Anda di halaman 1dari 2

Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng merupakan nilai atau tingkat kemiringan lahan terhadap bidang datar yang
dinyatakan dalam persen atau derajat. Kecuraman lereng, panjang lereng, dan bentuk lereng
akan memengaruhi tingkat bahaya tanah longsor dan erosi. Semakin curam lereng maka tingkat
bahaya longsor semakin tinggi, karena gaya dorong yang ada semakin besar. Bentuk serta
kecuraman lereng yang ada dipengaruhi oleh curah hujan dan erosi yang terjadi di daerah
tersebut. Secara Topografis Kelurahan Tinjomoyo dengan kemiringan 25% dan 37,78%
merupakan daerah perbukitan dengan kelerengan 15-40% dan kondisi lereng (0-2%).

Curah Hujan

Kondisi klimatologi sangat penting untuk diketahui, karena kondisi klimatologi ini mempunyai
pengaruh terhadap proses geomorfologi suatu daerah, baik intensitas ataupun tipe proses yang
terjadi, termasuk didalamnya proses longsoran, kondisi hidrologi maupun pembentukan lahan.
Kondisi klimatologi suatu daerah memiliki atribut-atribut salah satunya adalah curah hujan.
Curah hujan merupakan salah satu variabel mempunyai pengaruh yang tinggi dalam terjadinya
longsoran tanah. Secara umum, longsoran yang terjadi dipicu oleh curah hujan yang turun pada
kawasan rawan longsor. Daerah di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Kota
Semarang selain memiliki lereng yang terjal , juga memiliki rerata curah hujan yang menapai
>3000 mm/tahun.

Litologi

Litologi menilai karakteristik fisik dari batuan suatu daerah. Batuan ialah segala macam
material padat yang menyusun kulit bumi, baik yang telah padu maupun masih lepas. Setiap
batuan memiliki sifat dan ciri khusus. Litologi daerah Tinjomoyo sebagian besar terdiri dari
batu lempung, batu lanau dan breksi vulkanik, dimana posisi breksi vulkanik terletak
diatas batu lempung sehingga membebani lempung dan akibatnya lempung akan lebih mudah
untuk tergelincir. Lempung merupakan material lepas yang kurang resisten. Tingginya
kandungan air di dalam tanah akibat terdapat sumber air “tuk” sehingga menjadikan kondisi
tanah dengan komposisi lempung menjadi mudah untuk bergerak.

Penggunaan Lahan
Tata guna lahan di daerah penelitian banyak digunakan sebagai permukiman penduduk,
lapangan golf, bahkan terdapat pula hotel yang didirikan diatas bukit . Vegetasi pada daerah
tersebut sudah banyak dipangkas untuk kebutuhan permukiman penduduk, sehingga akar
tanaman yang berfungsi untuk mengikat partikel tanah dan mengontrol kandungan air dalam
tanah tidak bisa menjaga tanah agar tetap kuat. Tanah memiliki daya dukung dimana tanah
akan tetap bisa bertahan dan tidak mengalami longsoran, tetapi ketika tanah tersebut berada
pada kelerengan yang cukup curam, kondisi litologi batuan yang tidak terlalu kuat maka daya
dukung tanah tersebut akan berkurang. Aktivitas manusia yang membebani di daerah
Tinjomoyo akan membuat daerah tersebut menjadi lebih berbahaya, dan menimbulkan banyak
kerugian jika gerakan tanah terjadi.

Sumber :

-Sama yg dishare rizani

- Armandho, dkk. 2008. Studi Dampak Gerakan Tanah Daerah Gombel Lama dan
Tinjomoyo. Makalah. Program Studi teknik Geologi. Fakultas Teknik. Universitas
Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai