Anda di halaman 1dari 33

Home > Askeb II (Persalinan) > Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar

Persalinan

Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan


Dasar Persalinan
Aug 23, 2009 6 Comments by lusa

Persalinan adalah proses yang fisiologis dan merupakan kejadian yang menakjubkan
bagi seorang ibu dan keluarga. Penatalaksanaan yang terampil dan handal dari bidan
serta dukungan yang terus-menerus dengan menghasilkan persalinan yang sehat dan
memuaskan dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan.

Sebagai bidan, ibu akan mengandalkan pengetahuan, keterampilan dan pengambilan


keputusan dari apa yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk :

1. Mendukung ibu dan keluarga baik secara fisik dan emosional selama
persalinan dan kelahiran.
2. Mencegah membuat diagnosa yang tidak tepat, deteksi dini dan penanganan
komplikasi selama persalinan dan kelahiran.
3. Merujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila terdeteksi komplikasi.
4. Memberikan asuhan yang akurat dengan meminimalkan intervensi.
5. Pencegahan infeksi yang aman untuk memperkecil resiko.
6. Pemberitahuan kepada ibu dan keluarga bila akan dilakukan tindakan dan
terjadi penyulit.
7. Memberikan asuhan bayi baru lahir secara tepat.
8. Pemberian ASI sedini mungkin.

Kebutuhan dasar selama persalinan tidak terlepas dengan asuhan yang diberikan
bidan. Asuhan kebidanan yang diberikan, hendaknya asuhan yang sayang ibu dan
bayi. Asuhan yang sayang ibu ini akan memberikan perasaan aman dan nyaman
selama persalinan dan kelahiran.

Konsep Asuhan Sayang Ibu


Konsep asuhan sayang ibu menurut Pusdiknakes, 2003 adalah sebagai berikut:

1. Asuhan yang aman berdasarkan evidence based dan ikut meningkatkan


kelangsungan hidup ibu. Pemberian asuhan harus saling menghargai budaya,
kepercayaan, menjaga privasi, memenuhi kebutuhan dan keinginan ibu.
2. Asuhan sayang ibu memberikan rasa nyaman dan aman selama proses
persalinan, menghargai kebiasaan budaya, praktik keagamaan dan
kepercayaan dengan melibatkan ibu dan keluarga dalam pengambilan
keputusan.
3. Asuhan sayang ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan
merupakan proses alamiah dan tidak perlu intervensi tanpa adanya
komplikasi.
4. Asuhan sayang ibu berpusat pada ibu, bukan pada petugas kesehatan.
5. Asuhan sayang ibu menjamin ibu dan keluarganya dengan memberitahu
tentang apa yang terjadi dan apa yang bisa diharapkan.

Badan Coalition Of Improving Maternity Services (CIMS) melahirkan Safe


Motherhood Intiative pada tahun 1987. CIMS merumuskan sepuluh langkah asuhan
sayang ibu sebagai berikut:

1. Menawarkan adanya pendampingan saat melahirkan untuk mendapatkan


dukungan emosional dan fisik secara berkesinambungan.
2. Memberi informasi mengenai praktek kebidanan, termasuk intervensi dan
hasil asuhan.
3. Memberi asuhan yang peka dan responsif dengan kepercayaan, nilai dan adat
istiadat.
4. Memberikan kebebasan bagi ibu yang akan bersalin untuk memilih posisi
persalinan yang nyaman bagi ibu.
5. Merumuskan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk pemberian asuhan
yang berkesinambungan.
6. Tidak rutin menggunakan praktek dan prosedur yang tidak didukung oleh
penelitian ilmiah tentang manfaatnya, seperti: pencukuran, enema, pemberian
cairan intervena, menunda kebutuhan gizi, merobek selaput ketuban,
pemantauan janin secara elektronik.
7. Mengajarkan pada pemberi asuhan dalam metode meringankan rasa nyeri
dengan/ tanpa obat-obatan.
8. Mendorong semua ibu untuk memberi ASI dan mengasuh bayinya secara
mandiri.
9. Menganjurkan tidak menyunat bayi baru lahir jika bukan karena kewajiban
agama.
10. Berupaya untuk mempromosikan pemberian ASI dengan baik.

Prinsip Umum Sayang Ibu


Prinsip-prinsip sayang ibu adalah sebagai berikut:

1. Memahami bahwa kelahiran merupakan proses alami dan fisiologis.


2. Menggunakan cara-cara yang sederhana dan tidak melakukan intervensi
tanpa ada indikasi.
3. Memberikan rasa aman, berdasarkan fakta dan memberi kontribusi pada
keselamatan jiwa ibu.
4. Asuhan yang diberikan berpusat pada ibu.
5. Menjaga privasi serta kerahasiaan ibu.
6. Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional.
7. Memastikan ibu mendapat informasi, penjelasan dan konseling yang cukup.
8. Mendukung ibu dan keluarga untuk berperan aktif dalam pengambilan
keputusan.
9. Menghormati praktek-praktek adat dan keyakinan agama.
10. Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu/
keluarganya selama kehamilan, persalinan dan nifas.
11. Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit.

Asuhan Sayang Ibu Selama Persalinan


Menurut Pusdiknakes (2003), upaya penerapan asuhan sayang ibu selama proses
persalinan meliputi kegiatan:

1. Memanggil ibu sesuai nama panggilan sehingga akan ada perasaan dekat
dengan bidan.
2. Meminta ijin dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan bidan
dalam pemberian asuhan.
3. Bidan memberikan penjelasan tentang gambaran proses persalinan yang akan
dihadapi ibu dan keluarga.
4. Memberikan informasi dan menjawab pertanyaan dari ibu dan keluarga
sehubungan dengan proses persalinan.
5. Mendengarkan dan menanggapi keluhan ibu dan keluarga selama proses
persalinan.
6. Menyiapkan rencana rujukan atau kolaborasi dengan dokter spesialis apabila
terjadi kegawatdaruratan kebidanan.
7. Memberikan dukungan mental, memberikan rasa percaya diri kepada ibu,
serta berusaha memberi rasa nyaman dan aman.
8. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik meliputi sarana
dan prasarana pertolongan persalinan.
9. Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu selama proses
persalinan.
10. Membimbing suami dan keluarga tentang cara memperhatikan dan
mendukung ibu selama proses persalinan dan kelahiran bayi, seperti:
memberikan makan dan minum, memijit punggung ibu, membantu
mengganti posisi ibu, membimbing relaksasi dan mengingatkan untuk
berdoa.
11. Bidan melakukan tindakan pencegahan infeksi.
12. Menghargai privasi ibu dengan menjaga semua kerahasiaan.
13. Membimbing dan menganjurkan ibu untuk mencoba posisi selama persalinan
yang nyaman dan aman.
14. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak kontraksi.
15. Menghargai dan memperbolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak
merugikan.
16. Menghindari tindakan yang berlebihan dan membahayakan.
17. Memberi kesempatan ibu untuk memeluk bayi segera setelah lahir dalam
waktu 1 jam setelah persalinan.
18. Membantu ibu memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah
kelahiran bayi dengan membimbing ibu membersihkan payudara, posisi
menyusui yang benar dan penyuluhan tentang manfaat ASI.

Referensi
Depkes RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal. Edisi Baru Dengan Resusitasi, Jakarta.
Depkes RI, 2001, Catatan Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan, Jakarta.
Draft, 2001, Pelatihan Pelayanan Kebidanan, Jakarta.
Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO, 2003, Asuhan Intrapartum, Jakarta.
Image, makingmothersdoula.com

http://www.lusa.web.id/asuhan-sayang-ibu-sebagai-kebutuhan-dasar-persalinan/

Dukungan Persalinan
Definisi Persalinan

Persalinan adalah Proses pengeluaran hasil konsepsi yang diawali dengan kontraksi
uterus secara teratur yang memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai plasenta dan
selaputnya dengan melalui jalan lahir atau jalan luar yang dapat hidup diluar kandungan.

Pada kala I dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan adanya kontraksi
yang teratur, adekuat dan menyebabkan perubahan pada serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap.

2.2 Definisi Dukungan Persalinan

Dukungan Persalinan adalah asuhan yang sifatnya mendukung yaitu asuhan yang
bersifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan selama persalinan merupakan suatu standar
pelayanan kebidanan, dimana ibu dibebaskan untuk memilih pendamping persalinan sesuai
keinginannya, misalnya suami, keluarga atau teman yang mengerti tentang dirinya.

Idealnya pendampingan ini dilaksanakan semenjak pra persalinan yang dapat


membantu memutuskan rencana tempat persalinan, pemakaian alat kontrasepsi dan
kejadian lain yang tidak diharapkan.

2.3 Macam-macam Dukungan Persalinan

 Dukungan fisik
Dukungan fisik adalah dukungan lansung berupa pertolongan lansung yang diberikan
oleh keluarga atau suami kepada ibu bersalin.
 Dukungan emosional
Dukungan emosional adalah dukungan berupa kehangatan, kepedulian maupun
ungkapan empati yang akan menimbulkan keyakinan bahwa ibu merasa dicintai dan
diperhatikan oleh suami, yang pada akhirnya dapat berpengaruh kepada keberhasilan.

2.4 Metode Dukungan Persalinan

 Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (orang


terdekat : suami,orang tua)
 Pengaturan posisi
Duduk atau setengah duduk, posisi merengkak, berjongkok atau berdiri, berbaring
miring ke kiri.
 Relaksasi dan pernafasan (memejamkan mata dengan menarik nafas panjang melalui
hidung, membayangkan seolah-olah oksigen mengalir keseluruh tubuh, lalu buang nafas
melalui mulut)
 Istirahat dan privasi
 Memberi rangsangan alternatif yang kuat untuk mengurangi nyeri dan menghambat rasa
sakit
 Kompres hangat, kompres dingin dan sentuhan atau pijatan (pada daerah punggung atau
tumit)

2.5 Dukungan Bidan Pada Kala I

 memberi dukungan emosional kepada ibu bahwa ibu harus bangga dan mensyukuri
anugerah yang telah diberikan oleh Allah SWT dan optimis bahwa ibu bisa mendidik anak
dengan baik
 mengatur posisi yang nyaman bagi ibu
 cukup asupan cairan dan nutrisi
 keleluasaan untuk mobilisasi, termasuk ke kamar kecil
 penerapan prinsip pencegahan infeksi yang sesuai
 Pendampingan anggota keluarga selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya.

 Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping selama persalinan.

 Peran aktif anggota keluarga selama persalinan dengan cara :


(a) Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan memuji ibu.

(b) Membantu ibu bernafas dengan benar saat kontraksi.

(c) Melakukan massage pada tubuh ibu dengan lembut.

(d) Menyeka wajah ibu dengan lembut menggunakan kain.

(e) Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.

 Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi.

Memberikan kecukupan energi dan mencegah dehidrasi. Oleh karena dehidrasi


menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang efektif.

 Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur dan spontan.

Kandung kemih penuh menyebabkan gangguan kemajuan persalinan dan menghambat


turunnya kepala; menyebabkan ibu tidak nyaman; meningkatkan resiko perdarahan pasca
persalinan; mengganggu penatalaksanaan distosia bahu; meningkatkan resiko infeksi
saluran kemih pasca persalinan.

 Pencegahan infeksi

Tujuan dari pencegahan infeksi adalah untuk mewujudkan persalinan yang bersih dan
aman bagi ibu dan bayi; menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru
lahir.

2.6 Dukungan Keluarga pada Kala I

Salah satu yang dapat mempengaruhi psikis ibu adalah dukungan dari suami atau
keluarga. Dukungan minimal berupa sentuhan dan kata-kata pujian yang membuat
nyaman serta memberi penguatan pada saat proses menuju persalinan berlangsung
hasilnya akan mengurangi durasi kelahiran.

2.7 Dukungan Saat Perubahaan Fisik, Emosi dan Psikologi pada Kala I

 Perubahan fisik ibu hamil

Pembesaran pada Payudara

Pada saat hamil perubahan yang terjadi pada ibu hamil adalah payudara menjadi
tegang, areola ( puting ) menjadi lebih menonjol dan daerah sekitar puting menghitam (
hiperpigmentasi ). hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan persediaan darah
keseluruh tubuh maka daerah sekitar payudara akan tampak bayangan pembuluh-
pembuluh vena dibawah

Sering BAK

Disini ibu merasa ingin kencing secara terus menerus karena pada saat janin
semakin membesar, kandung kemih ( vesica urinaria ) tertekan oleh rahim ( uterus ).
Namun, dalam hal ini ibu tidak perlu mengurangi asupan cairan pada tubuh karena pada
saat hamil sangat membutuhkan cairan lebih dari sebelum hamil.

Konstipasi

Konstipasi atau sulit BAB terjadi karena peningkatan hormone progesterone yang
menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien, juga Tablet Zat Besi ( tablet
tambah darah ) yang diberikan oleh dokter biasanya menyebabkan masalah konstipasi dan
juga dapat menyebabkan warna feses menjadi kehitaman.

Mual Muntah ( Morning Sickness )

Sebagian besar pada wanita hamil di bulan - bulan awal kehamilan sering
mengalami Mual muntah, hal ini disebabkan oleh peningkatan hormonal. Mual muntah
dapat diatasi dengan cara makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam
jumlah atau porsi besar karena hal itu akan membuat rasa mual dalam perut. apabila mual
muntah terjadi terus menerus sehingga membuat ibu tidak dapat beraktifitas ( Hiperemesis
Gravidarum ), maka segera periksa ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan penanganan.

Cepat Lelah

Kelelahan terjadi karena ibu bekerja aktif untuk menyesuaikan diri pada
kehamilannya dan karena waktu istirahat yang kurang.

