Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Sainsmat, September 2014, Halaman 185-190 Vol. III, No.

2
ISSN 2086-6755
http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder


ekstrak n-Heksan daun Tumbuhan Maja (Aegle marmelos
Linn.)
Isolation and Identification of Secondary Metabolites Compound
contained n-Hexane Extract Plant Leaves (Aegle marmelos Linn.)
Pince Salempa*

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Makassar. Jl. Dg. Tata Raya, Makassar

Received 3rd July 2014 / Accepted 13th August 2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder yang terdapat
dalam ekstrak n-heksan daun tumbuhan maja (A. marmelos Linn) yang berasal dari Desa
Balong, Kec. Ujung Loe, Kab. Bulukumba. Isolasi dilakukan melalui beberapa tahap yaitu
maserasi, fraksinasi, uji kemurnian, dan identifikasi. Hasil penelitian diperoleh kristal
murni berwarna putih bening berbentuk jarum dengan titik leleh 140-142°C. Hasil
pengukuran spektrum IR menunjukkan pita serapan pada bilangan gelombang 3442 cm-1,
2958 cm-1, 2935 cm-1, 1641 cm-1, 1462 cm-1, 1377 cm-1 dan 1058 cm-1 yang cenderung
memiliki kesamaan spektrum dari senyawa steroid yang telah berhasil diidentifikasi.
Berdasarkan titik leleh dan data spektrum IR, kristal yang diperoleh diduga golongan
senyawa steroid.

Kata kunci: Aegle marmelos Linn, Steroid, Maja

ABSTRACT

This study aims to isolate the secondary metabolites compound contained in the n-
hexane extract of the leaves of plants maja (A. Marmelos Linn) is from Balong village,
subdistrict Ujung Loe, Bulukumba Regency. The Isolate secondary metabolites contained
in the n-hexane extract of the leaves of plants maja (A. Marmelos Linn) was done by
maseration, fractionation, purity test, and identification. Result showed that by crystal-
shaped transparent pure white needles has melting point of 140°C-142°C. The IR
measuremens absorption bands at wave numbers of 3442 cm-1, 2958 cm-1, 2935 cm-1, 1641
cm-1, 1462 cm-1, 1377 cm-1, and 1058 cm-1 which are similar spectrum to the steroid
compounds that have been identified. Based on the melting point and IR spectrum data,
obtained crystals alleged steroid compound group.

Key words : Aegle marmelos Linn , Steroid, Maja

*Korespondensi:
email: pince_salempa@yahoo.com

185
Pince (2014)

PENDAHULUAN Widyaningrum (2011)


mengungkapkan bahwa, secara tradisional
Indonesia merupakan Negara yang maja dijadikan obat untuk mengobati luka,
kaya keanekaragaman hayati, berbagai gatal, demam, diare, dan hipokondria. Maja
tanaman dapat tumbuh dengan subur ini telah lama digunakan oleh masyarakat
dikarenakan keadaan geografis Indonesia pedesaan sebagai obat tradisional seperti
yang beriklim tropis dengan curah hujan merebus daunnya dan meminum air hasil
rata-rata tinggi sepanjang tahun. rebusannya dan dipercaya dapat
Keanekaragaman hayati tersebut banyak menurunkan tekanan darah tinggi atau
digunakan sebagai sumber untuk hipertensi.
memperoleh senyawa metabolit sekunder. Buah dari tanaman ini mengandung
Senyawa yang dimaksud adalah senyawa minyak atsiri, vitamin C, gula, pati, pectin,
metabolit sekunder yang meliputi golongan dan tannin sedangkan daunnya
alkaloid, flavanoid, steroid dan terpenoid, mengandung rutasin, aegelin, minyak atsiri
yang tersebar pada jaringan tumbuhan. dan alkaloid (Hasrah, 1994).
Tumbuh-tumbuhan mampu merekayasa Selain itu daun tumbuhan A. marmelos
beraneka ragam senyawa kimia yang menghasilkan essensial oil yang
mempunyai berbagai bioaktivitas yang mempunyai aktivitas antifungal. Ekstrak
menarik, dan kemampuan ini pula diartikan methanol dari daun A. marmelos
sebagai mekanisme pertahanan diri menunjukkan aktivitas antiviral dengan
terhadap ancaman lingkungan. Dalam mortalitas 75% pada dosis 150 mg/kg BB,
hubungan ini tumbuh-tumbuhan dapat menunjukkan aktivitas toksit, menunjukkan
menghasilkan senyawa –senyawa kimia aktivitas analgesik (Shankarananth, dkk
yang bersifat pestisida, insektisida, dalam Saleh, 2008).
antifungal, atau sitotoksik (Ahmad, 2001). Mafezoli, et al, (2000) mempelajari
Tumbuhan maja dikenal dengan aktivitas antibakteri berbagai ekstrak cruzi
berbagai sebutan seperti, maja, bila gedang, dari speies tumbuhan family Rutaceae dan
bila-bila, bilak dan bila peak. Tumbuhan melaporkan bahwa ekstrak heksan daun
maja tersebar luas di Indonesia karena dan kulit batang Almeida coerulea dan
tumbuh baik di iklim seluruh wilayah ekstrak diklorometan batang Conchocarpus
Indonesia. Maja yang dalam bahasa inopinatus aktif menghambat bakteri
latinnya Aegle marmelos Linn adalah Trypanasoma cruzi.
tumbuhan tingkat tinggi yang tahan di Hasil uji fitokimia yang telah
musim kemarau tetapi mudah gugur dilakukan menunjukkan bahwa kulit batang
daunnya dan berasal dari daerah Asia A. marmelos Linn mengandung senyawa
tropika dan subtropika, yang merupakan golongan steroid. Beberapa senyawa
suku jeruk-jerukan atau Rutaceae. steroid mempunyai aktivitas seperti anti
Tumbuhan A. marmelos Linn merupakan inflamasi atau anti peradangan. Kulit
salah satu jenis tumbuhan obat yang tumbuhan A. marmelos Linn mengandung
terdapat di hutan tropis Indonesia turunan kumarin dan berdasarkan data
(Sastroamidjojo, 1997). difraksi sinar-X senyawa tersebut adalah R-
(+)- marmin [32] (Gupta, dkk., 2006).

186
Isolasi dan Identifikasi Senyawa Daun Tumbuhan Maja

Riyanto (2008) telah mengekstrak daun A. Alat dan Bahan


maja dengan menggunakan petroleum eter Alat-alat yang digunakan yaitu
dan kloroform dan diperoleh senyawa blender, neraca analitik, evaporator, corong
Aegelin, (N-2-hidroksi-2(4-metoksifenil)- pisah, corong Buchner, gelas kimia, gelas
etilsinnamamida) yang merupakan alkaloid ukur, tabung reaksi, pipa kapiler, pipet
turunan asam sinamat. Pada biji Aegle tetes, plat tetes, mikropipet, batang
marmelos Correa telah diisolasi senyawa pengaduk, chamber KLT, labu erlenmeyer,
Anthraquinone (1-methil-2-(3’-methil-but- pompa vakum serta alat-alat gelas lain yang
2’-enyloxy)-anthraquinone yang memiliki digunakan dalam laboratorium organik,
aktifitas sebagai anti jamur terhadap kolom kromatografi cair vakum (KKV),
Aspergilus fumigatus dan Candida albicans penentuan titik leleh dengan menggunakan
(Bhuwan, et al, 2010). Hasil isolasi dari alat ukut titik leleh Fisher Johns dan
A.marmelos Correa senyawa marmarin 7- spektrofotometer FT-IR Shimadzu
(6’-7’dihidroxygeranial-oxy) Coumarin Prestige-21.
aktif menghambat fertilitas dan sel kanker Bahan tumbuhan yang digunakan
leukemia (Nugroho et,al 2011) adalah daun Maja Aegle marmelos Linn,
Hasil uji fitokimia yang telah diperoleh dari Kabupaten Bulukumba
dilakukan menunjukkan bahwa dalam kulit Sulawesi Selatan. Untuk ekstraksi dan
batang A. marmelos Linn mengandung pelarut digunakan pelarut organik teknis
senyawa golongan steroid, selain itu telah yang telah didestilasi ulang yaitu,: n-
diidentifikasi kandungan kimia ekstrak heksan, etil asetat, aseton dan methanol
daun tumbuhan A. marmelos Linn seperti serta kloroform p.a. Larutan serium sulfat
tannin, skimmianin, minyak atsiri (CeSO4) 2 % dalam asam sulfat 2 N
caryophyllena, cineole, citral, citronellal, sebagai larutan penyemprot plat KLT untuk
D-limonena, dan eugenol, stigmasterol dan penampak noda, Liebermann-Buchard,
triterpenoid termasuk lupeol, β- sitosterol Dragendorff, Wagner, Besi (III) klorida,
dan γ-sitosterol , α- dan β-amirin , kertas saring Whatman, kertas saring biasa,
flavonoid (Karawya dalam Saleh, 2008). aluminium foil, Kromatografi kolom
Adapun tujuan penelitian ini adalah vakum (KKV) dilakukan dengan
mengisolasi kandungan senyawa metabolit menggunakan silika gel 60 GF 254, Merck
sekunder dari ekstrak n-Heksan pada daun dan silika gel G 60 (230 – 400 mesh) dan
tumbuhan A. marmelos Linn. pelat KLT aluminium berlapis silica gel 60
G F254.
METODE B. Prosedur Kerja
a. Preparasi dan Ekstraksi. Sebanyak
Isolasi dan Identifikasi senyawa
1,4 kg berat kering daun Maja (A.
metabolit sekunder ekstrak n-heksan daun
marmelos ) yang telah dihaluskan lalu
tumbuhan Maja (A. marmelos Linn) yang
dimaserasi dengan metanol selama 3 x
meliputi preparasi sampel, ekstraksi,
24 jam. Maserat yang diperoleh
fraksinasi, pemurnian dan identifikasi.
berwarna hijau pekat, yang disaring
terlebih dahulu menggunakan corong
Buchner dan selanjutnya dievaporasi

187
Pince (2014)

hingga diperoleh ekstrak metanol hingga pelarutnya menguap. Ekstrak


dengan berat 40,20 gram. Selanjutnya ditambahkan dengan anhidrida asam asetat
difraksinasi dengan ekstraksi cair-cair sampai ekstrak terendam semuanya,
dengan n-heksan diperoleh ekstrak dibiarkan hingga kering dan ditambahkan
kental n-heksan kemudian dievaporasi 2-3 tetes asam sulfat pekat. Perubahan
samapi kering diperoleh ekstrak n- warna yang terjadi diamati, adanya
heksan 9,30 gram dan berikutnya terpenoid ditunjukkan dengan terjadinya
dilakukan fraksinasi dengan kolom warna merah sampai ungu sedangkan
kromatografi cair vakum (KKV) dan adanya steroid ditunjukkan dengan
diidentifikasi dengan uji golongan. terbentuknya warna hijau sampai biru,
b. Fraksinasi: Sebanyak 9,3 gram ekstrak pereaksi yang digunakan disebut
n-heksan difraksinasi dengan metode Liebermann-Burchard.
kromatografi kolom cair vakum (KKV) Uji golongan alkaloid dengan cara,
dan dimonitor dengan meningkatkan lima tetes larutan ekstrak ditempatkan pada
kepolaran eluen. Hasil fraksinasi di KLT plat tetes dan masing-masing ditambahkan
dengan eluen yang sesuai, kemudian dengan pereaksi Dragendorff dan Wagner.
yang sama nilai Rfnya digabungkan Terbentuknya endapan menunjukan bahwa
kemudian dievaporasi sampai kering ekstrak tersebut mengandung alkaloid,
lalu ditentukan beratnya. dimana Dragendroff memberikan endapan
c. Pemurnia: Isolat yang diperoleh dari merah jingga dan pereaksi Wanger
kromatografi kolom vakum kemudian memberikan endapan coklat. Uji gologan
dimurnikan dengan cara flavonoid dengan cara, lima tetes larutan
kristalisasi/rekristalisasi sampai ekstrak ditempatkan pada plat tetes
diperoleh noda tunggal direkris dengan kemudian ditambahkan dua tetes larutan
menggunakan pelarut yang sesuai. FeCl3 5%. Terjadi perubahan warna
Kemurnian senyawa yang diperoleh menjadi kehijauan atau hitam biru
ditentukan dengan melakukan KLT menunjukkan adanya flavanoid.
sistem tiga eluen, kemudian uji titik Identifikasi lebih lanjut dilakukan metode
leleh. Jika titik leleh senyawa spektroskopi dengan menggunakan
menunjukkan trayek titik leleh yang spektrometer infra merah (IR) untuk
tajam, maka senyawa tersebut telah mengetahui gugus fungsi yang terdapat
murni. dalam senyawa tersebut.
d. Identifikasi: Identifikasi dilanjutkan
dengan menggunakan pereaksi. Pereaksi HASIL DAN PEMBAHASAN
yang digunakan adalah pereaksi
Maserat metanol yang diperoleh
Liebermann-Burchard, FeCl3, Wagner
berwarna hijau pekat disaring
dan Dragendorff untuk mengetahui
menggunakan corong Buchner dan
golongan senyawa metabolit sekunder
selanjutnya dievaporasi dan diperoleh
yang diperoleh.
ekstrak metanol sebanyak 40,20 gram.
Uji golongan terpenoid dan steroid
Ekstrak kental metanol dipartisi dengan n-
dengan cara, lima tetes larutan ekstrak
heksana, diperoleh ektrak kental n-heksana
ditempatkan pada plat tetes dan dibiarkan

188
Isolasi dan Identifikasi Senyawa Daun Tumbuhan Maja

9,30 gram, selanjutnya dilakukan uji sama menjadi 11 fraksi utama. Isolat
golongan yang menunjukkan adanya diperoleh dari fraksi 7, yang selanjutnya
perubahan warna setelah reaksi pada Tabel dilakukan proses rekristalisasi dengan
1. menggunakan pelarut n-heksan- kloroform,
Sebanyak 9,3 gram ekstrak n-heksan diperoleh kristal jarum berwarna putih
difraksinasi dengan kolom kromatografi dengan titik leleh 149 -142oC dan uji
(KKV) dan dimonitor dengan kemurnian dengan KLT sistem tiga eluen
meningkatkan kepolaran eluen dan setelah yang berbeda, hal ini menunjukkan bahwa
di KLT menghasilkan 31 fraksi kemudian isolat (senyawa) sudah murni.
dilakukakan penggabungan fraksi yang

Tabel 1. Hasil Uji Steroid, alkaloid dan flavonoid

Warna sesudah
Pereaksi Keterangan
bereaksi
Lieberman-Burchard Hijau Kebiruan Positif Steroid
Dragendorff Orange Negatif Alkaloid
FeCl3 Kuning kehijauan Negatif Flavanoid
Wagner Hijau bening Negatif Alkaloid

Spektrum IR (KBr): senyawa hasil Cryptocarya fusco-pilosa Techner


isolasi memperlihatkan pita serapan pada Muharram, 1993), kayu akar tumbuhan
bilangan gelombang 3442 cm-1 yang Pterospermum subpeltatum C.B.Rob
mengindikasikan adanya serapan gugus O- (Pince, 2010) dan tumbuhan K.hospita Linn
H bebas dan didukung dengan adanya (Dini, 2006). Berdasarkan data-data di atas
serapan pada daerah bilangan gelombang juga dibandingkan dengan beberapa
1058 cm-1 yang menunjukkan tekukan literatur spectrum β-sitosterol dapat
gugus OH. Adanya pita tajam dengan disimpulkan bahwa senyawa yang
itensitas kuat pada bilangan gelombang diperoleh merupakan golongan senyawa
2935 cm-1 dan 2893 cm-1 merupakan ulur steroid.
C-H yang diperkuat dengan adanya serapan
bilangan gelombang 1462 cm-1 dan 1377 KESIMPULAN
cm-1 yang menunjukkan tekukan C-H serta
Berdasarkan hasil penelitian yang
pita serapan pada daerah bilangan
telah dilakukan pada fraksi heksana daun
gelombang 1641 cm-1 ditimbulkan dari
tumbuhan maja (A. marmelos Linn)
gugus C=C. Beberapa studi literatur
diperoleh golongan senyawa steroid.
menunujukkan bahwa spektrum-spektrum
seperti uraian diatas merupakan senyawa DAFTAR PUSTAKA
golongan steroid. Senyawa steroid tersebut
yaitu β-sitosterol yang berhasil Achmad SA, Hakim EH, Erwin, Syah MY,
diidentifikasi dalam kulit batang tumbuhan Nario A, Mariko K, Lukman M, Didin M,

