Anda di halaman 1dari 15

FILUM PLATYHELMINTHES DAN ASCHELMINTHES

(Laporan Praktikum Avertebrata Akuatik)

Oleh
Noeraini Dias
1414111052
Kelompok 5

Asisten Dosen
Wahyu Taufiqurahman
1314111053

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
1. Jelaskan Perbedaan Platyhelminthes dan Aschelminthes?
Jawab :
a. Ciri tubuh
Tubuhnya pipih dosoventral dan tidak bersegmen. Umumnya, golongan
cacing pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh
organisme lain. Cacing golongan ini sangat sensitif terhadap cahaya. Beberapa
contoh Platyhelminthes adalah Planaria yang sering ditemukan di balik batuan
(panjang 2-3 cm), Bipalium yang hidup di balik lumut lembap (panjang mencapai
60 cm), Clonorchis sinensis, cacing hati, dan cacing pita.
Aschelminthes memiliki tubuh berbentuk bulat panjang seperti benang dengan
ujung-ujung yang meruncing. Cacing ini memiliki rongga tubuh semu, sehingga
disebut sebagai hewan pseudoselomata. Aschelminthes umumnya memiliki
ukuran tubuh yang mikroskopis, namun ada pula yang mencapai panjang 1
meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada individu jantan.Permukaan
tubuhnya dilapisi kutikula untuk melindungi diri dari enzim pencernaan yang
berasal dari inangnya. Kutikula ini akan semakin menguat apabila cacing ini
hidup parasit pada usus inang daripada hidup bebas.Sistem pencernaan cacing
ini telah lengkap, terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada
ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior. Beberapa jenis
ada yang memiliki kait pada mulutnya. Aschelminthes tidak memiliki pembuluh
darah dan sistem respirasi. Cairan pseudoselom yang akan mengalirkan
makanan ke seluruh tubuh dan pernapasan akan berlangsung secara difusi
melalui permukaan tubuh. sistem ekskresi berupa saluran atau sel-sel glanduler,
respirasi secara difusi melalui permukaan tubuh, sistem saraf berupa ganglion
serebral (dua kelompok sel-sel saraf dengan komisura) dan berkas saraf
longitudinal (trunkus nervous).
b. Cara hidup dan habitat.
Sebagai parasit Aschelminthes ada yang hidup bebas, ada pula yang parasit
pada manusia. Aschelminthes yang hidup bebas terdapat di tanah becek dan di
dasar perairan, berperan untuk menguraikan sampah organik, sedangkan yang
parasit akan hidup di tubuh inangnya dan memperoleh makanan dengan
menyerap nutrisi dan darah dari inangnya. Hampir seluruh hewan dapat menjadi
inang bagi Aschelminthes.
c. Reproduksi
Cacing pipih dapat bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dan
secara seksual dengan perkawinan silang, walaupun hewan ini tergolong
hermafrodit. Aschelminthes umumnya bereproduksi secara seksual karena
sistem reproduksinya bersifat gonokoris, yaitu alat kelamin jantan dan betinanya
terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi dilakukan secara internal. Hasil
fertilisasi dapat mencapai lebih dari 100.000 telur per hari.
d. Klasifikasi
Platyhelminthes dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu :
1. Kelas Turbellaria (cacing getar) merupakan cacing pipih yang menggunakan
bulu getar sebagai alat geraknya, contohnya adalah Planaria.
2. Kelas Trematoda (cacing hisap) memiliki alat hisap yang dilengkapi dengan
kait untuk melekatkan diri pada inangnya karena golongan ini hidup sebagai
parasit pada manusia dan hewan. Beberapa contoh Trematoda adalah
Fasciola (cacing hati), Clonorchis, dan Schistosoma.
3. Kelas Cestoda (cacing pita) memiliki kulit yang dilapisi kitin sehingga tidak
tercemar oleh enzim di usus inang. Cacing ini merupakan parasit pada hewan,
contohnya adalah Taenia solium dan T. saginata. Spesies ini menggunakan
skoleks untuk menempel pada usus inang. Taenia bereproduksi dengan
menggunakan telur yang telah dibuahi dan di dalamnya terkandung larva yang
disebut onkosfer.
Terdapat sekitar 80 ribu spesies Aschelminthes yang telah diidentifikasi, dan
yang belum teridentifikasi juga sangat banyak. Aschelminthes dibagi menjadi dua
kelas yaitu nematoda dan nematophora. Beberapa nematoda yang menjadi
parasit pada manusia adalah: Ascaris lumbricoides (cacing perut), penyebab
penyakit ascariasis, Ancylostoma duodenale (cacing tambang), banyak di daerah
pertambangan, Oxyuris vermicularis (cacing kremi), dapat melakukan autoinfeksi,
Wuchereria bancrofti (cacing rambut), penyebab penyakit kaki gajah, Trichinella
spiralis, penyebab penyakit trikhinosis.
e. Struktur tubuh dan fungsi tubuh adalah sebagai berikut :
Platyhelminthes merupakan cacing yang tergolong triploblastik aselomata
karena memiliki 3 lapisan embrional yang terdiri dari ektoderma, endoderma, dan
mesoderma. Namun, mesoderma cacing ini tidak mengalami spesialisasi
sehingga sel-selnya tetap seragam dan tidak membentuk sel khusus.Permukaan
tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri.Kutikula ini lebih
kuat pada cacing parasit yang hidup di inang daripada yang hidup bebas.Kutikula
berfungsi untuk melindungi dari dari enzim pencernaan inang.
Sumber :
Agoes, R. 2005.Parasitologi Kedokteran. Jakarta : EGC.

2. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang Nematoda, berkenaan dengan :


tempat dan cara hidup, cara makan serta sifat parasitnya?
Jawab :
Nematoda berasal dari bahasa Yunani, Nema yang artinya benang.
Nematoda adalah cacing yang bentuknya panjang, silindrik (gilig) tidak
bersegmen dan tubuhnya bilateral simetrik. Panjang cacing ini mulai dari 2 mm
sampai 1 meter.Nematoda yang ditemukan pada manusia terdapat dalam organ
usus, jaringan, dan sistem peredaran darah. Keberadaan cacing ini menimbulkan
manifestasi klinik yang berbeda-beda tergantung pada spesiesnya dan orga yang
dihinggapi. Tubuh Nematoda tidak bersegmen, silindrik, panjang, dan simetris
bilateral. Tubuh Nematoda sudah mempunyai sistem pencernaan (sistem
digestiva), sudah mempunyai mulut (oral), kerongkong (esofagus), usus
(intestinum), dan anus (anal). Usus terdiri atas usus depan, usus tengah, dan
usus belakang. Permukaan usus dilapisi oleh kutikula yang sewaktu-waktu
dilepaskan yaitu pada saat terjadi pergantian kulit. Lapisan kutikula mempunyai
bermacam-macam ciri, beberapa dianataranya berupa tonjolan-tonjolan.
Ciri ini dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi spesies, terutama
dalam potongan jaringan. Cacing jantan berukuran lebih kecil dibandingkan
dengan cacing betina, ujung posterior cacing jantan berukuran lebih kecil dari
pada cacing betina dan ujung posteriornya melingkar ke arah ventral, sedangkan
yang betina bagian ujung posteriornya lurus.Sistem ekskresi terdiri dari dua pipa,
terletak di kordalateral. Pada ujung anterior pipa-pipa ini berhubungan dan
terbuka dibagian tengah ventral sebagai sinus eksrestorius.Kulit juga diselubungi
lapisan kutikula dan terdiri dari bagian-bagian sel yang mati. Pada waktu terjadi
pertukaran kulit (eksufikasi), kutikula ini delpaskan. Warna kulit putih, kuning
sampai kecoklatan. Jaringan saraf terdapat di dalam ektoderm.
Sistem reproduksi (alat kelamin) cacing betina berpasangan, masing-masing
terdiri dari ovarium, oviduk, dan uterus. Kedua uterus bersatu membentuk organ
vagina. Alat kelamin yang jantan tidak berpasangan, terdiri dari testes dan vas
diferens. Di bagian kloaka terdapat dua buah spikula.Sel telur yang dibuahi
membentuk lapisan pertama berupa membran kuning, yaitu bagian yang
membentuk kulit pertama. Kulit kedua dibentuk oleh dinding uterus. Bentuk telur
pada umumnya seperti elips dan mudah dibedakan antara spesies satu dengan
lainnya. ReproduksiNematoda umumnya dengan cara bertelur (ovipar) dan
beberapa spesies ada yang mengeluarkan larva (larvipar).
Pencernaan:
Sistem pencernaan adalah sederhana. Mulut pada ujung anterior , biasanya
dikelilingi oleh bibir atau papillae. Mungkin terdapat gigi untuk mengunyah
jaringan tumbuhan atau daging hewan makanan nematoda. Rongga buccal
berbentuk tubular, berbentuk corong, atau meluas menjadi bentuk kapsul cangkir
disesuaikan untuk menghisap. Kerongkongan adalah tiap pembuluh berdinding
tipis, atau tebal dan berotot, dan biasanya mempunyai satu benjolan atau
perlengkapan valvular dimana ini berhubungan dengan usus. Usus adalah
pembuluh sebenarnya dari sel-sel epithelial. Ini terpotong di ukuran pada ujung
posterior pada betina, menjadi rectum. Pada jantan usus dan pembuluh genital
terbuka ke dalam cloaca. Lubang dubur adalah pada permukaan perut dekat
dengan ujung posterior.
Habitat
Nematoda mempunyai penyebaran yang sangat luas dan terdapat dalam
jumlah yang besar, keduanya bila memperhatikan spesies dan masing-masing
individual, pada tanah, air tawardan laut, dan sebagai parasit pada tanaman dan
hewan.
Siklus Hidup
Siklus hidup cacing nematoda secara umum dapat dibagi menjadi dua
yaitu :
A. Secara langsung : 1. Melalui larva infektif : Ancylostoma sp.
2. melalui telur infektif : Ascaris sp., Trichuris sp.
Telur menetas (diluar tubuh hospes) menghasilkan L1, kemudian melewati
dua kali ekdisis (ganti selubung) menjadi L2 dan L3. Stadium L3 disebut stadium
infektif, karena kalau termakan oleh hospes akan berkembang menjadi cacing
dewasa. Sedangkan L1 dan L2 walaupun sama-sama termakan tidak akan
menjadi dewasa. Ada pula L3 yang selain infektif melalui mulut (termakan) bisa
pula menembus kulit.
Telur berkembang diluar tubuh hospes, tetapi tidak menetas. Larva infektif
(L2) tetap didalam telur . infeksi melalui mulut (termakan). contoh : Ascaris sp.

B. Secara tidak langsung : melalui hospes Intermidier (HI) contohnya : Dirofilaria


sp., Thelazia sp.
1. Telur menetas atau cacing vivipar dan larvanya masuk kedalam hospes
antara. Setelah hidup bebas sebentar, misalnyaMetastrongylus sp. . Hospes
intermidier termakan oleh hospes definitif.
2. Telur tidak menetas dan tertelan oleh hospes antara, misalnya Thelazia sp.,
acuaria sp. Hospes antara dimakan oleh hospes definitif.
3. Cacing vivipar dan larvanya masuk kedalam darah hospes, dan dihisap oleh
hospes intermidier penghisap darah (nyamuk) tempat tumbuhnya larva
infektif. Pada waktu hospes antara menghisap darah hospes definitif, larva
infektif keluar dari probosis hospes antara menembus masuk kedalam hospes
definitif melalui kulit, misal :dirofilaria sp.
Didalam siklus hidupnya larva cacing dalam tubuh hospes dapat mengalami
adalah sebagai berikut :
1) Migrasi
 migrasi melalui pembuluh darah
 migrasi melalui pembuluh limpatic
2) Tidak mengalami migrasi
Sumber : Campbell. 1974. Biology fifth edition. California: University of California.
3. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang Trematoda ?
Jawab :
Trematoda berasal dari bahasa yunani Trematodaes yang berarti punya
lobang, bentuk tubuh pipih dorso ventral sperti daun.Umumnya semua organ
tubuh tak punya rongga tubuh dan mempunyai Sucker atau kait untuk menempel
pada parasit ini di luar atau di organ dalam induk semang. Saluran pencernaaan
mempunyai mulut, pharink, usus bercabang cabang. tapi tak punya anus. Sistem
eksretori bercabang- cabang, mempunyai flame cell yaitu kantong eksretori yang
punya lubang lubang di posterior. Hermaprodit, kecuali famili Schistosomatidae.
Siklus hidup ada secara langsung (Monogenea) dan tak langsung (Digenea).
Trematoda atau cacing daun yang berparasit pada hewan dapat dibagi menjadi
tiga sub klas yaitu Monogenea, Aspidogastrea, dan Digenea. Pada hewan jumlah
jenis dan macam cacing daun ini jauh lebih besar dari pada yang terdapat pada
manusia, karena pada hewan sub-klas ini dapat dijumpai. Ciri khas cacing ini
adalah terdapat dua batil isap yaitu batil isap mulut dan batil isap perut ada juga
spesies yang memiliki batil isap genital. Trematoda memiliki saluran pencernaan
berbentuk huruf Y terbalik dan pada umumnya tidak memiliki alat pernapasan
khusus karena hidup secara anaerob.Trematoda disebut sebagai cacing hisap
karena cacing ini memiliki alat pengisap. Alat penghisap terdapat pada mulut di
bagian anterior. Alat hisap (Sucker) ini untuk menempel pada tubuh
inangnya yang disebut cacing hisap.Pada saat menempel cacing ini mengisap
makanan berupa jaringan atau cairan tubuh inangnya. Dengan demikian maka
Trematoda merupakan hewan parasit karena merugikan dengan hidup di tubuh
organisme hidup dan mendapatkan makanan di tubuh inangnya. Trematoda
dewasa pada umumnya hidup di dalam hati,usus,paru-paru, ginjal, dan
pembuluh darah vertebrata, ternak, ikan, manusia Trematoda. Trematoda
berlindung di dalam inangnya dengan melapisi permukaan tubuhnya dengan
kutikula permukaaan tubuhnya tidak memiliki sila.
a) Sifat Umum
1. Badan cacing dewasa terdiri dari :
 Skolek (kepala) alat untuk melekat , dilengkapi dengan batil isap/lekuk
isap).
 Leher (Tempat pertumbuhan badan).
 Strobila (badan yang terdiri dari segmen-segmen (Proglotid)
2. Sistem Reproduksi :
 Hermaprodit
3. Telur dilepaskan melalui proglotid /tersendiri melalui lubang uterus.
4. Embrio di dalam telur (onkosfer)
b) Morfologi :
 Mulut terdapat diujung depan, terletak pada cakram otot yang disebut alat
pelekat depan. Agak ke belakang dipermukaan ventral terdapat alat pelekat
ventral. Antara mulut dan alat pelekat ventral terdapat pori genital. Pori
ekskresi terdapat pada ujung posterior badan.
 Alat pencernaan makanan terdiri dari mulut, faring, esophagus, usus yang
terdiri dari 2 cabang. Banyak cabang-cabang yang keluar dari usus.
 Alat sekresi terdiri dari sebuah pori ekskresi.
 System saraf mirip planaria.
 Alat perekat dilengkapi otot, sehingga mampu untuk melekat.
 Dinding tubuh diseliputi kutikula yang terdiri dari 3 lapis otot di bawah
epidermis ialah : Lapis luar adalah otot sirkuler. Tengah adalah lapisan
longitudinal. Bagian dalam adalah otot diagonal
c) Infeksi yang disebabkan oleh trematoda
Trematoda Hati
Infeksi terjadi dengan makan ikan yang mengandung metaserkaria yang
dimasak kurang matang. ekskistasi terjadi di duodenum. kemudian larva masuk
di duktus koledokus, lalu menuju ke saluran empedu yang lebih kecil dan menjadi
dewasa dalam waktu sebulan. seluruh daur hidup berlangsung selama 3 bulan.
Patologi dan Gejala Klinis
Sejak larva masuk di saluran empedu sampai menjadi dewasa. parasit ini
dapat menyebabkan iritasi pada saluran empedu dan penebalan dinding saluran.
selain itu dapat terjadi perubahan jaringan hati yang berupa radang sel hati. pada
keadaaan lebih lanjut dapat timbul sirosis, hati di sertai asites dan edema.
Luasnya organ yang mengalami kerusakan bergantung pada jumlah cacing yang
terdapat di saluran empedu dan lamanya infeksi. Gejala dapat dibagi menjadi 3
stadium. pada stadium ringan tidak di temukan gejala. stadium progresif di tandai
dengan menurunnya nafsu makan, perut rasa penuh, diare, edema, dan
pembesaran hati. pada stadium lanjut di dapatkan sindrom hipertensi fortal yang
terdiri dari pembesaran hati, ikterus,asites,edema, sirosis hepatis. kadang-
kadang dapat menimbulkan keganasan dalam hati.
Trematoda Paru
Infeksi terjadi dengan makan ketam atau udang batu yang tidak dimasak
sampai matang.Dalam Hospes definitif, meta serkaria menjadi cacing dewasa
muda di duodenum. cacing dewasa muda berimigrasi menembus dinding usus,
masuk ke rongga perut, menembus diafragma dan menuju keparu. jaringan
hospes mengadakan reaksi jaringan sehingga cacing dewasa terbungkus dalam
kista, biasanya ditemukan 2 ekor didalamnya.
Patologi dan Gejala Klinis
Karena cacing dewasa berada dalam kista di paru, maka gejala dimulai
dengan adanya batuk kering yang lama kelamaan menjadi batuk darah. keadaan
ini disebut endemic hemoptysis. cacing dewasa dapat pula berimigrasi kealat-alat
laindan menimbulkan abses pada alat tersebut ( antara lain hati, limpa, otak, otot,
dinding usus ).
Trematoda Usus
Manusia mendapatkan penyakit cacing daun karena memakan berupa ikan
jenis air tawar atau tumbuhan air yang tidak dimasak sampai matang.
Patologi dan Gejala Klinis
Biasanya cacing Echinostema menyebabkan kerusakan ringan pada mukosa
usus dan tidak menimbulakan timbulnya radang kataral pada dinding usus, atau
ulserari. pada anak dapat menimbulkan gejala diare , sakit perut, anemia, dan
sembab (edema).
Trematoda Darah
Infeksi dapat terjadi pada tubuh manusia melalui makanan dan minuman
atau menembus kulit dan dapat menimbulkan penyakit schistomiasis ( banyak
terdapat di afrika dan Asia). penyakit ini menyebabkan kerusakan dan kelainan
fungsi pada hati, jantung limpa , kantong urine dan ginjal.
Gejala Klinis
Terasa gatal-gatal yang nyata, terjadi pembengkakan, serangan ashma dan
hati terasa sakit bila disentuh (bila terjadi peradangan), demam berkeringat dan
disentry, dan berat badan bekurang dan hilang nafsu makan.

