MACAM-MACAM AKHLAK
KELOMPOK 1
GILANG ZAINUL IRVAN (20150110045)
KARTIKA WULANDARY (20150110047)
M. RISKY (20150110044)
NUR ALAM (20150110043)
RENITA HUSNA (20150110046)
SOFYAN (20150110043)
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELAS A 2015
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Agama Islam 1 ini. Kami
berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan bagi kita semua tentang
macam-macam akhlak yang sangat penting untuk karakter putera puteri bangsa Indonesia.
Kami juga berterimakasih kepada Bapak Miftakhul haq, M.Si. selaku dosen pembimbing
dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam 1 yang telah memberi tugas makalah ini kepada
kami.
Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami minta maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan makalah ini dan kami sangat mengharapakan masukan, kritik dan
saran demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri
dan pihak lain yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................
C. Tujuan .................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Mahmudah dan Akhlak Mazmumah ....................................
12
12
14
BAB 3 PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................................................
15
15
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ada dua pendekatan untuk mendefenisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik
(kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan). Kata Akhlak berasal dari
bahasa arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian
dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya
dengan khaliq yang berarti pencipta; demikian pula dengan akhluqun yang
berarti yang diciptakan.
Secara epistemologi atau istilah akhlak bisa diartikan berbagai perspektif sesuai
dengan para ahli tasawuf diantaranya :
1. Ibnu Maskawaih memberikan definisi sebagai berikut:
Artinya:
Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatanperbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu).
2. Imam Al-Ghozali mengemukakan definisi Akhlak sebagai berikut:
Artinya:
Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul
perbuatan-perbuatan
dengan
mudah,
dengan
tidak
memertrlukan
Artinya:
Sementara orang membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak ialah
kehendak yang dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan
sesuatu, maka kebiasaan itu dinakamakan akhlak.
Makna kata kehendak dan kata kebiasaan dalam penyataan tersebut dapat
diartikan bahwa kehendak adalah ketentuan dari beberapa keinginan manusia setelah
bimbang, sedang kebiasaan ialah perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah
melakukannya. Masing-masing dari kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan,
dan gabungan dari kekuatan dari kekuatan yang besar inilah dinamakan Akhlak.
Sekalipun ketiga definisi akhlak diatas berbeda kata-katanya, tetapi sebenarnya
tidak berjauhan maksudnya, Bahkan berdekatan artinya satu dengan yang lain.
Sehingga Prof. Kh. Farid Maruf membuat kesimpulan tentang definisi akhlak ini
sebagai berikut:
Kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena
kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
Akhlak yang baik adalah segala tingkah laku yang terpuji (mahmudah) juga bisa
dinamakan fadhilah (kelebihan). Al-Ghazali menggunkan perkataan munjiyat yang
berarti segala sesuatu yang memberikan kemenangan atau kejayaan. Akhlak yang baik
dilahirkan oleh sifat-sifat yang baik. Sebagai contoh, dalam berusaha manusia harus
menunjukan tingkah laku yang baik, tidak bermalas-malasan, tidak menunggu tetapi
segera mengambil keputusan. Dalam mencari rizki juga demikian, harus menunjukan
akhlak yang baik. Di samping akhlak terpuji (mahmudah) ada juga akhlak tercela
(mazmumah), yaitu segala tingkah laku yang tidak terpuji.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang pengertian akhlak mahmudah dan
akhlak mazmumah sertah macam-macamnya, akan dibahas dan dijelaskan pada
pembahasan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
BAB 2
PEMBAHASAN
Rusak atau tudak baik, jahat, tidak menyenangkan, tidak elok, jelek.
b.
c.
Segala yang tercela, lawan baik, lawan pantas, lawan bagus, perbuatan yang
bertentangan dengan norma-norma atau agama, adat istiadat, dan
masyarakat yang berlaku.
B.
Bersifat baik
b.
Bersifat benar
Benar ialah memberitahukan (menyatakan) sesuatu yang sesuai dengan
apa-apa yang terjadi.
c.
Bersifat amanah
Amanah ialah kesetiaan, ketulusan hati, kepercayaan atau kejujuran.
d.
