Bill Gates selama bertahun-tahun ia bertengger di urutan pertama dalam daftar orang paling
kaya di dunia. Meskipun ia di Drop Out dari kampusnya namun ia merupakan bos dan pendiri
dari Microsoft sebuah perusahaan perangkat Lunak terbesar di dunia.
Bernama lengkap William Henry Gates III atau lebih dikenal dengan nama Bill Gates
dilahirkan pada 28 Oktober 1955, di Seattle, Washington. Bill Gates adalah adalah anak
kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya William Henry Gates adalah seorang pengacara
perusahaan yang punya banyak relasi di kota. Sedangkan ibunya Mary Maxwell seorang
pegawai First Interstate Bank, Pacific Northwest Bell dan anggota Tingkat Nasional United
Way.
“Dia adalah seorang eksentrik,” sebagaimana salah seorang guru memberikan Gates julukan
itu. Bill Gates menempuh kuliah di Harvard University di Cambridge mulai tahun 1975. Di
sana ia bertemu dengan Paul Allen sewaktu sekolah bersama-sama. Bersama Paul Allen, Bill
Gates terus mengembangkan talentanya di bidang pemograman komputer. Namun, Bill gates
memutuskan keluar (drop out) untuk menyumbangkan wakunya ke Microsoft.
Namun, Bill Gates juga mendapat reputasi yang tidak baik dalam karirnya. Tidak hanya satu
kali, bahkan Bill Gates melakukan beberapa kali kesalahan dalam bisnis perangkat lunaknya.
Di tahun 1990 Bill Gates mendapat tuntutan dari Departemen Keadilan Amerika Serikat
dengan dakwaan Gates telah melakukan monopoli terhadap perusahaan-perusahaan kecil.
Dan sekali lagi Bill Gates tersandung oleh hukum undang-undang bisnis Amerika Serikat
pada tahun 1999. Pada tahun 2000, Bill gates mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
Ketua Pegawai Eksekutif dan ia memilih kembali ke profesi lamanya yang ia cintai yaitu
Kepala Penelitian dan Pengembangan Perangkat Lunak di perusahaanya sendiri, Microsoft
Corp.
Dan pada awal tahun 2008, Bill Gates memutuskan untuk mengundurkan diri dari manajemen
Microsoft dan mengkonsentrasikan diri pada kerja kedermawanan melalui yayasan sosial
yang didirikannya, yaitu Bill dan Melinda Gates Foundation.
Dengan istrinya, Bill Gates telah mendirikan Bill & Melinda Gates Foundation, yang
merupakan sebuah Yayasan Sosial yang memperhatikan pederita AIDS, beasiswa bagi
universitas-universitas dan kepedulian pada dunia ketiga. Para kritikus mengatakan ini
merupakan pembuktian terhadap kemarahan banyak orang tentang praktik monopoli, adikuasa
perusahaannya dan beberapa kejahatan yang telah ia lakukan, tetapi beberapa orang yang
dekat dengan Bill Gates berkata bahwa ia memang telah lama berencana untuk
menyumbangkan sebagian besar hartanya.
Di tahun 1999 koran Washington Post memberitakan bahwa "Gates telah menyatakan bahwa
dia memutuskan untuk menyumbangkan $5 milyar kepada organisasi mereka. Hal itu tentu
tidak mengherankan karena menurut survei Majalah Forbes, Bill Gates selalu menjadi orang
terkaya di dunia berturut-turut selama tahun 1996 – 2004 dengan jumlah $ 90 Milyar.
Dengan perjuangan dan tekad yang keras kini Bill Gates telah menggapai cita-citanya. Untuk
mencapai kesuksesan memang diperlukan pengorbanan dan perjuangan yang berat, namun
usaha keras dan sikap pantang menyerah Bill Gates telah membuahkan hasil yang dapat ia
nikmati saat ini. Berturut turut dari tahun ke tahun hingga saat ini Bill Gates bertengger
diposisi satu sebagai orang terkaya di dunia.
Tokoh Muslim satu ini terkenal dengan riwayat-riwayatnya mengenai hadist Rasulullah
Muhammad SAW. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Al
Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari Al Ju’fi. Akan tetapi beliau lebih terkenal dengan
sebutan Imam Bukhari, karena beliau lahir di kota Bukhara, Turkistan. Sewaktu kecil Al
Imam Al Bukhari buta kedua matanya. Pada suatu malam ibu beliau bermimpi melihat Nabi
Ibrahim ‘Alaihissalaam yang mengatakan, “Hai Fulanah (yang beliau maksud adalah ibu Al
Imam Al Bukhari, pent), sesungguhnya Allah telah mengembalikan penglihatan kedua mata
putramu karena seringnya engkau berdoa”. Ternyata pada pagi harinya sang ibu menyaksikan
bahwa Allah telah mengembalikan penglihatan kedua mata putranya.
Sebagai anak tunggal yang biasanya selalu dimanjakan oleh orang tuanya, namun Chairil
Anwar tidak mengalami hal tersebut. Bahkan ia dibesarkan dalam keluarga yang terbilang
tidak baik. Kedua orang tuanya bercerai, dan ayahnya menikah lagi. Chairil lahir dan
dibesarkan di Medan, sewaktu kecil Nenek dari Chairil Anwar merupakan teman akrab yang
cukup mengesankan dalam hidupnya. Kepedihan mendalam yang ia alami pada saat neneknya
meninggal dunia.
Chairil Anwar bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sekolah dasar untuk orang-
orang pribumi pada masa penjajahan Belanda. Dia kemudian meneruskan pendidikannya di
Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama Hindia Belanda,
tetapi dia keluar sebelum lulus. Dia mulai menulis puisi ketika remaja, tetapi tidak satupun
puisi yang berhasil ia buat yang sesuai dengan keinginannya.
Meskipun ia tidak dapat menyelesaikan sekolahnya, tetapi ia tidak membuang waktunya sia-
sia, ia mengisi waktunya dengan membaca karya-karya pengarang Internasional ternama,
seperti : Rainer Maria Rike, W.H. Auden, Archibald Macleish, Hendrik Marsman, J.
Slaurhoff, dan Edgar du Perron. Ia juga menguasai beberapa bahasa asing seperti Inggris,
Belanda, dan Jerman.
Pada saat berusia 19 tahun, ia pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) bersama dengan ibunya
pada tahun 1940 dimana ia mulai kenal dan serius menggeluti dunia sastra. Puisi pertama
yang telah ia publikasikan, yaitu pada tahun 1942. Chairil terus menulis berbagai puisi.
Puisinya memiliki berbagai macam tema, mulai dari pemberontakan, kematian,
individualisme, dan eksistensialisme.
Selain nenek, ibu adalah wanita yang paling Chairil cinta. Ia bahkan terbiasa menyebut nama
ayahnya, Tulus, di depan sang Ibu, sebagai tanda menyebelahi nasib si ibu. Dan di depan
ibunya, Chairil acapkali kehilangan sisinya yang liar. Beberapa puisi Chairil juga
menunjukkan kecintaannya pada ibunya.
Dunia Sastra
Nama Chairil Anwar mulai terkenal dalam dunia sastra setelah pemuatan tulisannya di
“Majalah Nisan” pada tahun 1942, pada saat itu dia berusia dua puluh tahun. Namun, saat
pertama kali mengirimkan puisi-puisinya di "Majalah Pandji" untuk dimuat, banyak yang
ditolak karena dianggap terlalu individualistis. Hampir semua puisi-puisi yang dia tulis
merujuk pada kematian. Puisinya beredar di atas kertas murah selama masa pendudukan
Jepang di Indonesia yang tidak diterbitkan hingga tahun 1945.
Salah satu puisinya yang paling terkenal dan sering dideklamasikan berjudul Aku ("Aku mau
hidup Seribu Tahun lagi!"). Selain menulis puisi, ia juga menerjemahkan karya sastra asing ke
dalam bahasa Indonesia. Dia juga pernah menjadi redaktur ruang budaya Siasat "Gelanggang"
dan Gema Suasana. Dia juga mendirikan "Gelanggang Seniman Merdeka" pada tahun 1946.
Kumpulan puisinya antara lain: Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (1949);
Deru Campur Debu (1949), Tiga Menguak Takdir (1950 bersama Seniman Pelopor Angkatan
45 Asrul Sani dan Rivai Apin), Aku Ini Binatang Jalang (1986), Koleksi sajak 1942-1949",
diedit oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986); Derai-derai
Cemara (1998). Buku kumpulan puisinya diterbitkan Gramedia berjudul Aku ini Binatang
Jalang (1986).
Karya-karya terjemahannya adalah: Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948, Andre Gide); Kena
Gempur (1951, John Steinbeck). Karya-karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris, Jerman dan Spanyol antara lain “Sharp gravel, Indonesian poems”, oleh Donna M.
Dickinson (Berkeley, California, 1960); “Cuatro poemas indonesios, Amir Hamzah, Chairil
Anwar, Walujati” (Madrid: Palma de Mallorca, 1962); Chairil Anwar: Selected Poems oleh
Burton Raffel dan Nurdin Salam (New York, New Directions, 1963); “Only Dust: Three
Modern Indonesian Poets”, oleh Ulli Beier (Port Moresby [New Guinea]: Papua Pocket Poets,
1969).
Ketika menjadi penyiar radio Jepang di Jakarta, Chairil jatuh cinta kepada Sri Ayati tetapi
hingga akhir hayatnya Chairil tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya.
Kemudian ia memutuskan untuk menikah dengan Hapsah Wiraredja pada 6 Agustus 1946.
Mereka dikaruniai seorang putri bernama Evawani Alissa, namun karena masalah kesulitan
ekonomi, mereka berdua akhirnya bercerai pada akhir tahun 1948.
Puisi "Aku"
Chairil Anwar pertama kali membaca "AKU" di Pusat Kebudayaan Jakarta pada bulan Juli
1943. Hal ini kemudian dicetak dalam Pemandangan dengan judul "Semangat", sesuai dengan
dokumenter sastra Indonesia, HB Jassin, ini bertujuan untuk menghindari sensor dan untuk
lebih mempromosikan gerakan kebebasan. "AKU" telah pergi untuk menjadi puisi Anwar
yang paling terkenal.