Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTEK EKOLOGI

Disusun Oleh :
1.Arga Medi Tarigan (P00933015055)
2.Ester Dameita Purba (P00933015062)
3.Lely Floris Br Karo Sekali (P00933015069)
4.Natalina Br Barus (P00933015076)
5.Romasta Ilenra Purba (P00933015083)
6.Sylvia Anggeraini Tarigan (P00933015090)
7.Yuli Rizki Ananda (P00933015097)

Tingkat / Semester : I B/ I
Hari / Tanggal : Jum’at, 11 Desember 2015
Dosen Pembimbing : Risnawati Tanjung SKM, M.Kes
rt

POLTEKKES KEMENKES MEDAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
KABANJAHE
2015/2016
LEMBARAN PENGESAHAN

Mata Kuliah : Ekologi


Judul : Pengukuran Tingkat Kebisingan
Hari / Tanggal : Jum’at, 11 Desember 2015
Tempat : Tongging
Kelompok : 5 (Lima)

Disahkan Tanggal :………….

Mengetahui
Dosen pembimbing

( Risnawati Tanjung SKM, M.Kes )


NIP : 197505042000122003
I. Pendahuluan
Latar Belakang

Bising adalah bunyi yang tidak di inginkan yang dapat menyebabkan


gangguan pendengaran,bising juga mempunyai juga memiliki pengaruh pada
kesehatan lainnya seperti stress,penyakit jantung dll.Seperti yang kita ketahui
bahwa bunyi yang kita dengar di tangkap oleh telinga diteruskan kedalam liang
telinga,menggetarkan gendang telinga,kemudian masuk dalam tingkap lonjong
kedalam rumah siput dan diantarkan keotak melalui saraf pendengar.
Menurut data WHO 8-12% penduduk dunia menerima dampak
bising.Denmark, gangguan pendengaran akibat bising penduduk USA terpapar.di
Indonesia 102 pekerja pekerja industry baja usia 30-46 tahun 60% mengalami
gangguan pendengaran akibat bising.
Kesehatan serta keselamatan kerja merupakan masalah penting dalam
setiap proses operasional rumah sakit. Dengan berkembangnya industrialisasi di
Indonesia maka sejak awal disadari tentang kemungkinan timbulnya dampak baik
terhadap tenaga kerja maupun pada masyarakat di lingkungan sekitarnya. Faktor-
faktor penyebab penyakit akibat kerja dapat digolongkan menjadi golongan fisik,
kimia, infeksi, fisiologis dan mental psikologis. Bising, yang termasuk dalam
golongan fisik, dapat menyebabkan kerusakan pendengaran/tuli
(Soemonegara,1975,Miller,1975).
Kurang pendengaran akibat bising terja di secara perlahan, dalam waktu
hitungan bulan sampai tahun. Hal ini sering tidak disadari oleh penderitanya,
sehingga pada saat penderita mulai mengeluh kurang pendengaran, biasanya
sudah dalam stadium yang tidak dapat disembuhkan (irreversibe). Kondisi seperti
ini akan mempengaruhi produktivitas tenaga kerja yang pada akhirnya akan
menyebabkan menurunnya derajad kesehatan masyarakat pekerja. Hal ini maka
cara yang paling memungkinkan adalah mencegah terjadinya ketulian total
(Ballantyne,1990;Beaglehole,1993).
II. ISI
A. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui cara pengukuran tingkat kebisingan
2. Untuk mendapatkan data kebisingan
3. Untuk mengurangi tingkat kebisingan
B. Alat dan Bahan
- Alat
 Sound Level Meter
- Bahan
 Sumber Bunyi ( Pemukiman Tongging )

C. Prosedur Kerja
1. Sebelum melakukan perhitungan terlebih dahulu sediakan tabel data
dengan kotak yang berjumlah 225 buah
2. Tentukan tempat sebagai sumber bunyi
3. Peganglah Sound Level Meter di lokasi sumber bunyi dan mulailah
perhitungan
4. Satu orang memegang Sound Level Meter, satu orang memegang
stopwatch, satu orang mengisi tabel data
5. Pemegang stopwatch memberi tanda pada pengisi tabel pada tabel data
setiap 4 detik sekali. Jadi perhitungan ini hanya berlangsung selama 15
menit
6. Setelah selesai melakukan pengambilan data, hitunglah hasilnnya dengan
rumus yang telah ditetapkan.
D. Hasil Analisa Data
75 78 87 90 88 98 87 89 97 88 83 84 89 86 87
89 90 97 90 85 87 98 89 72 72 98 88 88 96 84
87 88 73 89 79 89 78 88 90 90 71 91 87 80 81
96 83 86 72 89 85 86 89 73 86 90 72 85 88 90
79 85 72 88 87 72 85 82 84 83 82 85 84 93 82
83 76 83 82 74 82 84 72 82 73 84 82 76 80 78
69 78 82 88 85 87 83 82 84 83 85 83 84 87 85
87 81 82 77 82 89 92 86 88 72 88 86 87 89 82
83 72 80 71 84 84 84 87 96 82 73 74 86 84 71
82 85 74 85 72 87 75 98 89 87 87 84 88 85 89
88 87 88 88 89 76 82 85 73 70 86 86 86 95 76
83 87 71 86 87 86 95 97 96 75 96 85 84 85 83
82 85 85 97 74 91 90 90 90 88 91 92 70 90 89
87 71 79 90 90 85 81 87 89 83 84 87 87 98 89
98 87 89 93 91 97 86 71 75 89 98 90 87 88 74

