Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FARMAKOLOGI MOLEKULER

RESEPTOR DOPAMIN

OLEH :
KELOMPOK 14
NAMA

: WA ODE INDAH WULAN H.H. (F1F1 13 058)


MUH. FAHRIAL (F1F1 13 089)

KELAS

: B

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Pertama-tama tidak lupa kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah
S.W.T, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul reseptor dopamin.
Kami berharap makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai
reseptor dopamin, khususnya berkaitan dengan farmakologi molekuler. Selain itu,
dalam makalah ini tentu saja masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kami juga
berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi adanya perbaikan dalam
makalah-makalah selanjutnya.

Kendari,

September 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..
DAFTAR ISI ..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
.
B. Rumusan Masalah
.
C. Manfaat
.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Reseptor Dopamin

B. Macam-Macam Reseptor Dopamin


C. Obat yang Bekerja pada Reseptor Dopamin
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dopamin adalah neurotransmiter sentral yang sebagai prekursor
adrenalin memiliki khasiat penting. Dopamin lebih dari 20 tahun yang lalu
menyebabkan terjadinya penelitian secara luas yang menunjukkan adanya
aksi luar biasa yaitu pada catecholamine endogen. Peneliti menggunakan
model farmakologis tradisional dan biokimia modern. Teknik ini telah
mendokumentasikan keberadaan reseptor dopamin subtipe dari mediasi
respon tersebut. Apresiasi persyaratan struktur-aktivitas reseptor ini telah
menyebabkan terjadinya sintesis obat yang mungkin memiliki pengaruh
besar terhadap pasien yang memiliki penyakit jantung.
Laporan pertama keberadaan reseptor dopamin pada SSP datang pada
tahun 1972 dari suatu studi biokimia yang menunjukkan bahwa dopamin
dapat menstimulasi adenilat siklase. Sejak itu, reseptor dopamin mulai
banyak diteliti dan pada awalnya ditemukan 2 subtipe reseptor dopamin
yaitu reseptor D1 dan D2.
Aktivasi reseptor D2 tampaknya merupakan mediator yang sangat
penting sebagai perantara perbaikan klinis. Sebagian obat dapat berikatan
dengan semua tipe reseptor dopamin tetapi mereka memiliki kekuatan yang
berbeda-beda. Sistem dopaminrgik menarik perhatian sejak lebih dari 30
tahun lalu karena banyak terlibat dalam patofisiologi berbagai penyakit
seperti penyakit parkinson, skizoprenia dan hiperprolaktinemia. Oleh karena
itu, akan dibahas secara detail dalam makalah reseptor dopamin ini.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa pengertian reseptor dopamin?
2. Apa macam-macam reseptor dopamin?
3. Obat apa saja yang bekerja pada reseptor dopamin?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :

1. Agar dapat mengetahui pengertian reseptor dopamin.


2. Agar dapat mengetahui macam-macam reseptor dopamin.
3. Agar dapat mengetahui obat apa saja yang bekerja pada reseptor dopamin.
4.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Reseptor Dopamin
Dopamin adalah senyawa ketokelamin yang penting pada otak
mamalia, dimana mengontrol berbagai fungsi meliputi meliputi aktivitas
lokomotor, kognisi, emosi, reinforcement positif, dan regulasi endokrin. Di
perifer, dopamin turut mengatur fungsi kardiovaskuler, sekresi hormone,
tonus pembuluh darah, fungsi renal dan motilitas gastrointestinal. System
dopaminrgik menarik perhatian sejak lebih dari 30 tahun lalu karena banyak
terlibat dalam patofisiologi berbagai penyakit seperti penyakit parkinson,
skizoprenia dan hiperprolaktinemia. Selain itu struktur reseptor dopamin
yaitu :

B. Macam-Macam Reseptor Dopamin


Laporan pertama keberadaan reseptor dopamin pada SSP datang pada
tahun 1972 dari suatu studi biokimia yang menunjukkan bahwa dopamin
dapat menstimulasi adenilat siklase. Sejak itu, reseptor dopamin mulai banyak
diteliti dan pada awalnya ditemukan 2 subtipe reseptor dopamin yaitu
reseptor D1 dan D2. Selanjutnya setelah studi tentang cloning gen
diperkenalkan, ditemukan tiga lagi subtipe reseptor, yang kemudian
digolongkan berdasarkan kemiripannya kedalam dua golongan besar yaitu

keluarga reseptor D1 dan D2. Yang termasuk keluarga D1 adalah reseptor D1


dan D5, sedangkan yang digolongkan keluarga reseptor D2 adalah reseptor
D2, D3 dan D4. Reseptor dopamin yang menyerupai D1 terlibat dalam
inhibisi pascasinaps sedangkan reseptor yang menyerupai D2 terlibat dalam
inhibisi

prasinaps

dan

pascasinaps.

