ABSTRAK
Instalasi listrik adalah suatu rangkaian yang menghasilkan sebuah aliran listrik, bisa berupa
sebuah lampu ataupun sebuah sumber listrik. Secara sederhana Instalasi listrik terdiri dari
sebuah skaklar, stopkontak dan lampu. Input sakelar dapat sumber fasa kemudian
outputnya menuju ke beban dimana beban itu adalah lampu, dan harus ada kabel netral
dilampu. Sehingga lampu tersebut akan nyala apabila sakelar di “ON” kan. Pada praktikum
ini praktikan akan menyusun rangkaian yang menghasilkan sebuah aliran listrik dengan
outputnya berupa lampu yang menyala dengan alat pemutus dan penghubungnya
menggunakan saklar yang digabungkan dengan 2 timer sebagai penentu waktu nyala dan
mati lampu sebagai output. Pada praktikum kali ini praktikan diharapkan bisa mengetahui
apa itu instalasi listrik dan dapat mempraktekan cara merangkai iinstalasi listrik.
I. PENDAHULUAN
Saat ini listrik merupakan kebutuhan primer bagi manusia di segala bidang, dimana
setiap peralatan elektronik sangat membutuhkan listrik untuk penggunaannya.
Manusia sudah ketergantungan dengan listrik tanpa adanya listrik kehidupan
manusia sangatlah sulit, tanpa adanya listrik setiap rumah tidak akan mempunyai
penerangan yang memadai dan setiap peralatan yang membutuhkan listrik tidak
akan bekerja. hal penting yang perlu diutaman pada instalasi listrik ialah sistem
keselamatannya, maka dari itu pemesangan instalasi listrik perlu dilakukan dengan
baik dan benar. Praktikum kali ini juga bertujuan untuk mengetahui cara
perangkaian instalasi listrik yang baik dan benar agar tidak membahayakan.
II. TUJUAN
1. Mengetahui apa itu intalasi listrik.
2. Mengetahui bagaimana cara merangkai instalasi listrik.
Dalam sebuah rangkaian instalasi listrik ada komponen atau bahan yang diperlukan
dalam pemasangan instalasi listrik. Bahan-bahan yang diperlukan dalam
pemasangan instalasi listrik diantaranya adalah:
1. Saklar
Saklar merupakan perangkat yang dipakai untuk memutus dan
menghubungkan aliran listrik. Pada dasarnya, saklar ialah alat yang bisa /
berfungsi menghubungkan dan pemutus aliran listrik (arus listrik) baik itu pada
jaringan arus listrik kuat maupun pada jaringan arus listrik lemah.
Pada dasarnya, sebuah Saklar sederhana terdiri dari dua bilah konduktor
(biasanya adalah logam) yang terhubung ke rangkaian eksternal, Saat kedua
bilah konduktor tersebut terhubung maka akan terjadi hubungan arus listrik
dalam rangkaian. Sebaliknya, saat kedua konduktor tersebut dipisahkan maka
hubungan arus listrik akan ikut terputus.
Saklar yang paling sering ditemukan adalah Saklar yang dioperasikan oleh
tangan manusia dengan satu atau lebih pasang kontak listrik. Setiap pasangan
kontak umumnya terdiri dari 2 keadaan atau disebut dengan “State”. Kedua
keadaan tersebut diantaranya adalah Keadaan “Close” atau “Tutup” dan
Keadaan “Open” atau “Buka”. Close artinya terjadi sambungan aliran listrik
sedangkan Open adalah terjadinya pemutusan aliran listrik.
Saklar Listrik dapat digolongkan berdasarkan jumlah Kontak dan Kondisi yang
dimilikinya. Jumlah Kontak dan kondisi yang dimiliki tersebut biasanya disebut
dengan istilah “Pole” dan “Throw”. Pole adalah banyaknya Kontak yang dimiliki
oleh sebuah saklar sedangkan Throw adalah banyaknya kondisi yang dimiliki
oleh sebuah Saklar.
Berikut ini adalah beberapa contoh jenis Saklar Listrik yang digolongkan
berdasarkan Pole dan Throw :
SPST : Single Pole Single Throw, yaitu Saklar ON/OFF yang paling
sederhana dengan hanya memiliki 2 Terminal. Contohnya Saklar Listrik
ON/OFF pada lampu.
SPDT : Single Pole Double Throw, yaitu Saklar yang memiliki 3 Terminal.
Saklar jenis ini dapat digunakan sebagai Saklar Pemilih. Contohnya Saklar
pemilih Tegangan Input Adaptor yaitu 110V atau 220V.
DPST : Double Pole Single Throw, yaitu saklar yang memiliki 4 Terminal.
DPST dapat diartikan sebagai 2 Saklar SPST yang dikendalikan dalam satu
mekanisme.
DPDT : Double Pole Double Throw, yaitu saklar yang memiliki 6 Terminal.
DPDT dapat diartikan sebagai 2 Saklar SPDT yang dikendalikan dalam satu
mekanisme.
SP6T : Single Pole Six Throw, yaitu saklar yang memilki 7 Terminal yang
pada umumnya berfungsi sebagai Saklar pemilih. Jenis Saklar ini banyak
ditemui dalam Rangkaian Adaptor yang dapat memilih berbagai Tegangan
Output, misalnya pilihan output 1,5V, 3V, 4,5V, 6V, 9V dan 12V.
Berikut ini adalah Simbol Saklar berdasarkan jumlah Pole dan Throw-nya.
2. Relay
1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :
Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi CLOSE (tertutup)
Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi OPEN (terbuka)
Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan
Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay.
Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2
Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3
Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal,
diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan
2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang
dikendalikan oleh 1 Coil.
Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal
sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang
Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal
lainnya untuk Coil.
3. Timer
Timer merupakan relay yang pengaktifan kontak-kontaknya dapat diatur dalam
waktu tertentu.
4. MCB
5. Kabel
Kabel adalah media untuk menghantarkan arus listrik. Sebuah kabel listrik
terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator di sini adalah bahan pembungkus
kabel yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastik atau thermosetting,
sedangkan konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun aluminium.
Ada 3 jenis kabel listrik yang paling umum digunakan yaitu kabel jenis NYA,
NYM dan NYY.
1. Kabel NYA
Kabel ini relative lebih kuat karena adanya isolasi PVC dan selubung karet.
Pemasangannya pada instalasi listrik dalam rumah bisa tanpa konduit
(kecuali dalam tembok sebaiknya menggunakan konduit seperti yang
dijelaskan sebelumnya). Kabel ini dirancang bukan untuk penggunaan di
bagian luar (outdoor). Tetapi penggunaan konduit sebagai pelindung bisa
juga dipertimbangkan bila ingin dipasang di luar ruangan. Harganya yang
jelas lebih mahal dari tipe kabel NYA.
3. Kabel NYY
Warna khas kabel ini adalah hitam dengan isolasi PVC ganda sehingga
lebih kuat. Karena lebih kuat dari tekanan gencetan dan air,
pemasangannya bisa untuk outdoor, termasuk ditanam dalam tanah.
Kabel untuk lampu taman dan di luar rumah sebaiknya menggunakan
kabel jenis ini. Harganya tentu lebih mahal dibanding dua jenis kabel
sebelumnya.
6. Lampu
2. Voltmeter
3. Multimeter
4.1.2 Bahan yang digunakan dalam praktikum instalasi listrik adalah:
1. Kabel mereh dan kabel biru
2. Kontaktor
3. Lampu
4. MCB 1 fase
5. Timer 2 buah
7. Saklar cam
Pada praktikum kali ini, praktikan diminta untuk membuat rangkaian pada
instalasi listik sesuai diagram yang diberikan. Sebelum memulai praktikum
persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang diperlukan, kemudian lakukan
pengecekan terhadap sumber tegangan yang digunakan pastikan sesuai
dengan percobaan yang dilakukan yaitu 220, pengecekan MCB 1 fasa dan
pastikan pengamanan (MCB) berfungsi dengan baik, dan pengecekan kontak
NO dan NC pada Push Button berfungsi dengan baik. Pengecekan dilakukan
agar pada saat praktikum tidak terjadi kesalahan yang akan membahayakan
praktikan maupun merusak alat yang digunakan. Pada saat praktikum jangan
sembarang memegang peralatan setelah peralatan dinyalakan karena sangat
berbahaya.
Setelah semua dipersiapkan dan dilakukan pengecekan, rangkai instalasi listrik
sesuai dengan diagram yang diberikan. Buatlah rangkaian instalsi listrik sesuai
dengan ladder diagram dengan mengaplikasikan push botton, kontaktor, timer,
dan lampu sebagai outputnya dengan menggunakan kabel penghubung.
Pertama hubungkan menggunakan kabel dari MCB 1 fase ke push botton
kuning (PB1) pada kontak NO. Kemudian dari PB1 sambungkan ke kontaktor no.
13, dari kontaktok no. 13 ke kontaktor no. 1, dari kontaktor no. 1 ke kontaktor
no. 3, dan dari kontaktor no. 3 ke T1 (timer 1) no. 6. Setelah itu sambungkan
dari push botton merah (PB2) kontak NC ke PB1 kontak NO, dan dari PB1 ke
kontaktor no. 14. Sambungkan kontaktor no. 2 ke T2 (timer 2) no. 1.
Sambungkan kontaktor no. 4 ke T1 (timer 1) no. 1. Sambungkan T1 (timer 1)
no. 8 ke T2 (timer 2) no. 5. Sambungkan PB2 ke kontaktor A1. Sambungkan T2
(timer 2) no. 4 ke T1 (timer 1) no. 7. Sambungkan T1 (timer 1) no. 3 ke T2
(timer 2) no. 7. Sambungkan T2 (timer 2) ke lampu indikator. Sambungkan
menggunakan kabel warna biru yang bersifat netral dari sumber arus 0V
(ground) ke kontaktor A2, dari kontaktor A2 ke T1 (timer 1) no. 2, dari T1 (timer
1) ke T2 (timer 2) no. 2, dan dari T2 (timer 2) ke lampu indikator.
Setelah semua rangkaian terpasang lakukan pengecekan kembali apakah
rangkaian tersebut sudah terpasang denngan benar apa tidak. Setelah dicek
dan telah benar. Kemudian aktifkan MCB 1 fasa pada posisi on untuk
menyalakan sumber arus dan saklar cam juga di aktifkan pada posisi on
kemudian tekan saklar push botton warna kuning untuk menyalakan instalasi
listrik tersebut, setelah sumber tegangan dinyalakan jangan menyentuh
sembarangan alat karena dapat berbahaya. Pada saat saklar push botton
kuning ditekan, kontaktor akan otomatis tertekan kemudian timer 1 akan
langsung berjalan dengan waktu yang sudah ditentukan yaitu 5 detik, setelah 5
detik (T1) lampu akan menyala. Kemudian timer 2 akan langsung berjalan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan yaitu 5 detik, setelah 5 detik (T2)
lampu akan mati. Setelah 5 detik lagi lampu menyala, kemudian 5 detik lampu
mati, dan seterusnya begitu sampai saklar push botton warna merah
(mematikan rangkaian) ditekan.
Pada saat pertama kali saklar push botton ditekan timer langsung berjalan,
namun lampu indikator tidak menyala kemudian dilakukan pengecekan kembali
pada setiap sambungan dan ternyata memanng ada beberapa kabel
penghubung yang tidak terpasang dengan benar, setelah itu kabel yang tidak
terpasang dengan benar diperbaiki. Kemudian dicoba kembali menyalakan
saklar push botton dan percobaaan kedua yang dilakukan lampu indikator
dapat menyala.
VI. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum dapat disimpulkan rangkaianinstalasi yang praktikan
buat dapat menyala dengan baik meskipun ada beberapa kendala karena kabel
tidak terpasang dengan benar. Tetapi pemasangan instalasi listrik ini tergolong
cukup rumit dalam hal pengerjaannya serta harus teliti dan hati-hati dalam
pemasangan karena tegangan yang ada pada rangkaian cukup besar.