Anda di halaman 1dari 71

Departemen Teknik Sipil

TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki luas lahan pertanian yang luas.
Indonesia dengan lahan persawahan yang luas memiliki potensi yang besar untuk
menjadi negara yang maju dalam pertanian.
Salah satu hal penting dalam pertanian dan menjadi masalah utama bagi petani
adalah ketersediaan air. Tanpa air petani tidak akan bisa mengolah lahan pertaniannya.
Maka dari itu perlu ada pengelolaan sumber daya air sehingga kebutuhan air bagi petani
dapat terpenuhi.
Sungai Plumbon merupakan salah satu sungai yang melintas di Kab.Semarang.
Sawah yang berada disekitar Sungai Plumbon memiliki potensi yang besar jika
didukung dengan ketersediaan air yang baik. Karena daerah persawahan yang ada di
sekitar Sungai Plumbon memiliki elevasi lebih tinggi dari muka air yang ada, maka
perlu adanya rekayasa sumber daya air supaya muka air sungai dapat naik sehingga
dapat mengalir ke area persawahan. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan
membuat sebuah bendung.
Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk meninggikan
muka air, dalam hal ini adalah air sungai. Dengan latar belakang tersebut maka
dilakukan perancangan bangunan bendung ini.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah dapat disusun sebagai
berikut :
1. Berapa besar debit banjir rencana yang akan dilewatkan pada Bendung Kali Gede.
2. Berapa kebutuhan air irigasi yang harus dipenuhi.
3. Bagaimana debit andalan Bendung Plumbon dalam memenuhi kebutuhan air D.I. Kali
Gede.
4. Bagaimana neraca air Bendung Kali Gede, apakah ketesediaan air terpenuhi untuk
kebutuhan irigasi.

12
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

5. Berapa dimensi Bendung Kali Gede dan bangunan pelengkapnya berdasarkan kondisi
hidrologi dan kebutuhan yang telah dihitung sebelumnya.
6. Bagaimana kestabilan bendung pada konsisi banjir dan kondisi normal sungai.

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud penulisan Tugas Perancangan Banguna Sipil dengan judul “Perencanaan
Bendung Kali Gede, Kota Semarang Jawa Tengah” ini adalah merencanakan Bendung
Kali Gede untuk menunjang kebutuhan air irigasi di D.I. Kali Gede. Adapun tujuan
penulisan Tugas Perancangan Bangunan Sipil ini adalah:
1. Melakukan analisis hidrologi untuk menghitung debit banjir rencana yang akan
dilewatkan pada Bendung Kali Gede.
2. Melakukan perhitungan kebutuhan air irigasi D.I. Kali Gede.
3. Melakukan analisis debit andalan pada Bendung Kali Gede.
4. Melakukan analisis neraca air Bendung Kali Gede.
5. Melakukan analisis hidrolis dan struktur bendung untuk menentukan dimensi Bendung
Plumbon dan bangunan pelengkapnya berdasarkan kondisi hidrologi saat ini.
6. Melakukan analisis stabilitas bendung untuk menilai kestabilan Bendung Kali Gede
pada kondisi banjir dan kondisi normal sungai.

1.4. Lokasi Perancangan


Lokasi Bendung Plumbon direncanakan di Sungai Kali Gede ,Kec.Tembalang, Semarang,
Provinsi Jawa Tengah.

1.5. Ruang Lingkup


Pelaksanaan Tugas Perancangan Banguan Sipil ini akan lebih fokus pada segi
perencanaan teknis Bendung Kali gede dan fasilitas pendukung lainnya. Pembatasan
masalah yang akan dibahas meliputi :

13
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

1. Analisis hidrologi yang meliputi analisis curah hujan rata-rata daerah


2. aliran sungai, analisis frekuensi curah hujan rencana, dan analisis debit banjir rencana.
3. Analisis kebutuhan air irigasi.
4. Analisis debit andalan.
5. Analisis neraca air.
6. Analisis struktur bendung yang meliputi lebar efektif bendung, tinggi mercu bendung,
tinggi air banjir di atas mercu, dimensi mercu, tipe dan dimensi kolam olak serta
tinjauan terhadap gerusan.
7. Analisis hidrolis dan desain bangunan pelengkap yang meliputi perhitungan saluran
primer, desain pintu romijn, desain kantong lumpur, desain bangunan pembilas, desain
bangunan pengambilan dan bangunan pembilas bendung.
8. Analisis stabilitas bendung yang meliputi stabilitas bendung terhadap gaya hidrostatis
(gaya geser), gaya angkat / uplift pressure dan gaya momen (gaya guling) baik pada
kondisi banjir maupun kondisi normal.
9. Gambar rencana.

14
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

BAB II
METODOLOGI
1.6. Uraian Umum
Metodologi pada studi ini menguraikan seluruh kegiatan dari awal sampai akhir,
meliputi seluruh kegiatan yang pelaksanaannya secara urut maupun simultan. Metode yang
menggunakan perhitungan analisis yang tepat sehingga memberikan hasil yang optimal
serta tepat waktu (secara garis besar dapat dilihat pada bagan alir .Lingkup kegiatan pada
studi ini adalah sebagai berikut:

1. Persiapan
2. Pengumpulan data
3. Analisis
4. Perencanaan dan desain konstruksi
5. Gambar konstruksi
Masing-masing tahapan tersebut terdiri dari bermacam-macam item pekerjaan yang harus
dilaksanakan secara simultan maupun bersamaan.

1.7. Tahapan Persiapan

Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan data


dan pengolahannya. Dalam tahap ini disusun hal-hal penting untuk mengefektifkan waktu
dan kegiatan yang dilakukan. Adapun tahapan tersebut antara lain :
1. Studi pustaka mengenai masalah yang berhubungan dengan bendung dan fasilitas-
fasilitasnya dan jaringan irigasinya.
2. Menentukan kebutuhan data.
3. Pengadaan persyaratan administrasi.
4. Mendata instansi yang akan dijadikan narasumber.
5. Survey ke lokasi untuk mendapatkan gambaran umum kondisi dilapangan

15
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Gambar 2.1. Bagan Alir Tahapan Pekerjaan

16
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

1.8. Tahap Pengumpulan Data

Dalam proses perencanaan, diperlukan analisis yang teliti. Untuk dapat melakukan
analisis yang baik, diperlukan data, informasi, teori, konsep dasar dan alat bantu yang
memadai, sehingga kebutuhan akan data sangat mutlak diperlukan. Data sekunder diperoleh
dari Balai Wilayah Sungai Provinsi Jawa Tengah. Data-data sekunder yang digunakan
dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut :
1. Data hidroklimatologi diperoleh dari Balai Wilayah Sungai Provinsi Jawa Tengah terdiri
dari:
a. Data curah hujan harian dari 4 stasiun hujan yaitu stasiun Stasiun Bantarbolang,
Stasiun Belik, Stasiun Kelepu, dan Stasiun Karangawen selama 10 tahun (2000-2009)
b. Data klimatologi yang meliputi kelembaban relatif, temperatur, lama penyinaran
matahari, kecepatan angin, 1 stasiun yaitu stasiun Bantarbolang selama 10 tahun
(2000-2009).
2. Peta topografi didapat dari Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas
Diponegoro. Peta topografi yang didapat adalah peta topografi Kota Semarang dan kota-
kota disekitarnya.
3. Peta DAS diperoleh dari Balai Wilayah Sungai Provinsi Jawa Tengah, yaitu DAS
Plumbon seluas 50 km2.

1.9. Tahapan Analisis

Analisis yang diperlukan dalam perencanaan bangunan utama berupa bendung tetap
yaitu sebagai berikut :
1. Analisis letak bendung
2. Analisis hidrologi
a. Perhitungan debit banjir rencana
b. Analisis kebutuhan air dan ketersediaan air (water balance)
3. Analisis hidrolis
a. Tinjauan hidrolis bendung
4. Analisis struktur bendung dan bangunan-bangunan pelengkapnya

17
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

a. Analisis Letak Bendung

Penentuan lokasi bendung harus diperhitungkan secara matang,dari beberapa


alternatif lokasi dipilih yang paling menguntungkan dari berbagai segi. Misalnya
dari segi perencanaan, pengamanan bendung, pelaksanaan, pengoperasian, dampak
pembangunan dan sebagainya. Dari beberapa pengalaman dalam memilih lokasi
bendung, tidak semua persayaratan yang dibutuhkan terpenuhi. Sehingga lokasi
bendung ditetapkan berdasarkan persyaratan yang dominan. Lokasi bendung dipilih
atas pertimbangan beberapa aspek:
1. Keadaan topografi dari rencana daerah irigasi. Dalam hal ini letak bendung tidak
terlalu jauh dari sawah yang akan dialiri, sehingga saluran irigasi yang
dibutuhkan tidak terlalu panjang. Hal ini akan menghemat biaya yang
dikeluarkan.
2. Kondisi topografi, hidraulik dan morfologi sungai dari lokasi bendung.
3. Kondisi tanah pondasi di lokasi bendung rencana adalah geneis, karena bendung
harus di tempatkan di lokasi di mana tanah pondasinya cukup baik sehingga
bangunan akan stabil.
4. Biaya pelaksanaan. Dari beberapa alternatif lokasi ditinjau pula dari segi biaya
yang paling murah dan pelaksanaannya yang tidak terlalu sulit.

b. Analisis Hidrologi

Analisis hidrologi adalah analisis yang berisi tentang aspek-aspek hidrologi


dalam perencanaan sebuah bendung. Analisis hidrologi mencakup perhitungan
banjir rencana dan analisis kebutuhan air.

i. Perhitungan Debit Banjir Rencana

A. Analisis Curah Hujan Rencana


Apabila data hujan yang digunakan lebih dari satu stasiun hujan
maka beberapa metode untuk menghitung curah hujan tersebut, antara
lain:

18
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

1. Metode rata-rata aljabar (Arithmatic Mean)


2. Metode Polygon Thiessen
3. Metode Isohiet
Dalam menyelesaikan Tugas Perancangan Bangunan Sipil ini
digunakan metode rata-rata aljabar dan metode Polygon Thiessen karena
data hujan yang tersedia sebanyak 3 stasiun selama 10 tahun (1996-
2005) dan-lokasinya menyebar. Ketiga stasiun hujan tersebut adalah
Stasiun Panggung, Stasiun Boja, dan Stasiun Gunung Pati.
B. Analisis Frekuensi
1. Pengukuran Dispersi
Variasi atau dispersi adalah besarnya derajat dari sebaran
varian di sekitar nilai rata-ratanya. Cara mengukur besarnya dispersi
disebut pengukuran dispersi. Adapun cara pengukuran dispersi antara
lain:
a. Standar Deviasi (S)
b. Koefisien Variasi (Cv)
c. Koefisien Skewness (Cs)
d. Pengukuran Kurtosis
2. Pemilihan Jenis Sebaran
Untuk memilih jenis sebaran, ada beberapa macam distribusi
yang sering dipakai yaitu:
a. Distribusi Normal
b. Distribusi Log Normal
c. Distribusi Gumbel Tipe I
d. Distribusi Log Person Tipe III

19
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

3. Uji Keselarasan Distribusi


Uji kesalarasan distribusi yang digunakan pada laporan antara
lain:
a. Chi-Square
b. Uji Smirnov Kolmogorof
ii. Analisis Kebutuhan Air

A. Analisis Kebutuhan Air dan Ketersediaan Air


Menurut jenisnya, ada dua macam pengertian kebutuhan air,
antara lain:
1. Kebutuhan air untuk tanaman (Consumtive Use).
Evapotranspirasi, perkolasi, koefisien tanaman (Kc), curah
hujan efektif (Re), kebutuhan air untuk pengolahan lahan, kebutuhan
air untuk pertumbuhan.
2. Kebutuhan air untuk irigasi.
Kebutuhan air untuk irigasi dapat dihitung sesuai pola tanam
yang berlaku di Kabupaten-Kabupaten Semarang. Khusus untuk D.I.
Plumbon pola tanam yang direncanakan adalah padi – palawija –
padi.

iii. Perhitungan Neraca Air

Perhitungan neraca air dilakukan untuk mengecek apakah air yang


tersedia cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan irigasi atau tidak.
Neraca air disajikan dalam bentuk grafik sehingga memudahkan
pengecekan ketersediaan air pada saat tertentu.

iv. Analisis Debit Andalan

Perhitungan debit andalan bertujuan untuk menentukan areal


persawahan yang dapat diairi. Perhitungan ini menggunakan cara analisis
water balance dari F.J. Mock berdasarkan data curah hujan,

20
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

evapotranspirasi, keseimbangan air pada permukaan tanah, limpasan (run


off), tampungan air tanah (ground water storage) dan aliran sungai.

c. Analisis Struktur dan Tinjauan Hidrolis Bendung


2.4.2.1 Analisis Struktur Bendung

Sebelum melakukan analisis terhadap bendung perlu untuk


menentukan tipe bendung dan lokasinya yang akan dipakai dengan
mempertimbangkan kondisi lingkungan dan penyelidikan lapangan.
Adapum analisa yang dilakukan, antara lain:
1. Penentuan dimensi saluran primer
2. Alat pengukur debit.
3. Saluran kantong lumpur
4. Pintu penguras kantong lumpur
5. Bangunan pengambilan
6. Lebar bending
7. Penentuan tipe mercu bending
8. Tinggi air banjir di hilir bending
9. Tinggi air banjir di atas mercu
10. Kolam olak
11. Panjang lantai muka
12. Tebal lantai kolam olak
13. Pintu penguras bendung

2.4.2.2 Tinjauan Hidrolis Bendung

Bendung ditinjau terhadap gerusan di hilir bendung dan tinggi backwater


di hulu bendung.

d. Analisis Stabilitas Struktur Bendung

Analisis stabilitas bertujuan untuk meninjau stabilitas bendung pada saat


sungai kondisi normal dan banjir rencana. Analisisnya meliputi:
21
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

1. Analisis gaya-gaya vertikal, meliputi:


a. Akibat berat bendung
b. Gaya gempa
c. Gaya angkat (uplift pressure)
2. Analisis gaya-gaya horizontal, meliputi:
a. Tekanan tanah aktif dan pasif
b. Tekanan hidrostatis
c. Gaya akibat tekanan lumpur
3. Analisis stabilitas bending meliputi :
a. Terhadap guling
b. Terhadap geser
c. Terhadap daya dukung tanah
d. Terhadap erosi bawah tanah (piping)

e. Gambar Rencana

Gambar rencana adalah gambar di dapat dari hasil desain dan perhitungan
struktur. Gambar perencanaan belum memiliki detail yang cukup untuk dijadikan
acuan dalam proses pembangunan.

22
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

BAB III
ANALISIS HIDROLOGI & KEBUTUHAN AIR IRIGASI

3.1. Uraian Umum


Dalam perencanaan bangunan air, analisis yang sangat penting dilakukan adalah analisis
hidrologi. Analisis hidrologi digunakan untuk menentukan besarnya debit banjir rencana yang
akan berpengaruh terhadap besarnya debit maksimum maupun kestabilan konstruksi yang akan
dibangun. Pada perencanaan bendung di laporan ini, digunakan data curah hujan harian selama
periode 10 tahun terhitung dari tahun 2000 hingga 2009 sebagai dasar pehitungan dalam
menentukan debit banjir rencana.
Data hujan yang digunakan berasal dari stasiun pengukur hujan yang berada di sekitar lokasi
rencana bendung. Adapun langkah – langkah dalam analisis hidrologi adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Daerah Aliran Sungai (DAS) beserta luasnya.
2. Menentukan luas pengaruh terhadap DAS untuk setiap stasiun-stasiun pengukur hujan.
3. Menentukan curah hujan maksimum tiap tahunnya dari data curah hujan.
4. Menganalisa curah hujan rencana dengan periode ulang (T) tahun.
5. Menghitung debit banjir rencana berdasarkan besarnya curah hujan rencana pada
peridoe ulang (T) tahun.
6. Menghitung debit andalan yang merupakan debit minimum sungai yang dapat
digunakan untuk keperluan irigasi.
7. Menghitung kebutuhan air di sawah untuk kebutuhan tanaman.
8. Menghitung neraca air antara debit air yang tersedia dengan debit air yang diperlukan
untuk keperluan irigasi.
3.2. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Untuk menentukan daerah aliran sungai, terlebih dahulu tentukan lokasi rencana bendung yang
akan dibangun. Dari lokasi bendung, tinjau daerah ke arah hulu mengenai sungai dan anak-anak
sungai. Selanjutnya, tentukan batas daerah aliran sungai dengan menarik garis imajiner yang
menghubungkan titik-titik kontur tertinggi sebelah kiri dan kanan sungai yang ditinjau dengan

23
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

mempertimbangkan hujan yang turun di daerah aliran sungai tersebut akan mengalir ke sungai
lokasi perencanaan bendung.
Pada laporan ini, dalam menentukan DAS dan luasnya menggunakan bantuan program AutoCAD
dan peta topografi lokasi. Rencana lokasi bendung berada di Sungai Gede. Peta DAS Gede dapat
dilihat pada Gambar 3.1. dengan luas 54,4428 km2.

