Oleh:
RIKO ARIYANTO
NIM: 130 500 065
Oleh:
RIKO ARIYANTO
NIM: 130 500 065
Oleh:
RIKO ARIYANTO
NIM: 130 500 065
Menyetujui, Mengesahkan,
Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Ketua Jurusan Teknologi Pertanian,
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Priskila Risma Mariani Manurung. Perbaikan sifat fisik dan mekanika Sengon
(Faraserianthes falcataria) arah tangensial dengan metode perebusan dan
densifikasi (Di bawah bimbingan Iskandar).
Penelitian ini melatarbelakangi penjual banyak memasarkan kayu-kayu
sengon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisika sifat
mekanika kayu sengon arah tangensial dengan metode perebusan dan
densifikasi.
Penelitian diawali dengan proses persiapan bahan baku, kayu sengon
dipotong-potong menjadi balok dan balok -balok tersebut nantinya akan dijadikan
papan tangensial yang masing-masing berukuran 2 x 2 x 50 cm, 2,5 x 2 x 50 cm,
3,0 x 2 x 50 cm, dan 3,5 x 2 x 50 cm, dan pada arah tebal sebesar 5 cm. Setelah
itu papan tersebut dikeringkan secara alami sekitar 6 minggu hingga kadar airnya
mencapai 12-14%. Langkah berikutnya semua papan direbus selama kurang
lebih 45 menit pada suhu 160ºC. Setelah selesai direbus kemudian dilakukan
proses pengempaan sampai sampel uji mencapai tebal papan 2 cm dengan suhu
kempa 160ºC dengan waktu 15 menit. Kemudian sampel dipotong-potong
kembali dengan ukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm untuk pengujian sifat fisika sebanyak
10 sampel dan untuk control 5 sampel, 2 cm x 2cm x 6 cm sifat mekanika tekan
sejajar serat sebanyak 10 sampel dan untuk control 5 sampel, dan 2 cm x 2 cm x
36 cm untuk pengujian sifat mekanika MoE dan MoR sebanyak 10 sampel dan
untuk control 5 sampel.
Dari hasil pengujian sifat fisika untuk nilai rata-rata kadar air 13,4388 %
untuk ukuran tebal 2 cm, 10,7589 % untuk ukuran tebal 2,5 cm, 12,0866 % untuk
ukuran tebal 3 cm, 11,6026 % untuk ukuran tebal 3,5 cm. Nilai rata-rata
kerapatan 0,3500 gr/cm3 untuk ukuran tebal 2 cm, 0,4175 gr/cm3 untuk ukuran
tebal 2,5 cm, 0,4152 gr/cm 3 untuk ukuran tebal 3 cm, 0,4286 gr/cm3 untuk ukuran
tebal 3,5 cm. Nilai rata-rata pengembangan tebal 2,0969 % untuk ukuran tebal 2
cm, 7,1942 % untuk ukuran tebal 2,5 cm, 12,7730 % untuk ukuran tebal 3 cm,
20,7559 % untuk ukuran tebal 3,5 cm. Nilai rata-rata penyerapan air 67,6188 %
ukuran tebal 2 cm, 90,2919 % untuk ukuran tebal 2,5 cm, 89,9086 % untuk
ukuran tebal 3 cm, 104,4846 % untuk ukuran tebal 3,5 cm.
Dari hasil pengujian sifat mekanika untuk nilai rata-rata MoE 55467,7325
kg/cm2 untuk ukuran tebal 2 cm, 62261,5669 kg/cm2 untuk ukuran tebal 2,5 cm,
2 2
52893,9205 kg/cm untuk ukuran tebal 3 cm, 13,3645 kg/cm untuk ukuran tebal
2
3,5 cm. Nilai rata-rata MoR 418,0082 kg/cm untuk ukuran tebal 2 cm, 451,6825
2 2
kg/cm untuk ukuran tebal 2,5 cm, 664,7844 kg/cm untuk ukuran tebal 3 cm,
2
1,4979 kg/cm untuk ukuran tebal 3,5 cm.Nilai rata-rata tekan sejajar serat
231,6406 kg/cm2 untuk ukuran tebal 2 cm, 350,9805 kg/cm2 untuk ukuran tebal
2,5 cm, 300,3472 kg/cm2 untuk ukuran tebal 3 cm, 259,6174 kg/cm2 untuk ukuran
tebal 3,5 cm.
SMP Negeri 1 Muara Bengkal Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur,
Kabupaten Kutai Timur Propinsi Kalimantan Timur dan lulus tahun 2012 dan
Negeri Samarinda.
Praktik Kerja Lapang (PKL) di Jati Landa Art Shop Kota Sidoarjo Provinsi Jawa
Timur.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini
Studi Teknologi Hasil Hutan. Penelitian dan penyusunan Karya Ilmiah ini
dilaksanakan dari bulan Juli - Agustus tahun 2016, yang merupakan syarat untuk
penghargaan kepada:
Ir.Yusdiansyah. MP
3. Kepala Laboratorium Sifat Kayu dan Analisis Produk, Yaitu Bapak Ir.Wartomo
4. Dosen Penguji I Ibu Erina Hertianti, S.Hut. MP dan Dosen Penguji II Bapak Ir.
laporan ini.
5. Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Yaitu Ibu Hj.Eva Numarini, S.Hut,
MP
8. Para Staf pengajar, administrasi dan PLP di Program Studi Teknologi Hasil
Hutan.
v
9. Ayah dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan baik doa maupun
materi.