Bersifat adil
Sesuatu bisa dikatakan adil apabila seseorang mengambil haknya dengan
cara yang benar atau memerikan hak orang lain tanpa mengurangi haknya.
e.
f.
Bersifat hormat
Hormat (al-iqtishad) ialah mengguanakan segala sesuatu yang tersedia
berupa harta benda, waktu, dan tenaga menurut ukuran keperluan.
Mengambil jalan tengah, tidak kurang dan tidak berlebihan.
g.
Bersifat berani
Berani bukanlah semata-mata berani berkelahi di medan laga, melainkan
suatu sikap mental seseorang, dapat menguasai jiwanya dan berbuat
menurut semestinya.
h.
Bersifat kuat
Kuat termasuk dalam rangkaian fadhilah akhlakul karimah yaitu kekuatan
pribadi manusia yang meliputi kekuatan fisik dan jasmani, kekuatan jiwa
dan akal.
i.
Bersifat malu
Malu adalah malu terhadap Allah dan malu kepada dirinya sendiri apabila
melanggar peraturan-peraturan Allah.
j.
k.
Menepati janji
Janji ialah suatu ketetapan yang dibuat dan disepakati oleh seseorang untuk
orang lain atau dirinya sendiri untuk dilaksanakan sesuatu ketetapannya.
Sifat dengki
Dengki menurut bahasa (etmologi) berarti menaruh perasaan marah karena
sesuatu yang amat sangat kepada kekurangan orng lain.
b.
c.
Sifat angkuh
Sombong yaitu menganggap dirinya lebih dari orang lain sehingga ia
berusaha menutupi dan tidak mau mengakui kekurangan dirinya, selalu
merasa lebih besar, lebih kaya, lebih pintar, lebih dihormati, dan lebih
beruntung dari yang lainnya.
d.
Sifat riya
Riya yaitu berbuat amal karena didasarkan ingin mendapat pujian dari
orang lain, agar dipercayai orang lain, agar ia dicintai orang lain, karena
ingin dilihat orang lain.
C. Kriteria Akhlak
1. Akhlak kepada Allah
Beberapa akhlak yang sudah menjadi kewajiban bagi kita sebagai mahluk kepada
kholiq-Nya, diantaranya:
a.
b.
Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan
kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada
Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
c.
Berdoa kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Doa
merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan
dan penerapan akhlak dalam Kehidupan.
d.
Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan
menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
e.
Seorang muslim harus menjaga akhlaknya terhadap Allah swt, tidak mengotorinya
dengan perbuatan syirik kepada-Nya. Sahabat Ismail bin Umayah pernah meminta
nasihat kepada Rasulullah saw, lalu Rasulyllah memberinya nasihat singkat dengan
mengingatkan, Janganlah kamu menjadi manusia musyrik, menyekutukan Allah
swt dengan sesuatupun, meski kamu harus menerima resiko kematian dengan cara
dibakar hidup-hidup atau tubuh kamu dibelah menjadi dua. (HR. Ibnu Majah).
Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari
pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar
diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika
ditimpa musibah.
b.
Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak
bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan
perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan
Alhamdulillah, sedangkan syukur dengan perbuatan dilakukan dengan
menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan aturan-Nya.
c.
Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya,
orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan
jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan
tidak menyenangkan orang lain.
itu kasih sayang harus menjadi muatan utama dalam komunikasisemua pihak
dalam keluarga.
Dari komunikasi semacam itu akan lahir saling keterikatan
batin,keakraban,
dan
keterbukaan
di
antara
anggota
keluarga
dan
2. Menyebarkan salam
Rasulullah SAW bersabda :
Kalian tidak masuk surga sehingga kalian beriman, dan
kalian tidak beriman sehingga kalian saling mencintai. Maukah
kuberitahukan sesuatu kepada kalian, jika mengerjakannya kalian
saling mencintai ? Sebarkanlah salam. (HR. Muslim)
3.
6.
10
b.
. Sesungguhnya para utusan (duta) itu tidak boleh dibunuh
[Hadits Riwayat Abu Dawud]
Maksudnya adalah, para utusan yang dikirim oleh orang-orang kafir
sebagai duta dan penghubung antara kaum muslimin dengan kaum kafir.
