A. Definisi
Ular adalah hewan reptil yang tidak memiliki kaki dan bertubuh panjang ,
bisa hidup di darat, di laut, di hutan, di padang rumput, di danau, dan di gurun.
Umumnya ular adalah hewan berdarah dingin.
Beberapa jenis ular membunuh mangsa dengan cara melilitnya hingga
tak bisa bernapas. Jenis ular berbisa membunuh mangsa dengan bisanya, yang
dapat melumpuhkan sistem saraf pernapasan dan jantung (neurotoksin), atau
yang dapat merusak peredaran darah (haemotoksin), dalam beberapa menit
saja. Bisa yang disuntikkan melalui gigitan ular itu biasanya sekaligus
mengandung enzim pencerna, yang memudahkan pencernaan makanan itu
apabila telah ditelan.
Bisa ular adalah kumpulan dari terutama protein yang mempunyai efek
fisiologik yang luas atau bervariasi. Yang mempengaruhi sistem multiorgan,
terutama neurologik, kardiovaskuler sistem pernapasan.
Bisa adalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk
melumpuhkan mangsa dan sekaligus juga berperan pada sistem pertahanan
diri. Bisa tersebut merupakan ludah yang termodifikasi, yang dihasilkan oleh
kelenjar khusus. Kelenjar yang mengeluarkan bisa merupakan suatu
modifikasi kelenjar ludah parotid yang terletak di setiap bagian bawah sisi
kepala di belakang mata. Bisa ular tidak hanya terdiri atas satu substansi
tunggal, tetapi merupakan campuran kompleks, terutama protein, yang
memiliki aktivitas enzimatik.
B. Klasifikasi
Berikut merupakan ciri - ciri ular berbisa dan tidak berbisa agar bisa
membedakan kira-kira yang kita hadapi itu berbahaya atau tidak.
Ciri umum ular tidak berbisa :
1. Gerakannya cepat,agresif dan cepat takut pada musuh.
2. Mencari makan di siang hari.
3. Membunuh dengan cara membelit.
4. Gigitannya tidak mematikan.
5. Setelah menggigit langsung kabur,karena gigitannya hanya untuk
pertahanan diri.
3. Bagian ekor
Bagian ekor di bawah tubuh pada setelah batas ekor untuk ular berbisa
berbentuk bagian tunggal sementara ular tidak berbisa terbagi menjadi 2
bagian (ganda).Ujung ekor ular tidak beracun cenderung mengait
sementara yang beracun berbentuk hampir lurus.
4. Bagian depan kepala
Di bagian depan kepala ular beracun terdapat lubang yang letaknya di
bawah hidung sementara untuk ular beracun tidak memiliki lubang ini
5. Bentuk hidung
Hidung ular beracun jika dilihat dari samping akan berbentuk meruncing
ke atas sedangkan ular tidak beracun terlihat membulat
6. Bentuk tubuh
Tubuh ular tidak beracun kebanyakan kecil-kecil dan panjang sedangkan
yang beracun lebih gemuk dan berisi.menandakan perbedaan kekuatan
diantara keduanya
7. Taring
Saat membuka mulut ular beracun akan langsung memperihatkan taring
besarnya,sebagian ular beracun memiliki taring yang tidak terlalu panjang
namun bisa menancap kuat ke tubuh lawan.Sedangkan ular tidak beracun
tidak memiliki taring,hanya punya gigi bagian bawah saja
2. King Cobra
Habitat : padang rumput,hutan tropis,dataran rendah hingga ketinggian
1800 mdpl
Efek gigitan : sakit kepala,mual,muntah,vertigo,pendarahan,kematian
3. Flat Nosed Pit Viper
Habitat : dataran rendah hutan hujan sampai pada ketinggian 1450 mdpl
Efek gigitan : sakit,bengak,sel tubuh mati,pembusukan,memar,terasa panas
5. Vipera Russelii
Habitat : ladang pertanian,sawah,daerah bebatuan
Efek gigitan : sakit kepala, mual, muntah, vertigo, perdarahan, kematian,
pingsan, sakit perut.
6. Ular Laut Belcher
Habitat : laut
Efek gigitan : tergigit oleh ular laut dapat mengalami kegagalan fungsi
jantung dan meninggal sebelum sempat mencapai permukaan air.
3. Lycodon Aulicus
Habitat : darat,sering menempel di dinding rumah
Ciri-ciri : tubuh berwarna coklat keabu-abuan dengan garis putih di
sepanjang tubuhnya, leher bergaris putih dan kepalanya berbentuk oval
4. Xenopeltis Unicolor
Habitat : darat,dalam tanah
Ciri-ciri : tubuh bagian dorsal berwarna coklat kehitaman dan jika terkena
sinar matahari akan memantulkan warna pelangi, bentuk kepalanya pipih
5. Gonyosoma Oxycephala
Habitat : arboreal,pepohonan
Ciri-ciri : tubuh berwarna hijau dari kepala sampai batas ekor,dan berwarna
perak abu-abu dari leher sampai ke ujung ekor, matanya berbentuk
horizontal
C. Etiologi
Bisa ular dapat menyebabkan perubahan lokal, seperti edema dan
pendarahan. Banyak bisa yang menimbulkan perubahan lokal, tetapi tetap
dilokasi pada anggota badan yang tergigit. Sedangkan beberapa bisa tidak
terdapat lagi dilokasi gigitan dalam waktu 8 jam .
Daya toksik bisa ular yang telah diketahui ada beberapa macam :
1. Bisa ular yang bersifat racun terhadap darah (hematoxic)
Bisa ular yang bersifat racun terhadap darah, yaitu bisa ular yang
menyerang dan merusak (menghancurkan) sel-sel darah merah dengan
jalan menghancurkan stroma lecethine (dinding sel darah merah), sehingga
sel darah menjadi hancur dan larut (hemolysin) dan keluar menembus
pembuluh-pembuluh darah, mengakibatkan timbulnya perdarahan pada
selaput tipis (lender) pada mulut, hidung, tenggorokan, dan lain-lain.
2. Bisa ular yang bersifat saraf (Neurotoxic)
Yaitu bisa ular yang merusak dan melumpuhkan jaringan-jaringan sel saraf
sekitar luka gigitan yang menyebabkan jaringan-jaringan sel saraf tersebut
mati dengan tanda-tanda kulit sekitar luka gigitan tampak kebiru-biruan
dan hitam (nekrotis). Penyebaran dan peracunan selanjutnya
mempengaruhi susunan saraf pusat dengan jalan melumpuhkan susunan
saraf pusat, seperti saraf pernafasan dan jantung. Penyebaran bisa ular
keseluruh tubuh, ialah melalui pembuluh limfe.
3. Bisa ular yang bersifat Myotoksin
Mengakibatkan rabdomiolisis yang sering berhubungan dengan
maemotoksin. Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan ginjal dan
hiperkalemia akibat kerusakan sel-sel otot.
4. Bisa ular yang bersifat kardiotoksin
Merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan kerusakan otot
jantung.
5. Bisa ular yang bersifat cytotoksin
Dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktifamin lainnya berakibat
terganggunya kardiovaskuler.
6. Bisa ular yang bersifat cytolitik
Zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada
tempat gigitan.
7. Enzim-enzim
Termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran bisa.
D. Patofisiologi
Bisa ular yang masuk ke dalam tubuh, menimbulkan daya toksin.
Toksik tersebut menyebar melalui peredaran darah yang dapat mengganggu
berbagai system. Seperti, sistem neurogist, sistem kardiovaskuler, sistem
pernapasan.
Pada gangguan sistem neurologis, toksik tersebut dapat mengenai saraf
yang berhubungan dengan sistem pernapasan yang dapat mengakibatkan
oedem pada saluran pernapasan, sehingga menimbulkan kesulitan untuk
bernapas.
Pada sistem kardiovaskuler, toksik mengganggu kerja pembuluh darah
yang dapat mengakibatkan hipotensi. Sedangkan pada sistem pernapasan
dapat mengakibatkan syok hipovolemik dan terjadi koagulopati hebat yang
dapat mengakibatkan gagal napas.
Tanda dan gejala secara umum lainnya gigitan ular berbisa dapat dibagi ke
dalam beberapa kategori:
1. Efek lokal, digigit oleh beberapa ular viper atau beberapa kobra
menimbulkan rasa sakit dan perlunakan di daerah gigitan. Luka dapat
membengkak hebat dan dapat berdarah dan melepuh. Beberapa bisa ular
kobra juga dapat mematikan jaringan sekitar sisi gigitan luka.
2. Perdarahan, gigitan oleh famili viperidae atau beberapa elapid Australia
dapat menyebabkan perdarahan organ internal, seperti otak atau organ-
organ abdomen. Korban dapat berdarah dari luka gigitan atau berdarah
spontan dari mulut atau luka yang lama. Perdarahan yang tak terkontrol
dapat menyebabkan syok atau bahkan kematian.
3. Efek sistem saraf, bisa ular elapid dan ular laut dapat berefek langsung
pada sistem saraf. Bisa ular kobra dan mamba dapat beraksi terutama
secara cepat menghentikan otot-otot pernafasan, berakibat kematian
sebelum mendapat perawatan. Awalnya, korban dapat menderita masalah
visual, kesulitan bicara dan bernafas, dan kesemutan.
4. Kematian otot, bisa dari russell’s viper (Daboia russelli), ular laut, dan
beberapa elapid Australia dapat secara langsung menyebabkan kematian
otot di beberapa area tubuh. Debris dari sel otot yang mati dapat
menyumbat ginjal, yang mencoba menyaring protein. Hal ini dapat
menyebabkan gagal ginjal.
5. Mata, semburan bisa ular kobra dan ringhal dapat secara tepat mengenai
mata korban, menghasilkan sakit dan kerusakan, bahkan kebutaan
sementara pada mata.
F. Penatalaksanaan
Pertolongan pertama tergigit ular saat berwisata alam atau melakukan kegiatan
dan aktivitas di alam bebas :
1. Tetap tenang
Setiap orang bertemu ular saja sudah panik, stres dan ketakutan setengah
mati, apalagi kalau sampai tergigit. Panik dan cemas adalah hal yang
wajar, terutama kita sering melihat di televisi bahwa kemungkinan besar
digigit ular maka akan mati. Namun, tetap tenang supaya penanganan bisa
dilakukan secara benar.
2. Menjauhi lokasi
Ketika baru saja digigit ular, selain tetap tenang, Anda perlu menjauhi
lokasi tempat Anda digigit oleh si ular. Yang penting adalah Anda berada di
tempat yang aman lebih dulu karena selalu ada kemungkinan untuk gigitan
yang berikutnya. Sebelum hal tersebut terjadi, lebih baik pindah dan
menjauhlah.
Mungkin Anda adalah tipe orang yang berani, namun tidak disarankan
untuk membalas dendam pada ular yang sudah menggigit Anda. Yang
paling utama setelah tergigit adalah memikirkan keselamatan diri sendiri
lebih dulu. Jauhkan diri dari si ular dan lokasi tempat kejadian perkara
supaya ular tak mampu menjangkau Anda kembali.
3. Tidak banyak bergerak
Supaya dapat diatasi dengan baik, korban gigitan ular selalu diharapkan
untuk tenang dan tidak panik, dan ini juga termasuk untuk tidak banyak
bergerak. Membatasi gerakan adalah hal yang penting ketika baru saja
digigit oleh ular. Tujuan pembatasan gerak adalah agar racun tak makin
menyebar di dalam tubuh.
Ketika racun makin menyebar, maka otomatis tubuh Anda pun semakin
dalam bahaya. Penyebaran racun mampu memperbesar risiko kematian
apabila penanganannya pun terlambat. Aktivitas fisik yang tak dibatasi bisa
membuat racun menjalar ke pembuluh darah dengan cukup cepat, maka
tenangkan diri, menjauh dari lokasi dan hindari banyak gerakan tubuh.
4. Melepas semua perhiasan dan aksesoris
Ketika digigit ular, ingatlah untuk melepaskan segala perhiasan dan
aksesoris yang kiranya menempel di tubuh, seperti kalung, gelang, maupun
cincin. Hal ini juga sangatlah penting dikarenakan ada kemungkinan
pembengkakan setelah digigit ular, jadi sebelum tubuh membengkak,
lepaskan segala aksesoris dan perhiasan yang tengah dikenakan. Saat
sudah telanjur bengkak, maka perhiasan akan menjadi lebih uslit untuk
dilepaskan.
5. Memosisikan tubuh dengan benar
Selain membatasi gerakan, ada pula posisi tubuh yang dianggap lebih tepat
dan aman. Ketika gigitan ular ada pada area tangan, Anda perlu
mengupayakan supaya tangan tak terangkat tinggi-tinggi apalagi setara
dengan jantung. Jadi intinya, area gigitan perlu dipastikan untuk ada di
bawah level jantung.
6. Mengikat area atas yang digigit ular
Banyak orang tahu tentang cara pengikatan, namun tak terlalu mengerti
bagaimana harus melakukannya. Asalkan ada pita, kain panjang atau tali
yang cukup untuk mengikat, maka akan sangat membantu. Gunakan salah
satu dari benda tersebut sebagai pengikat area atas anggota badan yang
kena gigitan ular.
Pengikatan perlu dilakukan dengan kencang dan kendurkan setiap 15 menit
sekali dengan lama waktu pengenduran ikatan 1 menit lamanya. Hanya
saja, memang langkah pertolongan pertama ini cukup berisiko pula apabila
dilakukan secara salah. Mengikat bagian tubuh yang terkena gigitan ular
sebetulnya tidak mudah.
Ada yang bisa saja tak tepat sasaran dan malah menjadi faktor yang
memperburuk kondisi. Pengikatan yang salah berpotensi untuk membuat
seluruh jaringan yang ada di bawah ikatan yang sangat kuat mati.
