PENDAHULUAN
sehingga perlu menggunakan suatu alat seperti mikroskop karena tidak dapat
senyawa sederhana yang tersedia secara langsung atau berasal dari senyawa yang
sederhana melalui proses enzimatik. Bahan nutrisi dalam media ini dapat berupa
seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti
pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan
parameter lain. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau
yang berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan
akan tumbuh dan berkembang biak serta mengadakan kolonisasi pada permukaan
tubuh seperti kulit, kuku, serta permukaan bagian dalam tubuh. Mikroorganisme
1.2. Tujuan
mikroorganisme di alam.
II. TINJAUAN PUSTAKA
atau total massa sel yang melebihi inokulum asalnya. Telah dijelaskan pada
pembelahan biner melintang, satu sel membelah diri menjadi 2 sel anakan yang
identik dan terpisah. Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri
menjadi dua kali lipat disebut sebagai waktu generasi. Waktu generasi pada setiap
bakteri tidak sama, ada yang hanya memerlukan 20 menit bahkan ada yang
miring yaitu bentuk pertumbuhan pada bekas goresan, pertumbuhan koloni bakteri
pada medium agar tegak yaitu bentuk pertumbuhan pada bekas tusukan dan
pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar lempeng yaitu bentuk, tepian,
2012).
untuk menghindari kontaminasi pada media. Nutrien agar adalah medium umum
untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas
stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi
organisme dalam kultur murni dengan cara disterilisasi dengan autoklaf pada
Bakteri yang tidak punya akar harus berada pada permukaan larutan makanan
yang cair. Pertumbuhan bakteri berarti meningkatnya jumlah sel yang konstituen
(yang menyusun). Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan
disebut dengan pembelahan biner, dimana setiap bakteri membentuk dinding sel
massa sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan
(nutrien agar) dengan metode agar tuang atau media agar sebar, sel-sel
individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18 sampai 24 jam
terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat
Halu Oleo Kendari. Pada hari Minggu, 3 Desember 2017 pukul 15.30 WITA
sampai selesai.
Alat yang digunakan pada praktikum yaitu lampu bunsen, pingset, batang
perata, cawan petri, tabung reaksi, gabus, pipet mikro beserta tipnya dan vortex.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu media biakan nutrient
agar (NA) dan patato dextrose agar (PDA), ethanol 70 % dan tanah dari sekitar
tanaman.
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut
yaitu :
b. Menimbang sampel tanah dan sampel daun masing masing satu gram.
c. Memasukan sampel tanah dan daun tersebut dalam 9 ml air steril dalam
yang berisi air steril sebanyak 0.9 ml. Vortex microtube sebelum di
e. Masing masing pada pengenceran 10-6, 10-7 dan 10-8 dari sampel
tanah di sebar di cawan petri yang berisi media King’s B dan PDA.
f. Masing masing pada pengenceran 10-3 sampai 10-5 dari sampel daun
3. Menggambar (jika perlu ambil foyonya) dan amati penampakan koloni dalam
media.
4. Memilih 3 koloni yang terisolasi dari pertumbuhan mikroba lainnya dan catat
karakter morfologinya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus
sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih
agar yang telah didiamkan selama beberapa hari pada suhu ruang tertentu.
Pengamatan morfologi bakteri dapat diamati dengan cara menumbuhkan
koloni mikroba pada media biakan murni. Pada praktikum ini biakan murni yang
menggunakan Nutrinet Agar (NA). Untuk dapat mengamati morfologi dari suatu
mikroba dapat dilihat dari ciri-cirinya yaitu dari ukuran, pigmentasi, bentuk,
ukurannya, mikroba dapat memiliki pinpoint layaknya seperti titik, ada yang
berukuran small, berukutan moderate yaitu berukuran sedang, dan berukuran large
memperoduksi pigmen ekstraseluler yang dapat terlarut dalam media. Dari aspek
karakteristik optik dapat diamati cahaya yang melewati koloni. Opaque tidak
dapat ditembus cahaya, translucent adalah mikroba yang dapat ditembus cahaya
sebagian, dan transparant (bening). Dari aspek ini yang diamati adalah warnanya.
Pada praktikum ini hasil pengamatan menunjukan bahwa cawan petri yang
berisikan media Nutrient Agar (NA) telah ditumbuhi oleh mikroba. Pada isolat
pertama yaitu 10-7, mikroba memiliki ukuran moderate, memiliki pigment kuning,
memiliki karakter optik transluncent dimana mikroba dapat ditembus oleh cahaya,
memiliki margin yang intire, sedangkan pada isolat kedua yaitu 10-8, mikroba
opaque dimana mikroba dapat ditembus oleh cahaya, memiliki bentuk circular,
memiliki elevansi, permukaan halus mengkilap, dan memiliki margin yang entire.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Pelczar dan Chan. 2007. Analisis Mikroba pada Inokulasi. Edisi Kelima.
Erlangga: Jakarta Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar : Makasar.
Rahmaningsih, S. 2012. Bakteri patogen dari perairan pantai dan kawasan tambak
di Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban.