1 Komposit
Definisi
Komposit merupakan perpaduan dari dua material atau lebih yang memiliki fasa yang
berbeda menjadi suatu material baru yang memiliki propertis lebih baik dari keduanya. Jika
perpaduan ini terjadi dalam skala makroskopis maka disebut sebagai komposit. Jika perpaduan ini
terjadi secara mikoroskopis (molekular level) maka disebut sebagai alloy atau paduan. Resin
komposit ini menggunakan molekul BIS-GAMA (Bisphenol-A-Glycidin-Methacrylat) yang
merupakan monomer dimetakrilat yang disintesa oleh reaksi Bisphenol-A dan Glissidin
metakrilat.
(http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/d30f518393aad96931b1cd883b76a9194eb22313.p
df)
Klasifikasi
Adapun jenis resin komposit biasanya dibagi atas tiga ukuran, jumlah dan komposis dari
bahan pengisi anorganiknya, yaitu :
1. Resin komposit konvensional
Resin komposit ini umumnya terdiri dari 75-80% dari berat bahan pengisi anorganiknya.
Ukuran rata-rata partikel dari resin komposit konvensional ini pada tahun 1980. Karena partikel
pengisin=annya relative besar dank eras sekali, resin komposit konvensional memperlihatkan
tekstur permukaan yang kasar, sehingga sesuai dengan gigi posterior. Sayangnya, tipe
permukaan yang kasar tersebut menyebabkan restorasi lebih mudah mengalami perubahan
warna akibat adanya ekstrinsik stain.
2. Resin komposit mikrofiller
Bahan ini dipernalkan pada tahun 1972 dan didesain untuk menggantikan karakteristik resin
komposit konvensional yang permukaannya kasar dengan permukaan yang halus yang hamper
sama seperti enamel gigi. Resin komposit ini mengandung partikel koloida silica yang terdiri
dari kira-kira 35%-60% dari berat bahan pengisi anorganiknya. Ukuran partikel kecil
menghasilkan permukaan yang halus setelah restorasi di polishing. Sehingga pengaruh
perlekatan plak dan ektrinsik stai dapat dimanipulasikan.
3. Resin komposit hibrida
Resin komposit ini dikembangkan untuk mendapatkan karakteristik fisik dan mekasin yang
baik dari resin komposit konvensional dengan permukaan yang halus yang dapat merupakan
sifat dari resin komposit mikrofiller. Resin ini mengandung kira-kira 75%-85% dari berat bahan
pengisi anorganiknya. Bahan pengisinya merupakan campuran antara mikrofiller dan
makrofiller
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1154/1/10E00020.pdf)
Kontraindikasi utama dari penggunaan resin komposit sebagai material restorasi adalah
berhubungan dengan faktor-faktor yang muncul seperti isolasi, oklusi dan operator. Jika gigi tidak
dapat diisolasi dari kontaminasi cairan mulut maka resin komposit atau bahan bonding lainnya
tidak dapat digunakan. Hal ini terjadi karena resin komposit bersifat sangat sensitif dan
memerlukan ketelitian. Bila terkontaminasi cairan mulut, kemungkinan restorasi akan lepas
(Summitt dkk., 2006).
Jika semua kontak oklusi terletak pada bahan restorasi maka resin komposit sebaiknya
tidak digunakan. Hal ini karena resin komposit kekuatan menahan tekanan oklusi lebih rendah
dibandingkan amalgam. Diperlukan memperkuat sisa struktur gigi yang tidak dipreparasi dengan
prosedur restorasi komposit. Adanya perluasan restorasi hingga mencapai permukaan akar,
menyebabkan adanya celah pada pertemuan komposit dengan akar. Penggunaan liner pada area
permukaaan akar dapat mengurangi kebocoran, celah dan sekunder karies. Tumpatan
menggunakan komposit pada gigi posterior akan cepat rusak pada pasien dengan tenaga
pengunyahan yang besar atau bruxism, karena bahan komposit mudah aus. Pasien dengan insidensi
karies tinggi serta kebersihan mulut tidak terjaga juga dianjurkan untuk tidak menggunakan
tumpatan resin komposit (Baum, et al., 1995).