Belajar 12 Tahun
Penulis : Fransisca Romana Ninik | Rabu, 1 Agustus 2012 | 11:11 WIB
:
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan kartu gratis wajib
belajar 12 tahun untuk para siswa, Rabu (1/8/2012), di SMK Negeri 13 Rawa Belong, Palmerah,
Jakarta Barat.
Dengan wajib belajar 12 tahun mulai tingkat SD hingga SMA, akses pendidikan bagi warga
Jakarta diharapkan semakin luas.
Dalam sambutannya, Gubernur Fauzi Bowo mengatakan, apabila sebelumnya wajib belajar
hanya sampai tingkat SMP, kini diperluas hingga tingkat SMA.
"Pemerintah DKI Jakarta ingin lakukan pendekatan integral bagi siswa sehingga mendapat
pendidikan berkualitas secara gratis," katanya.
Kartu itu untuk menunjukkan para siswa berhak mendapatkan biaya pendidikan dari pemerintah
provinsi. Anggaran keseluruhan untuk kartu gratis wajib belajar 12 tahun itu mencapai Rp 675
miliar.
"Di balik kemajuan pendidikan di DKI Jakarta, kita juga menyadari masih ada saudara-saudara
kita yang tergolong miskin. Karena itu, pemberian kartu gratis harus menjangkau seluruh
komponen masyarakat, baik yang berprestasi di sekolah maupun mereka yang belum mampu
atau tidak berprestasi di sekolah masing-masing," ujar gubernur.
Editor :
Agus Mulyadi
Sekolah Negeri dan Swasta Sama-
sama Berhak
Penulis : Ali Sobri | Rabu, 1 Agustus 2012 | 11:55 WIB
:
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Suasana pelaksanaan ujian nasional hari pertama di SMA Negeri 63, Petukangan, Jakarta, Senin (16/4). Di sekolah ini, 235 siswa
mengikuti ujian nasional hari pertama dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia.
TERKAIT:
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto, mengatakan, peningkatan jaminan
pendidikan anak usia sekolah ini tak hanya diberikan untuk sekolah negeri saja, tetapi juga untuk
sekolah swasta di Jakarta.
"Untuk jenjang SMA, SMK, dan MA baik sekolah negeri dan swasta berhak mendapatkan kartu
ini," katanya dalam sambutan di depan dewan guru, orangtua murid dan siswa/i SMKN 13
Palmerah Jakarta Barat.
Taufik juga menjelaskan, program ini digelar setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana
meningkatkan program sebelumnya, yaitu wajib belajar 9 tahun, ke wajib belajar 12 tahun.
"Ini sebagai bentuk nyata sesuai pencanangan program pendidikan pada tanggal 2 Mei lalu,
yaitu kartu gratis Wajib Belajar 12 Tahun ini sudah dapat diakses masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan pendidikan tanpa biaya atau gratis," ungkapnya.
Selain diluncurkan di SMKN 13 Palmerah, kartu gratis itu juga diluncurkan dan dibagikan
serempak di sejumlah sekolah di Jakarta, antara lain di SMAN 10 Mangga Besar Jakarta Pusat,
SMAN 102 Cakung Jakarta Timur, SMK 61 Pulau Tidung di Kepulauan Seribu, SMAN 6 Jakarta
Selatan, SDN Pegangsaan II 05 Pagi Jakarta Utara, SMA 75 Cilincing, serta SMPN 193 Cilincing
Jakarta Utara. Editor :Caroline Damanik
Rp 1,6 T untuk Pendidikan Gratis 12
Tahun
Penulis : Indra Akuntono | Senin, 13 Agustus 2012 | 10:53 WIB
M.LATIEF/KOMPAS.COMIlustrasi
TERKAIT:
"Anggaran totalnya sekitar itu, tetapi akan ada penambahan lagi dari anggaran perubahan," kata
Taufik kepada Kompas.com, Senin (13/8/2012), di Jakarta.
Dia menambahkan, di luar jumlah tersebut, ada juga anggaran tambahan sebesar Rp 675 miliar.
Anggaran itu ditujukan untuk meningkatkan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) di jenjang
SMA.Unit cost yang awalnya hanya Rp 75 ribu akan naik tajam ke angka Rp 400 ribu per siswa
per bulan mulai tahun ajaran 2012/2013.
"Tentu anggarannya kita siapkan, termasuk meningkatkan unit cost BOP," ujarnya.
Dijumpai terpisah, Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik, Indonesia Corruption Watch
(ICW), Febri Hendri mempertanyakan kesiapan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam
menjalankan Program Pendidikan Gratis. Khususnya mengenai persentase kebutuhan
operasional sekolah yang akan ditutup oleh pemerintah DKI Jakarta.
Pasalnya, selama ini sebagian besar biaya operasional sekolah jenjang SMA ditanggung oleh
orangtua siswa. Sekitar 60 persen biaya operasional dan investasi sekolah menengah menjadi
beban orangtua siswa.
"Berapa persen Pemprov DKI Jakarta akan meng-cover biaya operasional pendidikan
menengah? Apa iya semuanya?," tanya Febri.
Editor :
Caroline Damanik