Anda di halaman 1dari 11

1

MAKALAH
KEPERAWATAN HIV/AIDS

“ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN HIV/AIDS”

Di susun oleh :

KELOMPOK 3

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
2

NAMA KELOMPOK :
1. Dwi Hadisantoso ( 1614201110072)
2. Desy Iriyanti ( 1614201110070)
3. Emy Pratama ( 1614201110074)
4. Eva herlina ( 1614201110075)
5. Farihah Febia ( 1614201110076)
6. Muhammad Fikri Khairani ( 1614201110093)
7. Muhammad Norhidayat ( 1614201110094)
8. Nor Aimah ( 1614201110100)
9. Nurul Islamy ( 1614201110104)
10. Nurul Jannah ( 1614201110105)
11. Siti munawarah ( 1614201110115)
12. Sofyan Amin Syamsurya ( 1614201110116)
13. Sri Wahyuna ( 1614201110117)
14. Widya Febriana ( 1614201110119)
3

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT , karena atas berkat
rahmat dan kasihnya ,Sehinggga penyusun akhirnya dapat menyelesaikan makalah tentang
“Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan HIV/AIDS”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan HIV/AIDS.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu ditambahkan pada
tugas makalah ini , Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, oleh karena itu kritik dan saran
sangat penulis harapkan dari para pembaca.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan makalah ini dan besar harapan penyusun, semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan tentang masalah kesehatan dan
semoga makalah ini sedikitnya dapat memberikan sumbangan ilmu yang dapat bermanfaat
khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi para pembaca. Semoga makalah yang di
sajikan ini dapat sesuai dengan indikator yang di harapkan..

Semoga Ridha Allah senantiasa bersama kita. Amin Ya Rabbil Alamin.

Banjarmasin, 30 Maret 2018

Penyususn
4

ASKEP

Asuhan Keperawatan ibu hamil dengan HIV / AIDS

A. Pengkajian
a. Identitas ibu hamil
b. Keluhan utama
Keluhan yang paling sering terjadi pada pasien hamil dengan HIV / AIDS adalah selain
keluhan sehubungan dengan kehamilannya ibu juga mengeluh berbagai masalah sesuai
dengan stadium
1) Stadium Klinis 1
a. Asimtomatis
b. Limpa denopati persistent generalisata
c. Penampilan atau aktivitas fisik skala 1: asimtomatis, aktivitas normal.
2) Stadium Klinis 2
a) Penurunan berat badan 10% dari berat badan sebelumnya
b) Manisfestasi mukokutaneus minor (dermatitis seborhhoic, prurigo, infeksi jamur pada
kuku, ulserasi mukosa oral berulang, cheilitis agularis ).
c) Herpes zoster, dalam 5 tahun terakhir
d) Infeksi berulang pada saluran pernapasan atas (misalnya sinusitis bacterial)
3) Stadium klinis 3
a. Penurunan berat badan >10%
b. Diare kronis dengan penyebab tidak jelas >1 bulan
c. Demam dengan sebab yang tidak jelas >1 bulan
d. Kandidiasis oris
e. Oral hairy leukoplakia
f. TB pulmoner dalam 1 tahun terakhir
g. Infeksi bacterial berat misalnya pneumonia, piomiositis.
4) Stadium klinis 4
a. HIV wasting syndrome, sesuai yang di tetapkan CDC
b. PCP (pneumocystis carinii pneumonia)
c. Cryptococcosis ekstrapulmoner
d. Infeksi virus sitomegali
e. Infeksi herper simpleks >1 bulan
f. Berbagai infeksi jamur berat
g. Kandidiasis esophagus, trachea atau bronkus
5

