A. Latar Belakang
Drainase yang berasal dari kata kerja 'to drain' yang berarti mengeringkan
atau mengalirkan air, adalah terminologi yang digunakan untuk menyatakan
sistem-sistem yang berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan air, baik
diatas maupun dibawah permukaan tanah.
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah
tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia.
Drainase perkotaan adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi kota
dan daerah perkotaan (urban) yang berfungsi untuk mengendalikan atau
meringankan kelebihan air permukaan didaerah pemukiman yang berasal dari
hujan lokal, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfat
bagi kehidupan manusia.
Semua hal yang menyangkut kelebihan air yang berada di kawasan kota
sudah pasti dapat menimbulkan permasalahan drainase yang cukup komplek.
Dengan semakin kompleknya permasalahan drainase di perkotaan, maka di dalam
perencanaan dan pembangunan bangunan air untuk drainase perkotaan,
keberhasilannya tergantung pada kemampuan masing-masing perencana. Dengan
demikian di dalam proses pekerjaan memerlukan kerjasama dengan beberapa ahli
di bidang lain yang terkait.
BAB II
LANDASAN TEORI
a. Pengertian Drainase
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah
tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat manusia. Dalam
bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah atau
gorong – gorong dibawah tanah. Drainase berperan penting untuk mengatur
suplai air demi pencegahan banjir.
Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau
mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan
air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara
optimal.
Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah
dalam kaitannya dengan sanitasi.(Dr. Ir. Suripin, M.Eng.2004)
Sedangkan pengertian tentang drainase kota pada dasarnya telah diatur
dalam SK menteri PU No. 233 tahun 1987. Menurut SK tersebut, yang
dimaksud drainase kota adalah jaringan pembuangan air yang berfungsi
mengeringkan bagian-bagian wilayah administrasi kota dan daerah urban dari
genangan air, baik dari hujan lokal maupun luapan sungai melintas di dalam
kota.
b. Sistem Drainase
Sistem Jaringan Drainase Sistem jaringan drainase perkotaan umumnya
dibagi atas 2 bagian, yaitu :
a) Sistem Drainase Mayor
Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung
dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area).
Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran
pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini
menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase
primer, kanalkanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini
umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan
pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan
sistem drainase ini.
b) Sistem Drainase Mikro
Sistem drainase mekro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap
drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan.
Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran
di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-
gorong, saluran drainase kota 7 dan lain sebagainya dimana debit air yang
dapat ditampungnya tidak terlalu besar. Pada umumnya drainase mikro ini
direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung
pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman
lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro.
c. Tujuan Drainase
Drainase memiliki beberapa tujuan antara lain sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kesehatan lingkungan permukiman.
2. Pengendalian kelebihan air permukaan dapat dilakukan secara aman,
lancer dan efisien serta sejauh mungkin dapat mendukung kelestarian
lingkungan.
3. Dapat mengurangi/menghilangkan genangan-genangan air yang
menyebabkan bersarangnya nyamuk malaria dan penyakit-penyakit lain,
seperti: demam berdarah, disentri serta penyakit lain yang disebabkan
kurang sehatnya lingkungan permukiman.
4. Untuk memperpanjang umur ekonomis sarana-sarana fisik antara lain :
jalan, kawasan permukiman, kawasan perdagangan dari kerusakan serta
gangguan kegiatan akibat tidak berfungsinya sarana drainase.
d. Jenis-jenis Drainase
1. Menurut Cara Terbentuknya
a. Drainase Alamiah (Natural Drainage)
Terbentuk secara alami, tidak ada unsur campur tangan manusia serta
tidak terdapat bangunan-bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-
gorong dan lain-lain.
b. Drainase Buatan (Artificial Drainage)
Dibentuk berdasarkan analisis ilmu drainasi, untuk menentukan debit
akibat hujan, kecepatan resapan air dalam tanah dan dimensi saluran serta
memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan
batu/beton,gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.
2. Menurut Letak Saluran
a. Drainase Muka Tanah (Surface Drainage)
Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi
mengalirkan air limpasan permukaan.
b. Drainase Bawah Tanah (Sub Surface Drainage)
Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan
permukaan melalui media di bawah permukaan tanah (pipa-pipa),
dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan itu antara lain : tuntutan artistik,
tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran
di permukaan tanah seperti lapangan sepakbola, lapangan terbang, taman
dan lain-lain.