Sakit Kepala

Hal ini bisa terjadi karena rasa mual, kelelahan, lapar, tekanan darah rendah, dan
dapat juga karena perasaan tegang atau bahkan depresi. Dalam kehamilan lanjut, sakit
kepala dapat menjadi tanda gejala pre - eklampsia.

Kram Perut

Pada trimester awal, anda mungkin mengalami kram perut atau kram seperti
menstruasi atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul sebentar dan tidak menetap. Hal ini
sering terjadi dan kemungkinan karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim
dimana otot dan ligament merenggang untuk menyokong rahim. Yang harus diingat apabila
kram perut yang timbul disertai perdarahan vagina, segera hubungi dokter karena kedua
tanda ini berhubungan dengan keguguran.

 Perubahan Emosional

Bulan - bulan awal kehamilan juga berpengaruh pada emosional yang menjadi tak
stabil, hal ini karena adanya perubahan hormon dan juga rasa tanggung jawab baru sebagai
seorang calon ibu.

Berat Badan Naik

Peningkatan berat badan yang banyak terjadi karena rahim anda berkembang dan
memerlukan ruang dan ini semua karena pengaruh dari hormone estrogen yang
menyebabkan pembesaran rahim dan hormone progesterone yang menyebabkan tubuh
menahan air. Peningkatan berat badan yang masih normal pada ibu hamil adalah 0,5 kg/
minggunya.

 Perubahan psikologis pada kala I

- pengalaman sebelumnya

- persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental, materi dsb)

- lingkungan

- mekanisme koping

- sikap terhadap kehamilan

 Dukungan Yang diberikan berupa :

Dengan memberikan support emosi dan fisik, libatkan keluarga (suami) untuk selalu
mendampingi selama proses persalinan berlangsung.

Dukungan Emosional dan Psikologis (Menurut Verney)

Berdasarkan hasil penelitian, pemberian dukungan fisik, emosional dan psikologis


selama persalinan akan dapat membantu mempercepat proses persalinan dan membantu
ibu memperoleh kepuasan dalam melalui proses persalinan normal.
Misalnya pada metode mengurangi rasa nyeri yang dilakukan secara terus menerus
dalam bentuk dukungan harus dipilih yang bersifat sederhana, biaya rendah, resiko
renedah, membantu kemajuan persalinan, hasil kelahiran bertambah baik dan bersifat
sayang ibu.

Pendekatan untuk mengurangi rasa sakit dapat dilakukan dengan cara:

 menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (suami,


orang tua)

 pengaturan posisi :duduk atau setengah duduk, posisi merangkak, berjongkok atau berdiri,
berbaring miring ke kiri

 relaksasi dan pernafasan

 istirahat dan privasi

 penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan

 asuhan diri

Beberapa teknik dukungan untuk mengurangi rasa sakit

 kehadiran seorang pendamping yang terus menerus, sentuhan yang nyaman, dan dorongan
dari orang yang memberikan support

 perubahan posisi dan pergerakan

 sentuhan dan massase

 counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament

 pijatan ganda pada pinggul

 penekanan pada lutut

 kompres hangat dan kompres dingin

 berendam

 pengeluaran suara

 visualisasi dan pemusatan perhatian (dengan berdoa)


 musik yang lembut dan menyenangkan ibu

2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi peran pendamping persalinan

Faktor-faktor yang mempengaruhi peran pendamping persalinan antara lain:

o Social
o Ekonomi
o Budaya
o Lingkungan
o Pengetahuan
o Umur
o Pendidikan

2.9 Tujuan Pemberian Dukungan Pada Kala I

 Membantu mengurangi nyeri pada sumber nyeri


 Membantu memberi perangsang alternatif yang kuat untuk mengurangi sensasi nyeri atau
menghambat rasa sakit

 Membantu mengurangi reaksi negatif emosional dan atau reaksi fisik wanita terhadap rasa
sakit
Diposkan oleh Hana Nurhanifah di 6/10/2013 09:27:00 AM

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke


Pinterest

http://hananurhanifah.blogspot.com/2013/06/dukungan-persalinan_10.html

PERAN BIDAN DALAM PEMBERIAN


SUPPORT PERSALINAN
Tujuan asuhan selama persalinan dan kelahiran
 Melindungi keselamatan ibu dan bayi baru lahir (BBL)
 Memberi dukungan pada persalinan normal, mendeteksi dan menatalaksana
komplikasi secara tepat waktu
 Memberi dukungan serta cepat bereaksi terhadap kebutuhan ibu, pasangan
dan keluarganya selama persalinan dan kelahiran bayi

Dukungan persalinan

Adalah asuhan yang sifatnya mendukung yaitu asuhan yang bersifat aktif dan ikut
serta dalam kegiatan selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan
kebidanan, dimana ibu dibebaskan untuk memilih pendamping persalinan sesuai
keinginannya, misalnya suami, keluarga atau teman yang mengerti tentang dirinya.
Idealnya pendampingan ini dilaksanakan semenjak pra persalinan yang dapat
membantu memutuskan rencana tempat persalinan, pemakaian alat kontrasepsi dan
kejadian lain yang tidak diharapkan.

Hasil penelitian sehubungan dukungan persalinan

Field (2004)

Diketahui bahwa ibu-ibu yang mendapatkan massase dan pendampingan mengalami


penurunan kejadian depresi, kecemasan dan nyeri serta perasaan yang positif. Pada
kondisi ini ibu yang mendapatkan sentuhan berdampak signifikan terhadap lama
persalinan lebih pendek (yaitu 8 jam dibandingkan dengan ibu yang persalinannya
tidak didampingi waktu persalinannya 11 jam), menurunkan angka kejadian
persalinan dengan tindakan, memperpendek waktu perawatan di RS dan mengurangi
kejadian depresi post partum.

Odent dalam Simpkin (2004)

Jika wanita dibiarkan melahirkan “dengan cara sebagaimana mamalia”, maka


persalinannya itu cenderung berlangsung tanpa kesulitan. Secara alamiah mamalia
akan mencari tempat yang privasi, nyaman dan menyenangkan, tenang dengan
pencahayaan yang kurang ketika mereka akan melahirkan.

Lingkungan seperti ini akan mengurangi aktivitas neokorteks dan memungkinkan


otak tengah dan batang otak lebih berperan dalam mengatur kerja prostaglandin dan
hormon-hormon yang memacu proses persalinan .

Odent mengatakan bahwa lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak


familiar bagi si ibu dimana banyak orang asing, banyaknya sejumlah pertanyaan,
cahaya yang terang berperan merangsang neokorteks menghasilkan kotekolamin
yang dapat menghambat kemajuan persalinan.

Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO (2003)

Hasil penelitian secara random contolled trials telah memperlihatkan efektifnya


dukungan fisik, emosional, dan psikologis selama persalinan dan kelahiran.

