo dkk, 2013).
Epidemiologi
Menurut National Institute of Health Office of Disease
bahwa prevensi PCOS mempengaruhi sekitar 5 juta
wanita usia reproduksi di AS dan angka kejadiannya
sekitar 4 miliar per tahun. Hasil penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa 5% hingga 10%
wanita berusia 18-44 tahun mengalami PCOS (Ndefo
dkk, 2013).
Etiologi
Peningkatan faktor pertumbuhan
Produksi androgen yang berlebih oleh ovarium
Obesitas
Infertilitas pada PCOS
Hiperandrogen (Ndefo dkk, 2013).
Gejala Klinis
Ovarium membesar dengan banyak kista kecil
Siklus menstruasi tidak teratur
Nyeri daerah panggul
Hirsutisme
Acne
Akantosis nigirikans
Skin tag (Ndefo dkk, 2013).
Diagnosis PCOS
Hiperandrogenemia baik secara biokimia atau
pemeriksaan fisik tanpa ada atau adanya
gangguan.
Anovulasi, yaitu tidak adanya ovulasi selama 3
bulan atau lebih .
Adanya polikistik ovarium pada pemeriksaan
ultrasonografi.
Adapun pemeriksaan yang dilakukan untuk
menyingkirkan penyakit lain
Penatalaksanaan
Intolerasi glukosa
Infertilitas
Komplikasi
Risiko komplikasi jangka panjang untuk
penderita PCOS adalah penyakit kardiovaskular.
Kondisi ini disebabkan oleh adanya hiperinsulin
(Nugroho, 2016).
Kesimpulan
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah suatu
kondisi kompleks yang ditandai dengan peningkatan
kadar androgen, ketidakteraturannya menstruasi, dan
atau terdapat adanya kista kecil pada satu atau kedua
ovarium dan Sindrom ini dapat menyebabkan
infertilitas. Salah satu pemeriksaan penujang yang
dapat dilakukan untuk mendiagnosis PCOS adalah
dengan melakukan USG.