Anda di halaman 1dari 8

PLANKTON

(Makalah Praktikum Ekologi Perairan)

Oleh
Alviansah Pratama Putra
1754111006
Kelompok 1

Asisten Dosen
Jesica Bella Safitri
16141110
Ferry Tito Wijaya
1614201011

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Plankton adalah jasad atau organisme yang hidup melayang dalam air, tidak bergerak
atau bergerak sedikit dan selalu mengikuti pergerakan/arus air. Terdapat dua jenis
golongan plankton, yaitu dari golongan binatang (zooplankton) dan golongan tumbuh-
tumbuhan (fitoplankton). Banyak di antara golongan hewan ini yang merupakan
golongan perenang aktif walaupun demikian mereka tetap terombang-ambing oleh arus
lautan. Dalam ekosistem laut plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton
mempunyai peranan penting karena plankton menjadi bahan makanan bagi berbagai
jenis hewan laut lainnya. Selain itu hampir semua hewan laut memulai kehidupannya
sebagai plankton terutama pada tahap masih berupa telur dan larva.

Plankton yang tergolong fitoplankton adalah jenis plankton yang umumnya beraktifitas
pada pagi hingga siang hari. Hal ini dikarenakan fitoplankton merupakan jenis
tumbuhan mikroskopis yang dapat berfotosintesis. Fitoplankton umumnya terdiri dari
diatome dan dinoflagellata. (Tahrin, 2009). Fitoplankton di perairan mempunyai peran
yang sama pentingnya dengan tumbuhan tingkat tinggi di darat sebagai produsen
primer penghasil nutrisi yang sangat diperlukan oleh konsumen-konsumen lain dalam
rantai makanan.

Zooplankton adalah organisme renik yang hidup melayang-


layang mengikuti pergerakan air yang berasal dari jasad hewani (Gusrina, 2008).
Selain itu, zooplankton sebagai konsumen pertama yang menghubungkan dengan biota
pada tingkat trofik yang lebih tinggi. Oleh karena itu dibuat makalah ini untuk
mengetahui karakteristik dari planton yang ada di perairan.
II. PEMBAHASAN

Menurut Sachlan (1978), dalam dunia perikanan yang disebut plankton ialah jasad-
jasad renik yang melayang dalam air, tidak bergerak atau bergerak sedikit dan selalu
mengikuti arus. Stewart (1989) menyatakan bahwa plankton merupakan kumpulan dari
organisme pelagis yang sangat mudah hanyut oleh gerakan massa air. Plankton berbeda
dengan nekton (ikan) yang juga merupakan organisme pelagis yang dapat berenang
cukup kuat sehingga dapat melawan gerakan massa air. Plankton juga memiliki
perbedaan dengan bentos yang terdiri dari organisme yang hidup di dasar perairan.

Dalam klasifikasinya plankton dibagi menjadi beberapa kelompok :


1. Berdasarkan fungsinya, plankton dibagi menjadi 4 golongan utama, yaitu :
a. Fitoplankton atau plankton nabati adalah tumbuhan yang hidupnya
mengapung atau melayang di perairan. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak
dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2
µm – 200 µm (1 µm = 0,001 mm). Fitoplankton umumnya berupa individu
bersel tunggal. Fitoplankton mempunyai fungsi penting di perairan karena
bersifat autotrofik, yakni dapat menghasilkan sendiri bahan organik
makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu melakukan proses
fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik karena mengandung klorofil
dan karena kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai primer
producer (Stewart, 1986).
b. Zooplankton atau plankton hewani adalah hewan yang hidupnya mengapung
atau melayang dalam perairan. Kemampuan berenangnya sangat terbatas
hingga keberadaannya sangat ditentukan kemana arus membawanya.
Zooplankton bersifat heterotrofik, artinya tidak dapat memproduksi sendiri
bahan organik dari bahan anorganik. Jadi zooplankton lebih berperan sebagai
konsumen (consumer) bahan organik (D. B, Mukayat, 1994). Zooplankton
ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke
permukaan. Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau
yang hidup di dasar laut (bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai
zooplankton yaitu ketika masih berupa telur dan larva (D. B, Mukayat, 1994).
c. Bakterioplankton merupakan bakteri yang hidup sebagai plankton.
Bakterioplankton mempunyai ciri yang khas, ukurannya sangat halus
(umumnya < 1 µm), tidak mempunyai inti sel dan umumnya tidak mempunyai
klorofil yang dapat berfotosintesis (Dianthani, 2003). Fungsi utamanya dalam
ekosistem laut adalah sebagai pengurai (decomposer). Semua biota laut yang
mati akan diuraikan oleh bakteri sehingga akan menghasilkan hara seperti
fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya. Hara ini kemudian akan didaurulangkan
dan dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton dalam proses fotosintesis (Dianthani,
2003).
d. Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus ini ukurannya
sangat kecil (kurang dari 0,2 μm) dan menjadikan biota lainnya, terutama
bakterioplankton dan fitoplankton, sebagai inang(host). Tanpa inangnya virus
ini tak menunjukkan kegiatan hayati. Virioplankton dapat memecahkan dan
mematikan sel-sel inangnya (Dianthani, 2003).

