Anda di halaman 1dari 6

DISAIN PENGUAT OPERASIONAL (OP-AMP) DUA STAGE UNTUK

APLIKASI ADC SIGMA DELTA (∑∆) DENGAN KECEPATAN TINGGI


MENGGUNAKAN CMOS TEKNOLOGI AMS 0,35 µm

Joko purnomo1, Dyah Nur‘ainingsih2, Hamzah Afandi3, Eri Prasetyo4


1,2,3,4 Universitas Gunadarma, Jl. Margonda Raya 100 Depok, Jawa Barat, Indonesia
{jokopurn, dyahnur, hamzah, Eri}@staff.gunadarma.ac.id

operasional (op-amp) sebagai proses pensaklaran


Abstrak kapasitor dan sampling-hold.
Melihat permasalahan diatas diperlukan
Kebutuhan op-amp kecepatan tinggi untuk sebuah penguat operasional (op-amp) yang
penerapan ADC sangat signifikan, hal ini karena mempunyai penguatan terbuka, lebar bandwith
banyak perangkat multimedia membutuhkan dan konsumsi daya, dengan menggunakan
ADC sebagai sarana konversi analog ke digital. komponen PMOS dan NMOS untuk dapat
Selain itu dapat diaplikasikan untuk penguatan diaplikasikan pada ADC. Spesifikasi dari ADC
video. Metode yang digunakan dalam desain yang di pilih jenis pipeline. karena ADC ini
adalah eksperimen dengan simulasi perangkat ditanamkan bersama kamera kecepatan tinggi,
lunak mentor graphic. Terdapat dua tahapan sehingga kecepatan ADC min 50MSPS dengan
disain, yang pertama perancangan rangkaian resolusi 8-bit. Kebutuhan spesikasi op-amp
op-amp dua stage dan kedua desain lay-out chip dengan teknologi CMOS untuk mendukung
op-amp dua stage. Disain op-amp dua stage ADC sigma delta adalah penguatan terbuka min
dengan menggunakan CMOS teknologi AMS 60dB dan bandwith 158,4MHz. Untuk itu
0,35μm yang bertujuan untuk pengembangan didisain penguat operasional (op-amp) dengan
pada penguatan terbuka <60dB, lebar pita topologi dua stage dengan teknologi CMOS
frekuensi >250MHz, tegangan OS ≈ 0V, AMS 0,35µm dengan tools mentor graphic.
konsumsi daya < 10mW dan tegangan kerja 3,3V
untuk ADC Sigma-Delta (∑∆) 8-bit. 2. ADC Sigma-Delta (∑∆)

Kata kunci : Dua stage, Op-amp, Open Loop, ADC (Analog to Digital Converter)
Close Loop, Output Swing, ADC merupakan salah satu komponen utama dalam
sistem pengolahan sinyal digital. Sesuai
1. Latar Belakang. namanya ADC berfungsi untuk mengkonversi
sinyal analog (kontinu) menjadi sinyal digital
Penggunaan penguat operasional (op- (diskrit). Proses digitalisasi dilakukan melalui
amp) sangat luas, terutama pada bagian analog sampling dan kuantisasi. Kecepatan sampling
misal penguatan sinyal audio-video, pada radio akan menentukan jumlah sample persatuan
untuk proses pencampuran (mixer) sinyal dan waktu (detik). Sedang kuantisasi menentukan
pada konversi sinyal di letakkan pada proses resolusi jumlah bit yang digunakan untuk
sampling dan multiplying. mengkodekan nilai setiap sampelnya. Dengan
Belakangan ini, penelitian dalam rangka terus berkembangnya perangkat elektronik
peningkatan kemampuan sistem digital dengan digital berkecepatan tinggi yang sumber datanya
teknologi CMOS terus berjalan. CMOS adalah data analog maka peran ADC terus
mempunyai kelebihan utama bila dibandingkan meningkat. Misal pada kamera dan radio
dengan bipolar, bahwa CMOS mempunyai frekuensi membutuhkan jenis ADC yang
peluang besar dalam kemudahan pembuatan mempunyai spesifikasi kecepatan dan resolusi
pada satu chip. Adanya permintaan pasar yang yang tinggi.
tinggi terhadap perangkat digital, membuat Prinsip kerja ADC jenis sigma delta
konverter analog ke digital mulai banyak seperti pada gambar 1, sinyal masukan
dikembangkan dan terbuka pada kecepatan, dijumlahkan dengan hasil umpan balik DAC 1-
resolusi dan konsumsi daya rendah. Melihat dari bit, keluaran ini oleh integrator dirubah ke
arsitektur ADC banyak membutuhkan penguat bentuk segitiga, oleh ADC 1-bit dirubah
menjadi digital bit stream serial, dengan digital
decimator yang berisikan filter dan penurun
sampling dihasilkan keluaran digital serial yang sudah ada dengan alasan komsumsi daya yang
sebanding dengan sinyal masukan (Vin). ADC besar. Dengan perubahan ini maka didapat
ini banyak diaplikasi pada peralatan audio karena sebagai ADC yang bisa digunakan untuk
memiliki resolusi tinggi, namun kelemahannya mengubah sinyal video, untuk memory data
adalah kecepatan rendah. Dengan berkembang maka dapat menggunakan pengubah serial ke
teknologi mixed disain, banyak dilakukan paralel dan dari paralel data dapat disimpan
penelitian jenis ADC dalam usaha meningkatkan ataupun diproses
kecepatan sehingga dapat digunakan untuk Pada ADC Sigma-Delta (∑∆)
aplikasi RF berkecepatan tinggi ini bisa juga digunakan
untuk pendukung kamera berkecepatan tinggi.
Untuk itu dirancang ADC yang beresolusi 12 bit,
dengan periode minimal 400 mikro second.
Adapaun rancangannya dengan orde 2 adalah

Gambar 1. ADC Jenis Sigma Delta

Untuk model simulasi dapat Gambar 3. ADC Sigma-Delta (∑∆) Orde dua
diselesaikan dengan metode Z transform.
Dari gambar rancangan dapat dilihat
bahwa komponen penyusun utama ADC Sigma
Delta(∑∆) adalah OP-AMP, kecepatan dan
bandwith OP-AMP sangat berpengaruh pada
kecepatan dari ADC yang dirancang. Untuk itu
sebelum ke perancangan lengkap perlu
perancangan OP-AMP sebagai komponen
penyusun utama.
Gambar 2. Model ADC Sigma-Delta (∑∆)
Analisis rangkaian; 3. Pendekatan Disain Transconductance
Fungsi sinyal transfer, Y(s) = [X(s) – Y(s)] 1/s OP-AMP (OTA)
Jika N(s) = 0
Fungsi op-amp pada ADC Sigma-Delta
(∑∆) digunakan proses sample and hold (SHA)
dan multiplying, syarat Spesifikasi op-amp pada
(1) ADC Sigma-Delta (∑∆).. [Lisha.L,2007,
Fungsi noise transfer, Y(s) = - Y(s) 1/s + N(s) Boaz.S.T,2004, Xin Jiang,2003, B.Razawi,2001,
Jika X(s) = 0 G.Palmisano,2001, J.Baker,1998]
 Gain Open Loop (AoL) ≥ 2N+2 V/V.
 Gain Open Loop (dB) ≥ 20.Log 2 N+2 V/V
(3)
(2)  Gain Close Loop (AcL) = 2 V/V
Dengan mengubah komponen penyusun  Frekuensi Unity (ƒu) ≥ 0,22(N + 1) ƒclock.
pada gambar 1 misal pada komparator dan (4)
integrator digunakan jenis IC yang memiliki Tampak pada gambar 1 diagram blok
bandwitch tinggi, dan kuantisasi menggunakan penyusun dua stage op-amp CMOS dan pada
IC CMOS yang memiliki delay yang kecil maka gambar 4. rangkaian op-amp OTA. Penguat
akan didapatkan ADC dengan kecepatan tinggi. differensial (M1-4) menyediakan dua masukan
Untuk mendukung ini maka perubahan rangkaian membalik dan tak membalik dengan
diskrit adalah hal yang mungkin dilakukan menyebabkan noise dan offset. Penguatan tinggi
berbeda dengan menggunakan komponen yang (high gain M6-7) hampir mirip dengan gerbang
not bila op-amp menggerakkan beban rendah Semua op-amp mempunyai batasan
maka diikuti oleh stage penyangga (buffer), arus pada jangkauan tegangan operasi kerjanya.
bersama (IM5) disediakan oleh rangkaian cermin Batasan CMIR (common mode input range)
arus. adalah batasan skala jangkauan tiap masukan op-
amp. Di luar batasan tersebut menyebabkan
keluaran distorsi atau terpotong, pada gambar 8
rangkaian uji CMR.

Gambar 4. Blok diagram 2-Stage Op-Amp


Gambar 8. Rangkaian Uji CMR OP-AMP.
Transconductance.

I D5
CMR  VSS   Vin(max)  VDS 5( sat )  90%.VOS
1
(5)
I D5
CMR  VDD   VTO3 (max)  Vin(min)  90%.VOS
3
Gambar 5. Rangkaian 2-stage OP-AMP (6)
Transconductance.
Op-amp ideal mempunyai karakteristik, Keluaran tegangan swing adalah
penguatan mode terbuka tak terhingga (AoL= ~), maksimal tegangan puncak keluaran op-amp
penguatan mode tertutup (Buffer= AcL) = 1, dapat hasilkan sebelum tegangan terpotong.
impedansi masukan tak terhingga (RIN= ~Ω), Tegangan ini tergantung tegangan kerja op-amp
impedansi keluaran hampir sama 0 (Ro≈ 0Ω), (VDD atau VSS), pada gambar 9 rangkaian uji
Lebar pita penguatan (GBW=~), besar Vout = tegangan swing keluaran op-amp.
AV(V+-V-), dengan Av digunakan disain pada
penguatan mode terbuka (AoL). Gambar 3
rangkaian uji AoL dan Phase margin dan gambar
7 hasil pengukuran nilai AoL dan PM.

Gambar 9. Rangkaian Uji Tegangan Swing


OP-AMP.
2I D 7
Gambar 6. Rangkaian Uji Karakteristik AoL dan VOUT   VDSAT 7   90%.VSS
PM 7
(7)
2I D 7
VOUT   VDSAT 6   90%.VDD
6
(8)

Slew rate (SR) adalah maksimal


kemiringan (slope) tegangan keluaran op-amp,
hal ini menentukan kestabilan op-amp untuk
Gambar 7. Grafik Gain AoL dan PM. masukan bentuk gelombang kotak. Pada gambar
10 adalah rangkaian uji slew rate.
Di mana ,
gds = parameter transconductance drain to
source
λ = parameter chanel length modulation