189
Pince (2014)

Hiromitsu T. 2001. Artoindonesianin B Musahilah T. 2010. Efek Pemberian Ekstrak


suatu senyawa yang bersifat Toksik Daun Maja Aegle marmelos (L.) Correa
Terhadap Sel Tumor P-388 dari Terhadap Fertilitas Tikus Betina. Bogor:
Tumbuhan Artocarpus altilis. Buletin The IPB.
Indonesian Society of Natural Product Nugroho. 2011. Anti-allergic effects of
Chemistry. 1: 20-27. Marmin, a coumarine isolated from Aegle
Bhuwan BM,Kishore N,Vinod K, Tiwari DS, marmelos Correa: In vitro study.
Tripathi V. 2010. A novel anti fungal International Journal of Phytomedicine. 3:
anthraquinone from seeds of Aegle 84-97.
marmelos correa (Family Rutaceae). Pince S. 2010. Bioaktifitas Antibakteri dan
Fitoterapia. 81: 104-107. Metabolit Sekunder Prospektif dalam
Dini I. 2006. Bioaktifitas ekstrak Kulit Batang Kayu Akar Pterospermum subpeltatum
Tumbuhan Paliasa (Kleinhovia hospital C.B.Rob. [Disertasi]. Makassar:
Linn.) terhadap Artemia salina Leach. Pascasarjana Universitas Hasanuddin.
Jurnal Chemica Edisi Khusus seminar Riyanto S. 2001. Alkaloids From Aegle
Nasional Jurusan Kimia FMIPA UNM marmelos (Rutaceae). Malaysian Journal
tahun 2006. Makassar. of Analytical Sciences. 7(2): 463-465.
Gupta VK. 2006. Crystal Struktur of R-(+), X- Riyanto S. 2008. Analisis Spektra Aegelin yang
ray Structure Analysis Online, 22,X11- Diisolasi dari Daun Maja (Aegle
X12. marmelos Corr.). Yogyakarta: Kimia
Harsah. 1994. Pengaruh Infus Daun Maja Farmasi Fakultas Farmasi Universitas
Terhadap Fertilitas Mencit Betina. Gadjah Mada.
Makassar: Universitas Hasanuddin. Saleh C. 2008. Isolasi dan Identifikasi Senyawa
Mafezoli J, Paulo CV, Joao BF, Maria FGF, Steroid dari Kulit Batang Tumbuhan Aegle
Sergio A. 2000. In vitro activity of marmelos (L.) Correa. Samarinda: Jurusan
Rutaceae spesies against the kimia FMIPA Universitas Mulawarman.
Trypomastigote form Trypanosoma cruzi. Sastrohamidjojo H. 1997. Sintesis Bahan Alam.
Jounal of Ethnopharmacologi. 73: 335- Yogyakarta: Gadjah Mada University
340. Press.
Markham KR. 1988. Cara Mengidentifikasi Widyaningrum, Herlina. 2011. Kitab Tanaman
Flavonoid. Bandung: Institut Teknologi Obat Nusantara. Yogyakarta: Media
Bandung. Pressindo.
Muharram. 1993. Beberapa Metabolit
Sekunder dari Crytocarya Fusco-Pilosa
Techner dan Cryptocarya Ferrea BL.
(Lauraceae). Bandung: ITB.

190

Anda mungkin juga menyukai