Lokasi Bendung

STA. Belik
STA. Bantarbolang

STA. Karangawen

STA. Kelepu

Gambar 3.1. Peta DAS

3.3. Pengujian Konsistensi Data Curah Hujan


Data curah hujan pada keempat stasiun pada Gambar 3.1. perlu diuji konsistensinya. Untuk
menguji konsistensi data curah hujan dapat dilakunan dengan metode analisis massa ganda
(double mass curve analysis), yaitu menguji konsistensi hasil pengukuran pada suatu stasiun
dengan membandingkan akumulasi dari hujan yang bersamaan untuk suatu kumpulan stasiun
yang mengelilinginya. Data tidak konsisten berarti data mengandung kesalahan, sehingga harus
diuji kebenarannya, dengan langkah sebaga berikut:
1. Pilih stasiun pertama yang akan diuji konsistensi datanya. (Contoh: Stasiun Kelepu).

24
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

2. Data curah hujan ketiga stasiun lain (Stasiun Karangawen, Stasiun Belik, dan Stasiun
Bantarbolang) dirata-rata. Nilai rata-rata dari ketiga stasiun ini merupakan nilai data
acuan/indeks.
3. Akumulasikan nilai curah hujan pada Stasiun Kelepu dan nilai curah hujan pada stasiun
acuan/indeks.
4. Bandingkan nilai akumulasi dari data Stasiun Kelepu dengan data stasiun acuan/indeks
menggunakan grafik. Data akumulasi Stasiun Kelepu sebagai absis dan data di stasiun
acuan/indeks sebagai ordinat.
5. Lakukan dengan langkah yang sama untuk menguji konsistensi data pada stasiun
lainnya.
Jika grafik yang terbentuk berupa garis lurus (tidak terjadi patahan), maka data Stasiun Kelepu
dapat dikatakan konsisten. Namun, jika terjadi patahan berarti data tersebut tidak konsisten,
sehingga perlu dikoreksi. Jika data sebelum patahan (kemiringan b) dan sesudah patahan
(kemiringan a), maka data stasiun tersebut harus dikoreksi dengan dikalikan suatu faktor koreksi
yaitu b/a.

Data yang sudah dikoreksi berarti data yang terukur dan dihitung adalah benar dan teliti sesuai
dengan fenomena saat hujan terjadi. Data pengujian konsistensi untuk masing-masing stasiun dan
grafik Double Mass Curve dapat dilihat pada Tabel 3.1. hingga Tabel 3.4. dan Gambar 3.2.
hingga Gambar 3.5.

Tabel 3.1. Pengujian Konsistensi Stasiun Kelepu

25
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Sta Sta Rata-Rata Kumulatif


Tahun Sta Kelepu Sta Belik
Karangawen Bantarbolang Stasiun Indeks Stasiun Indeks Stasiun Kelepu
2009 96,000 60 77 216 117,667 117,667 96,000
2008 111,601 60 117 162 113,000 230,667 207,601
2007 149,687 85 98 115 99,333 330,000 357,288
2006 72,629 76 153 160 129,667 459,667 429,917
2005 125,000 106 198 202 168,667 628,333 554,917
2004 91,000 221 325 82 209,333 837,667 645,917
2003 110,715 70 86 163 106,333 944,000 756,632
2002 85,029 80 72 125 92,333 1036,333 841,661
2001 57,572 82 43 - 62,500 1098,833 899,233
2000 67,315 82 48 - 65,000 1163,833 966,548

Gambar 3.2. Grafik Double Mass Curve Stasiun Kelepu

Tabel 3.2. Pengujian Konsistensi Stasiun Karangawen

26
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Sta Sta Rata-Rata Kumulatif


Tahun Sta Kelepu Sta Belik
Karangawen Bantarbolang Stasiun Indeks Stasiun Indeks Stasiun Karangawen
2009 96 60,000 77 216 129,667 129,667 60,000
2008 126 60,000 117 162 135,000 264,667 120,000
2007 169 85,000 98 115 127,333 392,000 205,000
2006 82 76,000 153 160 131,667 523,667 281,000
2005 125 106,000 198 202 175,000 698,667 387,000
2004 91 136,849 325 82 166,000 864,667 523,849
2003 125 70,000 86 163 124,667 989,333 593,849
2002 96 80,000 72 125 97,667 1087,000 673,849
2001 65 50,777 43 - 54,000 1141,000 724,626
2000 76 50,777 48 - 62,000 1203,000 775,403

Gambar 3.3. Grafik Double Mass Curve Stasiun Karangawen

27
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.3. Pengujian Konsistensi Stasiun Bantarbolang

Sta Sta Rata-Rata Kumulatif


Tahun Sta Kelepu Sta Belik
Karangawen Bantarbolang Stasiun Indeks Stasiun Indeks Stasiun Kelepu
2009 96 60 133,119 216 124,000 124,000 133,119
2008 126 60 202,272 162 116,000 240,000 335,391
2007 169 85 169,424 115 123,000 363,000 504,815
2006 82 76 153,000 160 106,000 469,000 657,815
2005 125 106 198,000 202 144,333 613,333 855,815
2004 91 221 325,000 82 131,333 744,667 1180,815
2003 125 70 148,679 163 119,333 864,000 1329,494
2002 96 80 124,475 125 100,333 964,333 1453,969
2001 65 82 74,339 - 73,500 1037,833 1528,308
2000 76 82 82,983 - 79,000 1116,833 1611,292

Gambar 3.4. Grafik Double Mass Curve Stasiun Bantarbolang

28
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.4. Pengujian Konsistensi Stasiun Belik


Sta Sta Rata-Rata Kumulatif
Tahun Sta Kelepu Sta Belik
Karangawen Bantarbolang Stasiun Indeks Stasiun Indeks Stasiun Kelepu
2009 96 60 77 216,000 77,667 77,667 216
2008 126 60 117 162,000 101,000 178,667 378
2007 169 85 98 169,190 117,333 296,000 547
2006 82 76 153 160,000 103,667 399,667 707
2005 125 106 198 202,000 143,000 542,667 909
2004 91 221 325 120,640 212,333 755,000 1030
2003 125 70 86 163,000 93,667 848,667 1193
2002 96 80 72 183,902 82,667 931,333 1377
2001 65 82 43 - 63,333 994,667 1377
2000 76 82 48 - 68,667 1063,333 1377

29
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Gambar 3.5. Grafik Double Mass Curve Stasiun Belik

Dari grafik diatas, dapat disimpulkan data curah hujan keempat stasiun kosisten, sebab
tidak terdapat patahan pada garis.

3.4. Analisis Curah Hujan Rata – Rata Daerah Aliran Sungai


Untuk menghitung curah hujan rata – rata DAS digunakan metode poligon Thiessen. Keempat
stasiun yang berada di sekitar lokasi DAS Gede saling dihubungkan. Melalui keempat garis
tersebut, tarik garis tegak lurus tepat di tengah dua stasiun sehingga akan terbentuk daerah
pengaruh masing – masing stasiun yang dibatasi oleh garis sumbu tersebut. Berdasarkan hasil
perhitungan dengan program AutoCAD luas pengaruh stasiun dapat dilihat pada Gambar 3.6.
dan Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Luas Pengaruh Tiap Stasiun DAS Gede

Stasiun Hujan Luas Pengaruh (km2) Bobot Thiessen


Stasiun Kelepu 12,76 0,254
Stasiun Karangawan 12,6 0,251
Stasiun Bantarbolang 3,33 0,066
Stasiun Belik 21,58 0,429
Jumlah 50,27 1,000

Gambar 3.6. Poligon Thiessen


Kemudian, untuk menghitung curah hujan rata – rata DAS digunakan langkah – langkah sebagai
berikut:
30
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

1. Cari hujan harian maksimum pada satu stasiun sebagai acuan kemudian kalikan dengan
bobot (%) yang sudah didapat pada poligon Thiessen (Contoh: Stasiun Kelepu pada
tanggal 12 Februari sebesar 212 mm).
2. Kemudian, lihat curah hujan pada ketiga stasiun lain pada tanggal yang sama pada
langkah pertama.
3. Nilai “R” adalah rata – rata curah hujan pada keempat stasiun untuk masing – masing
tanggal.
4. Kemudian cari nilai curah hujan maksimum “RMAX” dari nilai rata – rata curah hujan
“R”.
5. Lakukan hal yang sama untuk stasiun lain sebagai acuan menentukan curah hujan
maksimum. Hasil perhitungan curah hujan rata – rata dengan metode poligon Thiessen
DAS Gede dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Perhitungan Curah Hujan Rata – Rata DAS Gede

31
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Stasiun Stasiun Stasiun


Stasiun Belik
No Tahun Tanggal Kelepu Karangawen Bantarbolang R RMAX
0,25383 0,25065 0,06624 0,42928
12-Feb 76 4 6 20 29,2767
03-Des 0 82 0 0 20,553
1 2000 49,076
29-Nop 0 0 43 0 2,84842
04-Feb 0 0 28 110 49,0758
14-Apr 65 34 0 38 41,3336
02-Des 0 82 0 0 20,553
2 2001 62,180
15-Jan 6 0 43 0 4,37139
06-Mar 32 27 14 108 62,1798
07-Okt 96 45 0 0 35,6467
20-Nop 0 80 72 0 24,8212
3 2002 54,786
20-Nop 0 80 72 0 24,8212
11-Mar 0 0 17 125 54,7864
19-Jan 125 9 13 0 34,8456
23-Jan 16 70 21 4 24,7147
4 2003 76,171
18-Feb 0 2 86 163 76,1711
18-Feb 0 2 86 163 76,1711
04-Apr 91 48 0 40 52,3008
06-Feb 0 221 4 7 58,6628
5 2004 58,663
11-Feb 0 0 325 0 21,5287
14-Jan 0 7 0 82 36,9556
16-Apr 125 0 0 48 52,3342
24-Jun 0 106 0 12 31,7199
6 2005 99,831
22-Des 0 0 198 202 99,8309
22-Des 0 0 198 202 99,8309
21-Mar 82 0 0 48 41,4195
06-Mar 0 76 63 0 23,2224
7 2006 73,760
07-Feb 4 15 153 32 28,6471
09-Feb 15 4 4 160 73,7601
31-Jan 169 0 21 20 52,8739
16-Feb 0 85 0 37 37,1884
8 2007 62,193
25-Feb 27 0 98 33 27,5114
04-Des 20 14 64 115 62,1926
23-Feb 126 0 6 8 35,8142
12-Feb 0 60 9 0 15,635
9 2008 72,301
22-Nop 0 0 117 149 71,7133
23-Nop 0 11 0 162 72,3008
11-Mei 96 0 61 21 37,4233
02-Apr 0 60 0 216 107,764
10 2009 107,764
05-Feb 24 0 77 12 16,3439
02-Apr 0 60 0 216 107,764

3.5. Analisis Frekuensi Curah Hujan Rencana


Untuk menentukan debit banjir rencana, perlu dilakukan perhitungan kemungkinan terulangnya
curah hujan harian maksimum pada DAS yang ditinjau.
3.5.1. Pengukuran Dispersi
Tidak semua nilai variabel hidrologi terletak pada nilai rata – ratanya. Kemungkinan ada nilai
yang lebih besar atau lebih kecil dari nilai rata – rata yang disebut dispersi. Untuk mengetahui
besarnya dispersi dapat menggunakan perhitungan parameter statistik yang meliputi nilai rata –
32
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

rata (XR), standar deviasi (SD), koefisien variasi (Cv), koefisien kemiringan (Cs), dan koefisien
kurtosis (Ck). Perhitungan parameter statistik normal dapat dilihat pada Tabel 3.7. dan
perhitungan parameter statistik logaritma natural dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.7. Parameter Statistik Normal Curah Hujan

2 3 4
No. Tahun RMAX Tahunan (Xi ) (Xi - XR) (Xi - XR) (Xi - XR) (Xi - XR)
1 2000 49,076 49,076 2408,433 118195,765 5800550,651
2 2001 62,180 62,180 3866,331 240407,808 14948516,368
3 2002 54,786 54,786 3001,545 164443,681 9009269,690
4 2003 76,171 76,171 5802,033 441947,086 33663585,166
5 2004 58,663 58,663 3441,327 201877,922 11842728,358
6 2005 99,831 99,831 9966,211 994935,964 99325365,768
7 2006 73,760 73,760 5440,552 401295,612 29599602,647
8 2007 62,193 62,193 3867,915 240555,508 14960762,897
9 2008 72,301 72,301 5227,402 377945,233 27325733,581
10 2009 107,764 107,764 11613,010 1251460,638 134861998,870
Jumlah 716,724 716,724 54634,758 4433065,218 381338113,996
Rata-Rata (XR) 71,672
SD 19,048
Cv 0,266
Cs 0,988
Ck 3,418

Pengukuran dispersi antara lain sebagai berikut:

1. Standar Deviasi (SD)


1
S = √n−1 ∑(Xi − XR )2

1
= √10−1 × (54634)

= 19,048
2. Koefisien Variasi (Cv)

33
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

SD
Cv =X
R

19,048
=
71,672

= 0,266
3. Koefisien Skewness (Cs)
n
Cs = (n−1)(n−2)SD3 ∑(Xi − XR )3
10
= (10−1)(10−2)×21,3473 × 4433065

= 0,988
4. Koefisien Kurtosis (Ck)
𝑛2
Ck = (n−1)(n−2)(n−3)SD4 ∑(Xi − XR )4

102
= (10−1)(10−2)(10−3)×21,3474 × 381338113

= 3,418

Tabel 3.8. Parameter Statistik Logaritma Natural Curah Hujan

No. Tahun RMAX Tahunan (Xi ) Log Xi (LogXi - LogXR) (LogXi - LogXR)2 (LogXi - LogXR)3 (LogXi - LogXR)4
1 2000 49,0758 1,691 -0,152 0,023 -0,003 0,001
2 2001 62,1798 1,794 -0,049 0,002 0,000 0,000
3 2002 54,7864 1,739 -0,104 0,011 -0,001 0,000
4 2003 76,1711 1,882 0,039 0,002 0,000 0,000
5 2004 58,6628 1,768 -0,074 0,006 0,000 0,000
6 2005 99,8309 1,999 0,157 0,025 0,004 0,001
7 2006 73,7601 1,868 0,025 0,001 0,000 0,000
8 2007 62,1926 1,794 -0,049 0,002 0,000 0,000
9 2008 72,3008 1,859 0,017 0,000 0,000 0,000
10 2009 107,7637 2,032 0,190 0,036 0,007 0,001
Jumlah 18,426 0,000 0,107 0,006 0,003
LogXR 1,843
SD 0,109
Cv 0,059
Cs 0,590
Ck 2,867

34
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Pengukuran dispersi logaritma antara lain sebagai berikut:

1. Standar Deviasi (SD)


1
SD = √10−1 ∑(LogXi − LogX R )2

1
= √10−1 × (0,107)

= 0,109
2. Koefisien Variasi (Cv)
SD
Cv = LogX
R

0,109
= 1,843

= 0,059
3. Koefisien Skewness (Cs)
n
Cs = (n−1)(n−2)SD3 ∑(LogX i − LogX R )3
10
= (10−1)(10−2)×0,1423 × 0,006

= 0,59

4. Koefisien Kurtosis (Ck)


𝑛2
Ck = (n−1)(n−2)(n−3)SD4 ∑(LogXi − LogX R )4

102
= (10−1)(10−2)(10−3)×0,1424 × 0,003

= 2,867

3.5.2. Penentuan Jenis Distribusi Curah Hujan


Dari parameter statistik yang telah dihitung, dilakukan pemilihan jenis distribusi frekuensi yang
akan digunakan dengan membandingkan persyaratan – persyaratan dengan hasil hitungan yang
dapat dilihat pada Tabel 3.9.

35
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.9. Persyaratan Pemilihan Distribusi Frekuensi

No Jenis Distribusi Syarat Hasil Perhitungan Keterangan


Cs ~ 0 Cs 0,988 Tidak Memenuhi
1 Normal
Ck ~ 3 Ck 3,418 Tidak Memenuhi
Cs ~ 1,1396 Cs 0,988 Tidak Memenuhi
2 Gumbel Tipe 1
Ck ~ 5,4002 Ck 3,418 Tidak Memenuhi
3
Cs = Cv + 3Cv 0,178 Cs 0,590 Tidak Memenuhi
3 Log Normal 8 6 4 2
Ck = Cv + 6Cv + 15Cv + 16Cv + 3 3,056 Ck 2,867 Tidak Memenuhi
Cs ≠ 0 Cs 0,590 Mendekati
4 Log Pearson III 2
Ck = 1,5Cs + 3 3,522 Ck 2,867 Mendekati

Berdasarkan persyaratan yang ada, maka metode distribusi yang digunakan dalam analisa adalah
metode Log Pearson Tipe III.

3.5.3. Pengujian Kesesuaian Distribusi


Setelah memilih metode distribusi yang digunakan, selanjutnya metode tersebut harus diuji
keselarasan distribusinya. Metode yang digunakan dalam pengujian adalah Chi – Square dan
Smirnov Kolmogorov
3.5.3.1. Uji Kesesuaian Distribusi dengan Metode Chi – Square
Pengujian kecocokan sebaran dengan metode Chi – Square langkah – langkahnya adalah sebagai
berikut:
1. Urutkan data curah hujan maksimum tahunan dari nilai terkecil hingga
nilai yang terbesar. Dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10. Urutan Data Curah Hujan Maksimum Tahunan

Rekap Rangking
Tahun Rmax
2000 49,076
2002 54,786
2004 58,663
2001 62,180
2007 62,193
2008 72,301
2006 73,760
2003 76,171
2005 99,831
2009 107,764

36
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

2. Hitung dan tentukan jumlah kelas (G), data minimum (Xi(MIN)), data
maksimum (Xi(MAX)), derajat kebebasan (DK). Selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11. Perhitungan Parameter Chi – Kuadrat

Parameter Rumus Hasil


Jumlah Kelas (G) 1 + 1,33 ln N 4,081
XMIN 1,691
XMAX 2,032
Derajat Kebebasan (DK) G - (R + 1) 1,081
ΔX (XMAX - XMIN) / (G -1) 0,111
Ef N/G 2,450
X Awal XMIN - 0,5ΔX 1,635
X Akhir XMAX + 0,5ΔX 2,088

3. Hitung nilai X2 dari parameter yang terdapat pada Tabel 3.11.


Perhitungan dapat dilihat pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12. Perhitungan Uji Chi – Square (X2)

Probabilitas Ef Of Of - Ef (Of - Ef)2 / Ef


1,480 < X < 1,608 2,450 3 0,54954 0,123
1,609< X < 1,737 2,450 2 -0,4505 0,083
1,738 < X < 1,866 2,450 4 1,54954 0,980
1,867 < X < 2,003 2,450 1 -1,4505 0,859
Jumlah 0 0,198 2,044 < 5,991 OK!

“Of” merupakan banyaknya data yang terdapat pada interval kelas kolom “Probabilitas”.

4. Selanjutnya, hitung nilai batas kritis Chi – Square (XCR2). Pada tabel Chi
– Square, nilai batas kritis untuk DK = 2, derajat kepercayaan (α) = 5%,
nilai XCR2 = 5,991.
5. Dari hasil perhitungan, bandingkan nilai X2 dan XCR2. Apabila nilai X2 <
XCR2 maka jenis distribusi dapat diterima. Karena nilai X2 = 2,000 <
XCR2 = 5,991, maka distribusi Log Pearson III dapat diterima.
37
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

3.5.3.2. Uji Kesesuaian Distribusi dengan Metode Smirnov Kolmogorov


Uji keselarasan Smirnov – Kolmogorov sering juga disebut sebagai uji kecocokan non parametrik
karena pengujian tidak menggunakan fungsi distribusi terentu. Hasil perhitungan dari uji Smirnov
– Kolmogorov dapat dilihat pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13. Uji Keselarasan Sebaran Smirnov – Kolmogorov

Rank. Tahun RMAX Tahunan (Xi) Log Xi P(x) P(x<) f(t) P'(x) P'(x<) D
(1) (2) (3) (4) (5) = (1) / (N +1) (6) = 1 - (5) (7) = (LogXi - LogXR) / SD (8) = (1) / (N - 1) (9) = 1 - (8) (10) = (6) - (9)
1 2000 49,076 1,691 0,091 0,909 -1,390 0,111 0,889 0,020
2 2002 54,786 1,739 0,182 0,818 -0,952 0,222 0,778 0,040
3 2004 58,663 1,768 0,273 0,727 -0,680 0,333 0,667 0,061
4 2001 62,180 1,794 0,364 0,636 -0,448 0,444 0,556 0,081
5 2007 62,193 1,794 0,455 0,545 -0,448 0,556 0,444 0,101
6 2008 72,301 1,859 0,545 0,455 0,152 0,667 0,333 0,121
7 2006 73,760 1,868 0,636 0,364 0,231 0,778 0,222 0,141
8 2003 76,171 1,882 0,727 0,273 0,359 0,889 0,111 0,162
9 2005 99,831 1,999 0,818 0,182 1,436 1,000 0,000 0,182
10 2009 107,764 2,032 0,909 0,091 1,740 1,111 -0,111 0,202 < 0,34 ; OK!

SD = standar deviasi = 0,109

Dari hasil Tabel 3.13. diperoleh hasil Smirnov – Kolmogorov (DMAX) = 0,202. Kemudian, pada
tabel Smirnov – Kolmogorov dengan jumlah data (n) = 10 dan derajat signifikansi (α) = 5%
diperoleh DCR = 0,409. Karena nilai DMAX < DCR, maka distribusi Log Pearson III dapat diterima.

3.6. Perhitungan Distribusi Curah Hujan Metode Log Pearson Tipe III
Perhitungan distribusi curah hujan rencana dengan metode Log Pearson Tipe III menggunakan
rumus:
XT = arc log YT
YT = Log XR + (KT × SD)
Log XR = rata – rata data curah hujan logaritma (Tabel 3.8.)
KT = faktor frekuensi untuk distribusi Log Pearson Tipe III
SD = standar deviasi data curah hujan logaritma (Subbab 3.5.1.)

38
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Contoh perhitungan, untuk periode ulang 2 tahun:


SD = 0,109
Log XR = 1,843
Nilai KT didasarkan pada periode ulang 2 tahun dan Koefisien Skewness (Cs) = 0,177
KT = -0,02932
YT = 1,843
XT = arc log (1,843)
= …. mm

Dengan cara yang sama, dapat dihitung curah hujan rencana dengan distribusi Log Pearson Tipe
III untuk masing – masing periode ulang, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.14.
Tabel 3.14. Perhitungan Curah Hujan Rencana dengan Periode Ulang

Periode Ulang (T) Standar Deviasi (SD) Log XR Koef. Skewness (Cs) KT YT XT (mm)
2 0,109 1,843 0,590 -0,026 1,840 69,145
5 0,109 1,843 0,590 0,833 1,933 85,791
10 0,109 1,843 0,590 1,297 1,984 96,403
25 0,109 1,843 0,590 1,803 2,039 109,478
50 0,109 1,843 0,590 2,136 2,076 119,017
100 0,109 1,843 0,590 2,440 2,109 128,461

3.7. Analisis Intensitas Curah Hujan


Hasil perhitungan curah hujan rencana selanjutnya diolah untuk mengetahui intensitas hujan
rencana. Untuk mengolah intensitas curah hujan rencana menggunakan persamaan Dr. Mononobe
sebagai berikut:
R24 24 2
I = × ( t )3
24

R24 = curah hujan rencana (Tabel 3.14.)


t = jam ke – n
Contoh perhitungan, untuk periode ulang 2 tahun dan jam ke – 1
69,145 24 2
I = × ( 1 )3
24

= 23,9 mm/jam

39
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Pehitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.15.

Tabel 3.15. Perhitungan Intensitas Curah Hujan

R24 (mm)
2 Tahun 5 Tahun 10 Tahun 25 Tahun 50 Tahun 100 Tahun
t (jam) 69,145 85,791 96,403 109,478 119,017 128,461
1 23,997 29,774 33,457 37,994 41,305 44,582
2 15,114 18,752 21,071 23,929 26,014 28,078
3 11,532 14,308 16,078 18,259 19,850 21,425
4 9,519 11,810 13,271 15,071 16,384 17,684
5 8,202 10,177 11,436 12,987 14,118 15,239
6 7,263 9,012 10,126 11,500 12,502 13,494
7 6,553 8,131 9,137 10,376 11,280 12,175
8 5,995 7,438 8,358 9,492 10,319 11,138
9 5,542 6,876 7,727 8,775 9,539 10,296
10 5,166 6,410 7,202 8,179 8,892 9,598
11 4,848 6,015 6,759 7,676 8,344 9,006
12 4,574 5,676 6,378 7,243 7,874 8,499
13 4,337 5,381 6,046 6,866 7,464 8,057
14 4,127 5,121 5,755 6,535 7,104 7,668
15 3,942 4,891 5,496 6,241 6,785 7,323
16 3,776 4,685 5,264 5,978 6,499 7,015
17 3,626 4,499 5,056 5,741 6,242 6,737
18 3,490 4,331 4,866 5,527 6,008 6,485
19 3,367 4,177 4,694 5,331 5,795 6,255
20 3,254 4,037 4,536 5,151 5,600 6,045
21 3,149 3,908 4,391 4,987 5,421 5,851
22 3,053 3,788 4,257 4,834 5,255 5,672
23 2,964 3,678 4,132 4,693 5,102 5,507
24 2,881 3,575 4,017 4,562 4,959 5,353

40
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

3.8. Analisa Debit Banjir


Perhitungan debit banjir rencana dilakukan dengan menggunakan 2 metode, antara lain:
1. Metode Rasional
2. Metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Gama 1
3.8.1. Metode Rasional
Perhitungaan debit dengan metode Rasional menggunkan rumus sebagai berikut:
Rumus Perhitungan Debit Banjir Rasional
Q = 0,278 × C × I × A
Rumus Perhitungan Intensitas Hujan
2
R24 24 3
I = ×[t]
24

Rumus Perhitungan Kecepatan Perambatan Banjir


H 0,6
V = 72 × [ L ]

41
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Rumus Perhitungan Waktu Konsentrasi


L
t =V

Rumus Perhitungan Koefisien Aliran


∑𝑛
1 𝐶 ×𝐴
C = ∑𝑛
1𝐴

Keterangan :
H : Beda Tinggi antara titik terjauh dengan mulut daerah pengaliran (km)
L : Panjang Sungai (km)
V : Kecepatan Perambatan Banjir (km/jam)
t : Waktu Konsentrasi (jam)
R24 : Curah Hujan Harian Maksimum (mm)
I : Intensitas Hujan (mm/jam)
A : Luas Daerah Tangkapan (km2)
C : Koefisien Aliran
Q : Debit Banjir (m3/s)
3.8.1.1. Perhitungan Koefisien Aliran
Untuk menentukan koefisien aliran diperlukan data-data lokasi daerah beserta luasannya.
Berdasarkan hasil pengukuran luas suatu daerah dan koefisien aliran, sehingga dapat ditentukan
data:
Tabel 3.16. Perhitungan Nilai Koefisien Aliran

Tipe Daerah Luas Daerah ( A ) (km2) Koefisien ( C ) CxA


Perhutanan 31,000 0,6 18,600
Perkampungan 7,000 0,4 2,800
Rumah Tinggal 10,000 0,5 5,000
Perkotaan 2,000 0,95 1,900
Total 50,000 28,300

Uraian Perhitungan :

42
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

∑n
1 C ×A 28,3
C = ∑n
=
1A 50

= 0,55

3.8.1.2. Perhitungan Kecepatan Perambatan Banjir (V)


Dari peta pada program AutoCad diketahui:
H = beda tinggi antara titik terjauh dengan mulut daerah pengaliran
= 0,354 km
L = panjang sungai
= 14,383 km
Sehingga nilai Kecepatan Perambatan Banjir (V) adalah
H 0,6
V = 72 × [ L ]

0,354 0,6
= 72 × [14,383]

= 3,86 km/jam
3.8.1.3. Perhitungan Waktu Konsentrasi (t)
Nilai waktu konsentrasi (t) didapatkan nilai sebagai berikut:
L
t =V
14,383
= 3,86

=3,719 jam
3.8.1.4. Perhitungan Intensitas Hujan (I)
Perhitungan Intensitas Hujan (I) digunakan rumus mononobe yang menggunakan data curah
hujan harian maksimum yang diperoleh dari pehitungan Thiessen. Berikut contoh perhitungan
nilai Intensitas Hujan (I) dengan periode ulang 2 tahun:
Diketahui :
R24 = 69,145 mm
Sehingga, nilai Intensitas Hujan (I) periode Ulang 2 tahun adalah
2
R24 24 3
I = × [t]
24
2
69,145 24 3
= × [3,719]
24

= 9,993 mm/jam
43
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

3.8.1.5. Pehitungan Debit Banjir Rencana Metode Rasional


Setelah melakukan perhitungan nilai koefisien aliran, luas daerah tangkapan, dan intensitas hujan.
Maka, nilai debit banjir rencana dengan menggunkan metode rasional dapat dihitung. Berikut
cotoh perhitungan nilai debit banjir rencana dengan metode rasional dengan periode ulang 2
tahun :
Q = 0,278 × C × I × A

= 0,278 × 0,566 × 9,933 × 50

= 78,62 m3 /dt

Dengan tahapan yang sama, maka nilai debit banjir dengan metode rasional dengan periode ulang
yang lain dapat ditentukan. Berikut rekapitulasi hasil perhitungan debit banjir rencana metode
rasional:

Tabel 3.17. Perhitungan Nilai Koefisien Aliran

Periode Rmax I
Q (m3/s)
Ulang (mm) (mm/jam
2 Tahun 69,145 9,993 78,620
5 Tahun 85,791 12,399 97,546
10 Tahun 96,403 13,933 109,613
25 Tahun 109,478 15,822 124,480
50 Tahun 119,017 17,201 135,325
100 Tahun 128,461 18,566 146,063

3.8.2. Metode Hidrgograf Satuan Sintetik (HSS) Gamma I


Metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Gama I banyak digunakan untuk mengetahui hidrograf
banjir di Indonesia. Metode ini memang dapat dikondisikan terhadap kondisi topografi sungai-
sungai di Indonesia bila dibandingkan cara-cara lain. Untuk perhitungan metode HSS Gama I
dibutuhkan data jumlah orde sungai dan jumlah pertemuan anak sungai, yang dapat dilihat dari
Gambar 3.8.

44
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Gambar 3.8. Penentuan Orde Sungai

45
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

No Data Nilai Satuan


1 Luas DAS 50,000 km2
2 Panjang Sungai Utama (L) 14,383 km
3 Panjang Sungai Tingkat 1 (L1 ) 90,000 km
4 Panjang Sungai Semua Tingkat (Lst ) 142,000 km
5 Pangsa Sungai Tingkat 1 (N 1 ) 260,000 buah
6 Pangsa Sungai Semua Tingkat (N) 300,000 buah
7 Lebar DAS pada 0,25 L (WL) 7,000 km
8 Lebar DAS pada 0,75 L (WU) 5,000 km
9 Luas DAS Atas (AU) 15,000 km2
10 Kemiringan Sungai Rata-Rata (S) 0,013
11 Faktor Sumber (SF) 0,634
12 Frekuensi Sumber (SN) 0,867
13 Faktor Lebar (WF) 0,714
14 Luas Relatif DAS Sebelah Hulu (RUA) 0,300
15 Faktor Simetri (SIM) 0,214
16 Jumlah Pertemuan Sungai (JN) 8,000
17 Kerapatan Jaringan Kuras (D) 2,840

Waktu Mencapai Puncak (TR)


1 TR 1,506 jam
Debit Puncak (Qp)
2 Qp 2,556 m3/s
Waktu Dasar (TB)
3 TB 36,378 jam
Koefisien Tampungan (K)
4 K 3,652
Faktor Indeks (Ø)
5 Ø 10,481 mm/jam
Aliran Dasar (QB)
6 QB 15,696 m3/s
Unit Hidrograf Satuan Sintetik Gama I
t’ 0,494
K 3,652
(-t'/k) -0,135
Qp 2,556
7 Qt 2,249
Perhitungan Curah Hujan Efektif (Reff)
8 Reff
Perhitungan Debir Banjir Maksimum (QP)
9 QP = QB + Σ(Qt x Reff)

46
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Untuk 0 < t < TR = 1,506 jam, kurva hidrograf merupakan garis lurus atau garis linier.
Sedangkan untuk t > TR dihitungan dengan perhitungan pada rumus di atas. Selanjutnya
perhitungan disajikan dalam Tabel 3.18.

Tabel 3.18. Perhitungan Debit Rencana untuk T > TR

t t' (-t'/k) Qt
1 -0,506 0,139 2,936
1,506 0,000 0,000 2,556
2 0,494 -0,135 2,233
3 1,494 -0,409 1,698
4 2,494 -0,683 1,291
5 3,494 -0,957 0,982
6 4,494 -1,231 0,747
7 5,494 -1,504 0,568
8 6,494 -1,778 0,432
9 7,494 -2,052 0,328
10 8,494 -2,326 0,250
11 9,494 -2,600 0,190
12 10,494 -2,874 0,144
13 11,494 -3,148 0,110
14 12,494 -3,421 0,084
15 13,494 -3,695 0,064
16 14,494 -3,969 0,048
17 15,494 -4,243 0,037
18 16,494 -4,517 0,028
19 17,494 -4,791 0,021
20 18,494 -5,065 0,016
21 19,494 -5,338 0,012
22 20,494 -5,612 0,009
23 21,494 -5,886 0,007
24 22,494 -6,160 0,005

47
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Perhitungan Curah Hujan Efektif (Reff)


Reff =I–Ø
Di mana :
I = Intensitas curah hujan (Tabel 3.15)
Ø = Faktor Index (Ø = 10,479 mm/jam)
Contoh perhitungan untuk periode ulang 2 tahun,
Reff = 21,008 – 10,479 = 10,530 mm/jam
Selanjutnya perhitungan curah hujan efektif disajikan pada Tabel 3.19.