2. Berdasarkan daur hidupnya, plankton dibagi menjadi :


a. Holoplankton, dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh daur
hidupnya dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa.
Kebanyakan zooplankton termasuk dalam golongan ini. Contohnya : kokepod,
amfipod, salpa, kaetognat. Fitoplankton termasuk juga umumnya adalah
holoplankton (Anonim1, 2010).
b. Meroplankton, plankton dari golongan ini berperan sebagai plankton hanya
pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yaitu pada tahap sebagai telur
dan larva saja. Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton, yaitu hewan
yang dapat aktif berenang bebas, atau sebagai bentos yang hidup menetap atau
melekat di dasar laut. Oleh sebab itu, meroplankton disebut sebagai plankton
sementara (Anonim1, 2010). Meroplankton ini sangat banyak ragamnya dan
umumnya mempunyai bentuk yang sangat berbeda dari bentuk dewasanya.
Larva crustacea seperti udang dan kepiting mempunyai perkembangan larva
yang bertingkat-tingkat dengan bentuk yang sedikitpun tidak menunjukkan
persamaan dengan bentuk yang dewasa (Anonim1, 2010).
c. Tikoplankton sebenarnya bukan plankton yang sejati karena biota ini dalam
keadaan normalnya hidup di dasar laut sebagai bentos. Namun karena gerak air
menyebabkan ia terlepas dari dasar dan terbawa arus mengembara sementara
sebagai plankton (Anonim1, 2010).

Plankton sebagai bioindikator kualitas suatu perairan terutama perairan menggenang


dapat ditentukan berdasarkan fluktuasi populasi plankton yang mempengaruhi tingkat
tropik perairan tersebut. Fluktuasi dari populasi plankton sendiri dipengaruhi terutama
perubahan berbagai faktor lingkungan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
populasi plankton adalah ketersediaan nutrisi di suatu perairan. Unsur nutrisi berupa
nitrogen dan fosfor yang terakumulasi dalam suatu perairan akan menyebabkan
terjadinya ledakan populasi fioplankton dan proses ini akan menyebabkan terjadinya
eutrofikasi yang dapat menurunkan kualitas perairan (Umar, 2002).

Suhu yang sesuai dengan fitoplankton berkisar antara 250C - 300C, sedangkan untuk
pertumbuhan dari zooplankton berkisar antara 150C - 340C. Faktor penetrasi cahaya
lebih banyak mempengaruhi pada fitoplankton karena penetrasi cahaya menjadi faktor
pembatas bagi organisme fotosintetik (fitoplankton) untuk melakukan kerjanya dan
juga mempengaruhi migrasi vertikal harian. Arus mempengaruhi penyebaran
organisme plankton itu sendiri. Adanya arus pada suatu ekosistem akuatik membawa
plankton (khusus fitoplankton) yang menumpuk pada suatu tempat tertentu yang dapat
menyebabkan terjadinya blooming pada lokasi tertentu (Yazwar, 2008).

Ditinjau dari faktor kimia, organisme akuatik dapat hidup dalam suatu perairan yang
mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa
lemah, yaitu 7 sampai 8,5. Kondisi asam atau basa suatu perairan akan membahayakan
kelangsungan hidup organisme tersebut karena dapat menyebabkan gangguan
metabolisme dan respirasi. Kandungan unsur nutrisi, plankton dari jenis fitoplankton
dapat menghasilkan energi dan molekul yang kompleks jika tersedia bahan nutrisi yang
paling penting seperti nitrat dan fosfat. Nitrat dan fosfat diperlukan fitoplankton
sebagai unsur hara yang menunjang pertumbuhannya. DO (Dissolved Oxygen) yang
baik untuk kehidupan biota perairan berkisar antara nilai 4,45 - 7,00 mg/l, sedangkan
kadar BOD (Biology Oxygen Demand) yang baik antara 10 mg/l – 20 mg/l yang
mempengaruhi perkembangan dan produktivitas dari plankton itu sendiri (Yazwar,
2008).
III. PENUTUP

Plankton merupakan makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya, mengambang,


atau melayang di dalam air yang kemampuan renangnya terbatas sehingga mudah
terbawa arus. Plankton dibagi menjadi dua jenis, yaitu fitoplankton dan zooplankton.
Plankton berbeda dengan nekton yang berupa hewan yang memiliki kemampuan aktif
berenang bebas, tidak tergantung pada arus air. Plankton memiliki banyak manfaat
diperairan, seperti untuk pakan ikan, Penambahan DO, penstabil kualitas air dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2010. Pengertian dan penggolongan plankton.


(http://entahsiapa15.wordpress.com/2009/01/16/pengertian-dan-penggolongan-
plankton/). Diakses tanggal 20 Maret 2018.

Dianthani, D. 2003. Identifikasi Jenis Plankton di Perairan Muara Badak,Kalimantan


Timur.(http://www.geocities.com). Diakses 02 April 2013.

Gusrina, 2008. Budidaya Ikan Jilid I. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah


Kejuruan. Klaten: PT. Macaan Jaya Cemerlang.

Mukayat, D.B. 1994. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Sachlan, 1978. Planktologi. Jakarta: Lembaga Oceanologi Indonesia

Stewart, M.E., dkk. 1986. Kunci Identifikasi Zooplankton. Jakarta : UI-press.

Umar, N. A. 2002. Hubungan antara Kelimpahan Fitoplankton dan Zooplankton


(Kopeoda) dengan Larva Kepiting di Peraian Teluk Siddo Kabupaten Barru
Sulawesi Selatan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Yazwar. 2008. Keanaekargaman Plankton dan Keterkaitannya dengan Kualitas Air di


Parapat Danau Toba. Sumatera Utara : Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai