Anda di halaman 1dari 22

Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap makhluk hidup mengeluarkan zat sisa agar tidak
membahayakan dan meracuni tubuhnya. Alat ekskresi pada manusia
berupa paru-paru, kulit, ginjal, dan anus. Paru-paru mengeluarkan zat
sisa berupa karbon dioksida dan uap air. Kulit mengeluarkan zat sisa
berupa keringat yang terdiri dari air, urea, dan garam. Ginjal
mengeluarkan zat sisa berupa urin yang terdiri dari air, garam, dan
urea.
Urin atau air seni adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
proses urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-
molekul sisa dalam darahyang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh.
Urin yang normal warnanya bening agak kekuningan tanpa
endapan, terkadang juga terdapat jonjot lendir tipis nampak terapung
didalam urin. Baudari urin tajam dan reaksinya sedikit asam terhadap
lakmus dengan pH rata-rata 6, serta berat jenis untuk orang dewasa
berkisar dari 1,005 g/ml sampai 1,030 g/ml. Komposisi dari urin normal
terdiri atas air, urea dan natrium klorida.
Adapun latar belakang dari pemeriksaan fisika dan zat organik
dalam urin yaitu mengetahui parameter-parameter yang dilakukan
pada saat pengujian.
Berbagai kasus tentang gangguan pada ginjal dan organ vital
lainnya seperti gangguan pada hati,empedu dan limfa. Pemeriksaan
laboratorium urin dapat menjadi penegak diagnosa pada kelainan
yang mendapatkan diagnosa ragu-ragu berdasarkan gejala klinis, selin
itu pada gangguan ginjal seringkali kelainan-kelainan tersebut bersifat
subklinis sehingga sulit dilakukan diagnosa, oleh karena itu perluh
diketahui bagaimana melakukan pemeriksaan laboratorium urin secara
sederhana sehingga mahasiswa mampu melakukan penilaian
Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni
15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

terhadap kelainan-kelainan yang dapat diidentifikasi berdasarkan hasil


pemeriksaan urine. Maka dari itu, pada praktikum ini terdapat dua
metode pemeriksaan yang digunakan yaitu dengan metode fisika dan
dengan mikroskopis.
1.2 Maksud Praktikum
Maksud dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui
dan memahami uji pemeriksaan spesimen melalui pemeriksaan fisika
dan pemeriksaan zat organik yang ada pada urin puasa dan tidak
puasa
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah menentukan
pemeriksaan fisika yang dilihat dari kepekatan urin puasa dan tidak
puasa melalui bobot jenis, warna urin, bau urin, derajat keasaman
melalui pH urin, sedimen (mikroskopik) dan pemeriksaan zat organik
yang dilihat dari pemeriksaan glukosa.

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Umum


Sistem urin adalah suatu sistem saluran dalam tubuh manusia,
meliputi ginjal dan saluran keluarnya yang berfungsi untuk
membersihkan tubuh dari zat-zat yang tidak diperlukan. Sebanyak 1
cc urin dihasilkan oleh kedua ginjal kiri dan kanan setiap menitnya dan
dalam 2 jam dihasilkan sekitar 120 cc urin yang akan mengisi kandung
kemih. Saat kandung kemih sudah terisi urin sebanyak itu mulai terjadi
rangsangan pada kandung kemih sehingga yang bersangkutan dapat
merasakannya. Keinginan mengeluarkan mulai muncul, tetapi
biasanya masih bisa ditahan jika volumenya masih berkisar dibawah
150 cc (Sheerwood, 2011).
Proses diuresis dimulai dengan mengalirnya darah ke dalam
glomeruli yang terletak di bagian luar ginjal. Dinding glomeruli inilah
yang bekerja sebagai saringan halus yang secara pasif dapat dilintasi
air, garam dan glukosa. Ultrafiltrat yang diperoleh dari filtrasi dan
mengandung banyak air serta elektrolit ditampung di wadah, yang
mengelilingi setiap glomelurus (kapsul bowman) dan kemudian di
salurkan di pipa kecil. Tubuli ini terdiri dari bagian proksimal dan distal,
yang letaknnya masing – masing dekat dan jauh dari glomelurus,
kedua bagian ini dihubungi oleh sebuah lengkungan (Henle’s loop).
Akhirnya filtrat dari semua tubuli ditamoung di suatu saluran
pengumpul (ductus colligens), dimana terutama berlangsung
penyerapan air kembali. Filtrat – akhir di salurkan ke kandung kemih
dan ditimbun di sini sebagai urin (Tjay, 2008).
Karakteristik urin (Ethel, 2004) :
Komposisi urin terdiri dari 95% air dan mengandung zat terlarut.
1. Komposisi.
Urin terdiri dari 95 % air dan mengandung zat terlarut berikut :
1. Zat buangan nitrogen meliputi urea dari deaminasi protein,

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

asam urat dari katabolisme asam nukleat, dan kreatinin dari


proses penguraian kreatin fosfat dalam jaringan otot.
1. Asam hipurat adalah produk sampingan pencernaan sayuran
dan buah.
2. Badan keton yang dihasilkan dalam metabolisme lemak adalah
konstituen normal dalam jumlah kecil.
3. Elektrolit meliputi ion natrium, klor, kalium, amnium, sulfat, fosfat,
kalsium dan megnesium.
4. Hormon atau katabolit hormon ada secara normal dalam urin
5. Berbagai jenis toksin atau zat kimia asing, pigmen,vitamin, atau
enzim secara normal ditemukan dalam jumlah kecil.
6. Konstituen abnormal meliputi albumin, glukosa, sel darah merah,
sejumlah besar badan keton, zat kapur (terbentuk saat zat
mengeras dalam tubulus dan dikeluarkan), dan batu ginjal atau
kalkuli.
2. Sifat fisik
1. Warna. Urine encer berwarna kuning pucat, dan kuning pekat
jika kental. Urine segar biasanya jernih dan menjadi keruh jika
didiamkan.
2. Bau. Urine memiliki bau yang khas dan cenderung berbau
amonia jika didiamkan. Bau ini dapat bervariasi sesuai dengan
diet, misalnya setelah makan aspargus. Pada diabetes yang
tidak terkontrol,aseton menghasilkan bau manis pada urine.
3. Asiditas atau alkalinitas. pH urine bervariasi antara 4,8 samapi
7,5 dan biasanya sekitar 6,0 tetapi juga bergantung diet. Ingesti
makanan yang berprotein tinggi akan meningkatkan asiditas,
sementara diet sayuran meningkatkan alkalinitas.
4. Berat jenis urine berkisar antara 1,001 sampai 1,035 bergantung
pada konsentrasi urin.

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

Secara umum urin berwarna kuning, Interpretasi warna urin


dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang
(Sheerwood, 2011).
 Keruh
Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada
urin seperti bakteri, sel epithel, lemak, atau Kristal-kristal mineral.
 Pink, merah muda dan merah.
Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh efek samping
obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula,
warna ini juga bisa digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di
system urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, atau
pembengkakkan kelenjar prostat.
 Coklat muda seperti warna air teh warna ini merupakan indicator
adanya kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis atau
serosis.
 Kuning gelap
Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B
kompleks yang banyak terdapat dalam minuman berenergi.
Zat warna makanan juga dikeluarkan melalui ginjal dan sering
memberi warna pada urin.Bahan pengawet atau pewarna membuat
ginjal bekerja keras sehingga dapat merusak ginjal. Adanya
insektisida pada makanan karena pencemaran atau terlalu banyak
mengkonsumsi obat – obatan juga dapat merusak ginjal (Scanlon,
2000).
Konstituen abnormal meliputi albumin, glukosa, sel darah merah,
sejumlah besar badan keton, zat kapur (terbentuk saat zat menggeras
dalam tubulus dan dikeluarkan), dan batu ginjal atau kalkuli. Urin
encer berwarna kuning pucat, dan kuning pekat jia kental, urin segar
biasanya jernih dan menjadi keruh juka didiamkan. Urin memiliki bau
yang khas dan cenderung berbau ammonia jika didiamkan. Bau ini
dapat berfariasi sesuai dengan diet ; misalnya, setelah makan

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

asparagus. Pada diabetes yang tidak terkontrol aseton menghasilkan


bau manis pada urin. Asiditas Atau Alkalinitas. pH urin berfariasi
antara 4,8 sampai 7,5 dan biasanya sekitar 6,0. Tetapi juga
tergantung pada diet. Ingesti makanan yang berprotein tinggi akan
meningkatkan asiditas, sementara diet sayuran meningkatkan
alkalinitas. Berat Jenis Urin. Berkisar sekitar 1,001 sampai 1,030
bergantung pada konsentrasi urine (Ethel. 2004).
2.2. Uraian Bahan
a. Urin (Pearce, 2006)
Komposisi : Air (96%), urea (2%), dan natrium klorida (2%)
Warna : Bening orange pucat tanpa endapan
Bau : Tajam dan khas
Reaksi : Sedikit asam terhadap lakmus
pH rata-rata : 6
Berat jenis : 1010 -1025
b. Komposisi : (Mulyono, 2009)
Larutan A
Na. sitrat 86,5 g
Na2Co3 50 g
Aquadest ad 400 ml
Larutan B
CuSO4.5H2O 8,65 g
Aquadest ad 50 ml
Cara pembuatan
1. Larutan A :
Larutkan Na. sitrat dan Na2Co3 kedalam air (dibantu dengan
pemanasan) saring jika perlu dan diencerkan dengan aquadest
hingga volume larutan menjadi 425 mL
2. Larutan B :
Larutkan CuSO4.5H2O kedalam aquadest hingga
larut secara sempurna.

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

3. Tuangkan larutan B kedalam larutan A , sambil diaduk secara


konstan, kemudian diencerkan campuran dengan aquadest hingga
campuran menjadi 500 mL.
2.3. Prosedur Kerja
a. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin
1) Ditimbang piknometer kosong
2) Dipipet urin ke dalam piknometer hingga mencapai mulut
piknometer
3) Didinginkan hingga 25̊oC dalam wadah yang berisi es batu
4) Dipantau suhu dengan menggunakan termometer
5) Ditimbang berat piknometer + urin 25̊oC
6) Dicatat masing-masing bobotnya
b. Pemeriksaan Warna Urin
1) Dipipet 5 mL urin
2) Tinjaulah dalam sikap serong pada cahaya tembus
3) Hasil pengamatan dinyatakan tidak berwarna, kuning, kuning
muda, kuning tua, kuning bercampur merah, merah beercampur
kuning, merah, coklat, kuning bercampur hijau, putih serupa
susu, dan lain-lain.
c. Pemeriksaan Bau Urin
1) Dipipet 5 mL urin
2) Cium bau yang ditimbulkan
3) Hasil pengamatan dinyatakan bau makanan, obat-obatan, bau
amoniak, bau ketonuria, bau busuk.
d. Pemeriksaan pH Urin
1) Dipipet urin ± ½ tabung reaksi
2) Dicelup kertas lakmus biru dan merah
3) Diamati perubahan warna dan dicatat pHnya

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tabung sentrifuge,
plat tetes, gelas arloji, mikroskop, tabung reaksi, pipet tetes,
piknometer, thermometer, rak tabung, botol semprot, tissue, botol
coklat, kertas pH, dan pipet volume
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
aquadest, reagent benedict, dan urin.
3.3 Cara Kerja
1. Pemeriksaan Fisika Urin
a. Pemeriksaan Bobot jenis
Disipakan alat dan bahan, ditimbang piknometer kosong.
Dipipet urin ke dalam piknometer hingga mencapai mulut
piknometer. Didinginkan hingga 25oC dalam wadah yang berisi
es batu. Dipantau suhu dengan menggunakan thermometer.
Ditimbang berat piknometer + urin 25oC. dicatat masing-masing
bobotnya.
b. Pemeriksaan warna urin
Pipet kurang lebih 3 mL urin kedalam tabung reaksi.
Tinjaulah dalam sikap serong pada cahaya tembus. Nyatakan
hasil pengamatan dengan perkataan tidak berwarna, kuning,
kuning muda, kuning tua, kuning bercampur merah, merah
bercampur kuning, merah, coklat, kuning bercampur hijau, putih
serupa susu dan lain-lain. Normal bila warna kuning atau kuning
tua.
c. Pemeriksaan bau urin
Pipet kurang lebih 5 mL urin kedalam tabung reaksi,
kemudian cium bau yang ditimbulkan oleh urin tersebut.
Nyatakan hasil pengamatan dengan perkataan bau makanan,

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

obat-obatan, bau amoniak, bau ketonuria, dan bau busuk.