Range = Datum terbesar- Datum terkecil


= 98-69
=29
K =3,3 Log N + 1
=3,3 Log 225 +1
=3,3.2,35 + 1
=7,755+1
=8,755
C =R : K
=29:8,755
=3,3-3
Tabel Distribusi :
Pengukuran Titik tengah Frekuensi F.Kumulatif Persentse
(db ) (%)
65-69 67 1 225 100 %
70-74 72 27 224 99,5%
75-79 77 15 197 87,5 %
80-84 82 40 182 80,8 %
85-89 87 105 142 63,1 %
90-94 92 19 37 16,4 %
95-99 97 18 18 8%
225
Leq = 10 x log 1/225 ( 10x 10 ) +....................]
Leq = 10 x Log 1/ 225 +[ 10.106,7) + (10.10 7,2
) + ( 10.10 7,7
)+ (10.10 8,2
) +(
10.10 8,7 ) + (10.10 9,2 )+ (10.10 9,7)
= 10 x Log 1/ 225 x 22210000034
=10x Log 98711111
=10 x 7,994366099
=79, 94366099 dB

Analisa :
Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, waktu yang dibutuhkan untuk
mengisi data harus tepat.
Kesimpulan :
Hasil pengukuran tingkat kebisingan dengan menggunakan Sound Level
Meter selama 15 menit di Pemukiman Tongging adalah 79 dB
Saran :
Selama melakukan penghitungan tingkat kebisingan, sebaiknya tim
penghitung tidak mengeluarkan suara dan harus tetap dalam keadaan
konsentrasi
LEMBARAN PENGESAHAN

Mata Kuliah : Ekologi


Judul : Pengukuran Tingkat Kelembaban
Hari/tanggal : Jum’at, 11 Desember 2015
Tempat : Pemukiman Tongging
Kelompok : 5 (lima)

Disahkan Tanggal :………..

Mengetahui
Dosen pembimbing

( Risnawati Tanjung SKM, M.Kes )


NIP : 197505042000122003
I. Pendahuluan
Latar Belakang

Kelembaban (atau RH, Relative Humidity), adalah rasio antara tekanan


uap air aktual pada temperatur tertentu dengan tekanan uap air jenuh pada
temperatur tersebut. Pengertian lain dari Kelembapan adalah perbandingan antara
jumlah uap air yang terkandung dalam udara pada suatu waktu tertentu dengan
jumlah uap air maksimal yang dapat ditampung oleh udara tersebut pada tekanan
dan temperatur yang sama.
Dalam konteks budidaya tanaman dalam ruang lingkup pertanian baik
berupa budidaya tanaman pangan, perkebunan, ataupun budidaya tanaman
holtikultura dsb. Maka kelembaban udara dipengaruhi dan memengaruhi laju
transpirasi tanaman. Kelembaban udara memiliki pengaruhi pada proses
transpirasi tanaman, tingginya laju transpirasi akan meningkatkan laju penyerapan
air oleh akar hingga pada batas tertentu, namun jika terlalu tinggi melampaui laju
penyerapan dan terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanaman
mengering.
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan
hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang
kutikula, dan lentisel 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang
stomata. Disamping itu juga kelembaban udara bersama dengan temperatur juga
memiliki pengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan hama dan
penyakit. Hal ini terjadi karena, kondisi kelembaban dan temperatur pada nilai
tertentu merupakan nilai yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan hama
dan penyakit tanaman.
Oleh karena itu, dengan mengetahui kelembaban dan juga temperatur pada
suatu wilayah, maka kita dapat menentukan langkah antisipatif untuk budidaya
tanaman. Sebab, jika kita mengetahui kelembaban suatu tempat, maka kita dapat
menentukan tanaman apa yang tepat untuk dibudidayakan pada nilai kelembaban
yang kita ketahui.Kelembaban udara selalu memiliki korelasi ataupun hubungan
dengan temperatur. Kedua komponen iklim ini memiliki pengaruh pada kondisi
lingkungan suatu tempat.
II. ISI
A. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui cara pengukuran kelembaban suatu
ruangan
2. Untuk mengetahui tingkat kelembabannya

B. Alat
 Hygrometer

C. PROSEDUR KERJA
1. Tentukan daerah yang akan diperiksa.
2. Isi air pada salah satu tabung yang terdapat pada temperatur basah.
3. Letakkan hygrometer di tengah-tengah ruangan selama ± 15 menit.
4. Kemudian catat temperaturnya dan sesuaikan pada table yang terdapat
pada alat tersebut.

