Anda di halaman 1dari 5

PERBEDAAN ALAT PELINDUNG DIRI

DI RUANG ISOLASI KONTAK DAN AIRBONE

TUGAS IKK KOMITE PPI RSD BALUNG

Oleh

Kelompok A2

Jery Daniel 131611101018

Ari Kurniasari 131611101038

Tira Aisah Puspasari 131611101073

KOMITE PPI
RSD BALUNG JEMBER
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat di tularkan (berpindah- pindah dari
orang yang satu ke orang yang lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung
maupun perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agen atau penyebab
penyakit yang hidup dan dapat berpindah. Penularan penyakit disebabkan proses
infeksi oleh kuman. Rumah sakit merupakan tempat pelayanan pasien dengan
berbagai macam penyakit diantaranya penyakit karena infeksi, dari mulai yang ringan
sampai yang terberat, dengan begitu hal ini dapat menyebabkan resiko penyebaran
infeksi dari satu pasien ke pasien lainnya, begitupun dengan petugas kesehatan yang
sering terpapar dengan agen infeksi.
Tenaga medis yang bekerja di fasilitas kesehatan sangat beresiko terpapar infeksi
yang secara potensial membahayakan jiwanya, karena Tenaga Medis dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dapat kontak langsung dengan cairan
tubuh atau darah pasien dan dapat menjadi tempat dimana agen infeksius dapat hidup
dan berkembang biak yang kemudian menularkan infeksi dari pasien satu ke pasien
yang lainnya.
Meningkatnya angka kejadian infeksi di rumah sakit, baik terhadap petugas
kesehatan atau pasien yang dirawat di rumah sakit, mengharuskan diwujudkannya
suatu langkah pencegahan sehingga angka infeksi di rumah sakit dapat menurun.
Salah satu upaya adalah dengan menyediakan fasilitas ruang isolasi yang bertujuan
untuk merawat pasien dengan penyakit infeksi yang dianggap berbahaya disuatu
ruangan tersendiri, terpisah dari pasien lain, dan memiliki aturan ksus dalam prosedur
pelayanan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelindung diri yaitu suatu peralatan khusus yang dipakai petugas untuk
memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi, atau bahan infeksius. Tujuan
pemakaian APD yaitu melindungi kulit dan membran mukosa dari resiko pajanan
darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh, dan selaput lendir dari
pasien ke petugas, dan sebaliknya. APD, yaitu:

a. Sarung tangan
b. Masker
c. Gaun pelindung
d. Kacamata dan perisai wajah
e. Sepatu pelindung
f. Topi pelindung

2.2 Ruang Isolasi

Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit, tempat
merawat pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika pasien
tersebut mendapat perawatan medis. Adapun tujuan ruang isolasi adalah mencegah
penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien lain serta mengurangi risiko
penularan terhadap pemberi layanan kesehatan agar mampu merawat pasien menular
tanpa terjadi suatu penularan penyakit sehingga dapat melindungi pasien dan petugas
kesehatan.
Syarat ruang isolasi yang baik yaitu, pencahayaan. Berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan 1204/Menkes/SK/X/2004, yaitu ukuran ruangan perawatan isolasi
minimal 3x4 m2. Kemudian satu ruangan untuk satu tempat tidur. Intensitas cahaya
untuk ruang isolasi 0,1± 0,5 lux dengan warna cahaya biru serta harus mendapat
paparan sinar matahari yang cukup. Selain itu pengaturan sirkulasi udara juga perlu
diperhatikan prinsipnya menggunakan tekanan, yaitu tekanan bergerak dari tekanan tinggi ke rendah.
Ruang perawatan isolasi harus menyediakan nurse call yang terhubung ke pos
perawat (nurse station).
Prosedur perawatan di ruang isolasi, yaitu persiapan alat, pemilihan peralatan
bergantung pada tipe perawatan yang diberikan pada pasien, misalnya alat-alat untuk
memberikan obat, alat-alat untuk kebersihan, alat-alat untuk mengganti sprai tempat
tidur, dan lain sebagainya. Prosedur pelaksanaan, yaitu perhatikan insturuksi dokter
untuk memastikan jenis isolasi yang diberikan sesuai dengan penyakit pasien; cuci
tangan untuk mengurangi transmisi mikroorganisme; gunakan pakaian pelindung,
masker, dan sarung tangan dengan tepat; hindari keluar masuk ruangan apabila tidak
diperlukan.
Secara umum ruang isolasi dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya
isolasi kontak dan airbone. Ruang isolasi kontak bertujuan untuk mencegah
penularan penyakit infeksi yang mudah ditularkan melalui kontak langsung, misalnya
droplet air liur, darah, dan lain sebagainya. Ruang isolasi airbone bertujuan untuk
mencegah patogen dari saluran pernapasan yang mudah ditularkan melalui udara.

2.3 Alat Pelindung Diri di Ruang Isolasi Kontak dengan Airbone

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia


NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

2.3.1 APD di Ruang Isolasi Kontak

a. Baju pelindung

b. Gunakan masker, sarung tangan, dan baju pelindung selama kontak dengan
pasien.

c. Penutup kepala topi atau tudung kepala, penutup atau pengaman rambut, dan
lain-lain, pelindung kaki berupa sepatu, dan pelindung mata seperti goggles,
dan wajah.

2.3.2APD di Ruang Isolasi Airbone


a. Baju pelindung

d. Gunakan masker khusus, yaitu N95 bila memasuki ruang isolasi sarung
tangan, dan baju pelindung selama kontak dengan pasien.

b. Penutup kepala topi atau tudung kepala, penutup atau pengaman rambut, dan
lain-lain, pelindung kaki berupa sepatu, dan pelindung mata, seperti goggles
dan wajah

Anda mungkin juga menyukai