Normal bila bau asam-asam organic yang mudah menguap.
d. Pemeriksan pH urin
Disipakan alat dan bahan, dipipet urin kurang lebih ½
tabung reaksi, dipipet urin ke plat tetes. Dicelupkan kertas
lakmus biru. Diamati perubahan warna lakmus. Dilakukan
pengujian dengan menggunakan pH universal. Diamati pH-nya
dan dicatat.
e. Pemeriksaan Sedimen urin (Mikroskopik)
Disiapkan alat dan bahan, 15 mL urin disentrifuge selama
15 menit dengan kecepatan 1000 rpm. Supernatannya dibuang,
diambil endapannya. Diteteskan diatas objek gelas. Diamati di
bawah mikroskop dengan perbesaran 40 x. Digambar (eritrosit,
leukosit, dan Kristal asam urat).
2. Pemeriksaan Zat Organik.
Pemeriksaan Glukosa Urin.
Masukkan 3 mL reagen benedict ke dalam tabung reaksi
kemudian teteskan 8 tetes urin. Celupkan tabung ke dalam air
mendidih selama kurang lebih 5 menit atau panaskan diatas api
selama kurang lebih 2 menit.
Angkat dan kocok perlahan-lahan setelah itu amati warnanya.
Nilai normal adalah negatif.
 Hasil negatif (-) : larutan tetap biru jernih atau sedikit ke hijau-
hijauan agak kereuh tanpa endapan
 Positif + (1+) : hijau kekuning – kuningan keruh
 Positif ++ (2+) : kuning keruh
 Positif +++ (3+) : jingga atau warna lumpur
 Positif ++++ (4+) : merah keruh

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

a. Tabel Pengamatan
Berat Berat
pikno pikno +
Klp Urine g/mL Warna Bau pH Sedimen Glukosa
kosong urine
(gr) (gr)
Larutan
E=(-), tetap biru
kuning tidak
Puasa 79,32434 0,991627 7 L=(-), jernih,
muda berbau
AU=(-) tidak ada
endapan
1 29,74
Larutan
E=(-), tetap biru
Tidak kuning tidak
79,8561 1,002322 7 L=(-), jernih,
puasa tua berbau
AU=(-) tidak ada
endapan
Larutan
E=(-), tetap biru
kuning tidak
Puasa 82,5551 1,006174 6 L=(+), jernih,
muda berbau
AU=(-) tidak ada
endapan
2 32,2464
Larutan
kuning E=(-), tetap biru
Tidak tidak
82,4406 1,0038 agak 7 L=(+), jernih,
puasa berbau
tua AU=(-) tidak ada
endapan
Larutan
agar E=(-), tetap biru
kuning
Puasa 83,029 1,006 berbau 6 L=(+), jernih,
muda
amoniak AU=(-) tidak ada
endapan
3 32,72
Larutan
E=(-), tetap biru
Tidak kuning tidak
82,849 1,0024 7 L=(+), jernih,
puasa pucat berbau
AU=(-) tidak ada
endapan
Larutan
E=(-),
kuning tidak hijau
Puasa 82,9278 1,014596 7 L=(-),
tua berbau kekuning-
4 32,1989 AU=(-)
kuningan
Tidak kuning tidak E=(-), Larutan
82,214 1,00032 7
puasa muda berbau L=(-), tetap biru

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

AU=(-) jernih,
tidak ada
endapan

Parameter
Nilai Rujukan
Pemeriksaan
Bobot jenis 1,005 - 1,030
Kuning muda, kuning
Warna
jerami, jernih
Bau Bau khas
pH 3,6-8
Leukosit = 0-5/hpf
Sedimen Eritrosit = 0-3/hpf
Kristal = negatif
Glukosa Negatif

