PENDAHULUAN
Antasida merupakan basa lemah yang beraksi dengan HCl lambung akan
membentuk garam dan air. Antasida memiliki kemampuan untuk
menetralkan atau menurunkan keasaman isi lambung dan menurunkan
aktivitas pepsin. Mekanisme kerja antasida antara lain sebagai salah satu obat
anti tukak lambung, gangguan pencernaan adalah melindungi lapisan mukosa
dan mengikat garam empedu.
Antasida ( antacid ) merupakan salah satu pilihan obat dalam mengatasi sakit
maag. Antasida diberikan secara oral ( diminum ) untuk mengurangi rasa
perikh akibat suasana lambung yang terlalu asam, dengan cara menetralkan
asam lambung. Asam lambung dilepas untuk membantu memecah protein.
Lambung, usus, dan esophagus dilindungi dari asam dengan berbagai
mekanisme.
Mekanisme kerja antasida antara lain sebagai salah satu obat anti tukak
lambung, gangguan pencernaan adalah melindungi lapisan mukosa dan
mengikat garam empedu. Keefektifan suatu dosis antasida tergantung dari
kapasitas totalnya sebagai buffer, kecepatannya menetralisir HCl, kelarutan
air, dan ada atau tidaknya makanan dalam lambung.
1
2. Apa saja penggolongan obat antasid ?
3. Bagaimana dosis dan aturan pakai antasida ?
4. Apa itu swamedikasi ?
1.3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2
Antasida berasal dari kata “ anti ” yang berarti “ lawan ” dan acisud yang
berarti “ asam ”, sehingga antasida adalah zat yang berlawanan dengan
asam, yaitu basa. Lambung kita antara lain berisi zat yang bersifa asam yaitu
asam klorida. Kondisi asam lambung akan terganggu apabila keadaan asam
tersebut melebihi keadaan normal atau asam yang ada dalam lambung
sangat berlebihan sehingga menyebabkan gangguan pada lambung. Yang
termasuk golongan antasida adalah mylanta, Antasida DOEN, Magasida,
Magalat, Promag dan lain-lain. Obat dalam bentuk tablet harus dikunyah
sebeblum ditelan agar lebih cepat berekasi dengan asam lambung.
Obat ini dengan segera akan menetralkan seluruh asam lambung. Yang
efeknya dirasakan segera setelah obat diminum. Obat ini diserap oleh
tidak digunakan dalam jumlah besar selama lebih dari beberapa hari.
Obat ini lebih disukai karena efek sampingnya lebih sedikit, tidak
obat lainnya (misalnya tetracycllin, digoxin dan zat besi) ke dalam darah.
3
3. Alumunium Hidroksida
nafsu makan dan lemas. Resiko timbulnya efek samping ini lebih besar
sembelit.
4. Magnesium Hidroksida
kebiasaan buang air besar; tetapi bila lebih dari 4 kali bisa menyebabkan
ini harus diberikan dalam dosis kecil kepada penderita yang mengalami
alumunium hidroksida.
1. Antasida
Dewasa : oral 600 – 1200 mg antara waktu makan dan sebelum tidur
malam. Dosis sebagai antasida biasanya sampai dengan 1,5 gram per
4
oral. Kalsium karbonat mengikat fosfat dalam saluran cerna untuk
2. Hiperfosfatemia
Anak : 50 – 150 mg/kg/24 jam dalam dosis terbagi tiap 4-6 jam, titrasi
diberikan dosis sekitar 2-5 gram per oral.Dosis sampai dengan sekitar 2
gram per oral. Diberikan dengan dosis hingga 500 mg per oral.
Diberikan dengan dosis sampai dengan 2 gram per oral. 1 Magaldrate
1. Indikas
digunakan
sebagai bahan tambahan makanan dan suplemen magnesium pada
2. Kontraindikasi
dalam formulasi.
5
Hipersensitivitas terhadap bahan-bahan dalam formulasi, pasien
Dari Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 1, No. 2, (2014) 49-52 yang berjudul
Profil Penggunaan Obat Antasida Yang Diperoleh Secara Swamedikasi
6
paling sering digunakan adalah antasida padat. Responden paling sering
menggunakan antasida padat dengan dosis per hari 450 mg Mg, 600 mg
kompleks Al dan Mg dan 150 mg DMPS. Responden paling sering
menggunakan antasida cair dengan dosis per hari 960 mg Al, 960 mg Mg
dan 96 mg simetikon.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
7
Antasida adalah zat yang berlawanan dengan asam, yaitu basa. lambung kita
antara lain berisi zat yang bersifa asam yaitu asam klorida. penggolongan
antasid pun di bagi menjadi nbeberapa yakni : antasid yang mudah diserap,
antasid yang tidak mudah diserap, alumunium hidroksida dan magnesium
hidrosikda. Dosis antasida pun diberikan sesuai dengan umur yang tertera
pada label obat. Swamedikasi menurut Departemen Kesehatan (Depkes)
(1993) adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala penyakit tanpa
konsultasi dengan dokter terlebih dahulu
3.2 Saran