h. Mikobakteriosis atypical
i. Salmonlosis non tifoid disertai setikemia
j. TB, ekstrapulmoner
k. Limfoma maligna
l. Sarcoma kaposis
m. Ensefalopati HIV
c. Riwayat obstreti
1. Riwayat menstruasi
Fluor albus : banyak, gatal, berbau, warna hijau. Pada ibu dengan HIV mudah terkena
infeksi jamur yang bila mengenai organ genetal bisa menyebabkan keputihan.
2. Riwayat obstetric lalu
Kehamilan yang lalu terinfeksi HIV, ibu dapat bersalin dengan SC
3. Riwayat kehamilan sekarang
Keluhan pada trimester I,II atau III pada ibu hamil dengan HIV seperti keluhan ibu
hamil normal terkadang dijumpai keluhan berdasarkan stadium HIV / AIDS
Trimester I : chloasma gravidarum, mual dan muntah (akan hilang pada kehamilan
12-14 minggu ) sering kencing, pusing, ngidam, obstipasi.
Trimester II : body image dan nafsu makan bertambah
Trimester III : sering kencing, obstipasi, sesak nafas (bila tidur terlentang) sakit
punggung, edema, varises
d. Riwayat perkawinan
Hamil dengan HIV biasanya ibu atau suami menikah lebih dari satu kali atau mempunyai
banyak pasangan.
e. Riwayat kesehatan ibu
Pada ibu dengan HIV biasnya penyakit yang diderita beragam, antara lain : demam,
faringitis, limfadenopati, artalgia, myalgia, letargi, malaise, nyeri kepala, mual, muntah,
diare, anoreksia, penurunan berat badan, dapat juga menimbulkan kelainan saraf seperti
meningitis, ensefaliitis neuropati perifer dan mielopati. Gejala-gejala dermatologi yaitu
ruam makropapulereritematosa dan ulkus makokutan
f. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit HIV dapat diturunkan oleh orang tua ataupun ditularkan oleh suami penderita.
g. Pola fungsional kesehatan
a) Pola nutrisi
Pada pasien HIV pola makan harus dijaga untuk menghindari terjadinya infeksi
oportinistik. Wanita dewasa memerlukan 2.500 kalori/hari, jumlah tambahan kalori
6

yang dibutuhkan pada ibu hamil adalah 300 kalori/hari dengan komposisi menu
seimbang. Pada pasien HIV yang mengalami ulserasi mukosa oral terjadi gangguan
pemenuhan nutrisi karena ketidaknyamanan/sakit saat makan
b) Pola eliminasi
BAK dalam batas normal
BAB teratus setiap hari 1x
Pada stadium HIV lanjut (stadium III dan IV ) ibu dapat mengalami diare akut
c) Pola istirahat
Pada stadium lanjut HIV ibu membutuhkan istirahat selalu berada di tempat tidur
>50%/hari dalam bulan terakhir
d) Pola aktivitas
Stadium 1 : penampilan atau aktivitas fisik skala 1 : asimtomatis, aktivitas normal.
Stadium 2 : dengan atau penampilan aktivitas fisik skala 2 : simtomatis, aktivitas
normal
Stadium 3 : dengan atau penampilan/ aktivitas fisik skala 3 : lemah, berada di tempat
tidur <50%/hari dalam bulan terakhir.
Stadium 4 : dengan atau penampilan/aktivitas fisik skala 4 : sangat lemah, selalu
berada di tempat tidur >50%/hari dalam bulan terakhir .
e) Aktivitas seksual
Seberapa sering aktivitas sex yang dilakukan ibu dari suami sebelum dan selama
kehamilan. Mungkin ditemukan adanya penurunan aktivitas seksual utamanya pada
mereka yang sudah dikarenakan kondom dapat mencegah penularan HIV.
f) Pola kebiasaan
 Merokok
 Minum alcohol
 Mengkonsumsi narkoba : pemakaian narkoba dengan suntik atau obat-obatan
terlarang lainnya dapat meningkatkan resiko terkena HIV / AIDS
 Minum jamu-jamuan
 Memelihara binatang peliharaan : (rantai penularan toxoplasmosis yang dapat
memperburuk HIV / AIDS dalam perkebangan janin)
g) Riwayat psikososial budaya
Perkawinan ibu dengan HIV seringkali ditemui dengan ibu atau suami menikah lebih
dari sekali. Perencanaan kehamilan akan berpengaruh pada penerimaan ibu dan
7

keluarga terhadap kehamilan ini dan bayinya nantinya, ibu merasa gelisah dn gemas
apabila keluhan yang dirasakan oleh ibu akan mengganggu kehamilannya.
h. Data objektif
1. Pemeriksaan fisik umum :
a. TD : ibu hamil dengan HIV tidak ada perbedaan tekanan darah dengan ibu hamil
normal
Normal antara 100/60 – 140/90 mmHg
b. Suhu : suhu pada ibu hamil dengan HIV pada fase akut dan fase laten akan
mengalami demam
Normal antara 36,5oC – 37,5oC
c. Nadi : ibu hamil dengan HIV tidak ada perbedaan jumlah nadi dengan ibu hamil
normal.
Nadi normal antara 80 – 100 x/menit
d. RR : pada ibu dengan HIV tidak ada peningkatan jumlah pernapasan.
Normal 16-20 x/menit
e. Berat badan sebelum hamil :
f. Penumbangan berat badan harus terus dipantau. Pada penderita HIV pada fase infeksi
laten mengalami penurunan berat badan 10%
g. Berat badan sekarang
h. Mulai stadium II ibu mengalami penurunan BB tetapi <10 Kg, sedangkan pada
stadium III dan IV penurunan berat badan >10 Kg
i. Pemeriksaan Fisik
a. Mulut :
Mukosa bibir kering, caries gigi. Pada pasien HIV stadium klinis 2 terjadi ulserasi
mukosa berulang. Pada stadium klinis 3 terdapat kandidiasis oris (pada rongga mulut
terdapat pseudomembran yang berwarna putih krem sampai keabu-abuan. Periksa
adanya leukoplakia (plak putih di sekitar rongga mulut) (Nasronudin, 2007).
b. Dada :
Ada tarikan dinding dada. Ada ronchi dan wheezing sebagai indikasi kelainan organ
pernafasan ( apabila sudah terjadi TB pulmonar dan PCP (Pneumocystis Carinii
Pneumonia)manifestasi dari HIV/AIDS. Pada pasien HIV mulai stadium 1 terdapat
limpadenopati (pembengkakan kelenjar limfe) (Nasronudin, 2007)
c. Abdomen :
Ada luka bekas SC apabila ibu persalinan yang lalu mengidap HIV mencegah
penularan ibu ke bayi. Pembesaran uterus terkadang tidak sesuai dengan umur
8

kehamilan. Hal tersebut dikarenakan adanya infeksi HIV menyebabkan gangguan


pertumbuhan pada janin.
d. Ekstrimitas :
Atas : tidak ada edema
Bawah : tidak ada varises
Pada stadium II terlihat luka infeksi/ ulkus pada kuku.
e. Kulit :
Kadang ditemukan tanda-tanda dermatitis, herpes zoster, prurigo, dan kelainan kulit
lainnya akibat infeksi jamur.
f. Genetalia :
Vulva dan vagina Keluaran : Pada wanita hamil sering mengeluarkan cairan
pervaginam lebih banyak. Keadaan ini dalam batas normal (tidak berwarna, tidak
berbau, tidak gatal). Pada ibu hamil dengan HIV memungkinkan adanya infeksi
candida yang menyebabkan flour albus (Nasronudin, 2007).
j. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan lab
1. Pemeriksaan HIV
Saat ini ada 2 standar untuk melakukan uji HIV yaitu dengan enzyme-linked
immuosorbent assay (ELISA) dan western blod
Apabila setelah melakukan uji ELISA hasilnya positif maka penderita harus melakukan
uji ELISA lagi, sebelum melakukan western Blod untuk mengonfirmasi status HIV positif,
ELISA awal dapat bereaksi silang untuk memberi hasil positif palsu jika digunakan tanpa uji
konfirmasi, Western Blod akan dibaca positif bila ada antibody dua atau lebih “pita: protein
ditemukan dalam HIV. Adanya pita tunggal tidak dapat meyakinkan dan mungkin hasil dari
pejanan HIV atau sebuah temuan kronis. Diantara penyebab hasil menetap yang tidak dapat
disimpulkan ini adalah sebuah autoimun atau penyakit vascular kolagen, aloantibodi dari
kehamilan atau tranfusi dan infeksi HIV subtype jarang HIV 2. Hasil positif palsu pada
ELISA dan Western Blod kurang dari 0,0001 persen dalam area prevalensi yang rendah.
Selain 2 uji standar tersebut ada banyak uji lain yang digunakan untuk mengevaluasi
kesehatan dan perkembangan penyakit. Beberapa diantaranya penting bagi perawat untuk
mengenalinya dalam rangka meningkatkan status kesehatan wanita. Penguji ini termasuk
pengukuran CD4, limfosit muatan virus plasma perubahan dalam hitung sel darah lengkap
dan panel kimia.
9