Matinhya seluruh jaringan adalah karena peredaran darah yang terhenti
secara total. Jangan bertindak gegabah karena amputasi adalah akibat dari
kematian jaringan.
7. Membersihkan luka
Pertolongan pada gigitan ular juga bisa dilakukan dengan membersihkan
luka gigitannya. Namun Anda tak diperkenankan untuk menggunakan air
dalam membersihkan luka tersebut. Jangan coba-coba untuk menyiram
luka dengan air, melainkan cobalah untuk menggunakan kain bersih dan
kering untuk menutup luka tersebut.
8. Tidak memotong area gigitan
Ada pula cara menangani gigitan ular dengan memotong area yang digigit
oleh ular, namun jangan kira bahwa ini adalah cara paling baik dan bisa
diandalkan. Lebih baik Anda tak mencoba-coba apabila bukan ahli dalam
hal tersebut. Memotong area gigitan menggunakan pisau atau alat tajam
lainnya tak diperkenankan karena sangat berisiko meningkatkan kondisi
yang lebih parah.
9. Tidak mengisap racun
Ada beberapa adegan pada film yang mungkin pernah Anda tonton untuk
mengisap darah yang kiranya mengandung racun akibat digigit hewan
berbisa, termasuk ular. Namun hal seperti ini justru tidaklah disarankan
untuk dilakukan, apalagi bila dilakukan dengan mulut. Hal ini malah justru
berisiko tinggi racun makin menyebar ke anggota tubuh lain melalui mulut.
10. Tidak memakai es
Untuk menangani luka gigitan ular, jangan sekali-kali mengira bahwa
kompresan es akan sangat membantu. Walau memang timbul
pembengkakan pasca digigit ular dan es adalah bahan sederhana ampuh
yang mampu mencegah dan mengatasi pembengkakan, jangan memakai
es. Area gigitan ular justru tak boleh sampai terkena es.
11. Tidak minum alkohol
Saat sehabis digigit ular, kalaupun Anda merasa kehausan, diharapkan
untuk tak mengonsumsi minuman beralkohol. Bahaya minuman keras bagi
tubuh saja sudah cukup besar, maka Anda juga perlu menjauhi minuman
ini ketika sedang terluka. Tindakan yang salah sedikit akan mengakibatkan
hal yang fatal pada tubuh Anda nantinya.
12. Tidak minum kafein
Walau Anda haus atau minuman berkafeinlah yang ada di area terdekat
Anda dan mudah dijangkau, dilarang untuk mengonsumsinya karena selalu
ada efek bahaya kafein bagi tubuh yang kita tidak tahu nantinya seperti
apa. Sama seperti minuman beralkohol, minuman kafein pun bisa saja
berbahaya bagi tubuh. Selain mampu menjadi pemicu tekanan darah tinggi,
minuman berkafein bisa juga berbahaya bagi yang sedang terluka akibat
gigitan ular berbisa.
13. Tidak minum atau makan apapun
Korban gigitan ular tak diperkenankan untuk diberikan apapun melalui
mulut, jadi memang korban tak diperbolehkan minum kafein dan alkohol
itu semua karena korban tak boleh mengonsumsi apapun. Ada risiko bagi
korban untuk tersedak di mana hal ini adalah yang berbahaya.
Ketika korban mengonsumsi atau menelan sesuatu, ada kemungkinan ia
bakal tersedak saat sedang tak sadar. Apapun yang masuk ke dalam tubuh
korban pasca gigitan ular, termasuk kopi dan alkohol berkemungkinan
untuk membuat penyerapan racun lebih cepat oleh tubuh.
14. Tidak minum obat sembarangan
Sama halnya dengan poin sebelumnya, minum obat sembarangan juga tak
diperkenankan. Hal ini sebenarnya sama maknanya dengan poin yang
sudah disebutkan di atas, yakni korban tak boleh diberi apapun melalui
mulut. Obat tanpa resep dari dokter adalah langkah yang bisa-bisa malah
membahayakan diri korban.
15. Pergi ke IGD terdekat
Instalasi Gawat Darurat sangat dibutuhkan oleh korban gigitan ular.
Membawa korban langsung ke IGD tentu merupakan langkah tepat,
apalagi bila ular yang menggigit adalah ular berbisa. Seperti yang sudah
disebutkan di awal, tak perlu mengejar atau membunuh ular tersebut
karena hanya membuang waktu Anda saja.
16. Ingat jenis, bentuk, warna ular yang menggigit.
Ketika sudah sampai di IGD, ciri-ciri ular yang menggigit Anda pun perlu
untuk disampaikan, jadi akan lebih baik kalau Anda mengingatnya.
Petugas medis tentu akan mampu menjelaskan kepada Anda tentang ular
jenis tersebut berdasarkan ciri-cirinya.