4. Disain Op-amp Dua Stage .


Gambar 10.
(a) Rangkaian Uji Slew Rate Dalam mendesain op-amp OTA dua
(b) Keluaran OP-AMP stage pada gambar 9 dapat dimulai langkah
Fungsi cermin arus sebagai sumber arus disain sebagai berikut:
bias bagi komponen MOS untuk pengendali atau  Menentukan besar tansconductance gm1,2
penggerak atau juga dapat sebagai cermin arus dengan asumsi GBW = 600MHz agar dapat
sumber dengan arus kendali, misal Iref = Iout, menjangkau periode sampling dan
pada gambar 11. multiplying.
gm2  GBW *2 * Cc , Cc= 0,25 pF
dan CL = 1,15 pF
gm2  952, 47 A / V
Dimana gm2=gm1 sehingga arus drain yang
melewati kedua komponen M1 dan M2
adalah sama, ID1=ID2 = ISS/2.
.
 Sekarang untuk menentukan ukuran M3,M4
dan M5 menggunakan input CMR dengan
transistor berada pada daerah saturasi
VDS>VGS-VTH
Gambar 11. Rangkaian Cermin Arus. Dimana ID3 = ID4 =
Kp W
40µA  (VGS 3,4  VTHP )2
IG  0 , I D1  I ref , I D 2  I D1 , 2 2L
IOut  I ref (11) W
( )3, 4  6,4
Ix  Vx  gmVx , V 1  Vx , L
Jadi L3,4=0,35µm maka W3,4= 2,2µm
Ix  Iref (12)
Jika ukuran M1 sama dengan M2 maka  Untuk mencari lebar W dengan
 W 2   W1  menggunakan VGS5=VGS7 dengan
IOut  I ref , cer min_ arus  jika     
 L2   L1  (13) ID7=ID6=224µA dapat dilakukan perhitungan
kembali;
Jika ukuran M1 tidak sama dengan M2 maka
W
I Out  I ref
W 2 L2 Jadi ( )7  147  L7=0,35µm maka
W 1 L1 L
(14) W7= 51µm ID7=ID6=224µA
Pada gambar 2. Op-amp 2 stage Dan ukuran M6 dimana
transconductance dapat dianalisa sebagai berikut: (VGS  VTHP )6  (VGS  VTHP )4  0,6
Penguatan stage 1
27V
gm1, 2 2 gm1, 2
AV 1   Kp W
gds 2  gds 4 Iss   2   4  ID6  (VGS 6  VTHP )2 Jadi
(15) 2 2L
Penguatan Stage 2 W
gm6 gm6 ( )6  35,6  L6=0,35µm W6= 12,5µm
AV 2   L
gds6  gds7 I D6   6   7 
(16)
simulasi dihasilkan nilai yang berbeda dengan
perhitungan manual hal ini karena ;
 Konstanta dari MOS pada teknologi AMS
adalah variabel (Kn = 155µA/V s/d 195
µA/V dan Kp = 50 µA/V s/d 70 µA/V ),
dan digunakan dalam perhitungan Kn =
189 µA/V dan Kp = 64 µA/V, sehingga
diperlukan eksperimen simulasi.
 Tegangan threshold dari MOS juga
variabel (VTHn = 0,4V s/d 0,64V dan
Gambar 12. Rangkaian OP-AMP OTA VTHp = -0,53V s/d 0,77V). dan
Dua Stage digunakan VTHn = 0,46V dan VTHp =-
M8 sebagai cermin arus maka besar ukuran 0,68V.
Tabel 1. Hasil Perubahan Nilai W/L Pada OP-
W W I
( )8  ( )5 x ref  W8=0,9µm Amp OTA.
L L I D5 No Keterangan
Simulasi Simulasi
Iref = 4µA sehingga besar ukuran M9 dan M10 Pertama Kedua
= L=10µm, W= 0,6µm 1 M1 42/0,35 42/0,7
2 M2 42/0,35 42/0,7
 Besar penguatan terbuka (AoL) dimana 3 M3 2,2/0,35 2,2/0,35
4 M4 2,2/0.35 2,2/0.35
N  0,05V ,, P  0,15V
1 1
5 M5 9/0,35 9,18/0,35
AV = 2489,67V/V. Atau 67,9dB 6 M6 12,5/0,35 18,94/0,35
Besar fase margin (PM) = 90o- 7 M7 51/0,35 51,52/0,35
gm6 8 M8 0,9/0,35 9/0,35
arctan( ) = 76o
2 fuCL 9 M9 0,6/10 0,6/10
10 M10 0,6/10 0,6/10
16 kT nV
Noise = Sn( f )  ≈ 5 11 Cc 0,25pF 0,275pF
3 gm1, 2 Hz 12 AoL 58dB 62,6dB
13 GBW 160,7MHz 800MHz
Untuk menguji keluaran tegangan offset 14 SR 289,86 V/µS 130,34V/µS
(Vos) = 0V digunakan parameter 15 PM 59,2o 40o
perbandingan M6/M4=2M7/M4; +2,51V dan +2,68V dan
16 CMR
-3V -2,85V
W6 W7 12,5 51
+3V dan - +2,89V dan
17 OS
L6  L7  0,35  0,35  3.29V -3,11V
W4 W5 2, 2 9 18 Pd 1.9859mW 1,6136mW
19 Vos -8,9043mV 0,3mV
L4 L5 0,35 0,35
20 Iss 40µA 35,75µA
5,68=5,67 (perbandingan mendekati sama)
Dengan melakukan analisa terhadap perubahan
5. Hasil Simulasi Penguat Operasional pada nilai W/L didapatkan perbaikan parameter
Transconductance (OTA). dari op-amp yang diinginkan, dengan
Simulasi yang dilakukan terhadap menggunakan konstanta Kn = 175µA/V dan Kp
disain rangkaian op-amp 2 stage (OTA) dengan = 60 µA/V, tegangan treshold VTHn = 0,52V
menggunakan perangkat lunak simulasi mentor dan VTHp= +0,65V dari perhitungan parameter
graphic dengan teknologi AMS 0,35µm CMOS AMS 0,35µm. Disain op-amp OTA [Eri.P,2005]
proses. Simulasi dititikberatkan pada menggunakan topologi NMOS untuk rangkaian
karakteristik op-amp yang diaplikasikan ke differensial, dan buffer menggunakan NMOS
dalam ADC pipeline. dengan beban aktif PMOS, dalam penelitian ini
Nilai parameter yang tercantum pada menggunakan topologi PMOS (M1,2) sebagai
tabel 1 merupakan hasil simulasi op-amp OTA rangkaian differensial dan PMOS (M6) sebagai
dua stage. Simulasi pertama merupakan simulasi penyangga dengan NMOS (M7) sebagai beban
dari perhitungan manual, pada saat dilakukan aktif, hal ini didasarkan untuk meningkatkan
kapasitansi beban menjadi CL= 3,4pF untuk
menjaga kestabilan frekuensi GBW dengan [3] Cheongyuen B.T ,” Digitally Calibrated
beban yang fluktuatif (dari Stage selanjutnya). Analog-to-Digital Converters in Deep Sub-
micron CMOS,” No.67 UCB/EECS, 22
May 2008

[4] Eri Prasetyo, Dominique Ginhac and M.


Paindavoine, 2005 ,”Principles of CMOS
Sensors Dedicated to Face Tracking and
Recognition”, In IEEE CAMP05
International Workshop on Computer
Architecture for Machine Perception.
Gambar 13. Hasil Simulasi Kedua Penguatan [5] J. Shim, I. Park, dan B. Kim “ A third Order
AoL dan PM OP-AMP. ∑∆ modulator in 0.18 um CMOS with
calibrated mixed-mode integrators,” IEEE J.
Solid State Circuits vol 40. April 2005

[6] Lisha Li, 2007, ”High Gain Low Power


Operational Amplifier Design and
Compesation Techniques,” A dissertation,
6. Kesimpulan Brigham Young University
Perubahan nilai parameter W/L dengan [7] M. Keskin, Un-Ku Moon, dan G. C. Temes,
mengacu pada perhitungan W/L simulasi ke dua “A 1-V 10-MHz clock-rate 13-bit CMOS Σ
(hasil akhir) dengan Kn=175µA/V dan Kp Δ modulator using unity-gain-reset
=60µA/V, terjadi perbedaan dengan hasil opamps,” IEEE Journal of Solid-State
simulasi pertama sebesar 4,6 dB (hasil ini bila Circuits, vol. 37, no. 7, pp. 817-824, July
dibandingkan dengan simulasi pertama untuk 2002.
penguatan terbuka sesuai dengan syarat op-amp
untuk aplikasi ADC Sigma-Delta (∑∆) ). Hasil [8] Seung-Chul Lee, Young-Deuk Jeon, and
simulasi ke dua menunjukkan perbaikan Jong-Kee Kwon,”A 9-Bit 80-MS/s CMOS
penguatan mode terbuka (AoL) op-amp menjadi Pipelined Folding A/D Converter with an
62,6dB dan frekuensi unity menjadi 800MHz Offset Canceling Technique,” ETRI Journal,
dengan fase margin (PM) sebesar 400 dari 1800 Volume 29, Number 3, June 2007
– 1400. Besar frekuensi penguatan 2V/V adalah
400MHz dengan nilai tersebut masih di atas [9] Shankar T, Abul Bashar M, dan Bahar Jalali
frekuensi clock saklar kapasitor (SC). F, “Sigma Delta Modulator with Hybrid
Integrator (Over Sampling ∑∆ Class)” 2007
7. Daftar Pustaka
[10] T. Salo, T. Hollman, S. Lindfors, dan K.
[1] Anonim, 2008, ” Parameter Ruler Design
Halonen, “A dual mode 80MHz bandpass
CMOS AMS 0,35um,” Mentor Graphics
delta-sigma modulator for a GSM/WCDMA
Corporation.
IF-receiver,” IEEE Solid-State Circuits
http ://www.mentor.com/ams.html.
Conference, vol.1, pp. 218-221, Feb. 2002.
[2] B.-S. Song, La Jolla, and Gilman,” Design
CMOS Analog-to-Digital Converter,” .[11] Xin Jiang, Sanghyun Seo and Yumin Lu,
ECE264C, International WorkShop in 2003 ,”A CMOS Single Stage Fully
University of California, San Diego,2007 Differential OP-Amp with 120 dB DC
Gain,” EECS 413 Fall University of
Michigan.
[3] Boaz Shem-Tov, Mücahit Kozak, and Eby G.
Friedman,” A High-Speed CMOS OP-AMP
Design Technique Using Negative Miller
Capacitance.” 0-7803-8715-5/04,2004
IEEE.

Anda mungkin juga menyukai