Glukosa : (-) Negatif, larutan tetap biru jernih atau


sedikit kehijau - hijauan agak keruh tanpa
endapan
Positif + (1 +) : Hijau kekuning-kuningan keruh
Positif ++ (2+) : Kunig keruh
Positif +++ (3+) : Jingga atau warna lumpur
Positif ++++ (4+) : Merah keruh
4.2 Perhitungan:
Bobot Jenis Kelompok 1
Dik : Pikno kosong = 29,74 gram
Pikno + urin puasa = 79,32434 gram
Pikno + urin tidak puasa = 79,8561 gram
Volume urin = 50 mL
Dit : Bobot jenis urin ……?
Penyelesaian :
BJ (puasa) = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong)
Volume piknometer
= 79,32434 gram – 29,74 gram
50 mL
Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni
15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

= 0,991627 gram/mL
BJ (tidak puasa) = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong)
Volume piknometer
= 79,8561 gram – 29,74 gram
50 mL

= 1,002322 gram/mL
Bobot jenis spesimen Kelompok 2
Dik : Pikno kosong = 32,2464 gram
Pikno + urin puasa = 79,32434 gram
Pikno + urin tidak puasa = 79,8561 gram
Volume urin = 50 mL
Dit : Bobot jenis urin ……?
Penyelesaian :
BJ (puasa) = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong)
Volume piknometer
= 79,32434 gram – 32,2464 gram
50 mL
= 1,006174 gram/mL
BJ (tidak puasa) = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong)
Volume piknometer
= 79,8561 gram – 32,2464 gram
50 mL

= 1,0038 gram/mL

Bobot Jenis Kelompok 3


Dik : Pikno kosong = 32,2464 gram
Pikno + urin puasa = 83,029 gram
Pikno + urin tidak puasa = 82,849 gram
Volume urin = 50 mL
Dit : Bobot jenis urin ……?

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

Penyelesaian :
BJ (puasa) = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong)
Volume piknometer

= 83,029 gram – 32,2464 gram


50 mL
= 1,006 gram/mL
BJ (tidak puasa) = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong)
Volume piknometer
= 82,849 gram – 32,2464 gram
50 mL

= 1,0024 gram/mL

Bobot Jenis Kelompok 4


Dik : Pikno kosong = 32,1989 gram
Pikno + urin puasa = 82,9278 gram
Pikno + urin tidak puasa = 82,214 gram
Volume urin = 50 mL
Dit : Bobot jenis urin ……?
Penyelesaian :
BJ (puasa) = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong)
Volume piknometer

= 82,9278 gram – 32,1989 gram


50 mL
= 1,014596 gram/mL
BJ (tidak puasa) = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong)
Volume piknometer
= 82,214 gram – 32,1989 gram
50 mL
= 82,214 gram/mL

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

4.3 Pembahasan
Pemeriksaan urin merupakan pemeriksaan penyaring yang
dipakai untuk mengetahui adanya kelainan di dalam saluran kemih
yaitu dari ginjal dengan salurannya, kelainan yang terjadi di luar ginjal,
untuk mendeteksi adanya metabolit obat seperti zat narkoba dan
mendeteksi adanya kehamilan.
Urin yang normal warnanya bening agak kekuningan tanpa
endapan, terkadang juga terdapat jonjot lendir tipis nampak terapung
didalam urine. Bau dari urin tajam dan reaksinya sedikit asam
terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6, serta berat jenis untuk orang
dewasa berkisar dari 1,005 g/ml sampai 1,030 g/ml. Komposisi dari
urin normal terdiri atas air, urea dan natrium klorida.
Adapun tujuan dari pemeriksaan urin ini adalah untuk
menentukan pemeriksaan fisika yang dilihat dari kepekatan urin puasa
dan tidak puasa melalui bobot jenis, warna urin, bau urin, derajat
keasaman melalui pH urin, sedimen (mikroskopik) dan pemeriksaan
zat organik yang dilihat dari pemeriksaan glukosa pada urin.
Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan urin puasa dan tidak
puasa yang meliputi pemeriksaan fisik (warna, bau, pH, bobot jenis,
serta sedimen) dan pemeriksaan zat organik.
Adapun cara kerja dari praktikum ini yaitu pemeriksaan fisika dan
zat organik. Untuk pemeriksaan bobot jenis disiapkan alat dan bahan,
ditimbang piknometer kosong. Dipipet urin ke dalam piknometer
hingga mencapai mulut piknometer. Didinginkan hingga 25 oC dalam
wadah yang berisi es batu. Dipantau suhu dengan menggunakan
thermometer. Ditimbang berat piknometer + urin 25oC. dicatat masing-
masing bobotnya.
Untuk pemeriksaan warna urin dipipet kurang lebih 5 mL urin
kedalam tabung reaksi. Tinjaulah dalam sikap serong pada cahaya
tembus. Nyatakan hasil pengamatan dengan perkataan tidak
berwarna, kuning, kuning muda, kuning tua, kuning bercampur merah,

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

merah bercampur kuning, merah, coklat, kuning bercampur hijau,


putih serupa susu dan lain-lain. Normal bila warna kuning atau kuning
tua.
Untuk pemeriksaan bau urin puasa dan tidak puasa masing –
masing dipipet kurang lebih 5 mL urin kedalam tabung reaksi,
kemudian cium bau yang ditimbulkan oleh urin tersebut. Nyatakan
hasil pengamatan dengan perkataan bau makanan, obat-obatan, bau
amoniak, bau ketonuria, dan bau bususk. Normal bila bau asam-asam
organic yang mudah menguap.
Untuk pemeriksan pH urin puasa dan tidak puasa, masing -
masing dipipet urin kurang lebih ½ tabung reaksi, dipipet urin ke plat
tetes. Dicelupkan kertas lakmus biru dan lakmus merah. Diamati
perubahan warna lakmus. Dilakukan pengujian dengan menggunakan
pH universal. Diamati pH-nya dan dicatat.
Untuk pemeriksaan sedimen urin (Mikroskopik) puasa dan tidak
puasa, masing - masing urin disentrifuge selama 10 menit dengan
kecepatan 3000 rpm. Supernatannya dibuang, diambil endapannya.
Diteteskan diatas objek gelas. Diamati di bawah mikroskop dengan
perbesaran 40 x. Digambar (eritrosit, leukosit, dan Kristal asam urat).
Kemudian dilakukan pemeriksaan zat organik urin melalui
pemeriksaan glukosa yaitu, dimasukkan 5 mL reagen benedict ke
dalam tabung reaksi kemudian teteskan 8 tetes urin. Celupkan tabung
ke dalam air mendidih selama kurang lebih 5 menit atau panaskan
diatas api selama kurang lebih 2 menit. Angkat dan kocok perlahan-
lahan setelah itu amati warnanya.
Adapun alasan sampel urin disentrifuge pada pemeriksaan
sedimen urin adalah untuk memisahkan endapan dari supernatan,
dimana supernatannya akan dibuang dan endapannya akan dipakai
untuk pemeriksaan mikroskopik.
Urin memiliki berat jenis 1,005-1,030 dan biasanya asam.
Volume dan konsentrasi akhir urea dan zat terlarut bergantung pada

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

asupan cairan. Warna kuning gading disebabkan oleh urobilin, yaitu


pigmen empedu. Urin memiliki bau khas, yang bila segar tidak terlalu
berbau. Bau atau kekeruhan biasanya menunjukan infeksi.
Hasil yang di peroleh dari praktikum dapat di simpulkan bahwa
urin puasa dengan warna kuningmuda, tidak berbau (amonia), dan
nilai pH 6 dan 7. Sedangkan pada urin tidak puasa dengan warna
kuning, tidak berbau (amonia), dan nilai pH 7. Hal tersebut sesuai
dengan warna, bau, maupun pH urin yang normal. Kemudian nilai
bobot jenis dari urin puasa adalah 0,9916268 g/mL (kelompok 1),
1,006174 g/mL (kelompok 2), 1,006 g/mL (kelompok 3) dan 1,014596
g/mL (kelompok 4). Sedangkan bobot jenis pada urin ridak puasa
adalah 1,002322 g/mL (kelompok 1), 1,0038 g/mL (kelompok 2),
1,0024 g/mL (kelompok 3) dan 1,00032 g/mL (kelompok 4). Nilai
tersebut menunjukkan bahwa semua spesimen kelompok yang
digunakan normal di mana range bobot jenis urin normal adalah 1,005
- 1,030 g/mL.

