Penuntun Praktikum S2 Herbal
Penuntun Praktikum S2 Herbal
2012
PROGRAM PASCASARJANA
Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia
(ALT /SGPT)
Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, dengan berat sekitar 1000-1500 gram atau 2% berat
badan orang dewasa normal. Hati terletak di bawah diafragma kanan yang dilindungi oleh tulang iga
kanan. Hati normal kenyal dengan permukaan yang licin.
Transaminase adalah kelompok enzim transferase yang mengkatalisis pemindahan gugus amino
dari suatu asam α-amino ke asam α-keto. Enzim ini berperan dalam pembentukan dan pemecahan asam
amino.
1. Aspartat Aminotransferase (AST), atau dikenal dengan nama lain Glutamat Oksaloasetat
Transaminase (GOT). Fungsinya adalah mengkatalisis reaksi pemindahan gugus amin dari
asam amino aspartat ke asam α-ketoglutarat, yang akhirnya membentuk asam oksaloasetat
dan asam glutamat.
2. Alanin Aminotransferase (ALT), atau dikenal dengan dengan nama lain Glutamat Piruvat
Transaminase (GPT). Fungsinya adalah mengkatalisis reaksi pemindahan gugus amin dari
asam amino alanin ke asam α-ketoglutarat, yang akhirnya membentuk asam piruvat dan
asam glutamat.
ALT mengkatalisis proses pemindahan gugus amin dari dl-alanin ke asam α-ketoglutarat sehingga
menghasilkan asam piruvat dan asam glutamat. Piruvat yang terbentuk direaksikan dengan 2,4-
dinitrofenilhidrazin menghasilkan fenilhidrazon yang berwarna merah coklat dalam larutan alkalis.
Intensitas warna yang terbentuk kemudian ditentukan menggunakan spektrofotometer single beam pada
panjang gelombang (λ) 505 nm.
Natrium piruvat ditimbang seksama sebanyak lebih kurang 22,0 mg, kemudian dilarutkan dalam
dapar fosfat hingga 100 ml.
Asam α-ketoglutarat ditimbang seksama sebanyak lebih kurang 29,2 mg, kemudian ditambahkan
dengan dl-alanin yang telah ditimbang dengan seksama sebanyak 1,78 g. Keduanya kemudian dilarutkan
dengan bantuan natrium hidroksida 1 N yang telah disesuaikan pHnya sebesar 7,4 dan dicukupkan hingga
volume 100 ml dengan dapar fosfat.
Zat warna 2,4-dinitrofenilhidrazin ditimbang seksama sebanyak lebih kurang 19,8 mg, kemudian
dilarutkan dengan asam klorida 1 N hingga volumenya tepat 100 ml.
1. Campurkan 0,0 ml; 0,1 ml; 0,2 ml; 0,3 ml; 0,4 ml; 0,5 ml larutan standar dengan larutan dapar
substrat hingga tepat 1,0 ml.
2. Tambahkan 0,5 ml reagen warna ke dalam tiap tabung reaksi. Homogenkan dengan vortex,
kemudian diamkan pada suhu kamar selama 20 menit.
3. Tambahkan 5,0 ml NaOH 0,4 N. Homogenkan dengan vortex, kemudian diamkan pada suhu
kamar selama 30 menit.
4. Ukur serapannya menggunakan spektrofotometer single beam pada λ 505 nm.
1. Campurkan 0,1 ml serum/plasma dengan larutan dapar substrat hingga tepat 1,0 ml.
2. Tambahkan 0,5 ml reagen warna ke dalam tiap tabung reaksi. Homogenkan dengan vortex,
kemudian diamkan pada suhu kamar selama 20 menit.
3. Tambahkan 5,0 ml NaOH 0,4 N. Homogenkan dengan vortex, kemudian diamkan pada suhu
kamar selama 30 menit.
4. Ukur serapannya menggunakan spektrofotometer single beam pada λ 505 nm.
UJI
Sampel - - - - - - - 1000
(µL)
Vorteks Sentrifus
3000 rpm,
10 menit,
supernatan
diambil
Diinkubasikan pada penangas air suhu 95 – 100 0C selama 10 menit, kemudian dinginkan
dalam bejana berisi air es dan dibaca serapannya pada panjang gelombang 532 nm
Standar - 100 µL -
Urin - - 100 µL
berbagai konsentrasi standar, dibuat kurva kalibrasi, kemudian serapan sampel diplotkan ke persamaan
kurva kalibrasi untuk memperoleh kadar kreatinin urin.
Standar 100 μL -
Kreatinin
Serum - 100 μL
Setelah tepat detik ke-20 (Ao) dibaca dan dicatat serapannya. Kemudian dilanjutkan pembacaan
serapan pada detik 80(At). Perubahan serapan (ΔA) diperoleh dari (At-Ao). Pengukuran serapan dilakukan
pada panjang gelombang 505 nm.