D. HASIL PENGAMATAN
Kelembaban udara diukur dengan menggunakan termometer psiko bola
basah dan kering dengan nilai yang diperoleh :
 Pada hygrometer kering : 27oC
 Pada hygrometer basah : 23oC
Sehingga selisih hygrometer yang diperoleh adalah 4oC dan pada table
hygrometer menunjukkan kelembaban di Pemukiman tersebut sebesar 69%.

E. KESIMPULAN
Dari data tersebut disimpulkan bahwa fisik Pemukiman Tongging
memenuhi syarat.

F. SARAN
Perhatikan dengan teliti penggunaan alat-alat dalam pengukuran parameter
lingkungan agar dapat bekerja dengan baik dan optimal.
LEMBARAN PENGESAHAN

Mata Kuliah : Ekologi


Judul : Kondisi Lingkungan di Pemukiman Tongging
Hari/tanggal : Jum’at, 11 desember 2015
Tempat : Pemukiman Tongging
Kelompok : 5 (lima)

Disahkan Tanggal :………..

Mengetahui
Dosen pembimbing

( Risnawati Tanjung SKM, M.Kes )


NIP : 197505042000122003
I. Pendahuluan
Latar Belakang

Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan hutan


lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan atau pedesaan. Pemukiman
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian dan tempat kegiatan
yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU RI No.
4/1992).Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu
kelengkapan dasar fisik lingkungan, misalnya penyediaan air minum,
pembuangan sampah, listrik, telepon, jalan, yang memungkinkan lingkungan
pemukiman berfungsi sebagaimana mestinya; dan sarana lingkungan yaitu
fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan serta pengembangan
kehidupan ekonomi, sosial dan budaya, seperti fasilitas taman bermain, olah raga,
pendidikan, pertokoan, sarana perhubungan, keamanan, serta fasilitas umum
lainnya.

Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor yang


dapat meningkatkan standar kesehatan penghuninya. Konsep tersebut melibatkan
pendekatan sosiologis dan teknis pengelolaan faktor risiko dan berorientasi pada
lokasi, bagunan, kualifikasi, adaptasi, manajemen, penggunaan dan pemeliharaan
rumah dan lingkungan di sekitarnya, serta mencakup unsur apakah rumah tersebut
memiliki penyediaan air minum dan sarana yang memadai untuk memasak,
mencuci, menyimpan makanan, serta pembuangan kotoran manusia maupun
limbah lainnya (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
II. ISI
A. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui standar lingkungan yang baik.
2. Agar mahasiswa lebih memperhatikan baku mutu lingkungan.
B. Alat
 Kamera
 Buku dan alat tulis

C. PROSEDUR KERJA
1. Tentukan tempat yang akan di periksa kondisi lingkungan nya.
2. Perhatikan kondisi lingkungan di tempat tersebut
3. Catat hasil nya

D. HASIL PENGAMATAN
1. Lingkungan disekitar kotor ( dipenuhi dengan sampah-sampah )
2. Perumahannya masih kumuh atau belum layak untuk ditempati
3. Selokan penuh dengan sampah.
4. Biotik dan abiotik yang terdapat di daerah tersebut :
a. Biotik : pohon, bawang, hewan ( anjing, ayam dan lalat )
b. Abiotik : batu, kayu, kompos, dll

E. KESIMPULAN
Dari data tersebut disimpulkan bahwa fisik Pemukiman Tongging tidak
memenuhi syarat baku mutu lingkungan.

F. SARAN
Perhatikan dengan baik kondisi lingkungan yang akan diteliti untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
DOKUMEN PRAKTEK EKOLOGI

Tumpukan sampah yang dibiarkan berserakan

Ditengah tengah pemukiman terdapat sungai yang kotor


Masyarakat tidak memperdulikan sampah yang berserakan di jalan
Warga pemukiman Tongging meletakkan kompos di halaman rumah
mereka sehingga lalat pembawa vektor hinggap dan akhirnya membawa
penyakit kepada warga sekitar dan juga mengakibatkan bau yang tidak
sedap.
Mengukur kelembaban di sekitar pemukiman Tongging

Mengukur kebisingan di pemukiman Tongging

Anda mungkin juga menyukai