Macam-Macam Trematoda
1. Trematoda Hati (Clonorchis sinensis)
Cacing ini pertama kali ditemukan oleh Mc Connell tahun 1874 disaluran
empedu pada seorang cina di kalkuta.hospes dari parasit ini adalah manusia,
kucing, anjing, beruang kutub dan babi. Penyakit yang disebabkan oleh cacing
ini adalah klonorkiasis. Trematoda hati banyak di temukan di Cina, Jepang,
Korea dan Vietnam. Penyakit yang ditemukan di Indonesia bukan infeksi
autokton.
2. Trematoda Paru
Manusia dan binatang yang memakan ketam/udang batu, seperti kucing, luak,
anjing, harimau, srigala dan lain-lain merupakan hospes cacing ini. Pada
manusia parasit ini menyebabkan paragonimiasis. Cacing ini banyak
ditemukan di RRC, Taiwan, Korea, Jepang, Filipina, Vietnam, Thailand, India,
Malaysia, Afrika dan Amerika Latin. Di Indonesia ditemukan autokton pada
binatang, sedangkan pada manusi hanya sebagai kasus inpor saja.
3. Trematoda Usus
Macam-macam spesies Trematoda usus adalah: Fasiliopsis buski, H.
heterophyes, M. yokagawai, Echinostoma,
Hypoderaeum dan Gastrodiscus. F. buskiadalah suatu trematoda yang didapat
pada manusia atau hewan yang mempunyai ukuran terbesar diantara
trematoda lainnya. Cacing Hypoderaeum adalah cacing trematoda kecil
hanya kurang lebih beberapa millimeter. Manusia menjadi hospes definitifnya
dan hewan-hewan lain seperti mamalia (anjing, kucing) dan burung dapat
menjadi hospes reservoir.
4. Trematoda Darah
Pada manusia ditemukan 3 spesies penting: Schistosoma japonicum,
Schistosoma mansomi dan Schistosoma haematobium. Selain spesies yang
ditemukan pada manusia, masih banyak spesies yang hidup pada binatang
dan kadang-kadang dapat menghinggapi manusia. Hospes definitifnya adalah
manusia. Berbagai macam binatang dapat berperan sebagai hospes reservoir.
Pada manusia, cacing ini menyebabkan penyakit skitosomiasis atau
bilharziasis.