48
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.19. Perhitungan Curah Hujan Efektif

R2 R5 R10 R25 R50 R100


t (jam) 69,145 85,791 96,403 109,478 119,017 128,461
I Reff I Reff I Reff I Reff I Reff I Reff
(mm/jam) (mm/jam) (mm/jam) (mm/jam) (mm/jam) (mm/jam)
I I-Ø I I-Ø I I-Ø I I-Ø I I-Ø I I-Ø
1 23,997 13,516 29,774 19,293 33,457 22,976 37,994 27,514 41,305 30,824 44,582 34,101
1,506 18,259 7,778 22,654 12,174 25,457 14,976 28,909 18,429 31,428 20,948 33,922 23,441
2 15,114 4,633 18,752 8,271 21,071 10,591 23,929 13,449 26,014 15,534 28,078 17,598
3 11,532 1,052 14,308 3,828 16,078 5,598 18,259 7,778 19,850 9,369 21,425 10,944
4 9,519 -0,962 11,810 1,330 13,271 2,790 15,071 4,590 16,384 5,904 17,684 7,204
5 8,202 -2,278 10,177 -0,304 11,436 0,955 12,987 2,506 14,118 3,638 15,239 4,758
6 7,263 -3,217 9,012 -1,469 10,126 -0,354 11,500 1,019 12,502 2,021 13,494 3,013
7 6,553 -3,927 8,131 -2,350 9,137 -1,344 10,376 -0,104 11,280 0,800 12,175 1,695
8 5,995 -4,486 7,438 -3,042 8,358 -2,122 9,492 -0,989 10,319 -0,162 11,138 0,657
9 5,542 -4,939 6,876 -3,604 7,727 -2,754 8,775 -1,706 9,539 -0,941 10,296 -0,184
10 5,166 -5,315 6,410 -4,071 7,202 -3,278 8,179 -2,301 8,892 -1,589 9,598 -0,883
11 4,848 -5,633 6,015 -4,466 6,759 -3,722 7,676 -2,805 8,344 -2,136 9,006 -1,474
12 4,574 -5,906 5,676 -4,805 6,378 -4,103 7,243 -3,238 7,874 -2,607 8,499 -1,982
13 4,337 -6,144 5,381 -5,100 6,046 -4,434 6,866 -3,614 7,464 -3,016 8,057 -2,424
14 4,127 -6,353 5,121 -5,360 5,755 -4,726 6,535 -3,946 7,104 -3,376 7,668 -2,812
15 3,942 -6,539 4,891 -5,590 5,496 -4,985 6,241 -4,240 6,785 -3,696 7,323 -3,157
16 3,776 -6,705 4,685 -5,796 5,264 -5,216 5,978 -4,502 6,499 -3,982 7,015 -3,466
17 3,626 -6,855 4,499 -5,982 5,056 -5,425 5,741 -4,739 6,242 -4,239 6,737 -3,744
18 3,490 -6,990 4,331 -6,150 4,866 -5,614 5,527 -4,954 6,008 -4,473 6,485 -3,996
19 3,367 -7,114 4,177 -6,303 4,694 -5,787 5,331 -5,150 5,795 -4,685 6,255 -4,226
20 3,254 -7,227 4,037 -6,444 4,536 -5,944 5,151 -5,329 5,600 -4,880 6,045 -4,436
21 3,149 -7,331 3,908 -6,573 4,391 -6,090 4,987 -5,494 5,421 -5,060 5,851 -4,630
22 3,053 -7,427 3,788 -6,692 4,257 -6,224 4,834 -5,646 5,255 -5,225 5,672 -4,808
23 2,964 -7,517 3,678 -6,803 4,132 -6,348 4,693 -5,788 5,102 -5,379 5,507 -4,974
24 2,881 -7,600 3,575 0,000 4,017 0,000 4,562 -5,919 4,959 -5,522 5,353 -5,128

49
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

9. Perhitungan Debir Banjir Maksimum


Dalam menghitung debit banjir maksimum, menggunakan rumus:
𝐐𝐏 = (𝐐𝐁) + Σ(𝐐𝐭 × 𝐑𝐞𝐟𝐟)
Di mana :
QB = Aliran dasar (QB = 21,729 𝑚3 /det)
Qt = Debit rencana (Tabel 3.18.)
Reff = Curah hujan efektif (Tabel 3.19.)
Selanjutnya perhitungan debit banjir maksimum disajikan pada Tabel 3.20. – Tabel 3.25.
Tabel 3.20. Hidrograf Banjir Periode Ulang 2 Tahun

Qt Qt x Reff QB QP
Jam Σ(Qt x Reff)
(m3/s) 13,516 7,778 4,633 (m3/s) (m3/s)
0 0,000 0,000 15,696 15,696
1 2,936 39,689 39,689 15,696 55,385
1,506 2,556 34,550 19,883 54,433 15,696 70,129
2 2,233 30,181 17,369 10,345 57,895 15,696 73,591
3 1,698 22,951 13,208 7,867 44,026 15,696 59,722
4 1,291 17,453 10,044 5,982 33,480 15,696 49,175
5 0,982 13,272 7,638 4,549 25,460 15,696 41,155
6 0,747 10,093 5,808 3,459 19,361 15,696 35,056
7 0,568 7,675 4,417 2,631 14,723 15,696 30,418
8 0,432 5,836 3,359 2,001 11,196 15,696 26,891
9 0,328 4,438 2,554 1,521 8,514 15,696 24,209
10 0,250 3,375 1,942 1,157 6,474 15,696 22,170
11 0,190 2,567 1,477 0,880 4,923 15,696 20,619
12 0,144 1,952 1,123 0,669 3,744 15,696 19,440
13 0,110 1,484 0,854 0,509 2,847 15,696 18,543
14 0,084 1,129 0,650 0,387 2,165 15,696 17,861
15 0,064 0,858 0,494 0,294 1,646 15,696 17,342
16 0,048 0,653 0,376 0,224 1,252 15,696 16,948
17 0,037 0,496 0,286 0,170 0,952 15,696 16,648
18 0,028 0,377 0,217 0,129 0,724 15,696 16,420
19 0,021 0,287 0,165 0,098 0,551 15,696 16,246
20 0,016 0,218 0,126 0,075 0,419 15,696 16,114
21 0,012 0,166 0,096 0,057 0,318 15,696 16,014
22 0,009 0,126 0,073 0,043 0,242 15,696 15,938
23 0,007 0,096 0,055 0,033 0,184 15,696 15,880
24 0,005 0,073 0,042 0,025 0,140 15,696 15,836

50
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.21. Hidrograf Banjir Periode Ulang 5 Tahun

Qt x Reff Σ(Qt x
Jam Qt (m3/s) QB (m3/s) QP (m3/s)
19,293 12,174 8,271 3,828 Reff)
0 0 0 15,696 15,696
1 2,936 56,652 56,652 15,696 72,348
1,506 2,556 49,317 31,119 80,435 15,696 96,131
2 2,233 43,081 27,184 18,469 88,734 15,696 104,430
3 1,698 32,761 20,672 14,045 6,500 73,977 15,696 89,673
4 1,291 24,913 15,720 10,681 4,943 56,256 15,696 71,951
5 0,982 18,945 11,954 8,122 3,759 42,780 15,696 58,475
6 0,747 14,407 9,090 6,176 2,858 32,532 15,696 48,227
7 0,568 10,955 6,913 4,697 2,174 24,738 15,696 40,434
8 0,432 8,331 5,257 3,572 1,653 18,812 15,696 34,508
9 0,328 6,335 3,998 2,716 1,257 14,306 15,696 30,001
10 0,250 4,818 3,040 2,065 0,956 10,879 15,696 26,574
11 0,190 3,664 2,312 1,571 0,727 8,273 15,696 23,968
12 0,144 2,786 1,758 1,194 0,553 6,291 15,696 21,987
13 0,110 2,119 1,337 0,908 0,420 4,784 15,696 20,479
14 0,084 1,611 1,017 0,691 0,320 3,638 15,696 19,333
15 0,064 1,225 0,773 0,525 0,243 2,766 15,696 18,462
16 0,048 0,932 0,588 0,399 0,185 2,104 15,696 17,799
17 0,037 0,708 0,447 0,304 0,141 1,600 15,696 17,295
18 0,028 0,539 0,340 0,231 0,107 1,217 15,696 16,912
19 0,021 0,410 0,259 0,176 0,081 0,925 15,696 16,621
20 0,016 0,312 0,197 0,134 0,062 0,704 15,696 16,399
21 0,012 0,237 0,149 0,102 0,047 0,535 15,696 16,231
22 0,009 0,180 0,114 0,077 0,036 0,407 15,696 16,102
23 0,007 0,137 0,086 0,059 0,027 0,309 15,696 16,005
24 0,005 0,104 0,066 0,045 0,021 0,235 15,696 15,931

51
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.22. Hidrograf Banjir Periode Ulang 10 Tahun

Qt x Reff Σ(Qt x QB QP
Jam Qt (m3/s)
22,976 14,976 10,591 5,598 2,790 Reff) (m3/s) (m3/s)
0 0,000 0,000 15,696 15,696
1 2,936 67,468 67,468 15,696 83,163
1,506 2,556 58,732 38,282 97,014 15,696 112,710
2 2,233 51,305 33,442 23,649 108,396 15,696 124,092
3 1,698 39,015 25,431 17,984 9,505 91,935 15,696 107,631
4 1,291 29,669 19,339 13,676 7,228 3,603 73,515 15,696 89,211
5 0,982 22,562 14,706 10,400 5,497 2,740 55,904 15,696 71,600
6 0,747 17,157 11,183 7,908 4,180 2,084 42,512 15,696 58,208
7 0,568 13,047 8,504 6,014 3,179 1,585 32,328 15,696 48,024
8 0,432 9,921 6,467 4,573 2,417 1,205 24,584 15,696 40,279
9 0,328 7,545 4,918 3,478 1,838 0,916 18,695 15,696 34,390
10 0,250 5,737 3,740 2,645 1,398 0,697 14,216 15,696 29,912
11 0,190 4,363 2,844 2,011 1,063 0,530 10,811 15,696 26,506
12 0,144 3,318 2,163 1,529 0,808 0,403 8,221 15,696 23,917
13 0,110 2,523 1,645 1,163 0,615 0,306 6,252 15,696 21,947
14 0,084 1,919 1,251 0,884 0,467 0,233 4,754 15,696 20,450
15 0,064 1,459 0,951 0,673 0,355 0,177 3,615 15,696 19,311
16 0,048 1,109 0,723 0,511 0,270 0,135 2,749 15,696 18,445
17 0,037 0,844 0,550 0,389 0,206 0,102 2,091 15,696 17,786
18 0,028 0,642 0,418 0,296 0,156 0,078 1,590 15,696 17,285
19 0,021 0,488 0,318 0,225 0,119 0,059 1,209 15,696 16,905
20 0,016 0,371 0,242 0,171 0,090 0,045 0,919 15,696 16,615
21 0,012 0,282 0,184 0,130 0,069 0,034 0,699 15,696 16,395
22 0,009 0,215 0,140 0,099 0,052 0,026 0,532 15,696 16,227
23 0,007 0,163 0,106 0,075 0,040 0,020 0,404 15,696 16,100
24 0,005 0,124 0,081 0,057 0,030 0,015 0,307 15,696 16,003

52
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.23. Hidrograf Banjir Periode Ulang 25 Tahun

Qt x Reff Σ(Qt x QB QP
Jam Qt (m3/s)
27,514 18,429 13,449 7,778 4,590 2,506 Reff) (m3/s) (m3/s)
0 0,000 0,000 15,696 15,696
1 2,936 80,792 80,792 15,696 96,487
1,506 2,556 70,331 47,108 117,439 15,696 133,134
2 2,233 61,438 41,151 30,031 132,620 15,696 148,316
3 1,698 46,720 31,293 22,837 13,208 114,059 15,696 129,754
4 1,291 35,528 23,797 17,366 10,044 5,928 92,663 15,696 108,359
5 0,982 27,017 18,096 13,206 7,638 4,508 2,461 72,926 15,696 88,622
6 0,747 20,545 13,761 10,043 5,808 3,428 1,871 55,457 15,696 71,152
7 0,568 15,624 10,465 7,637 4,417 2,607 1,423 42,172 15,696 57,867
8 0,432 11,881 7,958 5,807 3,359 1,982 1,082 32,069 15,696 47,765
9 0,328 9,035 6,052 4,416 2,554 1,507 0,823 24,387 15,696 40,083
10 0,250 6,870 4,602 3,358 1,942 1,146 0,626 18,545 15,696 34,241
11 0,190 5,225 3,499 2,554 1,477 0,872 0,476 14,102 15,696 29,798
12 0,144 3,973 2,661 1,942 1,123 0,663 0,362 10,724 15,696 26,420
13 0,110 3,021 2,024 1,477 0,854 0,504 0,275 8,155 15,696 23,851
14 0,084 2,298 1,539 1,123 0,650 0,383 0,209 6,202 15,696 21,897
15 0,064 1,747 1,170 0,854 0,494 0,291 0,159 4,716 15,696 20,412
16 0,048 1,329 0,890 0,649 0,376 0,222 0,121 3,586 15,696 19,282
17 0,037 1,010 0,677 0,494 0,286 0,169 0,092 2,727 15,696 18,423
18 0,028 0,768 0,515 0,376 0,217 0,128 0,070 2,074 15,696 17,769
19 0,021 0,584 0,391 0,286 0,165 0,097 0,053 1,577 15,696 17,273
20 0,016 0,444 0,298 0,217 0,126 0,074 0,040 1,199 15,696 16,895
21 0,012 0,338 0,226 0,165 0,096 0,056 0,031 0,912 15,696 16,608
22 0,009 0,257 0,172 0,126 0,073 0,043 0,023 0,694 15,696 16,389
23 0,007 0,195 0,131 0,096 0,055 0,033 0,018 0,527 15,696 16,223
24 0,005 0,149 0,100 0,073 0,042 0,025 0,014 0,401 15,696 16,097

53
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.24. Hidrograf Banjir Periode Ulang 50 Tahun

Qt x Reff Σ(Qt x QB QP
Jam Qt (m3/s)
30,824 20,948 15,534 9,369 5,904 3,638 Reff) (m3/s) (m3/s)
0 0,000 0,000 15,696 15,696
1 2,936 90,513 90,513 15,696 106,208
1,506 2,556 78,793 53,547 132,340 15,696 148,035
2 2,233 68,830 46,776 34,687 150,293 15,696 165,988
3 1,698 52,342 35,571 26,377 15,910 130,199 15,696 145,895
4 1,291 39,803 27,050 20,059 12,099 7,623 106,633 15,696 122,328
5 0,982 30,268 20,570 15,253 9,200 5,797 3,572 84,661 15,696 100,356
6 0,747 23,017 15,642 11,599 6,996 4,408 2,716 64,380 15,696 80,075
7 0,568 17,503 11,895 8,821 5,320 3,352 2,066 48,957 15,696 64,653
8 0,432 13,310 9,046 6,708 4,046 2,549 1,571 37,230 15,696 52,925
9 0,328 10,122 6,879 5,101 3,077 1,939 1,195 28,311 15,696 44,007
10 0,250 7,697 5,231 3,879 2,340 1,474 0,908 21,529 15,696 37,225
11 0,190 5,853 3,978 2,950 1,779 1,121 0,691 16,372 15,696 32,067
12 0,144 4,451 3,025 2,243 1,353 0,852 0,525 12,450 15,696 28,145
13 0,110 3,385 2,300 1,706 1,029 0,648 0,399 9,467 15,696 25,163
14 0,084 2,574 1,749 1,297 0,782 0,493 0,304 7,199 15,696 22,895
15 0,064 1,957 1,330 0,986 0,595 0,375 0,231 5,475 15,696 21,170
16 0,048 1,488 1,012 0,750 0,452 0,285 0,176 4,163 15,696 19,859
17 0,037 1,132 0,769 0,570 0,344 0,217 0,134 3,166 15,696 18,862
18 0,028 0,861 0,585 0,434 0,262 0,165 0,102 2,408 15,696 18,103
19 0,021 0,655 0,445 0,330 0,199 0,125 0,077 1,831 15,696 17,526
20 0,016 0,498 0,338 0,251 0,151 0,095 0,059 1,392 15,696 17,088
21 0,012 0,379 0,257 0,191 0,115 0,072 0,045 1,059 15,696 16,754
22 0,009 0,288 0,196 0,145 0,087 0,055 0,034 0,805 15,696 16,501
23 0,007 0,219 0,149 0,110 0,067 0,042 0,026 0,612 15,696 16,308
24 0,005 0,166 0,113 0,084 0,051 0,032 0,020 0,466 15,696 16,161

54
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.25. Hidrograf Banjir Periode Ulang 100 Tahun

Qt x Reff Σ(Qt x QB QP
Jam Qt (m3/s)
34,101 23,441 17,598 10,944 7,204 4,758 3,013 Reff) (m3/s) (m3/s)
0 0,000 0,000 15,696 15,696
1 2,936 100,137 100,137 15,696 115,832
1,506 2,556 87,171 59,921 147,092 15,696 162,787
2 2,233 76,148 52,345 39,296 167,789 15,696 183,484
3 1,698 57,907 39,805 29,882 18,584 146,179 15,696 161,874
4 1,291 44,035 30,270 22,724 14,132 9,302 120,463 15,696 136,159
5 0,982 33,486 23,018 17,280 10,747 7,074 4,672 96,278 15,696 111,973
6 0,747 25,465 17,504 13,141 8,172 5,379 3,553 2,250 75,464 15,696 91,160
7 0,568 19,364 13,311 9,993 6,215 4,091 2,702 1,711 57,386 15,696 73,082
8 0,432 14,726 10,122 7,599 4,726 3,111 2,055 1,301 43,639 15,696 59,335
9 0,328 11,198 7,698 5,779 3,594 2,365 1,562 0,989 33,185 15,696 48,881
10 0,250 8,515 5,854 4,394 2,733 1,799 1,188 0,752 25,236 15,696 40,931
11 0,190 6,476 4,451 3,342 2,078 1,368 0,904 0,572 19,190 15,696 34,886
12 0,144 4,924 3,385 2,541 1,580 1,040 0,687 0,435 14,593 15,696 30,289
13 0,110 3,745 2,574 1,932 1,202 0,791 0,522 0,331 11,097 15,696 26,793
14 0,084 2,848 1,957 1,469 0,914 0,602 0,397 0,252 8,439 15,696 24,135
15 0,064 2,165 1,489 1,117 0,695 0,457 0,302 0,191 6,417 15,696 22,113
16 0,048 1,647 1,132 0,850 0,528 0,348 0,230 0,146 4,880 15,696 20,576
17 0,037 1,252 0,861 0,646 0,402 0,265 0,175 0,111 3,711 15,696 19,407
18 0,028 0,952 0,655 0,491 0,306 0,201 0,133 0,084 2,822 15,696 18,518
19 0,021 0,724 0,498 0,374 0,232 0,153 0,101 0,064 2,146 15,696 17,842
20 0,016 0,551 0,379 0,284 0,177 0,116 0,077 0,049 1,632 15,696 17,327
21 0,012 0,419 0,288 0,216 0,134 0,088 0,058 0,037 1,241 15,696 16,937
22 0,009 0,318 0,219 0,164 0,102 0,067 0,044 0,028 0,944 15,696 16,639
23 0,007 0,242 0,166 0,125 0,078 0,051 0,034 0,021 0,718 15,696 16,413
24 0,005 0,184 0,127 0,095 0,059 0,039 0,026 0,016 0,546 15,696 16,241

55
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.26. Rekapitulasi Debit Banjir Rencana HSS Gamma I

Debit Banjir (m3/s)


Jam
2 Tahun 5 Tahun 10 Tahun 25 Tahun 50 Tahun 100 Tahun
0 15,696 15,696 15,696 15,696 15,696 15,696
1 55,385 72,348 83,163 96,487 106,208 115,832
1,506 70,129 96,131 112,710 133,134 148,035 162,787
2 73,591 104,430 124,092 148,316 165,988 183,484
3 59,722 89,673 107,631 129,754 145,895 161,874
4 49,175 71,951 89,211 108,359 122,328 136,159
5 41,155 58,475 71,600 88,622 100,356 111,973
6 35,056 48,227 58,208 71,152 80,075 91,160
7 30,418 40,434 48,024 57,867 64,653 73,082
8 26,891 34,508 40,279 47,765 52,925 59,335
9 24,209 30,001 34,390 40,083 44,007 48,881
10 22,170 26,574 29,912 34,241 37,225 40,931
11 20,619 23,968 26,506 29,798 32,067 34,886
12 19,440 21,987 23,917 26,420 28,145 30,289
13 18,543 20,479 21,947 23,851 25,163 26,793
14 17,861 19,333 20,450 21,897 22,895 24,135
15 17,342 18,462 19,311 20,412 21,170 22,113
16 16,948 17,799 18,445 19,282 19,859 20,576
17 16,648 17,295 17,786 18,423 18,862 19,407
18 16,420 16,912 17,285 17,769 18,103 18,518
19 16,246 16,621 16,905 17,273 17,526 17,842
20 16,114 16,399 16,615 16,895 17,088 17,327
21 16,014 16,231 16,395 16,608 16,754 16,937
22 15,938 16,102 16,227 16,389 16,501 16,639
23 15,880 16,005 16,100 16,223 16,308 16,413
24 15,836 15,931 16,003 16,097 16,161 16,241
Jumlah 743,443 941,973 1078,805 1248,810 1369,994 1499,309
Maksimum 73,591 104,430 124,092 148,316 165,988 183,484

56
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Gambar 3.9. Debit Banjir Rencana dengan Metode HSS Gamma I

3.8.3. Rekapitulasi Debit Banjir Rencana


Rekapitulasi asil perhitungan debit banjir rencana dengan dua metode yang digunakan dapat
dilihat pada Tabel 3.27.
Tabel 3.27. Rekapitulasi Debit Banjir Rencana dengan Beberapa Metode

Periode
Q Rasional (m3/s) Q Gamma I (m3/s)
Ulang
2 Tahun 147,663 73,591
5 Tahun 183,209 104,430
10 Tahun 205,873 124,092
25 Tahun 233,795 148,316
50 Tahun 254,166 165,988
100 Tahun 274,333 183,484

Berdasarkan pertimbangan kegagalan, efisiensi teknis, keamanan, dan karena ketidakpastian


besarnya debit banjir yang terjadi di daerah tersebut, dipilih debit banjir rencana dengan metode
HSS Gama I periode ulang 50 tahun, Q = 463,842 m3/dt.

57
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

3.9. Analisis Kebutuhan Air


Kebutuhan air irigasi adalah besar debit air yang dibutuhkan untuk mengairi lahan di daerah
irigasi. Menurut jenisnya ada dua macam kebutuhan air, yaitu:
1. Kebutuhan Air untuk Tanaman (Consumtive Use)
Yaitu banyaknya air yang dibutuhkan tanaman untuk membuat jaring tanaman (batang dan daun).
Kebutuan air yang dimaksud yang meliputi evapotranspirasi, curah hujan efektif, koefisien
tanaman, perkolasi, dan penyiapan lahan.
2. Kebutuhan Air untuk Irigasi
Yaitu kebutuhan air yang digunakan untuk menentukan pola tanaman untuk menentukan tingkat
efisiensi saluran irigasi sehingga diperoleh kebutuhan air untuk masing – masing jaringan.
Perhitungan kebutuhan air irigasi ini dimaksudkan untuk mengairi daerah irigasi. Besarnya
efisiensi irigasi tergantung dari besarnya kehilangan air yang terjadi pada saluran pembawa,
mulut dari bendung hingga petak sawah. Kehilangan air tersebut disebabkan karena penguapan.,
perkolasi, kebocoran, dan sadap liar.
3.9.1. Data Klimatologi
Dalam menganalisa kebutuhan air, perlu mengolah data klimatologi yang terkait, seperti sudu
udara, kelembapan udara, kecepatan angin, dan penyinaan matahari. Data klimatologi ini
nantinya akan digunakan untuk pengolahan evapotranspirasi. Pengolahan data klimatologi
disajikan pada Tabel 3.28. hingga Tabel 3.31.

58
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.28. Pengolahan Suhu Udara

Suhu Udara Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
C 2000 20,70 19,40 20,30 20,00 25,40 25,20 23,10 26,60 24,20 26,30 24,40 24,50
C 2001 20,60 18,10 19,90 21,00 23,70 25,10 23,00 24,90 23,80 24,50 24,00 24,10
C 2002 20,30 18,50 19,20 20,90 23,40 26,20 22,80 24,70 23,00 24,30 23,20 23,30
C 2003 20,20 18,30 19,20 20,00 24,50 25,70 22,70 25,70 23,00 25,30 23,20 23,30
C 2004 20,00 18,30 20,90 20,20 24,60 26,20 22,60 25,09 24,70 25,50 24,90 25,00
C 2005 20,00 18,50 20,90 20,30 24,70 25,90 22,40 26,00 24,70 25,60 24,90 25,00
C 2006 19,00 20,10 21,40 21,10 25,10 25,20 21,40 26,40 25,00 26,10 25,20 25,30
C 2007 20,10 20,20 20,60 21,20 23,80 24,00 22,40 24,90 24,50 24,70 24,70 24,70
C 2008 18,50 20,30 21,80 21,30 23,80 24,50 20,90 25,00 25,30 24,70 25,50 25,60
C 2009 22,10 20,00 21,90 20,90 24,80 23,80 24,40 25,90 26,10 25,80 26,30 26,40
C Rata-rata 20,15 19,17 20,61 20,69 24,38 25,18 22,57 25,52 24,43 25,28 24,63 24,72

Tabel 3.29. Pengolahan Kelembapan Udara Relatif

Kelembaban Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
(%) 2000 60 72 68 91 69 76 61 71 67 65 63 63
(%) 2001 65 75 67 90 68 82 66 70 66 64 62 62
(%) 2002 63 78 69 86 75 91 64 77 68 71 64 64
(%) 2003 68 76 81 84 71 56 69 72 80 67 75 76
(%) 2004 69 74 82 83 79 57 70 80 81 75 76 77
(%) 2005 70 76 84 81 75 56 71 76 83 71 78 79
(%) 2006 75 85 83 80 76 85 76 78 82 72 77 77
(%) 2007 76 84 86 76 69 84 77 71 85 65 80 80
(%) 2008 74 81 84 71 68 86 75 70 83 64 78 78
(%) 2009 73 80 79 68 67 83 74 69 78 63 73 73
(%) Rata-rata 69,3 78,1 78,3 81,0 71,7 75,6 70,3 73,4 77,3 67,7 72,6 72,9

Tabel 3.30. Pengolahan Penyinaran Matahari

Penyinaran Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
(%) 2000 30,3 42,0 79,8 45,6 58,2 75,3 31,1 60,1 79,4 56,0 77,2 77,3
(%) 2001 58,2 74,4 78,9 49,2 60,0 73,5 59,0 61,9 78,2 56,2 74,0 74,3
(%) 2002 56,4 78,8 41,1 45,6 58,2 72,6 57,1 60,1 40,5 54,1 36,4 36,7
(%) 2003 73,5 78,9 74,4 50,1 53,7 66,3 74,2 55,4 73,6 49,7 68,3 68,7
(%) 2004 61,8 59,1 76,2 55,5 45,6 70,8 62,5 47,4 75,5 12,5 71,0 71,3
(%) 2005 73,5 75,3 55,5 45,6 46,5 72,6 74,2 48,4 54,7 12,6 49,4 49,8
(%) 2006 55,5 49,2 58,2 46,5 50,1 42,0 55,9 51,2 57,6 47,5 53,5 53,8
(%) 2007 54,6 55,5 73,5 51,9 73,5 72,6 55,3 75,4 72,9 70,6 68,9 69,2
(%) 2008 55,5 73,5 66,3 55,5 58,2 39,3 55,9 59,2 65,7 54,4 61,6 61,9
(%) 2009 56,4 70,8 55,5 54,6 71,7 70,8 57,1 73,5 54,9 68,1 50,8 51,1
(%) Rata-rata 57,57 65,75 65,94 50,01 57,57 65,58 58,23 59,26 65,30 48,17 61,11 61,41

59
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.31. Pengolahan Kecepatan Angin (Elv. +5,0 m)

Kec. Angin Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
(m/s) 2000 0,00 0,30 0,70 0,10 0,10 0,30 0,00 0,10 0,70 0,10 0,70 0,70
(m/s) 2001 0,10 0,30 0,50 0,40 0,30 0,00 0,10 0,30 0,50 0,20 0,50 0,50
(m/s) 2002 0,20 0,20 0,40 0,30 0,30 0,20 0,20 0,40 0,40 0,30 0,40 0,40
(m/s) 2003 0,40 0,00 0,30 0,20 0,20 0,40 0,40 0,20 0,30 0,20 0,30 0,30
(m/s) 2004 0,60 0,40 0,00 0,00 0,30 0,30 0,60 0,30 0,00 0,20 0,10 0,00
(m/s) 2005 0,70 0,60 0,10 0,10 0,30 0,50 0,70 0,40 0,10 0,30 0,00 0,00
(m/s) 2006 0,40 0,50 0,30 0,30 0,40 0,90 0,40 0,40 0,30 0,40 0,20 0,20
(m/s) 2007 0,00 0,20 0,20 0,30 0,50 0,00 0,00 0,50 0,20 0,50 0,20 0,20
(m/s) 2008 0,10 0,80 0,30 0,30 0,50 0,70 0,10 0,50 0,30 0,40 0,30 0,30
(m/s) 2009 0,30 0,10 0,30 0,30 0,60 0,50 0,30 0,60 0,30 0,60 0,20 0,20
(m/s) Rata-rata 0,28 0,34 0,31 0,23 0,35 0,38 0,28 0,37 0,31 0,32 0,29 0,28

3.9.2. Evapotranspirasi
Besarnya evapotranspirasi dihitung dengan metode Penman yang dimodifikasi oleh
Nedesco/Prosida. Evapotranspirasi dihitung dengan menggunakan rumus – rumus teoritis empiris
dengan memperhatikan faktor – faktor klimatologi meteorologi seperti curah hujan, suhu udara,
kelempaban udara, kecepatan angin, dan penyinaran matahari. Perhitungan evapotranspirasi
dengan metode Penman dapat dilihat pada Tabel 3.32.

60
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.32. Perhitungan Evapotranspirasi Penman

NO PERHITUNGAN DASAR UNIT JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES
1 SUHU UDARA C 20,15 19,17 20,61 20,69 24,38 25,18 22,57 25,52 24,43 25,28 24,63 24,72
2 KELEMBABAN RELATIF % 69,30 78,10 78,30 81,00 71,70 75,60 70,30 73,40 77,30 67,70 72,60 72,90
3 KECEPATAN ANGIN (5 m) = U5 m/dt 0,28 0,34 0,31 0,23 0,35 0,38 0,28 0,37 0,31 0,32 0,29 0,28
KECEPATAN ANGIN (2 m) = U5 x 0.877 m/dt 0,25 0,30 0,27 0,20 0,31 0,33 0,25 0,32 0,27 0,28 0,25 0,25
4 PENYINARAN MATAHARI (8 JAM) = Q1 % 57,57 65,75 65,94 50,01 57,57 65,58 58,23 59,26 65,30 48,17 61,11 61,41
5 KONVERSI ke-12 JAM = 0.786Q1+3.46 % 48,71 55,14 55,29 42,77 48,71 55,01 49,23 50,04 54,79 41,32 51,49 51,73
6 LINTANG LS 7° 7° 7° 7° 7° 7° 7° 7° 7° 7° 7° 7°
Perhitungan Porosida/Penman
7 TABEL L.1 dengan data (1) f(Tai)x10-2 - 8,40 8,37 8,44 8,46 8,89 8,98 8,67 9,02 8,89 9,00 8,90 8,93
-1 2
8 TABEL L.1 dengan data (1) ∆L x10 - 1,87 1,84 1,91 1,92 2,36 2,46 2,14 2,5 2,36 2,47 2,38 2,4
9 TABEL L.1 dengan data (1) P wza]Sa mmHg 17,75 17,53 18,31 18,2 22,91 24,03 20,54 24,49 22,91 24,2 23,15 23,31
10 TABEL L.1 dengan data (1) γ+∆ mmHg/°C 1,59 1,58 1,62 1,61 1,87 1,92 1,74 1,95 1,87 1,93 1,88 1,89
11 (2) x (9) P wza mmHg 12,301 13,691 14,337 14,742 16,426 18,167 14,440 17,976 17,709 16,383 16,807 16,993
12 TABEL L.3 dengan data (11) f(Tdp) - 0,195 0,195 0,195 0,195 0,182 0,165 0,195 0,167 0,170 0,182 0,178 0,176
13 (9) - (11) P wza]Sa -P wza mmHg 5,449 3,839 3,973 3,458 6,484 5,863 6,100 6,514 5,201 7,817 6,343 6,317
14 TABEL L.4 dengan data (3) γ × f(U2) - 0,114 0,114 0,114 0,104 0,123 0,123 0,114 0,123 0,114 0,114 0,114 0,114
15 (13) x (14) γ.Eq - 0,621 0,438 0,453 0,360 0,797 0,721 0,695 0,801 0,593 0,891 0,723 0,720
16 TABEL L.5 dengan data (6) αaHshx10-2 - 9,120 9,160 8,900 8,320 7,640 7,250 7,370 7,950 8,590 8,990 9,080 9,060
17 TABEL L.6 dengan data (6) dan (5) Ashx f (r) - 0,399 0,438 0,438 0,36 0,399 0,438 0,399 0,399 0,399 0,390 0,399 0,399
18 ne
(16) x (17) H mm/hari 3,639 4,012 3,898 2,995 3,048 3,176 2,941 3,172 3,427 3,506 3,623 3,615
19 (7) x (1-(5)) m - 4,308 3,755 3,774 4,842 4,560 4,040 4,402 4,507 4,020 5,281 4,317 4,311
20 1 -( (19)/(10)) f(m) - 0,569 0,625 0,623 0,516 0,544 0,596 0,560 0,549 0,598 0,472 0,568 0,569
21 (7) x (12) x (20) Hne mm/hari 0,932 1,019 1,025 0,851 0,880 0,883 0,946 0,828 0,904 0,773 0,900 0,894
22 (18) - (21) ne
H -Hne mm/hari 2,707 2,993 2,873 2,144 2,168 2,292 1,994 2,345 2,524 2,733 2,723 2,721
23 (8) * (22) ∆Hne - 5,061 5,507 5,488 4,117 5,117 5,639 4,268 5,861 5,956 6,751 6,480 6,530
ne
24 (15) + (23) γ.Eq+∆H mm/hari 5,683 5,944 5,941 4,477 5,914 6,361 4,963 6,663 6,549 7,642 7,203 7,250
ne
25 (24) / (10) = Eo (γ.Eq+∆H )γ∆ mm/hari 3,574 3,762 3,667 2,781 3,163 3,313 2,852 3,417 3,502 3,960 3,831 3,836
26 Evapotranspirasi (Eto) = Eo x 1,1 mm/hari 3,931 4,138 4,034 3,059 3,479 3,644 3,138 3,758 3,852 4,356 4,215 4,220
27 Jumlah Hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
28 Evapotranspirasi dalam 1 Bulan mm/bulan 121,871 115,877 125,060 91,757 107,848 109,324 97,263 116,511 115,562 135,021 126,436 130,806

61
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

3.9.3. Perkolasi (P)


Harga perkolasi untuk perhitungan kebutuhan air diambil berdasarkan keadaan tekstur tanah di
lokasi. Nilai perkolasi berdasarkan keadaan tanah dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Tanah berat (lempung), nilai perkolasi (P) = 1 – 2 mm/hari
2. Tanah sedang (lempung kepasiran), nilai perkolasi (P) = 2 – 3 mm/hari
3. Tanah ringan, nilai perkolasi (P) = 3 – 6 mm/hari
Harga perkolasi untuk perhitungan kebutuhan air di daerah irigasi pada laporan ini diambil
sebesar 1 mm/hari dengan mengasumsikan kondisi tanah di lapangan merupakan tanah lempung
dengan pengolahan tanah yang baik.
3.9.4. Koefisien Tanaman (Kc)
Besarnya nilai koefisien tanaman (Kc) tergantung dari jenis varietas tanaman dan fase
pertumbuhan tanaman. Harga koefisien tanaman dapat dilihat pada tabel L.7. PSA – 010 Dirjen
Pengairan, Bina Program 1985. Pada laporan ini, pola tanam daerah irigasi adalah padi – padi –
padi. Digunakan padi dengan varietas unggul.
3.9.5. Curah Hujan Efektif
Curah hujan efektif adalah bagian dari curah hujan yang digunakan oleh akar – akar tanaman
selama masa pertumbuhan. Untuk irigasi tanaman padi, curah hujan efektif diambil sebesar 80%
kemungkinan curah hujan bulanan rata – rata terpenuhi dan 20% kemungkinan kering.
Data curah hujan dari keempat stasiun, dibobotkan masing – masing sesuai dengan hasil
pembagian poligon Thiessen. Pengolahan curah hujan efektif dapat dilihat pada Tabel 3.33.

62
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.33. Perhitungan Curah Hujan Efektif

No Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus SeptemberOktober NovemberDesember
1 2000 55 87 53 31 33 3 3 12 9 14 23 39
2 2001 24 26 66 38 25 24 21 41 26 19 51 42
3 2002 67 46 83 63 43 42 24 12 27 60 54 54
4 2003 113 98 101 46 41 40 15 43 16 64 77 54
5 2004 71 122 63 74 46 32 40 0 28 37 54 56
6 2005 95 139 81 69 42 33 17 0 32 44 52 135
7 2006 86 96 92 68 39 26 6 14 9 7 40 63
8 2007 75 66 86 68 51 59 42 5 17 48 46 81
9 2008 68 114 54 46 44 20 3 21 35 53 94 48
10 2009 65 52 51 130 53 41 36 2 20 45 65 44
Total 720 847 731 634 417 321 206 150 219 390 555 616
Rata-rata 72 85 73 63 42 32 21 15 22 39 56 62
Standar Deviasi 23,799 36,3973 17,7822 27,7748 8,37187 15,2617 14,8761 15,6103 9,19793 19,5597 19,742 28,4898
K -0,842 -0,842 -0,842 -0,842 -0,842 -0,842 -0,842 -0,842 -0,842 -0,842 -0,842 -0,842
XT = (XR + K*SD) 51,9499 54,0833 58,1606 40,0259 34,6077 19,2389 8,06939 1,85099 14,1458 22,5287 38,8936 37,6138
(mm/hari) 3,93131 4,13848 4,03419 3,05855 3,47897 3,64414 3,13752 3,75841 3,85207 4,35551 4,21453 4,21955

Dengan:
K = faktor frekuensi untuk probabilitas 20% kering – 80% basah digunakan sebesar -0,842.
Didapat dari nilai Z untuk luas di bawah kurva normal sebesar 0,2.

Curah hujan efektif ini nantinya digunakan untuk menghitung kebutuhan air masing – masing
tanaman. Untuk tanaman padi, curah hujan efektif harus dikalikan dengan koefisien berdasarkan
Tabel L.6. PSA – 010 Dirjen Pengairan, Bina Program 1985. Pada laporan ini, digunakan curah
hujan efektif dengan 2 golongan untuk mencegah adanya pengambilan air yang terlalu besar.

3.9.6. Kebutuhan Air Pengolahan Lahan dan Pertumbuhan Tanaman


Sebelum masa penanaman tumbuhan perlu dilakukan pengolahan lahan yang akan ditanami
nantinya, baik itu untuk tanaman padi maupun palawija.

3.9.1.1. Pengolahan Lahan untuk Padi


Kebutuhan air untuk pengolahan atau penyiraman lahan menentkan kebutuhan maksimum air
irigasi. Faktor – faktor yang menentukan besarnya kebutuhan air untuk pengolahan tanah yaitu
besarnya penjenuhan, lamanya pengolahan (periode pengolahan), dan besarnya evaporasi,
evapotranspirasi, dan perkolasi yang terjadi.

63
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Menurut PSA – 010, waktu yang diperlukan untuk pengolahan lahan adalah 30 hari. Kebutuhan
air untuk pengolahan tanah bagi tanaman padi diambil 150 mm. Setelah tanam selesai lapisan air
di sawah ditambah 50 mm. Jadi kebutuhan air yang diperlukan untuk penyiapan lahan dan untuk
lapisan air awal setelah tanam selesi seluruhnya menjadi 200 mm.
Untuk mempermudah perhitungan kebutuhan air pengolahan tanah digunakan Tabel L.8. Zylstra
berdasarkan angka evaporasi dan perkolasi.
3.9.1.2. Pengolahan Lahan untuk Palawija
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan bagi palawija sebesar 50 mm selama 15 hari. Perhitungan
kebutuhan air untuk tanaman palawija digunakan untuk menggarap lahan yang akan ditanami
guna menciptakan kondisi lembab memadai untuk persemaian yang akan tumbuh.
3.9.1.3. Kebutuhan Air untuk Pertumbuhan
Kebutuhan air untuk pertumbuhan padi maupun palawija dipengaruhi oleh evapotranspirasi
tanaman, perkolasi, curah hujan, dan kebutuhan air untuk penggantian air genangan saat
pemupukan sebesar 3,333 mm/hari.
3.9.7. Pola Tanam dan Perencanaan Tata Tanam
Pola tanam direncanakan menggunakan 2 golongan. Golongan I dengan tata tanam padi – padi –
padi. Pengolahan tanah dimulai awal Oktober. Masa pertumbuhan tanaman padi selama 60 hari
(3 bulan). Untuk mencegah adanya pengambilan air yang besar, setelah masa panen palawija,
sawah dibiarkan kosong (bero) sebelum lanjut ke golongan tanam selanjutnya. Pada perencanaan
irigasi, tingkat efisensi ditentukan berdasarkan standar perecanaan.

64
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

3.9.8. Analisis Kebutuhan Air Daerah Irigasi


Kebutuhan air irigasi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang telah dijelaskan sebelumnya. Setelah menghitung nilai evaporasi dan
curah hujan efektif, selanjutnya dilakukan analisa kebutuhan air masing – masing tanam. Perhitungan kebutuhan air dan tana tanam
dapat dilihat pada Tabel 3.34. hingga Tabel 3.36.
Tabel 3.34. Kebutuhan Air Tanaman Padi
Tanaman Padi (120 hari) JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES Keterangan
Evapotranspirasi (Eo) 3,960 3,831 3,836 3,574 3,762 3,667 2,781 3,163 3,313 2,852 3,417 3,502
Perkolasi (P) 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 Hasil perhitungan
Eo + P 5,960 5,831 5,836 5,574 5,762 5,667 4,781 5,163 5,313 4,852 5,417 5,502 (mm/hari)
Rh = Hujan (1 in 5 dry) = Xt / jumlah hari 3,931 4,138 4,034 3,059 3,479 3,644 3,138 3,758 3,852 4,356 4,215 4,220
1 0,18 0,708 0,745 0,726 0,551 0,626 0,656 0,565 0,677 0,693 0,784 0,759 0,760
2 0,53 2,084 2,193 2,138 1,621 1,844 1,931 1,663 1,992 2,042 2,308 2,234 2,236
Faktor Hujan 3 0,55 2,162 2,276 2,219 1,682 1,913 2,004 1,726 2,067 2,119 2,396 2,318 2,321
Effective Rainfall
dengan 2 4 0,40 Curah Hujan Efektif 1,573 1,655 1,614 1,223 1,392 1,458 1,255 1,503 1,541 1,742 1,686 1,688
Factors Tabel 1.b
Golongan (FH) 5 0,40 Re = Hujan x FH 1,573 1,655 1,614 1,223 1,392 1,458 1,255 1,503 1,541 1,742 1,686 1,688
(mm/hari)
tiap 2 mingguan 6 0,40 1,573 1,655 1,614 1,223 1,392 1,458 1,255 1,503 1,541 1,742 1,686 1,688
7 0,40 1,573 1,655 1,614 1,223 1,392 1,458 1,255 1,503 1,541 1,742 1,686 1,688
8 0,20 0,786 0,828 0,807 0,612 0,696 0,729 0,628 0,752 0,770 0,871 0,843 0,844
1 1,20 4,751 4,598 4,603 4,289 4,515 4,401 3,337 3,795 3,975 3,423 4,100 4,202
2 1,27 4,993 5,256 5,123 3,884 4,418 4,628 3,985 4,773 4,892 5,531 5,352 5,359
Koefisien 3 1,33 Evapotranspirasi Etc 5,266 5,096 5,102 4,753 5,004 4,878 3,698 4,206 4,406 3,794 4,544 4,658
Tabel 1.c (mm/hari)
Tanaman (KT) 4 1,30 = Eo x KT 5,147 4,981 4,987 4,646 4,891 4,768 3,615 4,112 4,307 3,708 4,442 4,552
5 1,15 4,553 4,406 4,411 4,110 4,327 4,218 3,198 3,637 3,810 3,280 3,929 4,027
6 0,00 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
LPI (Tabel Zylstra) 10,029 10,015 10,018 9,874 9,981 9,767 9,400 9,563 9,657 9,400 9,717 9,802
Re ke-1 Pengolahan tanah LP1-RE1 = A = Ir 9,321 9,270 9,292 9,323 9,355 9,111 8,835 8,886 8,964 8,616 8,958 9,042
Tabel Zylstra
untuk tanaman padi A*0.116 = B 1,081 1,075 1,078 1,082 1,085 1,057 1,025 1,031 1,040 0,999 1,039 1,049
berdasarkan Eo +
kejenuhan 200 mm 2 B*1.25 = C 1,352 1,344 1,347 1,352 1,356 1,321 1,281 1,289 1,300 1,249 1,299 1,311
P (mm/hari)
minggu I C*1.15 = D 1,554 1,546 1,549 1,555 1,560 1,519 1,473 1,482 1,495 1,437 1,494 1,508
D*1.1 = E 1,710 1,700 1,704 1,710 1,716 1,671 1,621 1,630 1,644 1,580 1,643 1,659
LP2 10,029 10,015 10,018 9,874 9,981 9,767 9,400 9,563 9,657 9,400 9,717 9,802
A = mm/hari
Re ke-2 Pengolahan tanah LP2-RE2 = A =Ir 7,945 7,822 7,880 8,253 8,137 7,836 7,737 7,571 7,615 7,092 7,483 7,566
B = lt/detik/Ha
untuk tanaman padi A*0.116 = B 0,922 0,907 0,914 0,957 0,944 0,909 0,898 0,878 0,883 0,823 0,868 0,878
C = lt/detik/Ha
kejenuhan 200 mm 2 B*1.25 = C 1,152 1,134 1,143 1,197 1,180 1,136 1,122 1,098 1,104 1,028 1,085 1,097
D = lt/detik/Ha
minggu II C*1.15 = D 1,325 1,304 1,314 1,376 1,357 1,307 1,290 1,262 1,270 1,183 1,248 1,262
E = lt/detik/Ha
D*1.1 = E 1,457 1,435 1,445 1,514 1,493 1,437 1,419 1,389 1,397 1,301 1,373 1,388

65
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Lanjutan Tabel 3.34.

Tanaman Padi (120 hari) JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES Keterangan
Et+P+W-Re 7,922 7,655 7,717 7,940 7,934 7,730 6,944 7,061 7,190 6,360 7,115 7,215 w = 3.333 mm/hari
Pertumbuhan 2 minggu I, A*0.116 = B 0,919 0,888 0,895 0,921 0,920 0,897 0,805 0,819 0,834 0,738 0,825 0,837 kebutuhan air untuk
Re ke-3, ET ke-1 B*1.25 = C 1,149 1,110 1,119 1,151 1,150 1,121 1,007 1,024 1,043 0,922 1,032 1,046 pengganti air
w=3.3333 C*1.15 = D 1,321 1,276 1,287 1,324 1,323 1,289 1,158 1,177 1,199 1,061 1,186 1,203 genangan saat
D*1.1 = E 1,453 1,404 1,416 1,456 1,455 1,418 1,274 1,295 1,319 1,167 1,305 1,323 penumpukan
Et+P+W-Re 8,753 8,933 8,843 7,994 8,360 8,503 8,063 8,603 8,684 9,122 9,000 9,004 A = mm/hari
Pertumbuhan 2 minggu II, A*0.116 = B 1,015 1,036 1,026 0,927 0,970 0,986 0,935 0,998 1,007 1,058 1,044 1,044 B = lt/detik/Ha
Re ke-4, ET ke-2. B*1.25 = C 1,269 1,295 1,282 1,159 1,212 1,233 1,169 1,247 1,259 1,323 1,305 1,306 C = lt/detik/Ha
w=3.333 C*1.15 = D 1,460 1,490 1,475 1,333 1,394 1,418 1,344 1,435 1,448 1,521 1,501 1,501 D = lt/detik/Ha
D*1.1 = E 1,606 1,639 1,622 1,466 1,533 1,560 1,479 1,578 1,593 1,673 1,651 1,652 E = lt/detik/Ha
Et+P+W-Re 9,027 8,773 8,821 8,863 8,945 8,753 7,776 8,036 8,198 7,384 8,191 8,303 A = mm/hari
Pertumbuhan 2 minggu III, A*0.116 = B 1,047 1,018 1,023 1,028 1,038 1,015 0,902 0,932 0,951 0,857 0,950 0,963 B = lt/detik/Ha
Re ke-5, ET ke-3. B*1.25 = C 1,309 1,272 1,279 1,285 1,297 1,269 1,128 1,165 1,189 1,071 1,188 1,204 C = lt/detik/Ha
w=3.333 C*1.15 = D 1,505 1,463 1,471 1,478 1,492 1,460 1,297 1,340 1,367 1,231 1,366 1,384 D = lt/detik/Ha
D*1.1 = E 1,656 1,609 1,618 1,626 1,641 1,606 1,426 1,474 1,504 1,354 1,503 1,523 E = lt/detik/Ha
Et+P+W-Re 8,908 8,658 8,706 8,756 8,832 8,643 7,693 7,941 8,099 7,299 8,089 8,198 A = mm/hari
Pertumbuhan 2 minggu IV, A*0.116 = B 1,033 1,004 1,010 1,016 1,025 1,003 0,892 0,921 0,939 0,847 0,938 0,951 B = lt/detik/Ha
Re ke-6, ET ke-4. B*1.25 = C 1,292 1,255 1,262 1,270 1,281 1,253 1,115 1,151 1,174 1,058 1,173 1,189 C = lt/detik/Ha
w=3.333 C*1.15 = D 1,485 1,444 1,452 1,460 1,473 1,441 1,283 1,324 1,350 1,217 1,349 1,367 D = lt/detik/Ha
D*1.1 = E 1,634 1,588 1,597 1,606 1,620 1,585 1,411 1,457 1,486 1,339 1,484 1,504 E = lt/detik/Ha
Et+P+W-Re 8,314 8,084 8,131 8,220 8,268 8,093 7,276 7,467 7,602 6,871 7,576 7,672 A = mm/hari
Pertumbuhan 2 minggu V, A*0.116 = B 0,964 0,938 0,943 0,953 0,959 0,939 0,844 0,866 0,882 0,797 0,879 0,890 B = lt/detik/Ha
Re ke-7, ET ke-5. B*1.25 = C 1,206 1,172 1,179 1,192 1,199 1,173 1,055 1,083 1,102 0,996 1,099 1,112 C = lt/detik/Ha
w=3.333 C*1.15 = D 1,386 1,348 1,356 1,371 1,379 1,349 1,213 1,245 1,268 1,146 1,263 1,279 D = lt/detik/Ha
D*1.1 = E 1,525 1,483 1,491 1,508 1,517 1,484 1,335 1,370 1,394 1,260 1,390 1,407 E = lt/detik/Ha
Et+P+W-Re 4,547 4,505 4,526 4,721 4,637 4,604 4,705 4,581 4,563 4,462 4,490 4,489 A = mm/hari
Pertumbuhan 2 minggu VI, A*0.116 = B 0,527 0,523 0,525 0,548 0,538 0,534 0,546 0,531 0,529 0,518 0,521 0,521 B = lt/detik/Ha
Re ke-8, ET ke-6. B*1.25 = C 0,659 0,653 0,656 0,685 0,672 0,668 0,682 0,664 0,662 0,647 0,651 0,651 C = lt/detik/Ha
w=3.333 C*1.15 = D 0,758 0,751 0,755 0,787 0,773 0,768 0,785 0,764 0,761 0,744 0,749 0,749 D = lt/detik/Ha
D*1.1 = E 0,834 0,826 0,830 0,866 0,851 0,845 0,863 0,840 0,837 0,818 0,824 0,823 E = lt/detik/Ha