Keadilan dan kasih sayang Islam tidak memperbolehkan untuk membunuh
dan menyakiti mereka. Karena, dalam Islam terdapat ajaran (agar menjaga
dan mentaati) perjanjian dan ikatan janji. Ini diantara gambaran cara
bergaul tingkat tinggi dari kaum muslimin, atau dari agama Islam, atau dari
Nabi Islam kepada orang-orang kafir, non Islam.
11
Ikhlas
Kata ikhlas mempunyai beberapa pengertian. Menurut al-Qurtubi,
ikhlas pada dasarnya berarti memurnikan perbuatan dari pengaruhpengaruh makhluk. Abu Al-Qasim Al-Qusyairi mengemukakan arti ikhlas
dengan menampilkan sebuah riwayat dari Nabi Saw, Aku pernah bertanya
kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril berkata, Aku telah menanyakan hal
itu kepada Allah, lalu Allah berfirman, (Ikhlas) adalah salah satu dari
12
rahasiaku yang Aku berikan ke dalam hati orang-orang yang kucintai dari
kalangan hamba-hamba-Ku.
b.
Amanah
Secara bahasa amanah bermakna al-wafa (memenuhi) dan wadiah
(titipan) sedangkan secara definisi amanah berarti memenuhi apa yang
dititipkankan kepadanya. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT:
Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk mengembalikan titipantitipan kepada yang memilikinya, dan jika menghukumi diantara manusia
agar menghukumi dengan adil (QS 4:58).
c.
Adil
Adil berarti menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya. Adil
juga tidak lain ialah berupa perbuatan yang tidak berat sebelah. Para Ulama
menempatkan adil kepada beberapa peringkat, yaitu adil terhadap diri
sendiri, bawahan, atasan/ pimpinan dan sesama saudara.
d.
Bersyukur
Syukur menurut kamus Al-mujamu al-wasith adalah mengakui
adanya kenikmatan dan menampakkannya serta memuji (atas) pemberian
nikmat tersebut.Sedangkan makna syukur secara syari adalah :
Menggunakan nikmat AllahSWT dalam (ruang lingkup) hal-hal yang
dicintainya. Lawannya syukur adalah kufur.Yaitu dengan cara tidak
memanfaatkan nikmat tersebut, atau menggunakannya pada hal-hal yang
dibenci oleh Allah SWT.
e.
f.
Malu
Malu adalah akhlak (perangai) yang mendorong seseorang untuk
meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk dan tercela, sehingga
mampu menghalangi seseorang dari melakukan dosa dan maksiat serta
mencegah sikap melalaikan hak orang lain.
13
g.
jujur
Jujur dapat diartikan bisa menjaga amanah. Jujur merupakan salah
satu sifat manusia yang mulia, orang yang memiliki sifat jujur biasanya
dapat mendapat kepercayaan dari orang lain. Sifat jujur merupakan salah
satu rahasia diri seseorang untuk menarik kepercayaan umum karena orang
yang jujur senantiasa berusaha untuk menjaga amanah. Amanah adalah
ibarat barang titipan yang harus dijaga dan dirawat dengan sungguhsungguh dan penuh tanggung jawab. Berhasil atau tidaknya suatu amanat
sangat tergantung pada kejujuran orang yang memegang amanat tersebut.
Sombong
Sombong atau istilah bahasa Arabnya Al-Bathar, dalam kamus Lisan Al
Arab dikatakan, bahwa arti dari kata Bathar sama dengan Tabakhtur
(takabur). Dan ada juga yang mengatakan arti sombong di kala mendapat
nikmat atau sombong karena kaya. Orang yang sombong berarti tidak
mensyukuri nikmat yang dianugerahkan kepadanya.
b.
c.
d.
Pembenci, Yaitu sifat yang kurang bisa memaafkan kesalahn orang lain
e.
14
BAB 3
PENUTUP
A. Simpulan
Akhlakul karimah adalah tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda
kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Di antaranya yaitu ikhlas, sabar,
istiqamah, dll.
Akhalak mazmumah ialah perangai atau tingkah laku yang tercermin pada diri manusia
yang cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang lain. Di
antaranya yaitu sombong, iri hati, suudhon, dll.
B.
15