BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.6 Pengaruh umur dan pemilihan kontrasepsi di Puskesmas Taman bacaan
Pemilihan Kontrasepsi
Umur Hormonal Non Hormonal P
f % f %
Tabel 4.8 Pengaruh jumlah anak dan pemilihan kontrasepsi di Puskesmas Taman
bacaan
Pemilihan Kontrasepsi
Jumlah Hormonal Non Hormonal P
Anak f % f %
5.1 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data kemudian identifikasi data responden
penelitian menunjukan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal dengan 109
responden (89,3%) lebih banyak dibandingkan dengan kontrasepsi non hormonal
dengan 13 responden (10,7%) selama periode 2 november - 2 desember 2017 di
Puskesmas Taman Bacaan.
Jenis kontrasepsi suntik adalah yang paling banyak digunakan oleh akseptor
KB di Puskesmas Taman Bacaan periode 2 november - 2 desember 2017 dengn
87 responden (71,31%). Sediaan kontrasepsi suntik yang ada di Puskesmas
Taman Bacaan adalah depo provera dan Cycloferm. Hal ini mungkin dikarenakan
oleh berbagai alasan dari pengguna kontraspsi suntikan yang jika dengan
dapat dilihat langsung secara objektif dengan periode umur, sehingga berbagai
proses pengetahuan, keterampilan, terkait sejalan dengan bertambahnya umur
individu. Sedangkan dari hasil penelitian tidak ada hubungan yang bermakna
antara umur terhadap pemilihan kontrasepsi. Hal ini juga disebabkan karena
pemilihan alat kontrasepsi pada responden bukan karena faktor umur, namun
dikarenakan responden dalam penelitian ini memilih alat kontrsepsi berdasarkan
kenyamanan dan rasa aman terhadap alat kontrasepsi tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marbun
(2010) dengan judul analisis perubahan metode alat kontrasepsi pada akseptor KB
di desa Cempa Kecamatan Hinai tahun 2010 dan penelitian Andrianasti Preputri
dkk (2014) dengan judul faktor yang berhubungan dengan pemilihan alat
kontrasepsi pada wanita diwilayah pesisir kecamatan bantaeng kabupaten
bantaeng, dalam penelitiannya juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara umur terhadap pemilihan kontrasepsi. Hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugiarti di Kelurahan Cipari Kota
Tasikmalaya dengan judul faktor pasangan yang mempengaruhi pemilihan jenis
kontrasepsi pada wanita usia subur yang menyatakan ada hubungan antara umur
dengan pemilihan jenis kontrasepsi pada WUS.
itu, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima
informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki dan semakin mudah
orang tersebut menerima informasi, sehingga seseorang lebih mudah menerima
terhadap nilai-nilai yang baru dikembangkan. Tingkat pendidikan sangat
mempengaruhi seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi
dalam hidupnya (Notoatmodjo, 2005).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arief di
Kabupaten Lampung Tengah dengan judul faktor yang berhubungan dengan
pemilihan jenis kontrasepsi di
bidan praktek swasta bidan norma Desa gunung
sugih dan Henny (2009) yang berjudul hubungan pengetahuan dan sikap ibu
akseptor kontrasepsi non hormonal tentang kontrasepsi hormonal di desa telaga
sari kecamatan tanjung morowa yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
bermakna antara pendidikan dengan pemilihan jenis kontrasepsi. Hasil penelitian
ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andrianasti Preputri dkk
(2014) dengan judul faktor yang berhubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi
pada wanita diwilayah pesisir kecamatan bantaeng kabupaten bantaeng, dalam
penelitiannya juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
antara pendidikan dengan pemilihan kontrasepsi.
usia subur yang mempunyai anak lebih sedikit. BKKBN (2012) menerangkan
bahwa yang dimaksud dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah
anaknya paling banyak 2 (dua ) orang, sedangkan keluarga besar adalah suatu
keluarga dengan jumlah anak lebih dari dua ( > 2 ) orang anak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh angoi
(2012) dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi
dan aminatul maula, dkk yang berjudul faktor faktor yang berhubungan dengan
pemilihan alat kontrasepsi pada akseptor KB wanita di Tuwel yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan bermakna antara jumlah anak dengan pemilihan jenis
kontrasepsi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Anita lantan (2014) yang berjudul Faktor – Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau
Kabupaten Talaud.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan desain penelitian deskriptif analitik dengan
pendekatan cross-sectional. Dari hasil penelitian dan pembahasan terdapat 122
sampel penelitian yang didapatkan di Puskesmas Taman Bacaan Palembang
selama periode 2 november - 2 desember 2017 diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Akseptor KB dengan responden berjumlah 122 orang selama periode 2
november - 2 desember 2017 di Puskesmas Taman Bacaan dengan jumlah
kontrasepsi hormonal 118 responden (96,7%) yang terdiri dari kontrasepsi pil
18 responden (14,8%), suntik 97 responden (79,5%), implant 3 responden
(2,4%) dan kontrasepsi non hormonal 4 responden (3,3%) yang terdiri dari
kondom 1 responden (0,8%), IUD/AKDR (1,6%), dan tubektomi 1 responden
(0,8%).
2. Jumlah atau frekuensi pengguna kontrasepsi terbanyak berdasarkan umur
adalah 20-35 tahun dengan 68 responden (55,7%), pendidikan yaitu SMA
dengan 59 responden (48,4%), dan jumlah anak yaitu >3 anak dengan 62
responden (50,8%)
3. Berdasarkan hasil analisis dan identifikasi data dengan meggunakan SPSS
versi 1.6 dengan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan
cross-sectional. tidak ada hubungan atau pengaruh antara umur dengan
pemilihan kontrasepsi; ada hubungan atau pengaruh antara pendidikan dan
pemilihan kontrasepsi; tidak ada hubungan atau pengaruh antara jumlah anak
dengan pemilihan kontrasepsi.
5.2 Saran
1. Bagi peneliti
Diharapkan Penelitian ini merupakan sarana bagi penulis sebagai bahan
latihan dalam rangka melaksanakan kegiatan penelitian secara langsung di
lapangan.