Siklus Hidup Trematoda


Telur yang keluar dari tubuh cacing mungkin telah matang terdapat pada
Schistosoma Chlonorchis, Metagonimus dan Opisthorchis.
Pada Schistosoma telur langsung menetas di air, sedangkan
pada Chlonorchis dan Metagonimus, baru akan menetas jika masuk kedalam
tubuh keong air. Keluarnya telur dari hospes definitif dapat bersama tinja
misalnya Fasciolopsis, Fasciola, Clonorchis, Heterophyes, Schistosoma
mansoni, S. Japonicumatau bersama urin misalnya S. haematobiumatau dapat
juga bersama sputum misalnya Paragonimuswestermani. Telur yang menetas di
air, mengeluarkan larva stadium I yang disebut miracidium. Larva ini permukaan
tubuhnya ditumbuhi silia yang berguna untuk berenang mencari hospes
perantara I (keong air tawar). Larva ini harus sudah berada didalam tubuh
hospes perantara I dalam 24 jam, jika belum mendapatkannya, larva akan mati.
Di dalam tuan rumah perantara I, larva segera melepaskan silianya dan berubah
menjadi semacam kantung memanjang yang disebut sporokista, kemudian akan
berubah menjadi redia. Redia memperbanyak diri dan berubah menjadi larva
stadium IV yang berekor dan disebut cercaria.Cercaria berenang meninggalkan
hospes perantara I menuju hospes perantara II dari jenis keong air tawar
lain,ikan,udang,kepiting atau tumbuhan air tergantung spesies cacing. Didalam
tubuh hospes perantara II cercaria akan berubah menjadi metacercaria,berupa
kista dengan dinding cukup kuat.Manusia terinfeksi jika memakan hospes
perantara II yang mengandung metacercaria.Pada Schistosoma, cercaria tidak
menjadi metacercaria,tetapi akan menembus kulit hospes definitive.
Stadium cercaria (berekor) adalah stadium ketika parasit tidak makan
sehingga jika tidak mendapatkan hospes akan mati. Manusia terinfeksi dengan
cara metacercaria termakan bersama tubuhan air pada Fasciola hepatica,
Fasciolopsis buski, Watsonius watsoni, bersama ikan pada Clonorchis sinensis,
Heterophyes heterophyes, Metagonimus yokogawai atau bersama udang
pada Paragonimus westermani. Pada genus Schistosoma, manusia terinfeksi
dengan cara cercaria menembus kulit.Menurut habitatnya, Trematoda di bagi ke
dalam 4 kelompok yaitu :
1. Trematoda usus terdiri atas Fascilopsis buski, Metagonimus yokogawai,
Echinostoma ilocanum, Watsonius watsoni, Heterophyes heterophyes,
Gastrodiscoides hominis.
2. Trematoda hati terdiri atas Fasciola hepatica, Opisthoschis felineus,
Dicrocoelium dendriticum, Opisthorchis viverini, Clonorchis sinensis.
3. Trematoda paru-paru yaitu Paragoniumus westermani.
4. Trematoda darah yang terdiri atas Schistosoma haematobium, S. mansoni, S.
japonicum dan S. mekongi.
Sumber :
Charoy. 1995. Ocean Avertebrata. Jakarta : EGC.

Setijanto. 2006. Avertebrata Akuatik (Buku 1 dan 2). Purwokerto : Universitas


Jenderal Soedirman.

4. Gambarkan dan jelaskan satu siklus hidup salah satu anggota


Platyhelminthes atau Nematoda sebagai parasit !
Jawab :
Siklus hidup kelompok hewan platyhelminthes, yaitu Siklus Hidup Clonorchis
adalah sebagai berikut: Zygot – Larva Myrasidium – Sporokis– Redia – Sercaria
– Metacercaria – Cacing Dewasa.

Gambar 3. SiklusClonorchis
1. Telur dilepaskan bersamaan dengan kotoran dari penderita
2. Telur akan berkembang menjadi larva mirasidium dan masuk ke inang
perantara 1, biasanya adalah siput
3. Di tubuh siput, larva myrasidiu makan bermetamorfosis menjadi sporosit
4. Sporosit ini mengandung banyak kantung embrio, yang akan tumbuh menjadi
Redia
5. Redia akan tumbuh dan mengandung embrio yang akan berkembang menjadi
Sercaria
6. Sercaria yang dihasilkan akan berpindah inang ke inang perantara 2,
biasanya ikan
7. Pada tubuh ikan, metaserkaria akan membentuk kista.
8. Ikan yang terinfeksi di makan oleh manusia, maka kista akan berkembang
menjadi cacing hati dewasa.
Sumber :
Soulsby EJL. 1982. Helmints, Arthropods and Protozoa of Domesticated Animals.
Edisike-7. London. Baillire Tindall.

5. Aschelminthes terbagi dalam dua kelas, sebutkan ! dan bagaimana ciri-


cirinya?
Jawab :
Aschelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan Nematophora.
Berikut merupakan beberapa spesies dari nematoda yang merupakan parasit
bagi manusia :
1. Ascaris lumbricoides (cacing perut)
Cacing ini hidup di dalam usus halus manusia sehingga sering kali disebut cacing
perut. Ascaris lumbricoides merupakan hewan dioseus, yaitu hewan dengan jenis
kelamin berbeda, bukan hemafrodit. Ascaris lumbricoides hanya berkembang
biak secara seksual. Ascaris lumbricoides jantan memiliki sepasang alat
berbentuk kait yang menyembul dari anus disebut spikula.Spikula berfungsi
untuk membuka pori kelamin cacing bretina dan memindahkan sperma saat
kawin.Infeksi cacing ini menyebabkan penyakit askariasis atau cacingan,
umumnya pada anak-anak.Infeksi ini terjadi pada saat mengkonsumsi makanan
tau minuman yang tercemar telur ascaris.