Semuanya

merupakan

reseptor

metabotropik.
Aktivasi reseptor D2 merupakan mediator yang sangat penting sebagai
perantara perbaikan klinis maupun beberapa efek samping (misalnya
halusinasi). Reseptor D2 merupakan subtype yang dominan dalam otak dan
terlibat sebagian besar fungsi dopamin yang diketahui. Reseptor D1 terlibat
dalam menyebabkan gejala diskinesia.
Reseptor DA1 terutama berada pada otot polos jantung, otak dan ginjal.
Aktivasi menimbulkan vasodilatasi, memperkuat kontraktilitas jantung,
menderaskan penyaluran ekskresi Na dan dieresis. Reseptor DA 2 terdapat
disaraf dan ganglia simpatis juga dalam jantung dan kulit. Aktivasi
mengakibatkan penghambatan pelepasan adrenalin. Begitu pula dikulit anak
ginjal, yang pada stimulasi mengurangi pelepasan aldosteron.
Klasifikasi reseptor dopamin yaitu :

C. Obat yang Bekerja pada Reseptor Dopamin


Sebagian obat dapat berikatan dengan semua tipe reseptor dopamin
tetapi mereka memiliki kekuatan yang berbeda-beda. Obat-obat golongan
antipsikotik seperti haloperidol, klorpromazan dan klozapin, berikatan
lebih kuat dengan reseptor D2, yang memang terlibat dalam penyakit
skizoprenia. Perlu diketahui bahwa skizoprenia adalah penyakit gangguan
kejiwaan yang ditandai dengan gejala halusinasi, delusi dan pikiran-pikiran
yang tidak terorganisir, yang sebagiannya disebabkan karena hiperaktivitas
dopamin pada jalur mesolimbik di otak.
Pengobatan penyakit Parkinson, diperlukan obat agonis reseptor
dopamin, seperti bromokriptin. Obat lebih baru untuk agonis reseptor
dopamin adalah pergolid, pramipreksol dan ropinirol. Penyakit Parkinson
merupakan penyakit yang ditandai dengan tremor, bradikinesia dan
ketidakseimbangan tubuh, yang disebabkan karena terjadinya degenerasi
saraf dopaminrgik atau kurangnya aktivitas dopamin. Karena itu, salah satu
pengobatannya adalah dengan mengaktivasi reseptor dopamin dengan
agonisnya.
Dopaminrgika DA1 yang menstimulasi reseptor DA1 adalah dopamin,
dobutamin dan ibopamin, yang khusus digunakan pada dekompensasi dan
pada shock jantung. Stimulasi reseptor DA2 di adenohipofisis dan chemo-

trigger zone (CTZ) masing-masing menghambat pelepasan prolaktin dan


menginduksi muntah. Dopaminrgika DA2 menstimulasi reseptor DA2 dan
meliputi bromokriptin serta cabergolin, yang terutama digunakan untuk
menekan laktasi postpartum atau setelah abortus.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Dopamin adalah senyawa ketokelamin yang penting pada otak mamalia,
dimana mengontrol berbagai fungsi meliputi meliputi aktivitas lokomotor,
kognisi, emosi, reinforcement positif, dan regulasi endokrin.
2. Reseptor dopamin memiliki dua subtype yaitu D1 dan D2 dan yang
termasuk keluarga D1 adalah reseptor D1 dan D5, sedangkan yang
digolongkan keluarga reseptor D2 adalah reseptor D2, D3 dan D4.
3. Reseptor dopamin terlibat pada berbagai penyakit seperti penyakit
parkinson,

skizoprenia.

Obat-obat

golongan

antipsikotik

seperti

haloperidol, klorpromazan dan klozapin, berikatan lebih kuat dengan


reseptor D2, yang memang terlibat dalam penyakit skizoprenia. Sedangkan
Pengobatan penyakit Parkinson, diperlukan obat agonis reseptor dopamin,
seperti bromokriptin. Obat lebih baru untuk agonis reseptor dopamin
adalah pergolid, pramipreksol dan ropinirol.
B. Saran
Sarannya adalah sebagai mahasiswa perlu memperbanyak referensi
mengenai reseptor dopamin agar kedepannya makalah dapat lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA
Ikawati Z., 2008, Pengantar Farmakologi Molekuler, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Rahardjo R., .2004, Kumpulan Kuliah Farmakologi, EGC, Jakarta.
Semiun Y., 2006, Kesehatan Mental 3, Kanisius, Jakarta.
Sukandar E.Y., dkk., 2013, Iso Farmakoterapi I, PT. ISFI Penerbitan, Jakarta.
Tjay T.H. dan Kirana R., 2013, Obat-Obat Penting, PT Alex Media Komputindo,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai