Anda di halaman 1dari 18

INSTALASI LISRIK

Ai Ira Komala (16010050, 2T2, Teknik Tekstil, Politeknik STTT Bandung


E-Mail : irakomala93@gmail.com

ABSTRAK

Instalasi listrik adalah suatu rangkaian yang menghasilkan sebuah aliran listrik, bisa berupa
sebuah lampu ataupun sebuah sumber listrik. Secara sederhana Instalasi listrik terdiri dari
sebuah skaklar, stopkontak dan lampu. Input sakelar dapat sumber fasa kemudian
outputnya menuju ke beban dimana beban itu adalah lampu, dan harus ada kabel netral
dilampu. Sehingga lampu tersebut akan nyala apabila sakelar di “ON” kan. Pada praktikum
ini praktikan akan menyusun rangkaian yang menghasilkan sebuah aliran listrik dengan
outputnya berupa lampu yang menyala dengan alat pemutus dan penghubungnya
menggunakan saklar yang digabungkan dengan 2 timer sebagai penentu waktu nyala dan
mati lampu sebagai output. Pada praktikum kali ini praktikan diharapkan bisa mengetahui
apa itu instalasi listrik dan dapat mempraktekan cara merangkai iinstalasi listrik.

I. PENDAHULUAN
Saat ini listrik merupakan kebutuhan primer bagi manusia di segala bidang, dimana
setiap peralatan elektronik sangat membutuhkan listrik untuk penggunaannya.
Manusia sudah ketergantungan dengan listrik tanpa adanya listrik kehidupan
manusia sangatlah sulit, tanpa adanya listrik setiap rumah tidak akan mempunyai
penerangan yang memadai dan setiap peralatan yang membutuhkan listrik tidak
akan bekerja. hal penting yang perlu diutaman pada instalasi listrik ialah sistem
keselamatannya, maka dari itu pemesangan instalasi listrik perlu dilakukan dengan
baik dan benar. Praktikum kali ini juga bertujuan untuk mengetahui cara
perangkaian instalasi listrik yang baik dan benar agar tidak membahayakan.

II. TUJUAN
1. Mengetahui apa itu intalasi listrik.
2. Mengetahui bagaimana cara merangkai instalasi listrik.

III. DASAR TEORI


Instalasi listrik adalah suatu rangkaian yang menghasilkan sebuah aliran listrik, bisa
berupa sebuah lampu ataupun sebuah sumber listrik. Secara sederhana Instalasi
listrik terdiri dari sebuah skaklar, stopkontak dan lampu. Input sakelar dapat
sumber fasa kemudian outputnya menuju ke beban dimana beban itu adalah
lampu, dan harus ada kabel netral dilampu. Sehingga lampu tersebut akan nyala
apabila sakelar di “ON” kan.

Dalam sebuah rangkaian instalasi listrik ada komponen atau bahan yang diperlukan
dalam pemasangan instalasi listrik. Bahan-bahan yang diperlukan dalam
pemasangan instalasi listrik diantaranya adalah:
1. Saklar
Saklar merupakan perangkat yang dipakai untuk memutus dan
menghubungkan aliran listrik. Pada dasarnya, saklar ialah alat yang bisa /
berfungsi menghubungkan dan pemutus aliran listrik (arus listrik) baik itu pada
jaringan arus listrik kuat maupun pada jaringan arus listrik lemah.

Pada dasarnya, sebuah Saklar sederhana terdiri dari dua bilah konduktor
(biasanya adalah logam) yang terhubung ke rangkaian eksternal, Saat kedua
bilah konduktor tersebut terhubung maka akan terjadi hubungan arus listrik
dalam rangkaian. Sebaliknya, saat kedua konduktor tersebut dipisahkan maka
hubungan arus listrik akan ikut terputus.

Saklar yang paling sering ditemukan adalah Saklar yang dioperasikan oleh
tangan manusia dengan satu atau lebih pasang kontak listrik. Setiap pasangan
kontak umumnya terdiri dari 2 keadaan atau disebut dengan “State”. Kedua
keadaan tersebut diantaranya adalah Keadaan “Close” atau “Tutup” dan
Keadaan “Open” atau “Buka”. Close artinya terjadi sambungan aliran listrik
sedangkan Open adalah terjadinya pemutusan aliran listrik.

Berdasarkan dua keadaan tersebut, Saklar pada umumnya menggunakan


istilah Normally Open (NO) untuk Saklar yang berada pada keadaan Terbuka
(Open) pada kondisi awal. Ketika ditekan, Saklar yang Normally Open (NO)
tersebut akan berubah menjadi keadaan Tertutup (Close) atau “ON”.
Sedangkan Normally Close (NC) adalah saklar yang berada pada keadaan
Tertutup (Close) pada kondisi awal dan akan beralih ke keadaan Terbuka (Open)
ketika ditekan.

 Pole dan Throw Saklar

Saklar Listrik dapat digolongkan berdasarkan jumlah Kontak dan Kondisi yang
dimilikinya. Jumlah Kontak dan kondisi yang dimiliki tersebut biasanya disebut
dengan istilah “Pole” dan “Throw”. Pole adalah banyaknya Kontak yang dimiliki
oleh sebuah saklar sedangkan Throw adalah banyaknya kondisi yang dimiliki
oleh sebuah Saklar.

Berikut ini adalah beberapa contoh jenis Saklar Listrik yang digolongkan
berdasarkan Pole dan Throw :

 SPST : Single Pole Single Throw, yaitu Saklar ON/OFF yang paling
sederhana dengan hanya memiliki 2 Terminal. Contohnya Saklar Listrik
ON/OFF pada lampu.
 SPDT : Single Pole Double Throw, yaitu Saklar yang memiliki 3 Terminal.
Saklar jenis ini dapat digunakan sebagai Saklar Pemilih. Contohnya Saklar
pemilih Tegangan Input Adaptor yaitu 110V atau 220V.
 DPST : Double Pole Single Throw, yaitu saklar yang memiliki 4 Terminal.
DPST dapat diartikan sebagai 2 Saklar SPST yang dikendalikan dalam satu
mekanisme.
 DPDT : Double Pole Double Throw, yaitu saklar yang memiliki 6 Terminal.
DPDT dapat diartikan sebagai 2 Saklar SPDT yang dikendalikan dalam satu
mekanisme.
 SP6T : Single Pole Six Throw, yaitu saklar yang memilki 7 Terminal yang
pada umumnya berfungsi sebagai Saklar pemilih. Jenis Saklar ini banyak
ditemui dalam Rangkaian Adaptor yang dapat memilih berbagai Tegangan
Output, misalnya pilihan output 1,5V, 3V, 4,5V, 6V, 9V dan 12V.

Berikut ini adalah Simbol Saklar berdasarkan jumlah Pole dan Throw-nya.
2. Relay

Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk


menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis
yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan
memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan
tertutup (menyala) atau terbuka (mati) karena efek induksi magnet yang
dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar,
pergerakan kontaktor (on atau off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.

Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :

1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :

Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :

 Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi CLOSE (tertutup)
 Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi OPEN (terbuka)

 Pole dan Throw pada Relay

Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan
Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay.

Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka


relay dapat digolongkan menjadi :

 Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2
Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
 Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3
Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
 Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal,
diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan
2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang
dikendalikan oleh 1 Coil.
 Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal
sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang
Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal
lainnya untuk Coil.
3. Timer
Timer merupakan relay yang pengaktifan kontak-kontaknya dapat diatur dalam
waktu tertentu.

4. MCB

MCB merupakan singkatan dari Miniature Circuit Breaker yang berfungsi


sebagai alat pengaman saat terjadi hubung singkat (konsleting) maupun beban
lebih (over load). MCB akan memutuskan arus apa bila arus yang melewatinya
melebihi dari arus nominal MCB, sebagai contoh MCB 2 A akan memutuskan
arus jika penggunaan beban melebihi 2 A, MCB juga akan memutuskan arus
jika terjadi hubung singkat karena saat hubung singkat arus yang dihasilkan
sangat besar dan melebihi 2 A. Selain berfungsi sebagai pengaman terjadinya
konslet dan beban lebih juga bisa difungsikan sebagai saklar utama
instalasi listrik. Ada dua jenis MCB yaitu MCB 1 fasa (1 pole) dan MCB 3 fasa (3
pole). MCB 1 fasa biasanya digunakan dalam rumah tinggal, sedangkan MCB 3
fasa biasanya digunakan oleh industri dan pabrik-pabrik.