2. Ancylostoma duodenale (cacing tambang)


Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan
daerah tropis.Cacing tambang dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap
darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia.Cacing ini memiliki ukuran
tubuh yang lebih kecil dari cacing perut.Cacing tambang Ancylostoma memiliki
ujung anterior melengkung membentuk kapsul mulut dengan 1 -4 pasang kait
kitin atau gigi pada sisi ventralnya.Kait kitin berfungsi untuk menempel pada usus
inangnnya.Pada ujung posterior cacing tambang jantan terdapat bursa
kopulasi.Alat ini digunakan untuk menangkap dan memegang cacing betina saat
kawin.Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin luar) yang terdapat didekat
bagian tengah tubuhnya.
3. Oxyuris vermicularis (cacing kremi)
Cacing ini disebut cacing kremi karena ukurannya yang sangat kecil. sekitar 10
-15 mm. Cacing kremi hidup di dalam usus besar manusia.Cacing kremi tidak
menyebabkan penyakit yang berbahaya namun cukup mengganggu.Infeksi
cacing kremi tidak memerlukan perantara.Telur cacing dapat tertelan bila kita
memakan makanan yang terkontaminasi telur cacing ini.Pengulangan daur
infeksi cacing kremi secara autoinfeksi, yaitu dilakukan ole penderita
sendiri.Cacing ini bertelur pada anus penderita dan menyebabkan rasa gatal.Jika
penderita sering menggaruk pada bagian anus dan tidak menjaga kebersihan
tangan, maka infeksi cacing kremi akan terjadi kembali.

4. Wuchereria bancrofti (cacing rambut)


Cacing rambut dinamakan pula cacing filaria.Tempat hidupnya di dalam
pembuluh limfa.Cacing ini menyebabkan penyakit kaki gajah ( elefantiasis ), yaitu
pembengkakan tubuh.Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan dalam
pembuluh limfa yang tersumbat oleh cacing filaria dalam jumlah banyak.Cacing
filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Culex yang banyak terdapat
di daerah tropis.

5. Trichinella spiralis
Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan penyakit trikhinosis atau
kerusakan otot.Manusia yang terinfeksi cacing ini karena memakan daging yang
tidak dimasak dengan baik.

6. Ancylostoma duodenale (cacing tambang)


Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan
daerah tropis.Cacing tambang dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap
darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia.Cacing ini memiliki ukuran
tubuh yang lebih kecil dari cacing perut.Cacing tambang Ancylostoma memiliki
ujung anterior melengkung membentuk kapsul mulut dengan 1 -4 pasang kait
kitin atau gigi pada sisi ventralnya.Kait kitin berfungsi untuk menempel pada usus
inangnnya.Pada ujung posterior cacing tambang jantan terdapat bursa
kopulasi.Alat ini digunakan untuk menangkap dan memegang cacing betina saat
kawin.Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin luar) yang terdapat didekat
bagian tengah tubuhnya.Sedangkan nematophora, Ukuran tubuh Nematophora
umumnya mikroskopis, meskipun ada yang panjang nya sampai 1 meter.Individu
betina berukuran lebih besar daripada individu jantan.Tubuh berbentuk bulat
panjang atau seperti benang dengan ujung-ujung yang meruncing.

Sumber : Ghufran, M. 2010. Budidaya Biota Akuatik. Jakarta: Mizan.

Anda mungkin juga menyukai