3. Menurut Fungsi
a. Single Purpose
Saluran berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan saja, misalnya
airhujan atau jenis air buangan lain seperti air limbah domestik, air limbah
industry dan lain-lain.
b. Multy Purpose
Saluran berfungsi mengalirkan beberapa jenis buangan, baik secara
bercampur maupun bergantian.
4. Menurut Konstruksi
a. Saluran Terbuka
Saluran untuk air hujan yang terletak di area yang cukup luas.Juga
untuk saluran air non hujan yang tidak mengganggu kesehatan lingkungan.
b. Saluran Tertutup
Saluran air untuk air kotor yang mengganggu kesehatan lingkungan.
Juga untuk saluran dalam kota.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada makalah ini membahas mengenai jaringan saluran drainase pola grid iron.
Pola grid iron merupakan pola jaringan drainase di mana sungai terletak di
pinggiran kota, sehingga saluran-saluran cabangdikumpulkan dulu pada saluran
pengumpul kemudian dialirkan pada sungai.
Jaringan drainase perkotaan meliputi saluran alur air baik alur alam maupun buatan
yang hulunya terletak di kota dan bermuara pada sungai yang melewati kota atau
sungai di pinggir kota yang pada akhirnya ke laut.
Drainase perkotaan melayani pembuangan berlebihan air pada suatu kota dengan
cara mengalirkan melalui permukaan tanah (surface drainage) atau lewat bawah
permukaan tanah (subsurface drainage), lalu di kumpul di satu titik dan dialirkan
ke saluran utama untuk dibuang ke sungai, danau, atau ke laut.
Kelebihan air tersebut dapat berupa air hujan, air limbah domestik ataupun air
limbah industri.
Dalam perencanaan estimasi mengenai total aliran air buangan di bagi dalam 3 hal:
b. Fungsi Jaringan
Pada sistem pengumpulan air buangan, yang diperhatikan ada 2 macam air
buangan : yaitu air hujan dan air kotor (bekas). Ada 3 cara atau 3 sistem
pembuangan, yaitu:
Air kotor ataupun air hujan dilayani oleh sistem saluran masing-masing secara
terpisah. Pemilihan sistem ini didasarkan oleh beberapa pertimbangan yaitu,
antara lain :
b. Kualitas yang jauh berbeda antara air buangan dan air hujan
c. Air buangan memerlukan pengolahan terlebih dahulu sedangkan ait huajn
tidak perlu dan harus secepatnya dibuang ke sungai terdekat dari daerah
yang ditinjau.
Keuntungan:
3. Pada instansi pengolahan air buangan tidak ada tambahan beban kapasitas
(karena penambahan air hujan misalnya)
4. Pada sistem ini untuk saluran air buangan bisa direncanakan pembilasan
sendiri, baik pada musim kemarau maupun pada musim hujan.
Air kotor dan air hujan disalurkan melalui satu saluran yang sama. Saluran
ini harus tertutup.
Keuntungan
Kerugian : Diperlukan areal yang luas untuk penempatan instalasi tambahan guna
keperluan penanggulangan di saat-saat tertentu.
Sistem Kombinasi adalah merupakan perpaduan antara saluran air buangan dan
saluran air hujan, dimana pada waktu musim hujan air buangan maupun air hujan
bercampur dalam satu saluran dan fungsi air hujan adalah sebagai pengencer dan
pengelontor. Kedua saluran ini tidak bersatu, tetapi dihubungkan dengan sistem
perpipaan interceptor.
1) Perbedaan yang besar antara kuantitas air buangan dan kuantitas air hujan
pada daerah pelayanan.
2) Umumnya banyak kota yang dilalui sungai-sungai, dimana air hujan dapat
secepatnya dibuang ke sungai tersebut.
3) Periode musim hujan dan musim kemarau yang lama dan fluktuasi air hujan
yang tidak tetap.
kota dimana dari titik-titik pengumpul membawa air buangan menuju satu
arah yaitu ke saluran utama dan dari saluran utama kemudian di alirkan ke
sungai atau laut. Kelemahan dari saluran ini jika saat intensitas hujan atau
air buangan ada tambahan beban kapasitas (karena penambahan air hujan
buangan relative kecil sehingga dapat disatukan , Air kotor dan air hujan
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/6748/7.%20
BAB%20III%20%20LANDASAN%20TEORI.pdf?sequence=7&isAllow
ed=y
http://malvinvtarigan.blogspot.co.id/2010/04/defenisi-drainase-
secara-umum.html