10. Dwi Atini Putri, Ratnawati, Agustalin Jalaq, Supardi, Yohana, Ismail,
angkatan 2013.
masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan ini, namun
semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR
2. Alur Pembuatan Contoh Uji Sifat Fisika dan Sifat Mekanika. ........ 24
Lampiran
DAFTAR TABEL
Lampiran
18. Pengujian Uji Tekan Sejajar Serat Ukuran Tebal Sampel 2 cm ..... 51
19. Pengujian Uji Tekan Sejajar Serat Ukuran Tebal Sampel 2,5 cm .. 52
20. Pengujian Uji Tekan Sejajar Serat Ukuran Tebal Sampel 3 cm ..... 52
21. Pengujian Uji Tekan Sejajar Serat Ukuran Tebal Sampel 3,5 cm .. 53
ix
pohon Hutan Tanaman Industri (HTI). Kayu ini termasuk jenis cepat tumbuh
dengan kelas kuat IV dan V. Keawetan sengon termasuk dalam kelas awet IV
seluruh Jawa, Maluku, dan Papua, Karena kelas kuat dan kelas awetnya yang
kebutuhan industri. Dibandingkan kayu jenis lain, masa tebang sengon relatif
cepat, budidaya mudah,dan dapat tumbuh di berbagai jenis tanah. Kayu sengon
memiliki harga yang cukup menggiurkan saat ini. Oleh karena itu, kayu sengon
banyak diusahak an untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa
papan-papan dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti, papan
penyekat, pengecoran semen dalam kontruksi, industri korek api, pensil, papan
Kayu sengon, termasuk kayu kelas IV sampai V dengan berat jenis rata-
rata 0,33 serta kelas awet IV sampai V. Secara umum kayu sengon mempunyai
nilai penyusutan yang rendah. Kayu sengon umur 8 tahun atau lebih secara
laboratorium pada kadar air jenuh (perendaman di ngin) dengan suhu kempa
100°c. Pemadatan kayu sampai 50% dicapai selama 6 jam dengan tekanan 22
bar untuk agatis dan selama 8 jam dengan tekanan 12 bar pada kayu sengon.
Sifat mekanis kayu rata-rata meningkat dari 100 hingga 200%. Disamping itu,
secara visual warna kayu menjadi lebih atraktif, lebih gelap dan stabil
mekanis yang lebih rendah daripada yang tanpa pemanasan, kecuali untuk
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisika sifat mekanika
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai informasi baru
A. Pengertian Kayu
hasil hutan, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dibuat
barang sesuai kemajuan teknologi. Pengertian kayu disini ialah sesuatu bahan,
Albizia moluccana Miq ; Albizia falcataria Backer ; Albizia falcataria (L) Forberg.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Paraserianthes
yoran (Madura), Angket, Kepok kepokan (Bali) dan sengon laut (Jawa), di daerah
nama di negara lain yaitu batai (Perancis,Jerman, Itali, USA, dan Kanada) kayu
2. Deskripsi
pada umur 12 tahun dapat mencapai tinggi 39 meter dengan diameter lebih dari
60 cm dan tinggi cabang 10-30 m. Diameter pohon yang sudah tua dapat
a. Benih : Pipih, lonjong 3-4 x 6-7 mm, warna hijau, bagian tengah coklat.
c. Daun : daun majemuk dengan panjang bisa mencapai 40 cm. Dalam satu
tangkai daun terdiri dari 15-25 daun dengan daun berbentuk lonjong.
lonceng dan memilki benang sari yang banyak serta kepala sari sangat
sejak umur 3 tahun. Buah polong sengon matang sekitar 2 bulan setelah
pembungaan dan ketika matang, polong terbuka dan biji akan terpencar
bentuk bunga dapat diduga bahwa vektornya adalah lebah dan kupu-
kupu.
sepanjang kedua sisinya, dan berisi banyak biji. Pada waktu muda biji
berwarna hijau dan ketika sudah tua berwarna coklat tua kekuningan. Biji
Pohon sengon dapat tumbuh mulai dari pantai sampai daerah dengan
ketinggian 1600 m di atas permukaan laut (DPL). Pohon sengon banyak di tanam
6
di daerah tropis, akan tetapi pohon sengon tersebut dapat beradaptasi dengan
iklim monsoon dan lembab dengan curah hujan 200-2.700 mm/tahun serta bulan
tetap, tidak tumbuh subur pada lahan dengan drainase jelek. Pohon sengon
Pohon sengon merupakan salah satu jenis yang paling cepat tumbuh (fast
pertama penanaman. Sengon juga merupakan salah satu jenis pohon pioner
semua bagian pohonya, mulai dari daun hingga perakaranya dapat dimanfaatkan
untuk beragam keperluan. Selain itu saat ini sengon menjadi salah satu pohon
industri. Dibandingkan jenis lain, masa tebang sengon relatif cepat, budidaya
mudah, dan dapat tumbuh diberbagai jenis tanah. Pohon sengon memilki harga
yang cukup menggiurkan saat ini. Oleh karena itu, kayu sengon banyak
diusahakan utuk berbagai keperluan dalalm bentuk kayu olahan berupa papan-
partikel,serta bahan baku industri pulp dan ketas.Selain itu, kayu sengon untuk
tujuan bubur kertas (pulp and paper) memiliki pangsa pasar yang prosektif
dimata dunia.