Cochrane database

Suatu kajian ulang sistematik dari 14 percobaan yang melibatkan 5000 wanita
memperlihatkan bahwa kehadiran pendamping secara terus menerus selama
persalinan dan kelahiran akan menghasilkan kelahiran dengan vakum dan forseps
serta sectio cesarea (SC) semakin sedikit, skor apgar < 7 lebih sedikit, lamanya
persalinan semakin memendek, dan kepuasan ibu yang semakin besar dalam
pengalaman melahirkan.

Ball (1987), Hidnett dan Osborn (1989)

Riset yang dilakukan oleh Ball (1987) dan Hidnett serta Osborn (1989), menyatakan
bahwa kehadiran support pada ibu selama persalinan akan menimbulkan kekuatan
dan perasaan aman serta nyaman bagi ibu. Hal ini diasumsikan dengan menurunnya
lama persalinan, penurunan komplikasi perinatal dan menurunkan
kebutuhanpemberian oksitosin (Klaus et al 1986)

Dukungan persalinan

 Sederhana
 Efektif
 Murah
 Resiko rendah
 Kemajuan persalinan bertambah baik
 Hasil persalinan bertambah baik

Metode-metode dukungan persalinan

Asuhan dan dukungan bagi ibu

 Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama


persalinan (orang terdekat : suami, orang tua, sahabat)
 Pengaturan posisi : duduk atau setengah duduk, merangkak, berjongkok,
berdiri, berbaring miring kekiri
 Relaksasi dan pernafasan
 Istirahat dan privasi
 Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
 Asuhan diri
 Sentuhan

Kategori untuk metode dukungan persalinan

 Mengurangi nyeri pada sumber nyeri


 Memberi perangsang alternatif yang kuat untuk mengurangi sensasi nyeri
atau menghambat rasa sakit
 Mengurangi reaksi negatif emosional dan atau reaksi fisik wanita terhadap
rasa sakit

Mengurangi reaksi negatif emosional dan atau reaksi fisik wanita terhadap rasa
sakit

Mempertahankan kehadiran pendamping persalinan

 Kehadiran seorang pendamping tetap dan terus menerus


 Berusaha untuk menciptakan kenyamanan fisik : eliminasi, pakaian, nutrisi
dan lain-lain
 Berusaha menciptakan kenyamanan emosional seperti visualisasi suara,
ruangan, berdoa dan lain-lain

Latihan relaksasi dan pernafasan

 Teknik nafas lambat


 Teknik pola nafas dangkal

Menjaga privasi lingkungan

Perubahan posisi dan pergerakan

Beberapa posisi yang dianjurkan bagi ibu bersalin (WHO, 2003), diantaranya :

 Posisi miring ke kiri : posisi ini memberi rasa santai bagi ibu yang letih,
memberi oksigenasi yang baik bagi bayi dan membantu mencegah terjadinya
laserasi
 Posisi duduk atau setengah duduk : posisi ini lebih memudahan bagi bidan
untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati/support perineum
 Posisi merangkak : posisi ini baik untuk ibu bersalin yang mengalami nyeri
punggung, membantu bayi melakukan rotasi dan peregangan minimal pada
perineum
 Posisi berjongkok atau berdiri : membantu penurunan kepala bayi,
memperbesar ukuran panggul, menambah 28% ruangan outletnya,
memperbesar dorongan untuk meneran (bisa memberi kontribusi pada
laserasi)

Mengurangi nyeri pada sumber nyeri

Posisi dan pergerakan

 Posisi yang menyenangkan


 Mengubah posisi seperlunya

Tekanan yang berlawanan

 Meredakan ketegangan pada ligamen sacroiliaca

Misal : penekanan pada pinggul kedua sisi, penekanan pada kedua lutut

Memberi perangsang alternatif yang kuat untuk mengurangi sensasi


nyeri/menghambat rasa sakit

 Kompres panas
 Kompres dingin
 Sentuhan dan pijatan
o Ringan/mantap dengan remasan, pijatan melingkar yang dalam
o Mengurut (sentuhan halus/ringan)

Kompres panas

Cara menggunakan kompres panas


Dengan menggunakan handuk panas atau silica gel yang telah dipanaskan atau
kantung nasi panas atau botol yang telah diisi air panas. Dapat juga langsung dengan
menggunakan shower air panas lengsung pada bahu, perut atau punggungnya jika ibu
merasa nyaman.

Proses penghilangan rasa sakit dengan kompres panas

Kompres panas dapat meningkatkan suhu lokal pada kulit sehingga meningkatkan
sirkulasi pada jaringan untuk proses metabolisme tubuh. Hal tersebut dapat
mengurangi spasme otot dan mengurangi nyeri.

Waktu pemberian kompres panas

 Saat ibu mengeluh sakit atau nyeri pada daerah tertentu


 Saat ibu mengeluh adanya tanda-tanda ketegangan otot
 Saat ibu mengeluh ada perasaan tidak nyaman
 Pada kala II, kompres pada perineum akan merealisasikannya juga akan
mengurangi sakit

Kapan tidak boleh digunakan kompres panas

 Saat ibu menyatakan tidak nyaman dengan panas atau dalam keadaan demam
 Jika petugas takut dengan kemungkinan terjadinya demam akibat kompres
panas

Kompres dingin

Cara menggunakan kompres dingin

 Menggunakan kompres dingin pada punggung atau perineum


 Menggunakan butiran es, handuk basah dan dingin, sarung tangan karet yang
diisi dengan butiran es, botol plastik dengan air es
 Dapat digunakan pada wajah ibu yang bengkak, tangan atau kaki
 Dapat diletakan pada anus untuk mengurangi nyeri haemoroid kala II

Proses penghilangan rasa sakit kompres dingin

 Kompres dingin sangat berguna untuk mengurangi ketegangan otot dan nyeri
dengan menekan spasme otot (lebih lama daripada kompres panas)
 Memperlambat proses pengahntaran rasa sakit dari neuron ke organ
 Kompres dingin juga mengurangi bengkak dan mendinginkan kulit

Waktu pemberian kompres dingin

 Nyeri punggung
 Merasa kepanasan pada masa inpartu
 Haemorrhoid yang menimbulkan sakit
 Setelah persalinan, dapat digunakan pada perineum untuk menghilangkan
bengkak dan nyeri

Kapan tidak boleh digunakan kompres dingin

 Saat ibu merasa menggigil


 Jika ibu mengatakan tidak ada perubahan atau iritasi

Hidrotherapy

 Menggunakan air untuk mengurangi rasa sakit


 Suhu air tidak lebih dari 37-37,5ᴼC
 Mengurangi ketegangan otot, nyeri, cemas pada beberapa wanita
 Menggunakan air dalam persalinan perkembangan saat ini dan telah
dipublikasikan secara luas

Efek air

 Hidrotherapy : hasil dari air sebagai koduktor panas, melemaskan spasme


otot, meredakan nyeri
 Hidrokinesis : meniadakan pengaruh gravitasi, bersama dengan
ketidaknyamanan yang berkaitan dengan tekanan pada panggul dan struktur
tubuh yang lain

TEKNIK UNTUK MENGURANGI NYERI PUNGGUNG

Counterpressure

 Penekanan pada sakrum


 Penekanan pada sakrum dapat mengurangi nyeri pada daerah pinggang dan
punggung

Hip squeeze

 Penekanan dengan kedua tangan pada otot gluteal (daerah bokong) dibawa
keatas
 Mengurangi ketegangan pada sacro iliaca dan juga pada ligamen

Knee press

 Dilakukan penekanan pada lutut dengan posisi duduk


 Mengurangi nyeri punggung

Akupresur

 Masase ujung jari diatas titik akupuntur. Simkin(1989) akupresur merangsang


produksi endorfin lokal atau selain itu akupresur juga menutup gerbang
terhadap rasa nyeri
 Akupresur lebih tepat pada persalinan daripada akupuntur karena mudah
dilakukan sendiri dan terutama bermanfaat bagi nyeri punggung (Arthus,
1994)
 Yang lebih penting adalah penguatan sosial dari akupresur. (Conduit, 1995)

Sentuhan

 Tindakan utama massase dianggap “menutup gerbang” untuk menghambat


penghantaran rasa nyeri pada pusat nyeri. Selanjutnya rangsang taktil dan
perasaan positif yang berkembang ketika dilakukan bentuk sentuhan yang
penuh perhatian dan empatik bertindak memperkuat efek massase untuk
mengendalikan nyeri.
 MASSASE HARUS DILAKUKAN SECARA INTERMITTEN SAAT
KONTRAKSI TERJADI
 Teknik yang dianjurkan Maxwell-Hudson (1990) : mencakup massase wajah
diantara kontraksi dengan menggunakan gerakan halsu dan ritmis, kemudian
massase kaki dengan keras
 Kontraindikasi : efek massase pada sistem sirkulasi diantaranya
tromboflebitis, arteriosklerosis, kondisi kardiovaskuler

Modulasi psikologis nyeri

 Banyak penelitian yang signifikan menemukan kontribusi psikologis terhadap


rasa nyeri (Melzack and Wall, 1991)
 Relaksasi terdiri dari : hipnosis, umpan balik terbimbing dan imajinasi
terbimbing (Sheikh and Jordan, 1983 :394)
 Steer (1993 : 49) : relaksasi adalah metode pengendalian rasa nyeri non
farmakologis yang paling sering digunakan
 Untuk persiapan : harus dipersiapkan sejak awal kehamilan bersama
suaminya (Shrock, 1988)

Yang dapat digunakan saat persalinan

 Imajinasi : dilakukan oleh ibu sendiri dengan menciptakan bayangan yang


mengurangi keparahan nyeri atau yang terdiri dari pengganti yang lebih dapat
diterima dan tidak nyeri (McCafery and Beebe, 1989)
 Psikoprofilaksis atau dikenal dengan “relaksasi” (yang paling mendominasi)

Fokus relaksasi

 Pemberian informasi
 Latihan relaksasi untuk mengurangi ketegangan yang timbul dan yang
memperburuk kontraksi nyeri
 Strategi koping
 Latihan pernafasan

Pendekatan agama atau keyakinan ibu

 Melakukan pendekatan sesuai dengan keyakinan ibu yang dapat


menenangkan hatinya
 Mendatangkan seorang tokoh agama yang dekat dengan ibu
 Dilantunkannya suara yang sesuai keyakinan ibu : murottal, nyanyi
kerohanian
 Memperdengarkan suara-suara lain yang bisa menenangkan ibu : musik
klasik, instrumental dan lain-lain

Persalinan dan kelahiran

 Sikap dan kegiatan mengasuh mengandung arti penting


 Komunikasi dengan KATA-KATA mengandung arti penting
 Kehadiran/kebersamaan yang singkat (hanya sebatas persalinan dan nifas)
antara seorang bidan dan ibu bersalin ini akan diingat seumur hidup oleh ibu
 Suasana ynag slaing percaya antara bidan dengan ibu serta keluarganya
memberikan pengalaman yang positif bagi ibu (Growe and Van Booger,
1989; Kitzinger, 1985)

Posisi kala II

 Suami duduk di kursi, sedangkan ibu seperti dalam keadaan jongkok namun
pantat terangkat dan kaki dilebarkan, lalu sandarkan punggung ibu diantara
kedua lutut suami dengan lengan dipegang suami untuk menahan berat tubuh
ibu
 Suami dalam keadaan berdiri, ibu juga dalam keadaan berdiri namun kaki
agak sedikit ditekuk kedepan (posisi ibu dan suami dalam keadaan searah
yaitu tidak saling membelakangi maupun tidak saling berhadapan), lalu
sandarkan punggung ibu pada suami dengan lengan ibu dipegang suami
sehingga suami dapat menyangga tubuh ibu
 Ibu dalam posisi rileks menungging (seperti merangkak), gunakan tangan dan
kaki ibu untuk menyangga berat tubuhnya
 Ibu tidur dengan posisi miring dengan salah satu kaki diangkat oleh suami
 Ibu duduk bersandar pada bantal, kaki ditekuk kearah perut ibu, tangan
memegang kaki yang ditekuk tadi dan menekannya seiring dengan kontraksi

Sumber :

Hodnett, ED. 2000. Caregiver Support For Women In Labour (Cochrane Review) :
In The Cochrane Library Issue 3. Oxford

Simkin, P. 1995. Reducing Pain and Enhancing Progress In Labour : A Guide


Nonpharmacologic Methods for Maternity Caregivers. Birth 22 : 3, page 161-171

Varney, Helen. 1999. Varney’s Midwifery. 3rd Edition. Sudbury Massachusetts :


Jones Bartlett

About these ads


http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/03/18/peran-bidan-dalam-pemberian-support-
persalinan/

uhan Kala I

a. Penggunaan partograf

Partograf adalah alat untuk memantau kemajuan kala I persalinan dan

informasi untuk membuat keputusan klinik.

Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk :

0. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan

serviks melalui periksa dalam.


1. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan normal. Dengan demikian juga dapat

mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.

2. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik

kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan,

pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan

yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam

medik ibu bersalin dan bayi baru lahir.

Partograf harus digunakan :

0. Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupakan elemen

penting dari asuhan persalinan.

1. Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik

bidan swasta, RS, dll).

2. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan persalinan

kepada ibu dan proses kelahiran bayinya.

(Pusdiknakes, 2003).

b. Memberi dukungan persalinan

1. Ketika persalinan sudah maju dan kontraksi menjadi semakin nyeri, ibu biasanya

mendapat manfaat besar dari dukungan berkesinambungan bidan mereka.

2. Bila perlu, bidan dapat menggosok punggung ibu, berbicara dengan ibu di antara

kontraksi, mengatakan kepada ibu betapa baiknya ia melakukan koping dan berikan

penjelasan maupun kata-kata yang memberi dorongan.

3. Bagian dari pemberian dukungan adalah mendengarkan ibu dan merespon bahasa

tubuh verbal maupun nonverbal.

4. Sensivitas diperlukan bias menjadi saat “kilas balik” bagi ibu yang pernah menjadi

korban penganiayaan seksual di masa kanak-kanak.

c. Pengurangan rasa sakit

1. Lakukan perubahan posisi

2. Posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi jika ibu ingin di tempat tidur sebaiknya

dianjurkan tidur miring kekiri.


3. Sarankan ibu untuk berjalan.

4. Ajaklah orang yang menemaninya (suami atau ibunya) untuk memijat atau

menggosok punggungnya atau membasuh mukanya diantara kontraksi.

5. Ibu diperbolehkan melakukan aktifitas sesuai dengan kesanggupannya.

6. Ajarkan kepadanya teknik bernafas : Ibu diminta untuk menarik nafas panjang,

menahan nafasnya sebentar kemudian dilepaskan dengan cara meniup udara

keluar sewaktu tersa kontraksi.

7. Jika diperlukan, berikan petidin 1 mg/kg BB (tetapi jangan melebihi 100mg) I.M atau

I.V secara perlahan atau morfin 0,1 mg/kg BB I.M atau tramadol 50 mg per oral

atau 100 mg supositoria atau metamizol 500 mg per oral.

8. Sentuhan dan masase.

9. Kompres hangat dan kompres dingin.

10. Mendengarkan music.

11. Kehadiran pendamping yang terus menerus, sentuhan yang nyaman, dan dorongan

dari orang yang mendukung.

12. Visualisasi dan pemusatan perhatian

d. Persiapan persalinan

1. Bagi Bidan :

a) Mempersiapkan Ruangan untuk Persalinan dan Kelahiran Bayi.

b) Di manapun persalinan dan kelahiran bayi terjadi, diperlukan hal-hal

pokok sebagai berikut :

1) Ruangan yang hangat dan bresih, memiliki sirkulasi udara yang baik dan terlindung

dari tiupan angin.

2) Sumber air bersih dan mengalir untuk cuci tangan dan memandikan ibu sebelum

dan sesudah melahirkan.

3) Air disinfeksi tingkat tinggi (air yang dididihkan dan didinginkan) untuk

membersihkan vulva dan perineum sebelum dilakukan periksa dalam dan

membersihkan perineum ibu setelah bayi lahir.


4) Kecukupan air bersih, klorin, deterjen, kain pembersih, kain pel dan sarung tangan

karet untuk membersihkan ruangan, lantai, perabotan, dekomentasi dan proses

peralatan.

5) Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu dan penolong persalinan.

6) Tempat yang lapang untuk ibu berjalan-jalan dan menunggu saat persalinan,

melahirkan bayi dan untuk memberikan asuhan bagi ibu dan bayinya setelah

persalinan. Pastikan ibu mendapatkan privasi yang diinginkannya.

7) Tempat tidur yang bersih untuk ibu.

8) Meja yang bersih atau tempat untuk menaruh peralatan persalinan.

9) Meja untuk tindakan resusitasi BBL.

(Saifuddin, 2006).

c) Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang

diperlukan.

1) Bagi keluarga dan ibu bersalin :

(a) Rencanakan bersalin di polindes, Puskesmas, RB, RS, dan BPS.

(b) Tabungan untuk biaya persalinan.

(c) Menyiapkan untuk donor darah, jika sewaktu-waktu diperlukan ibu.

(d) Ibu dan suami menyakan bidan /dokter kapan HPLnya.

(e) Menyiapkan kendaraan/alat transportasi jika sewaktu-waktu ibu dan bayi perlu

segera ke RS.

(f) Menyiapkan perlengkapan dan peralatan ibu dan bayi.

(KMS, 2009).

e. Pemenuhan kebutuhan fisiologis dan psikologis ibu dan janin.

1. Kebutuhan Ibu Selama Persalinan :

a) Kebutuhan Fisiologis

1) Oksigen
2) Makan dan minum

3) Istirahat selama tidak ada his

4) Kebersihan badan terutama genetalia

5) Buang air keil dan buang air besar

6) Pertolongan persalinan yang terstandar

7) Penjahitan perineum bila perlu

b) Kebutuhan rasa aman

1) Memilih tempat dan penolong persalinan

2) Informasi tentang proses persalinan atau tindakan yang akan dilakukan

3) Posisi tidur yang dikehendaki ibu

4) Pendampingan oleh keluarga

5) Pemantauan selama persalinan

6) Intervensi yang diperlukan.

c) Kebutuhan dicintai dan mencintai

1) Pendampingan oleh suami / keluarga.

2) Kontak fisik (memberi sentuhan ringan).

3) Masase untuk mengurangi rasa sakit

4) Berbicara dengan suara yang lemah, lembut, serta sopan.

d) Kebutuhan harga diri

1) Merawat bayi sendiri dan menetekinya.

2) Asuhan kebidanan dengan memperhatikan privasi ibu.

3) Pelayanan yang bersifat simpati dan empati

4) Informasi bila akan melakukan tindakan

5) Memberikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang ibu lakukan.

e) Kebutuhan aktualisasi diri

1) Memilih tempat dan penolong sesuai keinginan.

2) Memilih pendamping salama persalinan

3) Bounding and attachment

4) Ucapan selamat atas kelahiran anaknya


f. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Ibu Selama Persalinan :

1. Pemenuhan kebutuhan fisiologis selama persalinan

a) Mengatur sirkulasi udara dalam ruangan

b) Memberi makan dan minum

c) Menganjurkan istirahat diluar his

d) Menjaga kebersihan badan terutama daerah genetalia (bila memungkinkan ibu

disuruh untuk mandi atau membersihkan daerah kemaluan).

e) Menganjurkan ibu untuk buang air kecil atau buang air besar.

f) Menolong persalinan sesuai standar

2. Pemenuhan kebutuhan rasa aman

a) Memberi informasi tentang proses persalinan atas tindakan yang akan dilakukan.

b) Menghargai pilihan posisi tidur.

c) Menentukan pendampingan selama persalinan.

d) Melakukan pemantauan selama persalinan.

e) Melakukan tindakan sesuai kebutuhan.

3. Pemenuhan kebutuhan dicintai dan mencintai

a) Menghormati pilihan pendampingan selama persalinan.

b) Melakukan kontak fisik atau memberi sentuhan ringan.

c) Melakukan masase untuk mengurangi rasa sakit.

d) Melakukan pembicaraan dengan suara lemah lembut dan sopan.

4.Pemenuhan kebutuhan harga diri

a) Mendengarkan keluhan ibu dengan penuh perhatian atau menjadi pendengar yang

baik.

b) Memberi asuhan dengan memperhatikan privasi ibu

c) Memberi pelayanan dengan empati.

d) Memberitahu pada ibu setiap tindakan yang akan dilakukan

e) Memberi pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang telah dilakukan.

5. Pemenuhan kebutuhan aktualisasi

a) Memilih tempat dan penolong persalinan sesuai keinginan.


b) Menentukan pendamping selama persalinan.

c) Melakukan bounding and attachment.

d) Memberi ucapan selamat setelah persalinan selesai

g. Tanda bahaya kala I

Tanda bahaya kala I dan manajemenya

Tabel Indikasi-indikasi untuk tindakan dan / atau rujukan segera selama kala I

persalinan :

Temuan-temuan anamnesis Rencana untuk asuhan atau

dan/atau pemeriksaan perawatan

Riwayat bedah sesar 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang

mempunyai kemampuan untuk

melakukan bedah sesar.

2. Dampingi ibu ke tempat rujukan.

Berilah dukungan dan semangat.

Perdarahan pervaginam Jangan melakukan pemeriksaan dalam

selain dari lendir bercampur


1. Baringkan ibu ke sisi kiri.

darah (show) 2. Pasang infus menggunakan jarum

berdiameter besar (ukuran 16 atau 18)

dan berikan ringer loktat atau cairan

garam fisiologis (NS).

3. Segera rujuk ke fasilitas yang memiliki

kemampuan untuk melakukan bedah

sesar.

4. Dampingi ibu ke tempat rujukan.

Kurang dari 37 minggu


1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang

(persalinan kurang bulan) memiliki kemampuan penatalaksanaan

kegawatdaruratan obstetrik dan BBL.


2. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan

berikan dukungan serta semangat.

Ketuban pecah disertai


1. Baringkan ibu ke sisi kiri

dengan keluarnya
2. Dengarkan DJJ
mekonium kental 3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang

memiliki kemampuan penatalaksanaan

untuk melakukan bedah sesar.

4. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan

bawa partus set, kateter penghisap

lendir delle dan handuk/kain untuk

mengeringkan dan menyelimuti bayi

kalau ibu melahirkan di jalan.

Ketuban pecah bercampur Dengarkan DJJ, jika ada tanda-tanda

dengan sedikit mekonium gawat janin laksanakan asuhan yang

disertai tanda-tanda gawat sesuai (lihat di bawah)

janin

Ketuban telah pecah (lebih


1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang

dari 24 jam) atau ketuban memiliki kemampuan melakukan

pecah pada kehamilan asuhan kegawat daruratan obstetrik.

kurang bulan (usia


2. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan
kehamilan kurang dari 37 berikan dukungan serta semangat.

minggu)

Tanda-tanda atau gejala-


1. Baringkan ibu miring kekiri

gejala infeksi : 2. Pasang infus menggunakan jarum

- Temperatur tubuh berdiameter besar (ukuran 16 atau 18)


- Menggigil dan berikan ringer laktat atau cairan
- Nyeri abdomen garam fisiologis (NS) dengan tetesan
- Cairan ketuban yang 125 ml/jam.
berbau 3. Segera rujuk ke fasilitas yang memiliki

kemampuan untuk melakukan bedah

sesar.

4. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan

berikan dukungan serta semangat.

Tekanan darah lebih dari


1. Baringkan ibu miring kekiri

160/ 110 dan/atau terdapat


2. Pasang infus menggunakan jarum
protein dalam urine berdiameter besar (ukuran 16 atau 18)

(preeklamsia berat) dan berikan ringer laktat atau cairan

garam fisiologis (NS)

3. Jika mungkin berikan dosis awal 4 g

MgSO4 20% IV selama 20 menit.

4. Suntikan 10 g MgSO4 50% 15 g IM

pada bokong kiri dan kanan.

5. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang

memiliki kapabilitas asuhan kegawat

daruratan obstetrik dan BBL.

6. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan

berikan dukungan serta semangat.

Tinggi fundus 40 cm atau


1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang

lebih (makrosomia, memiliki kemampuan untuk melakukan

polihidramniofis, kehamilan bedah sesar.

ganda 2. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan

berikan semangat dan dukungan.

Alasan :

Jika diagnosisnya adalah

polihidramnion, mungkin ada masalah-


masalah dengan janinnya. Dengan

adanya makrosomia risiko distosia

bahu dan perdarahan pasca persalinan

atau lebih besar.

DJJ kurang dari 100 atau


1. Baringkan ibu miring ke kiri, dan

lebih dari 180 kali/menit anjurkan untuk bernapas secara

pada 2 x penilaian dengan teratur.

jarak 5 menit (gawat janin)


2. Pasang infus menggunakan jarum

berdiameter besar (ukuran 16 atau 18)

dan berikan renger laktat atau cairan

garam fisiologis (NS) dengan tetesan

125 ml/jam.

3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang

memiliki kemampuan penatalaksanaan

kegawat daruratan obstetrik dan BBL.

4. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan

berikan dukungan dan semangat.

Primipara dalam persalinan


1. Baringkan ibu miring ke kiri

fase aktif dengan palpasi


2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
kepala janin masih 5/5 memiliki kemampuan pembedahan

bedah sesar.

3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan

berikan dukungan dan semangat.

Presentasi bukan belakang


1. Baringkan ibu miring ke kiri.

kepala (sungsang, letak


2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
lintang, dll) memiliki kemampuan penatalaksanaan
kegawat daruratan obstetri dan BBL.

3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan

berikan dukungan dan semangat.

Presentasi ganda
1. Baringkan ibu dengan posisi lutut

(majemuk) (adanya bagian menempel ke dada atau miring ke kiri.

janin, seperti misalnya


2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
lengan atau tangan, memiliki kemampuan penatalaksanaan

bersamaan dengan kegawat daruratan obstetri dan BBL.

presentasi belakang kepala)


3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan

berikan dukungan dan semangat.

Tali pusat menumbung (jika


1. Gunakan sarung tangan disinfeksi

tali pusat masih berdenyut) tingkat, letakan satu tangan divagina

dan jauhkan kepala janin dari tali pusat

janin. Gunakan tangan yang lain pada

abdomen untuk membantu menggeser

bayi dan menolong bagian terbawah

bayi tidak menekan tali pusatnya.

(keluarga mungkin dapat membantu).

2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang

memiliki kemampuan penatalaksanaan

kegawat daruratan obstetri dan BBL.

3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan

berikan semangat serta dukungan

ATAU

1. Minta ibu untuk melakukan posisi

bersujud dimana posisi bokong tinggi

melebih kepala ibu, hingga tiba ke

tempat rujukan.
2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang

memiliki kemampuan penatalaksanaan

kegawatdaruratan obstetri dan BBL.

3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan

berikan semangat serta dukungan.

Tanda-tanda gejala syok 1.