5. Kabel

Kabel adalah media untuk menghantarkan arus listrik. Sebuah kabel listrik
terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator di sini adalah bahan pembungkus
kabel yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastik atau thermosetting,
sedangkan konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun aluminium.
Ada 3 jenis kabel listrik yang paling umum digunakan yaitu kabel jenis NYA,
NYM dan NYY.
1. Kabel NYA

Merupakan kabel berisolasi PVC dan berinti kawat tunggal. Warna


isolasinya ada beberapa macam yaitu merah, kuning, biru dan hitam.
Jenisnya adalah kabel udara (tidak untuk ditanam dalam tanah). Karena
isolasinya hanya satu lapis, maka mudah luka karena gesekan, gigitan tikus
atau gencetan. Dalam pemasangannya, kabel jenis ini harus dimasukkan
dalam suatu konduit kabel.
Conduit artinya adalah suatu selubung pelindung, ada yang berupa pipa
besi, tetapi yang paling umum digunakan adalah pipa PVC (tetapi berbeda
dengan pipa PVC untuk air). Konduit ini selain bertujuan melindungi kabel
dari gangguan luar juga untuk memudahkan dalam hal pekerjaan
penggantian atau penambahan kabel, karena hanya tinggal ditarik atau
didorong saja. Bandingkan bila kabel tersebut ditanam dalam tembok
tanpa konduit, tentu akan butuh pekerjaan tambahan berupa
pembongkaran tembok.
2. Kabel NYM
Kabel jenis ini mempunyai isolasi luar jenis PVC berwarna putih (cara
mengenalinya bisa dengan melihat warna yang khas putih ini) dengan
selubung karet di dalamnya dan berinti kawat tunggal yang jumlahnya
antara 2 sampai 4 inti dan masing-masing inti mempunyai isolasi PVC
dengan warna berbeda. Jadi seperti beberapa kabel NYA yang dijadikan
satu dan ditambahkan isolasi putih dan selubung karet.

Kabel ini relative lebih kuat karena adanya isolasi PVC dan selubung karet.
Pemasangannya pada instalasi listrik dalam rumah bisa tanpa konduit
(kecuali dalam tembok sebaiknya menggunakan konduit seperti yang
dijelaskan sebelumnya). Kabel ini dirancang bukan untuk penggunaan di
bagian luar (outdoor). Tetapi penggunaan konduit sebagai pelindung bisa
juga dipertimbangkan bila ingin dipasang di luar ruangan. Harganya yang
jelas lebih mahal dari tipe kabel NYA.
3. Kabel NYY

Warna khas kabel ini adalah hitam dengan isolasi PVC ganda sehingga
lebih kuat. Karena lebih kuat dari tekanan gencetan dan air,
pemasangannya bisa untuk outdoor, termasuk ditanam dalam tanah.
Kabel untuk lampu taman dan di luar rumah sebaiknya menggunakan
kabel jenis ini. Harganya tentu lebih mahal dibanding dua jenis kabel
sebelumnya.
6. Lampu

Lampu adalah sebuah peranti yang memproduksi cahaya. Kata "lampu"


dapat juga berarti bola lampu. Lampu pertama kali ditemukan oleh Sir
Joseph William Swan. Lampu adalah sebuah benda yang berfungsi sebagai
penerang, lampu memiliki bentuk seperti botol dengan ronga yang beisi
kawat kecil yang akan menyalah apabila disambungkan ke aliran listrik.

IV. METODE EKSPERIMEN


IV.1 ALAT DAN BAHAN
4.1.1 Alat yang digunakan dalam praktikum instalasi listrik adalah:
1. Obeng