66
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Keterangan:

0,116 = angka konversi dari mm/hari menjadi lt/dt

1,25 = kehilangan di saluran tersier 20%

1,15 = kehilangan di saluran sekunder 13,05%

1,10 = kehilangan di bending bangunan utama (saluran primer) 9,10%

C = kehilangan di saluran tersier

D = kehilangan di saluran sekunder

E = kehilangan di saluran primer

67
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.34. Kebutuhan Air Tanaman Jagung

Tanaman Jagung JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES Keterangan
Evapotranspirasi (Eo) 3,960 3,831 3,836 3,574 3,762 3,667 2,781 3,163 3,313 2,852 3,417 3,502
Perkolasi (P) 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000
Eo + P 5,960 5,831 5,836 5,574 5,762 5,667 4,781 5,163 5,313 4,852 5,417 5,502 Hasil perhitungan (mm/hari)
Hujan Bulanan Rata - Rata (XT ) 51,950 54,083 58,161 40,026 34,608 19,239 8,069 1,851 14,146 22,529 38,894 37,614
Rh = Hujan (1 in 5 dry) = Xt / jumlah hari 3,931 4,138 4,034 3,059 3,479 3,644 3,138 3,758 3,852 4,356 4,215 4,220
1 0,5 1,980 1,916 1,918 1,787 1,881 1,834 1,390 1,581 1,656 1,426 1,708 1,751
2 0,59 2,319 2,442 2,380 1,805 2,053 2,150 1,851 2,217 2,273 2,570 2,487 2,490
Koefisien Tanaman 3 0,96 Evapotranspirasi 3,801 3,678 3,683 3,431 3,612 3,521 2,669 3,036 3,180 2,738 3,280 3,362
Tabel 1.c (mm/hari)
(KT) 4 1,05 Etc = Eo x KT 4,158 4,023 4,028 3,753 3,950 3,851 2,920 3,321 3,478 2,995 3,588 3,677
5 1,02 4,039 3,908 3,913 3,645 3,837 3,741 2,836 3,226 3,379 2,909 3,485 3,572
6 0,95 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
K = MT / S 1,192 1,166 1,167 1,115 1,152 1,133 0,956 1,033 1,063 0,970 1,083 1,100
L = eK 3,293 3,210 3,213 3,049 3,166 3,106 2,601 2,808 2,893 2,639 2,954 3,005 W = 3,333 untuk Penggenangan
Pengolahan Tanah LP = Me(K/(L-1)) 10,022 9,885 9,890 9,604 9,810 9,707 8,685 9,139 9,311 8,772 9,429 9,524
Genangan (S) 50 mm Lp - Re =A 6,090 5,746 5,856 6,546 6,331 6,063 5,547 5,380 5,459 4,416 5,215 5,305 A = mm/hari
Selama (T) 15 Hari A*0,116 =B 0,706 0,667 0,679 0,759 0,734 0,703 0,643 0,624 0,633 0,512 0,605 0,615 B = lt/dt/ha
e = 2,718 B*1,25 =C 0,883 0,833 0,849 0,949 0,918 0,879 0,804 0,780 0,792 0,640 0,756 0,769 C = lt/dt/ha
C*1,15 =D 1,016 0,958 0,976 1,092 1,056 1,011 0,925 0,897 0,910 0,736 0,870 0,885 D = lt/dt/ha
D*1,1 =E 1,117 1,054 1,074 1,201 1,161 1,112 1,018 0,987 1,001 0,810 0,956 0,973 E = lt/dt/ha
ET1+P+W-Re =A 3,381 3,110 3,217 4,061 3,735 3,523 3,586 3,156 3,137 2,404 2,827 2,864 A = mm/hari
A*0,116 =B 0,392 0,361 0,373 0,471 0,433 0,409 0,416 0,366 0,364 0,279 0,328 0,332 B = lt/dt/ha
Pertumbuhan 2
B*1,25 =C 0,490 0,451 0,466 0,589 0,542 0,511 0,520 0,458 0,455 0,349 0,410 0,415 C = lt/dt/ha
Minggu I W=3,333
C*1,15 =D 0,564 0,519 0,536 0,677 0,623 0,587 0,598 0,526 0,523 0,401 0,471 0,478 D = lt/dt/ha
D*1,1 =E 0,620 0,570 0,590 0,745 0,685 0,646 0,658 0,579 0,575 0,441 0,519 0,525 E = lt/dt/ha
ET1+P+W-Re =A 3,721 3,636 3,679 4,079 3,907 3,839 4,047 3,792 3,754 3,547 3,605 3,603 A = mm/hari
A*0,116 =B 0,432 0,422 0,427 0,473 0,453 0,445 0,469 0,440 0,435 0,411 0,418 0,418 B = lt/dt/ha
Pertumbuhan 2
B*1,25 =C 0,540 0,527 0,533 0,591 0,566 0,557 0,587 0,550 0,544 0,514 0,523 0,522 C = lt/dt/ha
Minggu II W=3,333
C*1,15 =D 0,621 0,606 0,613 0,680 0,651 0,640 0,675 0,632 0,626 0,592 0,601 0,601 D = lt/dt/ha
D*1,1 =E 0,683 0,667 0,675 0,748 0,717 0,704 0,742 0,696 0,689 0,651 0,661 0,661 E = lt/dt/ha
ET1+P+W-Re =A 5,203 4,873 4,981 5,705 5,466 5,210 4,865 4,611 4,661 3,716 4,399 4,475 A = mm/hari
A*0,116 =B 0,604 0,565 0,578 0,662 0,634 0,604 0,564 0,535 0,541 0,431 0,510 0,519 B = lt/dt/ha
Pertumbuhan 2
B*1,25 =C 0,754 0,707 0,722 0,827 0,793 0,755 0,705 0,669 0,676 0,539 0,638 0,649 C = lt/dt/ha
Minggu III W=3,333
C*1,15 =D 0,868 0,813 0,831 0,951 0,911 0,869 0,811 0,769 0,777 0,620 0,733 0,746 D = lt/dt/ha
D*1,1 =E 0,954 0,894 0,914 1,047 1,003 0,956 0,892 0,846 0,855 0,682 0,807 0,821 E = lt/dt/ha
ET1+P+W-Re =A 5,559 5,217 5,327 6,027 5,804 5,540 5,115 4,895 4,959 3,972 4,706 4,790 A = mm/hari
A*0,116 =B 0,645 0,605 0,618 0,699 0,673 0,643 0,593 0,568 0,575 0,461 0,546 0,556 B = lt/dt/ha
Pertumbuhan 2
B*1,25 =C 0,806 0,757 0,772 0,874 0,842 0,803 0,742 0,710 0,719 0,576 0,682 0,695 C = lt/dt/ha
Minggu IV W=3,333
C*1,15 =D 0,927 0,870 0,888 1,005 0,968 0,924 0,853 0,816 0,827 0,662 0,785 0,799 D = lt/dt/ha
D*1,1 =E 1,020 0,957 0,977 1,106 1,065 1,016 0,938 0,898 0,910 0,729 0,863 0,879 E = lt/dt/ha
ET1+P+W-Re =A 5,440 5,103 5,211 5,920 5,692 5,430 5,032 4,801 4,860 3,887 4,604 4,685 A = mm/hari
A*0,116 =B 0,631 0,592 0,605 0,687 0,660 0,630 0,584 0,557 0,564 0,451 0,534 0,544 B = lt/dt/ha
Pertumbuhan 2
B*1,25 =C 0,789 0,740 0,756 0,858 0,825 0,787 0,730 0,696 0,705 0,564 0,668 0,679 C = lt/dt/ha
Minggu V W=3,333
C*1,15 =D 0,907 0,851 0,869 0,987 0,949 0,905 0,839 0,800 0,810 0,648 0,768 0,781 D = lt/dt/ha
D*1,1 =E 0,998 0,936 0,956 1,086 1,044 0,996 0,923 0,881 0,891 0,713 0,844 0,859 E = lt/dt/ha
ET1+P+W-Re =A 1,402 1,195 1,299 2,274 1,854 1,689 2,195 1,575 1,481 0,977 1,118 1,113 A = mm/hari
A*0,116 =B 0,163 0,139 0,151 0,264 0,215 0,196 0,255 0,183 0,172 0,113 0,130 0,129 B = lt/dt/ha
Pertumbuhan 2
B*1,25 =C 0,203 0,173 0,188 0,330 0,269 0,245 0,318 0,228 0,215 0,142 0,162 0,161 C = lt/dt/ha
Minggu VI W=3,333
C*1,15 =D 0,234 0,199 0,217 0,379 0,309 0,282 0,366 0,263 0,247 0,163 0,187 0,186 D = lt/dt/ha
D*1,1 =E 0,257 0,219 0,238 0,417 0,340 0,310 0,403 0,289 0,272 0,179 0,205 0,204 E = lt/dt/ha

68
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.36. Rotasi Teknis / Golongan

Angka Kebutuhan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Keterangan
Gol I Akhir Oktober
LP Pola Tanaman Padi I LP Pola Tanaman Padi II LP Palawija (Jagung) -
1 2 1 2 3 4 5 6 1 2 1 2 3 4 5 6 1 1 2 3 4 5 6 -
Gol 1 AkhirOktober
Saluran Tersier ( C ) 1,249 1,028 1,032 1,305 1,204 1,189 1,206 0,659 1,344 1,134 1,143 1,119 1,285 1,270 1,199 0,672 0,879 0,511 0,587 0,705 0,710 0,696 0,215 -
Saluran Sekunder (D) 1,437 1,183 1,186 1,501 1,384 1,367 1,386 0,758 1,546 1,304 1,314 1,287 1,478 1,460 1,379 0,773 1,011 0,587 0,675 0,811 0,816 0,800 0,247 -
Saluran Primer ( E ) 1,580 1,301 1,305 1,651 1,523 1,504 1,525 0,834 1,700 1,435 1,445 1,416 1,626 1,606 1,517 0,851 1,112 0,646 0,742 0,892 0,898 0,881 0,272 -
Gol II Awal November
- LP Pola Tanaman Padi I LP Pola Tanaman Padi II LP Palawija (Jagung)
- 1 2 1 2 3 4 5 6 1 2 1 2 3 4 5 6 1 1 2 3 4 5 6 Gol 2 Awal
Saluran Tersier ( C ) - 1,249 1,085 1,032 1,306 1,204 1,292 1,206 0,653 1,344 1,143 1,119 1,159 1,285 1,281 1,199 0,668 0,879 0,520 0,587 0,669 0,710 0,705 0,215 November
Saluran Sekunder (D) - 1,437 1,248 1,186 1,501 1,384 1,485 1,386 0,751 1,546 1,314 1,287 1,333 1,478 1,473 1,379 0,768 1,011 0,598 0,675 0,769 0,816 0,810 0,247
Saluran Primer ( E ) - 1,580 1,373 1,305 1,652 1,523 1,634 1,525 0,826 1,700 1,445 1,416 1,466 1,626 1,620 1,517 0,845 1,112 0,658 0,742 0,846 0,898 0,891 0,272
Angka kebutuhan air rata-rata Maks
Rata-rata ( C ) 1,249 1,139 1,058 1,168 1,255 1,196 1,249 0,932 0,999 1,239 1,143 1,119 1,222 1,277 1,240 0,936 0,773 0,695 0,553 0,646 0,689 0,703 0,460 0,215 1,277 lt/dtk/ha
Rata-rata ( D ) 1,437 1,310 1,217 1,344 1,443 1,376 1,436 1,072 1,149 1,425 1,314 1,287 1,405 1,469 1,426 1,076 0,889 0,799 0,636 0,743 0,793 0,808 0,529 0,247 1,469 lt/dtk/ha
Rata-rata ( E ) 1,580 1,441 1,339 1,478 1,587 1,513 1,579 1,179 1,263 1,568 1,445 1,416 1,546 1,616 1,568 1,184 0,978 0,879 0,700 0,817 0,872 0,889 0,582 0,272 1,616 lt/dtk/ha

3.10. Analisis Debit Andalan


Perhitungan debit andalan bertujuan untuk menentukan area persawahan yang dapat dialiri. Perhitungan ini mengguanak cara analitis
water balance dari Dr. F. J. Mock berdasarkan data curah hujan bulanan, jumlah hari hujan, evapotranspirasi, dan karakteristik
hidrologi daerah pengaliran. Perhitungan debit andalan dicari setiap tahunnya seperti terlihat pada Tabel 3.37. sampai Tabel 3.52.

69
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.37. Perhitungan Debit Andalan Tahun 2000

2000
Data Klimatologi Unit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Curah Hujan (P) mm/bulan 578 560 508 180 103 7 6 25 16 62 123 159
2 Hari Hujan (n) 23 20 22 15 8 1 1 3 2 5 8 10
Evapotranspirasi Terbatas
3 Evapotranspirasi (Ep) mm/bulan 121,871 115,877 125,060 91,757 107,848 109,324 97,263 116,511 115,562 135,021 126,436 130,806
4 Singkapan Lahan (m) % 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
5 E/Ep = (m/20) x (18-n) -0,070 -0,033 -0,063 0,048 0,155 0,253 0,260 0,231 0,243 0,192 0,156 0,120
6 E = (E/Ep) x Ep mm/bulan -8,544 -3,828 -7,838 4,435 16,680 27,707 25,327 26,934 28,105 25,919 19,702 15,678
7 Evapotranspirasi Terbatas (Et) = Ep - E mm/bulan 130,415 119,705 132,898 87,321 91,168 81,617 71,936 89,577 87,457 109,102 106,734 115,128
Volume Air Berlebih (Water Surpluse)
8 Hujan - Evapotranspirasi (S) = P - Et mm/bulan 447,106 440,289 375,405 92,245 11,531 -74,928 -65,578 -65,072 -71,492 -46,899 16,290 43,822
9 Soil Moisture Cap. (SMC) 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000
10 Tampungan Kelembapan Tanah (SMS) = S + SMC 647,106 640,289 575,405 292,245 211,531 125,072 134,422 134,928 128,508 153,101 216,290 243,822
11 Soil Storage (SS) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -74,928 -65,578 -65,072 -71,492 -46,899 0,000 0,000
12 WS = S + SS mm/bulan 447,106 440,289 375,405 92,245 11,531 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 16,290 43,822
Run Off & Ground Water Storage
13 Koef. Infiltrasi (Fi) 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500
14 Infiltrasi (I) = WS x Fi mm/bulan 223,553 220,144 187,702 46,122 5,765 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 8,145 21,911
15 Faktor Resesi Aliran Tanah (K) 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850
16 V (n-1) mm/bulan 200,000 376,787 523,902 618,942 568,764 488,782 415,465 353,145 300,173 255,147 216,875 191,878
17 0,5 x I x (1 + K) mm/bulan 206,787 203,634 173,625 42,663 5,333 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 7,534 20,268
18 K x (V n - 1) mm/bulan 170,000 320,269 445,317 526,100 483,449 415,465 353,145 300,173 255,147 216,875 184,344 163,096
19 Volume Air Tanah (V n) = (17) + (18) mm/bulan 376,787 523,902 618,942 568,764 488,782 415,465 353,145 300,173 255,147 216,875 191,878 183,364
20 dV n = V n - V n-1 mm/bulan 176,787 147,116 95,039 -50,178 -79,981 -73,317 -62,320 -52,972 -45,026 -38,272 -24,997 -8,514
Alirran Sungai
20 Base Flow (BF) = I - dV mm/bulan 46,766 73,029 92,663 96,300 85,747 73,317 62,320 52,972 45,026 38,272 33,142 30,425
21 Aliran Permukaan (DRO) = WS - I mm/bulan 223,553 220,144 187,702 46,122 5,765 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 8,145 21,911
22 Aliran Sungai (TRO) = BF + DRO mm/bulan 270,320 293,173 280,365 142,423 91,512 73,317 62,320 52,972 45,026 38,272 41,287 52,336
23 Catchment Area (DAS) km2 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000
24 Debit (QRO) m3/dt 5,046 6,059 5,234 2,747 1,708 1,414 1,163 0,989 0,869 0,714 0,796 0,977

70
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.38. Perhitungan Debit Andalan Tahun 2001

