Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah selain berkewajiban menjamin keamanan


produk obat dan makanan, saat ini juga mulai berupaya untuk menjamin kehalalan produk
obat dan makanan. Di Indonesia, sejak tanggal 25 September 2014, telah diterbitkan Undang-
undang Jaminan Produk Halal (UU JHP). Jaminan halal merupakan syarat keamanan bagi
umat Muslim. Dalam kaitannya dengan produk obat, makanan dan kosmetika, halal berarti
produk farmasetik, kosmetika, makanan, minuman yang diperbolehkan, legal dan sesuai
hukum Islam yang dapat dikonsumsi oleh seorang Muslim. Komponen nonhalal salah
satunya adalah turunan atau derivat babi yang banyak ditemui secara luas di banyak sediaan
komersial. Derivat babi yang dimaksud adalah daging babi, lemak babi, serta gelatin yang
berasal dari tulang dan kulit babi (Rohman dan Che Man, 2011).

Analisis PCR merupakan analisis berdasarkan sekuen DNA dengan menggunakan


primer yang spesifik untuk berbagai spesies (Tasara dkk., 2005). Dalam analisis dengan PCR,
primer berfungsi sebagai penginisiasi reaksi polimerisasi DNA sekaligus pembatas daerah
yang akan diamplifikasi. Primer yang ideal memiliki urutan basa nukleotida yang tepat
berpasangan dengan urutan basa target DNA yang akan diamplifikasi dan tidak menempel
pada tempat lainnya (Muladno, 2010; Sudjadi, 2008). Susunan primer yang benar merupakan
hal yang penting bagi keberhasilan reaksi PCR (Wang dan Seed, 2006). Primer dengan target
DNA mitokondria babi untuk autentikasi makanan telah dilakukan beberapa peneliti yaitu
sekuen sitokrom b oleh Ali dkk. (2012) dan juga Sahilah dkk. (2012), sedangkan
Karabasanavar dkk. (2014) menggunakan sekuen D-Loop. DNA mitokondria diturunkan
secara maternal sehingga membuat DNA mitokondria unik dan dapat digunakan untuk
membedakan antar individu (Durham dan Chinnery, 2006; Murugaiah dkk., 2009).

SYBR Green dan probe TaqMan merupakan senyawa kimia yang paling banyak
digunakan untuk memantau amplifikasi yang terjadi pada setiap siklus real time PCR. SYBR
Green dinilai lebih mudah digunakan karena tidak perlu merancang probe (Bio-Rad, 2006).
Soares dkk. (2013) telah berhasil mengembangkan metode SYBR Green real time PCR untuk
mendeteksi dan kuantitasi DNA babi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses isolasi DNA dari daging babi dengan real time PCR?
C. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui proses isolasi DNA dari daging babi dengan real time PCR

Anda mungkin juga menyukai