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Hasil yang di peroleh dari praktikum dapat di simpulkan bahwa
urin puasa dan tidak puasa dengan warna kuning, bau amoniak, dan
nilai pH 6 dan 7 yang sesuai dengan warna, bau, maupun pH urin yang
normal. Dan nilai bobot jenis dari semua spesimen urin normal dimana
range bobot jenis urin normal adalah 1,005 - 1,030 g/mL.
5.2 Saran
Ketelitian masih diperlukan untuk kelancaran praktikum akan
tetapi kerjasama dan kekompakan antara asisten dan praktikan sudah
terjalin dengan baik, mohon dipertahankan.

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2018., Tuntunan Praktikum Kimia Klinik, Universitas Muslim


Indonesia: Makassar.

Ethel, S. 2003., Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula, EGC Penerbit Buku
Kedokteran: Jakarta.

Ham, Mulyono., 2009, Membuat Reagen Kimia di Laboratorium, Bumi


aksara: Jakarta.

Pearce, E., 2006, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Gramedia:


Jakarta

Scanlon, Valerie C. dan Tina Sanders., 2000. Buku Ajar Anatomi dan
Fisiologi, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Sherwood Lauralee., 2011, Fisiologi manusia Edisi 6, Buku kedokteran


EGC: Jakarta.

Tjay,Tan Hoan. 2000., Obat-Obat Penting, PT Elex media kompotindo:


Jakarta.

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

LAMPIRAN

1. Skema Kerja
a. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin
Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang piknometer kosong

Dipipet urin kedalam piknometer hingga mencapai mulut pikno

Didinginkan hingga 25oC dalam wadah yang berisi es batu

Dipantau suhu dengan menggunakan thermometer

Ditimbang berat piknometer + urin 25oC .

Dicatat masing-masing bobotnya

Dihitung bobot jenisnya


b. Pemeriksaan Warna Urin
Pipet kurang lebih 3 ml urin kedalam tabung reaksi.

Ditinjau dalam sikap serong pada cahaya tembus.

Nyatakan hasil pengamatan dengan pekataan tidak berwarna, kuning,


kuning muda, kuning tua, kuning bercampur merah, merah bercampur
kuning, merah, coklat, kuning becampur

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

c. Pemeriksaan Bau urin


Dipipet kurang lebih 5ml urin kedalam tabung reaksi

Dicium bau yang ditimbulkan oleh urin tersebut.

Nyatakan hasil pengamatan dengan perkataan bau makanan, obat-


obatan, bau amoniak, bau ketonuria, dan bau busuk. Normal bila bau
asam-asam organic yang mudah menguap.
d. Pemeriksaan pH Urin

Disiapkan alat dan bahan

Dipipet urin ± ½ tabung reaksi, kemudian taru beberapa tetes urin di plat
tetes

Dicelupkan kertas lakmus biru dan lakmus merah

Diamati perubahan warna lakmus

Diamati Phnya dan dicatat.


e. Pemeriksaan Sedimen Urin
Disiapkan alat dan bahan

Urin disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 1000 rpm

Supernatannya dibuang, diambil endapannya

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

Diteteskan diatas objek gelas

Diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 40 x

Digambar (eritrosit, leukosit dan Kristal asam urat)


f. Pemeriksaan Glukosa Urin
Dimasukkan 3 ml reagen benedict ke dalam tabung reraksi kemudian
teteskan 8 tetes urin.

Dicelupkan tabung ke dalam air mendidih selama kurang lebih 5 menit


atau panaskan diatas api selama kurang lebih 2 menit.

Diangkat dan kocok perlahan – lahan setelah itu amati warnanya


Nilai normal adalah negatif.
 Hasil negatif (-) : larutan tetap biru jernih atau sedikit ke
hijau-hijauan agak kereuh tanpa endapan
 Positif + (1+) : hijau kekuning – kuningan keruh
 Positif ++ (2+) : kuning keruh
 Positif +++ (3+) : jingga atau warna lumpur
 Positif ++++ (4+) : merah keruh

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029
Pemeriksaan Fisika Dan Zat Organik Dalam Urin

Nur Safitri Sulaeman Sri Wahyuni


15020150029

Anda mungkin juga menyukai