Sengon (Albizia Mulocanna) termasuk kelas awet IV dan V dan kelas kuat
IV dan V, dengan berat jenis 0,33 (0,24-0,49). Kayunya lunak dan mempunyai
nilai penyusutan arah radial dan arah tangensial berturut 2,5 persen dan 5,2
bahan untuk furnitur dan bahan interior lainnya atau pun untuk keperluan
konstruksi. Manfaat produk pemadatan juga cocok untuk lantai, furnitur, bahan
pengaruh kadar air dan panas produk kayu yang dipadatkan diketahui dapat
pulih kembali ke bentuk semula. Pemadatan bersifat tidak stabil dimana kayu
suhu tinggi atau direndam ke dalam air. bahkan fiksasi yang telah terjadi dapat
Menurut Dwianto (1999), bahwa agar kayu yang dipadatkan tidak pulih
kembali ke bentuk dan ukuran semula, ada tiga cara yang dapat digunakan.
ampu mengalir dan membebaskan tegangan dalam (inter nal str ess). pada cara
ini stabilitas optimum diperoleh dengan mengkombinasikan kadar air kayu, suhu
dan lamanya emanasan, meneliti fiksasi permanen dari pemadatan kayu sugi
dengan pemanasan pada kondisi kering. hasil yang diperoleh adalah fiksasi
permanen dicapai pada suhu 180ºc selama 20 jam, atau pada suhu 9 200ºc
selama 5 jam, atau pada suhu 220ºc selama 3 jam. sementara itu berdasarkan
pemanasan selama 20 jam pada suhu 180 ºc atau setelah pengukusan selama
10 menit pada suhu yang sama. mekanisme fiksasi terkait dengan adanya
yang tersimpan dalam mikrofibril dan bahan matriks dal am dinding sel yang
terdegradasi.
stabil pada saat suhu pengempaan di atas 150 ºc. Kemudian pengempaan pada
suhu 180 °c selama 3 menit dengan kadar air bahan lebih dari 18% cukup untuk
merubah bentuk chopstik menjadi bentuk yang stabil. pada suhu 180oc
komponen kimia utama selulosa dan lignin) terpi sah-pisah dan menjadi plastis.
dengan menggunakan alat up ward skala laboratorium pada kadar air jenuh
(perendaman dingin) dengan suhu kempa 100 °c. pemadatan kayu sampai 50%
dicapai selama 6 jam dengan tekanan 22 bar untuk agatis dan selama 8 jam
dengan tekanan 12 bar pada kayu sengon. sifat mekanis kayu rata-rata
meningkat dari 100 hingga 200%. Disamping itu, secara visual warna kayu
menjadi lebih atraktif, lebih gelap dan stabil dimensinya. pemulihan ke ketebalan
kekuatan lentur, dan kekuatan geser kayu yang dipadatkan meningkat dengan
61 %.
mesin kempa yaitu mesin kempa dingin (cold pr ess) dan mesin kempa panas
(hot pr ess). namun ada juga yang merupakan kombinasi dari keduanya yaitu
mesin kempa panas dan kempa dingin (hot and cold press). mesin kempa terdiri
dari pelat dan piston yang berbentuk bundar. Berdasarkan arah pengempaan
dikenal ada dua macam mesin kempa yaitu down-ward dan up-ward. arah
penekanan pada mesin down ward dari atas ke bawah, sedangkan jenis up ward
dari bawah ke atas. pada mesin kempa panas, kedua pelatnya dipanaskan bila
dioperasikan. pelat tersebut dipanaskan oleh pipa panas yang berisi uap air
panas atau panas yang berakhir dengan tekanan melalui boiler. Besarnya
tekanan uap dari boiler menentukan tingginya pemanasan pada pelat. Teknologi
10
disamping itu mesin kempa juga digunakan untuk tujuan memodifikasi sifat-sifat
densified wood dalam pengoperasian mesin kempa dalam hal ini mesin kempa
ketiga faktor tersebut sangat menentukan baik tidaknya produk yang dihasilkan.
yang diikuti oleh polimerisasi radikal bebas kedalam lumen dan dinding sel,
penambahan bagian penting vinil polymer pada ruang kosong di dalam kayu
gores.
dapat dimodifikasi sifat-sifatnya. menurut salah satu cara yang bisa dilakukan,
yaitu impregnasi. dengan impregnasi, struktur rongga kayu diisi dengan berbagai
zat yang akan menyebabkan struktur kayu menjadi lebih padat. selain dengan
struktur rongga kayu juga menggunakan resin alam cair, lilin, sulfur, dan logam
plastik akan mengisi rongga sel dan membentuk ikatan dengan rantai selulosa
dari kayu.
dengan berbagai cara, baik secara kimiawi, fisik atau kombinasi keduanya.
secara kimia dapat dilakukan dengan perendaman dalam bahan kimia seperti
11
larutan amonia dan secara fisik dengan peningkatan kadar air atau pemberian
panas. Berbagai cara peningkatan kadar air dan pemberian panas yang telah
memanaskan kayu jenuh gliserin dan sedikit asam sulfat. Dinding sel kayu
merupakan komposit dengan serat sebagai tulangan yang terdiri dari beberapa
komponen utama penyusun dinding sel adalah rantai selulosa yang bergabung
membentuk satu ikatan dan mempunyai arah orientasi yang sama, disebut
mikrofibril, tiap lapisan dinding sel mempunyai arah mikrofibril yang berbeda,
al.,1998).
Molekul air yang masuk ke kayu tidak dapat 4 masuk ke daerah ristalin
mikrofibril tetapi berikatan dengan matrik dan ruang antara matrik-mikrofibril serta
berikatan dengan matrik secara kimiawi dan plastisasi dinding sel akan terjadi
tetap dalam keadaan transisi gelas karena mikrofibril hampir tidak terpengaruh
karakteristik kayu sehingga menjadi lebih lunak. tujuan plastisasi adalah untuk
rendah dan kerusakan-kerusakan lebih kecil, atau untuk membuat kayu menjadi
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara fisik dan secara kimia secara fisik,
plastisasi kayu terjadi bila tiga komponen yaitu air dalam kayu, temperatur yang
tinggi dan tekanan ada secara bersama-sama, bila salah satu komponen di atas
tidak ada maka plastisasi kayu tidak akan terjadi, sedangkan secara kimia proses
pra perlakuan sebelum kayu dipadatkan adalah proses plastisasi yang terdiri dari
autoklaf.
pengukusan di dalam autoklaf sampai suhu mencapai lebih dari 120°c. dan pada
saat proses pengempaan dapat dilakukan dengan mengatur suhu kempa pada
alat kempa di atas 120 °c. 15 temperatur dan waktu kempa saling berkorelasi:
semakin tinggi temperatur maka waktu kempa akan semakin pendek dan
sebaliknya. temperatur yang tinggi akan merusak struktur anatomi dan kimia
kayu dan akan menurunkan kekakuan kayu. sebaliknya dengan temperatur yang
al.1999). pelunakan kayu terjadi pada dua tahap yaitu pada temperatur sekitar 80
dan 180ºc. tahap pertama terjadi pelunakan lignin saat tercapai temperatur
beberapa menit pada temperatur sekitar 180 °c. pencapaian temperatur tersebut
akan lebih mudah terjadi pada kayu dengan kadar air tinggi karena adanya
rongga-rongga kayu.
1999), dan menurut Bodig dan Jayne (1993), pemadatan kayu merupakan satu
memerlukan waktu yang lama dengan stabilitas dimensi yang rendah. Ada lagi
menghasilkan kayu terpadatkan dengan stabilitas dimensi lebih tinggi dan terjadi
melalui pengempaan kayu dengan suhu dan tekanan tertentu, terutama untuk
sifat kayu baik sifat fisis maupun mekanisnya. Dari berbagai hasil penelitian
diketahui bahwa kayu-kayu yang terpadatkan dapat meningkatkan sifat fisis dan
membuat kayu lebih stabil. Urutan perlakuan pendahuluan dari yang terbaik
mikroskopis kayu (rongga sel dan dinding sel) menjadi lebih pipih dan padat,
Manfaat produk pemadatan kayu digunakan untuk lantai, furniture, bahan interior,
Sifat fisika merupakan bagian dari ciri makroskopik kayu, dimana ciri ini
mempengaruhi sifat fisika kayu seperti: Jumlah zat kayu yang terdapat pada
suatu volume tertentu dan jumlah air di dalam dinding sel, Persentase komponen
utama pembentuk dinding sel dan persentase zat ekstraktif dan susunan dan
orientasi fibril dalam sel atau jaringan termasuk jenis, ukuran, dan proporsinya.
Sifat fisika kayu yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kadar air
Kadar air kayu adalah banyaknya air yang terdapat dalam kayu yang
standar kekeringan kayu adalah pada saat kering tanur. Air dalam kayu tediri
dari air bebas dan air terikat dimana keduaanya secara bersama-sama
menentukan kadar air kayu. Dalam satu pohon kadar air segar bervariasi
tergantung tempat tumbuh dan umur pohon (Haygreen dan Bowyer, 1996).
15
Kadar air kayu segar (fresh cutting) bisa mencapai lebih besar dari
penurunan kadar air terdapat sifat kekuatan kayu tampak jelas apabila kadar
air berada di bawah titik jenuh serat. Air dalam kayu terdiri atas air bebas dan
air terikat dimana keduanya dapat menentukan kadar air kayu. Dalam satu
pohon kadar air segar bervariasi tergantung pada tempat tumbuh dan umur
b. Kerapatan
1 g/cm3. Oleh karena itu air pada temperatur tersebut dijadikan sebagai benda
kerapatan rendah. Hal ini diakibatkan karena faktor mekanis dan faktor
biologis. Kerapatan juga dipengaruhi oleh umur. Kayu yang umurnya lebih
c. Pengembangan tebal
akibat perubahan ukuran rongga serat akibat menyerap air. Penyerapan uap
16
serat yang mengecil pada saat pengempaan mudah kembali keukuran semula
karena perekat tidak dapat memasuki rongga serat dan mengikatnya dengan
pertambahan tebal contoh uji dalam persen terhadap tebal awal. Contoh uji
d. Penyerapan Air
Kayu memiliki sifat penyerapan air yang tinggi, hal ini disebabkan
karena molekul air yang masuk diantara rantai molekul disebabkan ikatan
Semakin tinggi konsentrasi kelompok amida maka semakin tinggi pula nilai
kayu.Hal ini karena kayu mempunyai serat yang menyerap air, (Ikatan cross
degradasi oleh air yang ada, yang memiliki ikatan linier tidak mampu untuk
menolak penyerapan air, selain itu sifat nilon termoplastik yang 63 higroskopik
1996).
tergantung pada besarnya gaya dan cara pembebanan (tarik, tekan, geser,
pukul).
17
yang berbeda (aksial, radial, dan tangensial) (Tsoumis 1991). Sifat mekanis
kayu merupakan ciri-ciri terpenting dari produk kayu yang akan digunakan untuk
kriteria pertama untuk pemilihan bahan yang akan digunakan (Haygreen et al.
1996).
unit luas, sedangkan renggangan adalah perubahan panjang per unit panjang
perubahan bentuk yang terjadi. Besarnya defleksi dipengaruhi oleh besar dan
lokasi pembebanan, panjang dan ukuran balok serta MoE kayu itu sendiri.
Makin tinggi MoE akan semakin kurang defleksi balok atau gelagar dengan
ukuran tertentu pada beban tertentu dan semakin tahan terhadap perubahan
kayu yaitu ukuran kemampuan kayu untuk menahan beban atau gaya luar
yang bekerja padanya dan cenderugn merubah bentuk dan ukuran kayu
pada saat patah) dalam uji keteguhan lentur dengan menggunakan pengujian
1. Lokasi Penelitian
Samarinda.
2. Waktu Penelitian
sebagai berikut :
1) )Chainsaw
2) Meteran
3) circularsaw
4) Mesin planner
5) Penggaris panjang
6) Timbangan listrik
7) Panci
8) Kompor
9) Tabung gas
12) Oven,
20
13) Microkalifer
14) Desikator
15) Waterbath
16) Spidol
18) Kalkulator
sebagai berikut :
2) Air
C. Prosedur Penelitian
g. Kemudian setelah pengempaan ukur lagi tebalnya dan setelah itu dijepit
jam.
maka terlebih dahulu dilakukan pemberian tanda dengan cat warna atau
spidol yang berguna untuk menandai jenis papa nasal dan arah
pengempaannya.
akan mudah dikenali asal jenis papan dan arah pengempaan yang telah
dilakukan.
22
dengan ukuran yang telah ditetapkan, yaitu untuk pengujian sifat fisika 2
pengembangan tebal.
sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan, yaitu untuk pengujian sifat
e. Pengujian sifat fisika ini mengacu pada standar JIS Z 2102 (1957) dan
JIS Z 2103 (1957), untuk sifat mekanika yang diuji mengacu pada standar
3. Pembuatan Sampel
tebal
3,5 cm
4. Prosedur pengujian
a. Kadar air
udara dan ditimbang kembali untuk mendapatkan data berat kering udara.
Dimana :
b. Kerapatan
sebagai berikut
R=
Dimana :
3
R = Kerapatan (kg / cm )
M = Masa kering udara / tanur (gr)
3
V = Volume (cm )
c. Pengembangan tebal
P=
Dimana :
d. Penyerapan air
Kayu memiliki sifat penyerapan air yang tinggi, hal ini disebabkan
karena molekul air yang masuk diantara rantai molekul disebabkan ikatan
berikut:
Wa = Mw-Mn x 100%
Mn
Dimana:
Kemudian di tekan oleh alat Universal Testing Machine (UTM) dan dicatat
Keterangan
tekan oleh alat Universal Testing Machine (UTM) dan dicatat kemampuan
Dimana :
luas penampang lintang sampel (Haygreen dan Bowyer 1996), papan uji
&w AU?
Dimana:
D. Analisis Data
Semua pengujian masing sesuai denga tebal pengujian sifat fisik dan
pengujian. Nilai pengujian dihitung dari rataan 5 ulangan dan 10 ulangan dan
Analisis data dilakukan dengan menghitung nilai rata -rata dari semua
data papan yang diuji. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap semua parameter
Dimana :
= Rata-rata
x = Jumlah data
n = Banyak sampel
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari hasil penelitian tentang sifat fisika dan mekanika papan dari kayu
dan papan pengujian sebanyak 10 sampel ulangan. Dengan tebal papan 2 cm,
2,5 cm, 3 cm, dan tebal 3,5 cm, yang meliputi pengujian kadar air, kerapatan,
patah / Modulus of Rupture (MoR) dan keteguhan tekan sejajar serat diperoleh
Tabel 1. Nilai Rata-rata Pengujian Sifat Fisika dan Mekanika Papan dengan
Metode Perebusan dan Densifikasi
Parameter Papan Papan Papan Papan
No
Pengujian ukuran 2 cm ukuran 2,5 cm ukuran 3 cm ukuran 3,5 cm
1 Pengujian Sifat Fisika
Kadar Air (%) 13,4388 10,7589 12,0866 11,6026
3
Kerapatan ( gr/cm ) 0,3500 0,4175 0,4152 0,4286
Pengembangan
2,0969 7,1942 12,7730 20,7559
tebal (%)
Penyerapan Air (%) 67,6188 90,2919 89,9086 104, 4846
2 Pengujian Sifat Mekanika
2
Uji MoE ( kg/cm ) 55467,7325 62261,5669 52893,9205 13,3645
Uji MoR ( kg/fcm 2) 418,0082 451,6825 664,7844 1,4979
Uji tekan sejajar
231,6406 350,9805 300,3472 259,6174
serat (kg/cm2)
Hasil penelitian pengujian sifat fisika pada Tabel 1 nilai rata-rata kadar air
kemudian papan ukuran tebal 3,5 cm 11,6026 %, kemudian papan ukuran tebal 3
cm 12,0866 %, hingga kadar air tertinggi dimiliki oleh papan ukuran tebal 2 cm
13,4388 %.
32
Hasil pengujian sifat fisika pada Tabel 1 nilai rata-rata kerapatan terendah
2
dimiliki oleh papan ukuran tebal 2 cm yaitu 0,3500 gr/cm , kemudian papan
ukuran tebal 3 cm yaitu 0,4152 gr/cm2, kemudian papan ukuran tebal 2,5 cm
yaitu 0,4175 gr/cm2, kemudian nilai papan tertinggi dimiliki oleh papan ukuran 3,5
Hasil penelitian pengujian sifat mekanika pada Tabel 1 papan uji tekan
sejajar serat terendah dimiliki oleh papan ukuran tebal 2 cm yaitu 231,6406
kg/cm2, kemudian papan ukuran tebal 3,5 cm yaitu 259,6174 kg/cm 2, kemudian
2
papan ukuran tebal 3 cm yaitu 300,3472 kg/cm , kemudian nilai uji tekan sejajar
serat pada papan pengujian ukuran tebal 2,5 cm yaitu 350,9805 kg/cm2.
Hasil penelitian pengujian sifat mekanika pada Tabel 1 papan uji MoE
terendah dimiliki oleh papan pengujian dengan ukuran tebal 3,5 cm yaitu 13,3645
kemudian papan pengujian tertinggi dimiliki oleh papan pengujian ukuran tebal
Hasil penelitian pengujian sifat mekanika pada Tabel 1 papan uji MoR
terendah dimiliki oleh papan pengujian dengan ukuran tebal 3,5 cm yaitu 1,4979
2 2
kg/cm , kemudian papan pengujian ukuran tebal 2 cm yaitu 418,0082 kg/cm ,
kemudian papan pengujian ukuran tebal 2,5 cm yaitu 451,6825 kg/cm2 dan
papan pengujian tertinggi dimiliki oleh papan pengujian dengan ukuran tebal 3
2
cm yaitu sebesar 664,7844 kg/cm .
33
B. Pembahasan
1. Kadar air
Kadar air
13,4388
14 12,0866 11,6026
12 10,7589
10
8
6
4
2
0
papan ukuran 2 papan ukuran papan ukuran 3 papan ukuran
cm 2,5 cm cm 3,5 cm
Dari pengujian nilai kadar air baik papan pengujian dengan ukuran tebal 2
cm, 2,5 cm 3 cm, dan 3,5 cm semuanya menujukkan bahwa nilai kadar air sudah
12%-14%.
Nilai kadar air terendah pada grafik diatas pada pengujian papan ukuran
tebal 2,5 cm yaitu 10,7589 %, kemudian papan ukuran tebal 3,5 cm 11,6026 %,
kemudian papan ukuran tebal 3 cm 12,0866 %, hingga kadar air tertinggi dimiliki
Hal ini diduga karena pada papan dengan ukuran tebal 2,5 cm mengalami
tekanan yang lebih tinggi pada saat proses pengempaan dan perlakuan
kandungan air yang ada pada kayu mudah keluar sehingga kadar airnya dibawah
Sedangkan untuk kadar air papan pengujian ukuran tebal 2 cm, 3 cm dan
3,5 cm yang masih 11% hingga 13 % juga sudah bisa dikatakan baik karena
mencapai kadar air maksimal yang dikehendaki maka dapat dikatakan bahwa
metode (perebusan dan densifikasi) yang dilakukan pada papan pengujian ini
berhasil untuk uji sifat fisika kadar airnya. Hal ini didukung dengan persyaratan
kadar air yang ideal untuk pembuatan papan uji metode perebusan dan metode
1966),
2. Kerapatan
KERAPATAN
0,4500
0,4000
0,3500
0,3000
0,2500 0,4286
0,4175 0,4152
0,2000 0,3500
0,1500
0,1000
0,0500
0,0000
papan ukuran 2 papan ukuran papan ukuran 3 papan ukuran
cm 2,5 cm cm 3,5 cm
Nilai rataan kerapatan terendah pada grafik diatas yaitu pada pengujian
papan ukuran tebal 2 cm yaitu 0,3500 gr/cm2, kemudian papan ukuran tebal 3 cm
yaitu 0,4152 gr/cm2, kemudian papan ukuran tebal 2,5 cm yaitu 0,4175 gr/cm 2,
kemudian nilai papan tertinggi dimiliki oleh papan ukuran 3,5 cm yaitu 0,4286
gr/cm2.
35
2,5 cm, 3 cm, 3,5 cm, Kerapatan mempengaruhi kualitas papan terutama
dibandingkan dengan papan ukuran tebal 2 cm, 2,5 cm dan 3 cm. Hal ini
setelah pengempaaan.
3. Pengembangan Tebal
PENGEMBANGAN TEBAL
25
20
15
20,7559
10
12,773
5 7,1942
2,0969
0
papan ukuran 2 papan ukuran papan ukuran 3 papan ukuran
cm 2,5 cm cm 3,5 cm
diatas yaitu ukuran papan 2 cm sebesar 2,0969 % dan nilai tertinggi pada
papan ukuran tebal 3,5 cm hal ini disebabkan oleh adanya air yang mampu
36
menyerap kayu sehingga sampel kayu dapat mengembang yang berati kayu
memiliki sifat higroskopis yang berate dapat menerima dan melepas air.
4. Penyerapan Air
PENYERAPAN AIR
120 104,4846
90,2919 89,9086
100
80 67,6188
60
40
20
0
papan ukuran 2 papan ukuran papan ukuran 3 papan ukuran
cm 2,5 cm cm 3,5 cm
Nilai rataan penyerapan air pada grafik diatas menunjuk kan nilai terendah
yaitu ukuran papan 2 cm sebesar 67,6188 % dan nilai tertinggi pada ukuran 3,5
cm 104,4846 %.
air pada tabel 1, untuk nilai penyerapan air tertinggi pada papan ukuran 3,5 cm
hal ini diduga masih banyaknya air yang terserap didalam sampel kayu dengan
ketebalan yang tinggi sehingga penyerapan air pada sampel kayu ukuran sampel
3,5 cm tinggi.
37
70000
60000
50000
40000
62261,5669
30000 55467,7325
52893,9205
20000
13,3645
10000
?
0
Papan ukuran Papan ukuran Papan ukuran Papan ukuran
2 cm 2,5 cm 3 cm 3,5 cm
Nilai rataan papan uji MoE terendah pada grafik diatas yaitu pada
pengujian papan ukuran tebal 3,5 cm yaitu 13,3645 kg/cm2, kemudian papan
pengujian tertinggi dimiliki oleh papan pengujian ukuran tebal 2,5 cm yaitu
62261,5669 kg/cm2.
ukuran tebal yang berbeda yang dimulai dari tebal 2 cm, 2,5 cm, 3 cm, dan 3,5
pengujian ukuran 2 cm, 3 cm dan 3,5 cm. Perbedaan ini disebabkan oleh ber
bedanya tebal tiap lapisan papan pengujian. Tebal lapisan merupakan salah satu
700
600
500
400
664,7844
300
418,0082 451,6825
200
100 1,4979
0
Papan ukuran 2 Papan ukuran Papan ukuran 3 Papan ukuran
cm 2,5 cm cm 3,5 cm
Pada sifat mekanika nilai keteguhan patah (MoR) papan uji MoR terendah
pada grafik diatas yaitu pada pengujian papan ukuran tebal 3,5 cm yaitu 1,4979
2 2
kg/cm , kemudian papan pengujian ukuran tebal 2 cm yaitu 418,0082 kg/cm ,
2
kemudian papan pengujian ukuran tebal 2,5 cm yaitu 451,6825 kg/cm dan
papan pengujian tertinggi dimiliki oleh papan pengujian dengan ukuran tebal 3
2
cm yaitu sebesar 664,7844 kg/cm , dari kayu sengon (Paraserianthes falcataria).
Nilai terendah yaitu papan uji ukuran tebal 3,5 cm yaitu diduga karena
tebalnya 3,5 cm dan tekanan yang terlau tinggi sehingga mengalami tekanan
yang tinggi dan menghasilkan kekuatan yang rendah dan begitupun sebaliknya
papan uji tertinggi yang dimiliki papan uji ukuran tebal 3 cm yang hanya memiliki
selisih 0,5 cm dari papan pengujian yang memiliki nilai terendah sehingga
400
350
300
250
200 350,9805
300,3472
150 231,6406 259,6174
100
50
0
Papan ukuran Papan ukuran Papan ukuran Papan ukuran
2 cm 2,5 cm 3 cm 3,5 cm
Nilai rataan papan uji tekan sejajar serat terendah pada grafik diatas
papan ukuran tebal 3,5 cm yaitu 259,6174 kg/cm2, kemudian papan ukuran tebal
3 cm yaitu 300,3472 kg/cm2, kemudian nilai uji tekan sejajar serat pada papan
2
pengujian ukuran tebal 2,5 cm yaitu 350,9805 kg/cm .
tebal 2 cm terendah dan yang tertinggi papan pengujian ukuran tebal 2,5 cm.
Hasil penelitian ini diduga karena papan pengujian sebagai kontrol dan papan
pengujian yang memiliki tebal berbeda lebih cepat mengalami tekanan dari pada
A. KESIMPULAN
1. Nilai kadar air terendah dimiliki papan pengujian ukuran tebal 2,5 cm yaitu
10,7589 %, hingga kadar air tertinggi dimiliki oleh papan ukuran tebal 2 cm
13,4388 %.
2. Nilai kerapatan terendah dimiliki oleh papan ukuran tebal 2 cm yaitu 0,3500
gr/cm2, kemudian nilai papan tertinggi dimiliki oleh papan ukuran 3,5 cm
3. Papan uji tekan sejajar serat terendah dimiliki oleh papan ukuran tebal 2 cm
2
yaitu 231,6406 kg/cm , kemudian nilai uji tekan sejajar serat tertinggi pada
4. Papan uji MoE terendah dimiliki oleh papan pengujian dengan ukuran tebal
5. Papan uji MoR terendah dimiliki oleh papan pengujian dengan ukuran tebal
3,5 cm yaitu 1,4979 kg/cm2, dan papan pengujian tertinggi dimiliki oleh
2
papan pengujian dengan ukuran tebal 3 cm yaitu sebesar 664,7844 kg/cm .
6. Dari hasil pengujian tersebut untuk parameter pengujian sifat fisik dan sifat
mekanik papan pengujian dengan ukuran tebal sampel uji yang berbeda
dengan control dengan ukuran tebal 2 cm didapatkan hasil yang baik dan
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai sifat-sifat kayu selain sifat
fisika dan sifat mekanika juga dapat meliputi pengujian sifat kimia dan
anatomi kayunya.
Fakhri, 2001. Pengaruh Jumlah Kayu Pengisi Balok Komposit Kayu Keruing dan
Sengon Terhadap Kekuatan Lentur Balok Laminasi (Glulam
Beams). Thesis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Yogyakarta.
Haygreen, J. G dan J. L. Bowyer. 1996. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu: Suatu
Pengantar. Terjemahan SA Hadikusumo. Editor: S
Praworohatmodjo. Universitas Mada University Press. Yogyakarta.
Sinaga, M. dan Hadjib. 1989. Sifat Mekanis Kayu Lamina Gabungan dari Kayu
Pinus Merkusi dan Eucalyptus alba. Duta Rimba No. 113-
114/XV/1989. Pustlitbang Hasil Hutan. Bogor.
No M (gram) R (cm) T (cm) L (cm) V cm3 ( 2,5 cm) R gr/cm3 (2,5 cm)
1 4,7918 1,82 2,28 2,55 10,5815 0,4528
2 4,2929 2,06 2,07 2,59 11,0443 0,3887
3 5,4177 1,99 2,49 2,65 13,1310 0,4126
4 5,1614 1,94 2,41 2,59 12,1093 0,4262
5 4,8766 1,93 2,30 3,00 11,5858 0,4209
6 5,0463 1,94 2,48 2,56 12,3167 0,4097
7 4,7351 1,94 2,25 2,51 10,9562 0,4322
8 5,1200 2,06 2,49 2,60 13,3364 0,3839
9 5,0457 2,06 2,40 2,58 12,7555 0,3956
10 5,0386 1,80 2,38 2,60 11,1384 0,4524
jumlah 49,5261 19,54 23,55 25,84 118,9550 4,1750
rata-rata 4,9526 1,95 2,36 2,58 11,8955 0,4175
min 4,2929 1,80 2,07 2,51 10,5815 0,3839
max 5,4177 2,06 2,49 2,65 13,3364 0,4528
48
3 3
No M (gram) R (cm) T (cm) L (cm) V cm ( 3 cm) R gr/cm (3,5 cm)
1 6,8872 2,36 2,55 2,57 15,4663 0,4453
2 6,3956 2,39 2,55 2,47 15,0534 0,4249
3 7,0472 2,47 2,31 2,56 14,6066 0,4825
4 6,0128 2,6 2,41 2,51 15,7277 0,3823
5 7,1774 2,43 2,43 2,6 15,3527 0,4675
6 6,9366 2,45 2,6 2,41 15,3517 0,4518
7 7,5796 2,46 2,5 2,61 16,0515 0,4722
8 6,2866 2,41 2,66 2,54 16,2829 0,3861
9 6,6922 2,67 2,52 2,54 17,0901 0,3916
10 5,7929 2,48 2,57 2,38 15,1692 0,3819
jumlah 66,8081 24,7200 25,1000 25,1900 156,1521 4,2860
rata-rata 6,6808 2,4720 2,5100 2,5190 15,6152 0,4286
Min 5,7929 2,3600 2,3100 2,3800 14,6066 0,3819
Max 7,5796 2,6700 2,6600 2,6100 17,0901 0,4825
49
Tabel 18. Pengujian Uji Tekan Sejajar Serat Ukuran Tebal Sampel 2 cm
Tabel 19. Pengujian Uji Tekan Sejajar Serat Ukuran Tebal Sampel 2,5 cm
Tabel 20. Pengujian Uji Tekan Sejajar Serat Ukuran Tebal Sampel 3 cm
Tabel 21. Pengujian Uji Tekan Sejajar Serat Ukuran Tebal Sampel 3,5 cm
2
No b (cm) a (cm) L MoE (kg/cm ) 3 cm
1 2,23 2,16 30 110 0,4 82598,1557
2 2,19 2,22 30 40 0,4 28170,9008
3 2,22 2,2 30 10 0,2 14277,5194
4 2,31 2,21 30 120 0,5 64971,9967
5 2,25 2,26 30 120 0,5 62374,5146
6 2,15 2,27 30 110 0,5 59048,7111
7 2,25 2,28 30 130 0,5 65809,7228
8 2,2 2,16 30 40 0,4 30445,2706
9 2,26 2,00 30 60 0,4 56001,1062
10 2,24 2,29 30 130 0,5 65241,3074
Jumlah 22,3 22,05 300 870 4,3 528939,2054
Rata-rata 2,23 2,205 30 87 0,43 52893,9205
MIN 2,15 2 30 10 0,2 14277,5194
MAX 2,31 2,29 30 130 0,5 82598,1557
55
2
No b (cm) a (cm) L F Maks MoR (Kg/cm ) 3 cm
1 2,23 2,28 30 116 450,2938
2 2,19 2,22 30 30 125,0788
3 2,22 2,2 30 120 502,5687
4 2,31 2,21 30 144 574,3525
5 2,25 2,26 30 130 509,0453
6 2,15 2,27 30 132 536,1623
7 2,25 2,28 30 172 661,7421
8 2,20 2,16 30 240 1052,1886
9 2,26 2,00 30 360 1792,0354
10 2,24 2,29 30 116 444,3769
Jumlah 22,3 22,17 300 1560 6647,8443
Rata-Rata 2,23 2,217 30 156 664,7844
Min 2,15 2,00 30 30 125,0788
Max 2,31 2,29 30 360 1792,0354
57