2. Voltmeter

3. Multimeter
4.1.2 Bahan yang digunakan dalam praktikum instalasi listrik adalah:
1. Kabel mereh dan kabel biru

2. Kontaktor

3. Lampu

4. MCB 1 fase
5. Timer 2 buah

6. Saklar push botton

7. Saklar cam

IV.2 SKEMA PERCOBAAN


IV.3 CARA KERJA
4. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
5. Lakukan pengecekan sumber tegangan yang digunakan, pastikan sesuai
dengan percobaan yang dilakukan yaitu 220 V.
6. Lakukan pengecekan dan pastikan pengamanan (MCB) berfungsi dengan
baik.
7. Lakukan pengecekan dan pastikan kontak NO dan NC pada Push Button
berfungsi dengan baik
8. Buatlah rangkaian instalsi listrik sesuai dengan ladder diagram dengan
mengaplikasikan push botton, kontaktor, timer, dan lampu sebagai
outputnya dengan menggunakan kabel penghubung.
9. Pertama hubungkan menggunakan kabel dari MCB 1 fase ke push botton
kuning (PB1) pada kontak NO.
10. Kemudian dari PB1 sambungkan ke kontaktor no. 13, dari kontaktok no. 13
ke kontaktor no. 1, dari kontaktor no. 1 ke kontaktor no. 3, dan dari
kontaktor no. 3 ke T1 (timer 1) no. 6.
11. Sambungkan dari push botton merah (PB2) kontak NC ke PB1 kontak NO,
dan dari PB1 ke kontaktor no. 14.
12. Sambungkan kontaktor no. 2 ke T2 (timer 2) no. 1.
13. Sambungkan kontaktor no. 4 ke T1 (timer 1) no. 1.
14. Sambungkan T1 (timer 1) no. 8 ke T2 (timer 2) no. 5.
15. Sambungkan PB2 ke kontaktor A1.
16. Sambungkan T2 (timer 2) no. 4 ke T1 (timer 1) no. 7.
17. Sambungkan T1 (timer 1) no. 3 ke T2 (timer 2) no. 7.
18. Sambungkan T2 (timer 2) ke lampu indikator.
19. Sambungkan menggunakan kabel warna biru yang bersifat netral dari
sumber arus 0 V (ground) ke kontaktor A2, dari kontaktor A2 ke T1 (timer
1) no. 2, dari T1 (timer 1) ke T2 (timer 2) no. 2, dan dari T2 (timer 2) ke
lampu indikator.
20. Lakukan pengecekan pada masing-masing sambungan kabel penghubung,
pastikan rangkaian instalasi sesuai gambar.
21. Setelah rangkaian instalasi listrik dipasang dengan benar tekan tombol
push botton warna kuning untuk menyalakan rangkaian.
22. Pada saat saklar push botton kuning ditekan, kontaktor akan otomatis
tertekan kemudian timer 1 akan langsung berjalan dengan waktu yang
sudah ditentukan yaitu 5 detik, setelah 5 detik (T1) lampu akan menyala.
Kemudian timer 2 akan langsung berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan yaitu 5 detik, setelah 5 detik (T2) lampu akan mati.
23. Setelah 5 detik lagi lampu menyala, kemudian 5 detik lampu mati, dan
seterusnya begitu sampai saklar push botton warna merah ditekan.

V. HASIL DAN PEBAHASAN


1. Hasil dari aplikasi Fluidsim

Rangkaian sebelum saklar dinyalakan


Rangkaian setelah saklar dinyalakan, timer 1 langsung bekerja menghitung
waktu semala 5 detik

Setelah 5 detik pertama lampu indikator menyala


Setelah 5 detik pertama lampu indikator mati

Setelah rangkaian dibuat, kemuadian saklar dinyalakan, timer 1 akan langsung


bekerja sesuai dengan waktu yang telah ditentukan yaitu selama 5 detik.
Setelah 5 detik pertama lampu akan meyala dan timer kedua langsung bekerja
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan yaitu selama 5 detik. Setelah 5
detik kedua lampu mati. Kemuadian setelah itu timer 1 bekerja kembali, lampu
menyala. Lalu timer 2 bekerja dan lampu mati. Dan akan terus begitu sampai
saklar dimatikan.

2. Hasil dari praktikum


Rangkaian pada saat 5 detik pertama (Timer 1 bekerja)

Rangakaian setelah 5 detik pertama (Timer 2 bekerja

Pada praktikum kali ini, praktikan diminta untuk membuat rangkaian pada
instalasi listik sesuai diagram yang diberikan. Sebelum memulai praktikum
persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang diperlukan, kemudian lakukan
pengecekan terhadap sumber tegangan yang digunakan pastikan sesuai
dengan percobaan yang dilakukan yaitu 220, pengecekan MCB 1 fasa dan
pastikan pengamanan (MCB) berfungsi dengan baik, dan pengecekan kontak
NO dan NC pada Push Button berfungsi dengan baik. Pengecekan dilakukan
agar pada saat praktikum tidak terjadi kesalahan yang akan membahayakan
praktikan maupun merusak alat yang digunakan. Pada saat praktikum jangan
sembarang memegang peralatan setelah peralatan dinyalakan karena sangat
berbahaya.
Setelah semua dipersiapkan dan dilakukan pengecekan, rangkai instalasi listrik
sesuai dengan diagram yang diberikan. Buatlah rangkaian instalsi listrik sesuai
dengan ladder diagram dengan mengaplikasikan push botton, kontaktor, timer,
dan lampu sebagai outputnya dengan menggunakan kabel penghubung.
Pertama hubungkan menggunakan kabel dari MCB 1 fase ke push botton
kuning (PB1) pada kontak NO. Kemudian dari PB1 sambungkan ke kontaktor no.
13, dari kontaktok no. 13 ke kontaktor no. 1, dari kontaktor no. 1 ke kontaktor
no. 3, dan dari kontaktor no. 3 ke T1 (timer 1) no. 6. Setelah itu sambungkan
dari push botton merah (PB2) kontak NC ke PB1 kontak NO, dan dari PB1 ke
kontaktor no. 14. Sambungkan kontaktor no. 2 ke T2 (timer 2) no. 1.
Sambungkan kontaktor no. 4 ke T1 (timer 1) no. 1. Sambungkan T1 (timer 1)
no. 8 ke T2 (timer 2) no. 5. Sambungkan PB2 ke kontaktor A1. Sambungkan T2
(timer 2) no. 4 ke T1 (timer 1) no. 7. Sambungkan T1 (timer 1) no. 3 ke T2
(timer 2) no. 7. Sambungkan T2 (timer 2) ke lampu indikator. Sambungkan
menggunakan kabel warna biru yang bersifat netral dari sumber arus 0V
(ground) ke kontaktor A2, dari kontaktor A2 ke T1 (timer 1) no. 2, dari T1 (timer
1) ke T2 (timer 2) no. 2, dan dari T2 (timer 2) ke lampu indikator.
Setelah semua rangkaian terpasang lakukan pengecekan kembali apakah
rangkaian tersebut sudah terpasang denngan benar apa tidak. Setelah dicek
dan telah benar. Kemudian aktifkan MCB 1 fasa pada posisi on untuk
menyalakan sumber arus dan saklar cam juga di aktifkan pada posisi on
kemudian tekan saklar push botton warna kuning untuk menyalakan instalasi
listrik tersebut, setelah sumber tegangan dinyalakan jangan menyentuh
sembarangan alat karena dapat berbahaya. Pada saat saklar push botton
kuning ditekan, kontaktor akan otomatis tertekan kemudian timer 1 akan
langsung berjalan dengan waktu yang sudah ditentukan yaitu 5 detik, setelah 5
detik (T1) lampu akan menyala. Kemudian timer 2 akan langsung berjalan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan yaitu 5 detik, setelah 5 detik (T2)
lampu akan mati. Setelah 5 detik lagi lampu menyala, kemudian 5 detik lampu
mati, dan seterusnya begitu sampai saklar push botton warna merah
(mematikan rangkaian) ditekan.

Pada saat pertama kali saklar push botton ditekan timer langsung berjalan,
namun lampu indikator tidak menyala kemudian dilakukan pengecekan kembali
pada setiap sambungan dan ternyata memanng ada beberapa kabel
penghubung yang tidak terpasang dengan benar, setelah itu kabel yang tidak
terpasang dengan benar diperbaiki. Kemudian dicoba kembali menyalakan
saklar push botton dan percobaaan kedua yang dilakukan lampu indikator
dapat menyala.

VI. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum dapat disimpulkan rangkaianinstalasi yang praktikan
buat dapat menyala dengan baik meskipun ada beberapa kendala karena kabel
tidak terpasang dengan benar. Tetapi pemasangan instalasi listrik ini tergolong
cukup rumit dalam hal pengerjaannya serta harus teliti dan hati-hati dalam
pemasangan karena tegangan yang ada pada rangkaian cukup besar.

VII. DAFTAR PUSTAKA


http://nurtri96.blogspot.co.id/2015/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html
http://teknikelektronika.com/pengertian-saklar-listrik-cara-kerjanya/
http://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/
https://industri3601.wordpress.com/relay/
http://dedi-smk.blogspot.co.id/2013/03/fungsi-mcb-dan-pengertian-mcb-
adalah.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabel_listrik
http://kelistrikandasar.blogspot.co.id/p/kabel-listrik-dan-kuathantar-arus.html
https://lampuutama.blogspot.co.id/2016/11/pengertian-lampu-dan-jenis-jenis-
lampu.html

Anda mungkin juga menyukai