: Baringkan ibu miring ke kiri

a. Nadi cepat, lemah (lebih


2. Jika mungkin naikkan kedua kaki ibu

dari 110 kali/menit) untuk meningkatkan aliran darah ke

b. Tekanan darahnya rendah jantung.

(sistolik kurang dari 90 mm


3. Pasang infus menggunakan jarum

Hg berdiameter besar (ukuran 16 atau 18)

c. Pucat dan berikan RL atau cairan garam

d. Berkeringat atau kulit fisiologis (NS), infuskan 1 liter dalam

lembab, dingin. waktu 15 – 20 menit, jika mungkin

e. Napas cepat (lebih dari 30 infuskan 2 liter dalam waktu 1 jam

x/menit) pertama, kemudian turunkan tetesan

f. Cemas, bingung atau tidak menjadi 125 m/jam.


4. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang
sadar

g. Produksi urin sedikit memiliki kemampuan penatalaksanaan


kegawat daruratan obstetri dan BBL.
(kurang dari 30 ml/jam)
5. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan

berikan dukungan dan semangat.

Tanda-tanda gejala
1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang

persalinan dengan fase memiliki kapasitas kegawatdaruratan

laten yang memanjang. obstetri dan BBL.

a. Pembukaan serviks kurang


2. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan

dari 4 cm setelah 8 jam. berikan dukungan serta semangat.

b. Kontraksi teratur lebih dari 2


dalam 10 menit)

Tanda dan gejala belum


1. Anjurkan ibu untuk minum dan makan.

inpartu 2. Anjurkan ibu untuk bergerak bebas

a. Kurang dari 2 kontraksi dan leluasa.

dalam 10 menit,
3. Jika kontraksi berhenti dan/atau tidak
berlangsung kurang dari 20 ada perubahan serviks, evaluasi djj,

detik jika tidak ada tanda-tanda kegawatan


b. Tidak ada perubahan pada ibu dan janin. Persilahkan ibu

serviks dalam waktu 1 – 2 pulang dengan nasehat untuk :

jam. a. Menjaga cukup makan dan minum

b. Datang untuk mendapatkan asuhan

jika terjadi peningkatan frekuensi dan

lama kontraksi.

Tanda dan gejala partus


1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang

lama memiliki kemampuan penatalaksanaan

a. Pembukaan serviks kegawatdaruratan obstetri dan BBL.

mengarah kesebelah kanan


2. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan

garis waspada (partograf) berikan semangat serta dukungan.

b. Pembukaan serviks kurang

dari 1 cm perjam

c. Kurang dari 2 kontraksi

dalam waktu 10 menit,

masing-masing

berlangsung kurang dari 40

detik.
h. Pendokumentasian kala I

1. Bidan harus mendokumentasikan secara akurat semua asuhan dalam catatan ibu

termasuk DJJ, kontraksi, dan tiap observasi yang dilakukan maupun bagaimana ibu

melakukan koping.

2. Partograf biasanya diperbaharui tiap setengah jam, atau secepatnya bila

memungkinkan.

3. Selain itu setiap intervensi, masalah atau rujukan juga harus didokumentasi jelas

dan ditandatangani dalam catatan ibu.

Hal-hal yang perlu di dokumentasikan:

Pendokumentasian dapat dilakukan dengan menggunakan hasil temuan dari

anamnesis dan pemeriksaan fisik :

1. Anamnesis

a. Nama, umur dan alamat

b. Gravida dan para

c. HPHT

d. Tapsiran persalinan

e. Alergi obat-obatan

f. Riwayat kehamilan, sekarang dan sebelumnya

g. Riwayat medis lainnya.

h. Masalah medis saat ini, dll.

2. Pemeriksaan fisik

a. Pemeriksaan abdomen

1) Menentukan TFU

2) Memantau kontraksi uterus

3) Memantau DJJ

4) Memantau presentasi

5) Memantau penurunan bagian terbawah janin

b. Pemeriksaan dalam

1) Menilai cairan vagina


2) Memeriksa genetalia eksterna

3) Menilai penurunan janin

4) Menilai penyusupan tulang kepala

5) Menilai kepala janin apakah sesuai dengan diameter jalan lahir.

6) Jangan melakukan pemeriksaan dalam jika ada perdarahan pervaginam.

Format pendokumentasian kala I

Digunakan SOAP untuk mendokumentasikannya.

S : Subjektif

Menggambarkan hasil pendokumentasian anamnesis.

O : Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil dari

pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data

fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I varney.

A : Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data objektif

dalam identifikasi yang meliputi:

1. Diagnosa atau masalah

2. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial

3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi, kolaborasi dan atau

rujukan sebagai langkah II, III dan IV varney.

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan pelaksanaan tindakan dan

evaluasi berdasarkan asuhan yang diberikan.


Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/asuhan-kala-
i.html#ixzz3DVwD1XxW
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/asuhan-kala-i.html

a. Asuhan Sayang Ibu pada Kala I


Kala I adalah suatu kala dimana dimulai dari timbulnya his
sampai pembukaan lengkap. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu
adalah :
1) Memberikan dukungan emosional.
2) Pendampingan anggota keluarga selama proses persalinan sampai
kelahiran bayinya.
3) Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping
selama persalinan.
4) Peran aktif anggota keluarga selama persalinan dengan cara
5) Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi
6) Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara
teratur dan spontan
7) Pencegahan infeksi
b. Asuhan Sayang Ibu pada Kala II
Kala II adalah kala dimana dimulai dari pembukaan lengkap
serviks sampai keluarnya bayi. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu
adalah :
1) Pendampingan ibu
selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya oleh suami dan
anggota keluarga yang lain.
2) Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan antara lain
: Membantu ibu untuk berganti posisi. Melakukan rangsangan taktil.
Memberikan makanan dan minuman. Menjadi teman bicara
pendengar yang baik. Memberikan dukungan dan semangat selama
persalinan sampai kelahiran bayinya.
3) Keterlibatan penolong persalinan selama proses persalinan.
4) Tahapan dan kemajuan persalinan. Melakukan pendampingan
selama proses persalinan dan kelahiran.
5) Membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II persalinan –
dengan cara memberikan bimbingan dan menawarkan bantuan
kepada ibu.
6) Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan
umtuk meneran dengan cara memberikan
kesempatan istirahat sewaktu tidak ada his.
7) Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II.
8) Memberika rasa aman dan nyaman.
9) Pencegahan infeksi pada kala II dengan membersihkan vulva dan
perineum ibu.
10) Membantu ibu mengosongkan kandung kemih secara spontan.
c. Asuhan Sayang Ibu pada Kala III
Kala III adalah kala dimana dimulai dari keluarnya bayi sampai
plasenta lahir. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1) Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya
dan menyusui segera.
2) Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan.
3) Pencegahan infeksi pada kala III.
4) Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan).
5) Melakukan kolaborasi/ rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.
6) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7) Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III.

Anda mungkin juga menyukai