Karena pada saat hamil diharapkan varial load serendah-rendahnya. Selain itu perlu untuk
dilakukan USG untuk melihat pertumbuhan janin pada pasien HIV / AIDS janin dapat IUGR
atau bahkan IUFD)

B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan pola hidup yang
beresiko.
2. Resiko tinggi penularan infeksi pada bayi berhubungan dengan adanya kontak darah
dengan bayi sekunder terhadap proses melahirkan.
3. Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan output cairan berlebih sekunder
terhadap diare

C. Rencana Keperawatan
Tujuan dan
No Diagnosa Intervensi Rasional
Kriteria hasil
1 Resiko tinggi Setelah dilakukan  Monitor tanda-tanda  Untuk
infeksi tindakan infeksi baru. pengobatan dini
berhubungan keperawatan  Gunakan teknik  Mencegah pasien
dengan selama 3×24 jam aseptik pada setiap terpapar oleh
imunosupresi, resiko infeksi tindakan invasif. kuman patogen
malnutrisi dan dapat teratasi.  Cuci tangan sebelum yang diperoleh di
pola hidup yang dengan kriteria meberikan tindakan. rumah sakit.
beresiko. hasil:  Anjurkan pasien  Mencegah
- Tidak ada luka metoda bertambahnya
atau eksudat. mencegah infeksi
- Tanda vital terpapar  Untuk menjaga
dalam batas terhadap kebersihan pasien
normal lingkungan yang  Meyakinkan
(TD=110/70, patogen. diagnosis akurat
RR=16-24,  Kumpulkan dan pengobatan
N=60-100, spesimen untuk tes  Untuk
S=36-37) lab sesuai order. menghindari
- Pemeriksaan  Atur pemberian anti terjadinya
leukosit normal infeksi sesuai order perluasan infeksi
(6000-10000)
10

2 Resiko tinggi Setelah dilakukan  Anjurkan pasien atau  Pasien dan


penularan infeksi tindakan orang penting keluarga mau
pada bayi keperawatan lainnya metode dan memerlukan
berhubungan selama 3×24 jam mencegah transmisi informasikan ini
dengan adanya Infeksi HIV tidak HIV dan kuman
kontak darah ditransmisikan patogen lainnya.  Mencegah
dengan bayi dengan kriteria  Gunakan darah dan transimisi
sekunder hasil : cairan tubuh infeksi HIV ke
terhadap proses - kontak pasien precaution bial orang lain
melahirkan. dan tim merawat pasien.
kesehatan tidak  Gunakan masker bila
terpapar HIV perlu.
- Tidak terinfeksi
patogen lain
seperti TBC.
3 Resiko tinggi Setelah dilakukan  Kaji konsistensi dan  Mendeteksi
defisit volume tindakan frekuensi feses dan adanya darah
cairan keperawatan adanya darah. dalam feses
berhubungan selama 1×24 jam  Auskultasi bunyi  Hipermotiliti
dengan output Defisit volume usus mumnya dengan
cairan berlebih cairan dapat  Atur agen diare
sekunder teratasi. dengan antimotilitas dan  Mengurangi
terhadap diare criteria hasil: psilium (Metamucil) motilitas
- perut lunak sesuai order usus, yang pelan,
- tidak tegang  Berikan ointment A emperburuk
- feses lunak, dan D, vaselin atau perforasi pada
warna normal zinc oside intestinal
- kram perut  Untuk
hilang, menghilangkan
distensi
11

DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian perawatan pasien. Ed. 3. Jakarta : EGC
Nanda, NIC-NOC. 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.
Mediaction
Nursalam dan dwi, Ninuk. 2008. Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi
HIV/AIDS. Jakarta: Salemba medika.

Anda mungkin juga menyukai