2001
Data Klimatologi Unit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Curah Hujan (P) mm/bulan 184 116 404 147 92 130 121 41 136 190 492 205
2 Hari Hujan (n) 11 7 17 12 7 8 6 0 8 11 15 13
Evapotranspirasi Terbatas
3 Evapotranspirasi (Ep) mm/bulan 121,871 115,877 125,060 91,757 107,848 109,324 97,263 116,511 115,562 135,021 126,436 130,806
4 Singkapan Lahan (m) % 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
5 E/Ep = (m/20) x (18-n) 0,103 0,160 0,014 0,083 0,161 0,155 0,187 0,264 0,154 0,109 0,048 0,078
6 E = (E/Ep) x Ep mm/bulan 12,598 18,594 1,788 7,593 17,388 16,974 18,166 30,708 17,803 14,779 6,056 10,245
7 Evapotranspirasi Terbatas (Et) = Ep - E mm/bulan 109,273 97,284 123,272 84,164 90,460 92,350 79,098 85,803 97,759 120,242 120,380 120,561
Volume Air Berlebih (Water Surpluse)
8 Hujan - Evapotranspirasi (S) = P - Et mm/bulan 74,549 19,146 281,123 62,585 1,742 37,779 41,488 -45,021 38,098 69,784 371,383 84,148
9 Soil Moisture Cap. (SMC) 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000
10 Tampungan Kelembapan Tanah (SMS) = S + SMC 274,549 219,146 481,123 262,585 201,742 237,779 241,488 154,979 238,098 269,784 571,383 284,148
11 Soil Storage (SS) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -45,021 0,000 0,000 0,000 0,000
12 WS = S + SS mm/bulan 74,549 19,146 281,123 62,585 1,742 37,779 41,488 0,000 38,098 69,784 371,383 84,148
Run Off & Ground Water Storage
13 Koef. Infiltrasi (Fi) 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500
14 Infiltrasi (I) = WS x Fi mm/bulan 37,274 9,573 140,561 31,293 0,871 18,890 20,744 0,000 19,049 34,892 185,692 42,074
15 Faktor Resesi Aliran Tanah (K) 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850
16 V (n-1) mm/bulan 183,364 190,338 170,642 275,065 262,751 224,144 207,996 195,984 166,587 159,219 167,611 314,234
17 0,5 x I x (1 + K) mm/bulan 34,479 8,855 130,019 28,946 0,806 17,473 19,188 0,000 17,620 32,275 171,765 38,918
18 K x (V n - 1) mm/bulan 155,859 161,787 145,046 233,806 223,339 190,523 176,796 166,587 141,599 135,336 142,469 267,099
19 Volume Air Tanah (V n) = (17) + (18) mm/bulan 190,338 170,642 275,065 262,751 224,144 207,996 195,984 166,587 159,219 167,611 314,234 306,018
20 dV n = V n - V n-1 mm/bulan 6,974 -19,696 104,423 -12,314 -38,607 -16,149 -12,011 -29,398 -7,368 8,392 146,623 -8,217
Alirran Sungai
20 Base Flow (BF) = I - dV mm/bulan 30,300 29,269 36,138 43,607 39,478 35,038 32,755 29,398 26,417 26,500 39,069 50,291
21 Aliran Permukaan (DRO) = WS - I mm/bulan 37,274 9,573 140,561 31,293 0,871 18,890 20,744 0,000 19,049 34,892 185,692 42,074
22 Aliran Sungai (TRO) = BF + DRO mm/bulan 67,575 38,842 176,700 74,899 40,349 53,928 53,499 29,398 45,466 61,392 224,760 92,365
23 Catchment Area (DAS) km2 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000
24 Debit (QRO) m3/dt 1,261 0,803 3,299 1,445 0,753 1,040 0,999 0,549 0,877 1,146 4,336 1,724

71
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.39. Perhitungan Debit Andalan Tahun 2002

2002
Data Klimatologi Unit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Curah Hujan (P) mm/bulan 552 346 257 302 174 154 68 31 60 228 367 335
2 Hari Hujan (n) 19 19 14 13 10 7 4 2 3 8 15 16
Evapotranspirasi Terbatas
3 Evapotranspirasi (Ep) mm/bulan 121,871 115,877 125,060 91,757 107,848 109,324 97,263 116,511 115,562 135,021 126,436 130,806
4 Singkapan Lahan (m) % 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
5 E/Ep = (m/20) x (18-n) -0,011 -0,016 0,067 0,080 0,118 0,167 0,207 0,233 0,221 0,147 0,051 0,035
6 E = (E/Ep) x Ep mm/bulan -1,319 -1,887 8,326 7,378 12,705 18,203 20,088 27,203 25,531 19,906 6,451 4,588
7 Evapotranspirasi Terbatas (Et) = Ep - E mm/bulan 123,190 117,764 116,734 84,379 95,143 91,121 77,175 89,307 90,031 115,115 119,985 126,218
Volume Air Berlebih (Water Surpluse)
8 Hujan - Evapotranspirasi (S) = P - Et mm/bulan 428,673 228,217 140,189 217,577 78,659 62,967 -8,956 -58,515 -30,049 112,409 247,199 208,356
9 Soil Moisture Cap. (SMC) 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000
10 Tampungan Kelembapan Tanah (SMS) = S + SMC 628,673 428,217 340,189 417,577 278,659 262,967 191,044 141,485 169,951 312,409 447,199 408,356
11 Soil Storage (SS) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -8,956 -58,515 -30,049 0,000 0,000 0,000
12 WS = S + SS mm/bulan 428,673 228,217 140,189 217,577 78,659 62,967 0,000 0,000 0,000 112,409 247,199 208,356
Run Off & Ground Water Storage
13 Koef. Infiltrasi (Fi) 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500
14 Infiltrasi (I) = WS x Fi mm/bulan 214,337 114,108 70,095 108,789 39,330 31,483 0,000 0,000 0,000 56,204 123,600 104,178
15 Faktor Resesi Aliran Tanah (K) 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850
16 V (n-1) mm/bulan 306,018 458,376 495,170 485,732 513,502 472,856 431,050 366,393 311,434 264,719 277,000 349,780
17 0,5 x I x (1 + K) mm/bulan 198,261 105,550 64,838 100,629 36,380 29,122 0,000 0,000 0,000 51,989 114,330 96,364
18 K x (V n - 1) mm/bulan 260,115 389,620 420,894 412,872 436,476 401,928 366,393 311,434 264,719 225,011 235,450 297,313
19 Volume Air Tanah (V n) = (17) + (18) mm/bulan 458,376 495,170 485,732 513,502 472,856 431,050 366,393 311,434 264,719 277,000 349,780 393,677
20 dV n = V n - V n-1 mm/bulan 152,359 36,794 -9,438 27,770 -40,645 -41,806 -64,658 -54,959 -46,715 12,281 72,780 43,898
Alirran Sungai
20 Base Flow (BF) = I - dV mm/bulan 61,978 77,315 79,533 81,019 79,975 73,290 64,658 54,959 46,715 43,923 50,820 60,280
21 Aliran Permukaan (DRO) = WS - I mm/bulan 214,337 114,108 70,095 108,789 39,330 31,483 0,000 0,000 0,000 56,204 123,600 104,178
22 Aliran Sungai (TRO) = BF + DRO mm/bulan 276,314 191,423 149,627 189,808 119,305 104,773 64,658 54,959 46,715 100,128 174,420 164,458
23 Catchment Area (DAS) km2 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000
24 Debit (QRO) m3/dt 5,158 3,956 2,793 3,661 2,227 2,021 1,207 1,026 0,901 1,869 3,365 3,070

72
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.40. Perhitungan Debit Andalan Tahun 2003

2003
Data Klimatologi Unit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Curah Hujan (P) mm/bulan 421 653 538 249 198 141 19 53 37 283 335 414
2 Hari Hujan (n) 14 18 13 12 7 6 1 2 2 11 13 16
Evapotranspirasi Terbatas
3 Evapotranspirasi (Ep) mm/bulan 121,871 115,877 125,060 91,757 107,848 109,324 97,263 116,511 115,562 135,021 126,436 130,806
4 Singkapan Lahan (m) % 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
5 E/Ep = (m/20) x (18-n) 0,053 -0,003 0,069 0,096 0,158 0,184 0,251 0,237 0,237 0,108 0,069 0,026
6 E = (E/Ep) x Ep mm/bulan 6,413 -0,372 8,603 8,781 17,082 20,148 24,423 27,630 27,389 14,601 8,675 3,361
7 Evapotranspirasi Terbatas (Et) = Ep - E mm/bulan 115,458 116,250 116,457 82,975 90,766 89,176 72,840 88,880 88,173 120,419 117,761 127,445
Volume Air Berlebih (Water Surpluse)
8 Hujan - Evapotranspirasi (S) = P - Et mm/bulan 305,567 536,278 421,301 165,902 107,549 51,400 -53,464 -36,320 -51,047 162,949 216,883 286,150
9 Soil Moisture Cap. (SMC) 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000
10 Tampungan Kelembapan Tanah (SMS) = S + SMC 505,567 736,278 621,301 365,902 307,549 251,400 146,536 163,680 148,953 362,949 416,883 486,150
11 Soil Storage (SS) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -53,464 -36,320 -51,047 0,000 0,000 0,000
12 WS = S + SS mm/bulan 305,567 536,278 421,301 165,902 107,549 51,400 0,000 0,000 0,000 162,949 216,883 286,150
Run Off & Ground Water Storage
13 Koef. Infiltrasi (Fi) 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500
14 Infiltrasi (I) = WS x Fi mm/bulan 152,784 268,139 210,650 82,951 53,775 25,700 0,000 0,000 0,000 81,475 108,441 143,075
15 Faktor Resesi Aliran Tanah (K) 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850
16 V (n-1) mm/bulan 393,677 475,951 652,586 749,550 713,847 656,512 581,808 494,536 420,356 357,303 379,071 422,519
17 0,5 x I x (1 + K) mm/bulan 141,325 248,028 194,852 76,730 49,742 23,773 0,000 0,000 0,000 75,364 100,308 132,344
18 K x (V n - 1) mm/bulan 334,626 404,558 554,699 637,118 606,770 558,035 494,536 420,356 357,303 303,707 322,211 359,141
19 Volume Air Tanah (V n) = (17) + (18) mm/bulan 475,951 652,586 749,550 713,847 656,512 581,808 494,536 420,356 357,303 379,071 422,519 491,485
20 dV n = V n - V n-1 mm/bulan 82,273 176,636 96,964 -35,703 -57,336 -74,704 -87,271 -74,180 -63,053 21,769 43,448 68,966
Alirran Sungai
20 Base Flow (BF) = I - dV mm/bulan 70,510 91,503 113,687 118,654 111,110 100,404 87,271 74,180 63,053 59,706 64,994 74,108
21 Aliran Permukaan (DRO) = WS - I mm/bulan 152,784 268,139 210,650 82,951 53,775 25,700 0,000 0,000 0,000 81,475 108,441 143,075
22 Aliran Sungai (TRO) = BF + DRO mm/bulan 223,294 359,642 324,337 201,605 164,885 126,104 87,271 74,180 63,053 141,181 173,435 217,183
23 Catchment Area (DAS) km2 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000
24 Debit (QRO) m3/dt 4,168 7,433 6,055 3,889 3,078 2,433 1,629 1,385 1,216 2,636 3,346 4,054

73
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.41. Perhitungan Debit Andalan Tahun 2004

2004
Data Klimatologi Unit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Curah Hujan (P) mm/bulan 192 196 194 270 128 29 65 0 45 157 241 93
2 Hari Hujan (n) 19 14 15 15 12 7 4 0 3 12 18 14
Evapotranspirasi Terbatas
3 Evapotranspirasi (Ep) mm/bulan 121,871 115,877 125,060 91,757 107,848 109,324 97,263 116,511 115,562 135,021 126,436 130,806
4 Singkapan Lahan (m) % 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
5 E/Ep = (m/20) x (18-n) -0,011 0,057 0,048 0,043 0,086 0,170 0,217 0,270 0,220 0,093 -0,005 0,057
6 E = (E/Ep) x Ep mm/bulan -1,340 6,606 6,001 3,950 9,264 18,613 21,065 31,458 25,378 12,496 -0,666 7,512
7 Evapotranspirasi Terbatas (Et) = Ep - E mm/bulan 123,210 109,272 119,059 87,806 98,584 90,712 76,199 85,053 90,184 122,525 127,101 123,294
Volume Air Berlebih (Water Surpluse)
8 Hujan - Evapotranspirasi (S) = P - Et mm/bulan 68,899 87,143 74,847 182,312 29,548 -61,696 -11,221 -85,053 -45,096 34,129 114,129 -30,032
9 Soil Moisture Cap. (SMC) 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000
10 Tampungan Kelembapan Tanah (SMS) = S + SMC 268,899 287,143 274,847 382,312 229,548 138,304 188,779 114,947 154,904 234,129 314,129 169,968
11 Soil Storage (SS) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -61,696 -11,221 -85,053 -45,096 0,000 0,000 -30,032
12 WS = S + SS mm/bulan 68,899 87,143 74,847 182,312 29,548 0,000 0,000 0,000 0,000 34,129 114,129 0,000
Run Off & Ground Water Storage
13 Koef. Infiltrasi (Fi) 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500
14 Infiltrasi (I) = WS x Fi mm/bulan 34,449 43,571 37,424 91,156 14,774 0,000 0,000 0,000 0,000 17,065 57,064 0,000
15 Faktor Resesi Aliran Tanah (K) 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850
16 V (n-1) mm/bulan 491,485 449,628 422,488 393,731 418,991 369,808 314,337 267,186 227,108 193,042 179,871 205,674
17 0,5 x I x (1 + K) mm/bulan 31,866 40,303 34,617 84,319 13,666 0,000 0,000 0,000 0,000 15,785 52,784 0,000
18 K x (V n - 1) mm/bulan 417,763 382,184 359,114 334,672 356,142 314,337 267,186 227,108 193,042 164,086 152,890 174,823
19 Volume Air Tanah (V n) = (17) + (18) mm/bulan 449,628 422,488 393,731 418,991 369,808 314,337 267,186 227,108 193,042 179,871 205,674 174,823
20 dV n = V n - V n-1 mm/bulan -41,857 -27,141 -28,756 25,259 -49,183 -55,471 -47,151 -40,078 -34,066 -13,171 25,804 -30,851
Alirran Sungai
20 Base Flow (BF) = I - dV mm/bulan 76,307 70,712 66,180 65,896 63,957 55,471 47,151 40,078 34,066 30,236 31,260 30,851
21 Aliran Permukaan (DRO) = WS - I mm/bulan 34,449 43,571 37,424 91,156 14,774 0,000 0,000 0,000 0,000 17,065 57,064 0,000
22 Aliran Sungai (TRO) = BF + DRO mm/bulan 110,756 114,283 103,603 157,052 78,731 55,471 47,151 40,078 34,066 47,301 88,325 30,851
23 Catchment Area (DAS) km2 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000
24 Debit (QRO) m3/dt 2,068 2,362 1,934 3,030 1,470 1,070 0,880 0,748 0,657 0,883 1,704 0,576

74
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.42. Perhitungan Debit Andalan Tahun 2005

2005
Data Klimatologi Unit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Curah Hujan (P) mm/bulan 573 527 337 294 147 84 30 0 100 266 337 572
2 Hari Hujan (n) 23 18 13 12 7 4 1 0 5 12 17 18
Evapotranspirasi Terbatas
3 Evapotranspirasi (Ep) mm/bulan 121,871 115,877 125,060 91,757 107,848 109,324 97,263 116,511 115,562 135,021 126,436 130,806
4 Singkapan Lahan (m) % 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
5 E/Ep = (m/20) x (18-n) -0,071 0,000 0,071 0,093 0,168 0,210 0,255 0,270 0,201 0,083 0,021 -0,004
6 E = (E/Ep) x Ep mm/bulan -8,619 -0,012 8,856 8,516 18,084 22,983 24,794 31,458 23,241 11,150 2,673 -0,541
7 Evapotranspirasi Terbatas (Et) = Ep - E mm/bulan 130,490 115,889 116,204 83,240 89,764 86,341 72,470 85,053 92,321 123,871 123,763 131,347
Volume Air Berlebih (Water Surpluse)
8 Hujan - Evapotranspirasi (S) = P - Et mm/bulan 442,670 410,756 221,213 210,825 57,542 -2,359 -42,002 -84,722 7,586 142,420 212,807 440,485
9 Soil Moisture Cap. (SMC) 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000
10 Tampungan Kelembapan Tanah (SMS) = S + SMC 642,670 610,756 421,213 410,825 257,542 197,641 157,998 115,278 207,586 342,420 412,807 640,485
11 Soil Storage (SS) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -2,359 -42,002 -84,722 0,000 0,000 0,000 0,000
12 WS = S + SS mm/bulan 442,670 410,756 221,213 210,825 57,542 0,000 0,000 0,000 7,586 142,420 212,807 440,485
Run Off & Ground Water Storage
13 Koef. Infiltrasi (Fi) 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500
14 Infiltrasi (I) = WS x Fi mm/bulan 221,335 205,378 110,607 105,412 28,771 0,000 0,000 0,000 3,793 71,210 106,404 220,242
15 Faktor Resesi Aliran Tanah (K) 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850
16 V (n-1) mm/bulan 174,823 353,334 490,309 519,074 538,719 484,525 411,846 350,069 297,559 256,433 283,837 339,685
17 0,5 x I x (1 + K) mm/bulan 204,735 189,974 102,311 97,507 26,613 0,000 0,000 0,000 3,508 65,869 98,423 203,724
18 K x (V n - 1) mm/bulan 148,600 300,334 416,762 441,213 457,911 411,846 350,069 297,559 252,925 217,968 241,262 288,732
19 Volume Air Tanah (V n) = (17) + (18) mm/bulan 353,334 490,309 519,074 538,719 484,525 411,846 350,069 297,559 256,433 283,837 339,685 492,456
20 dV n = V n - V n-1 mm/bulan 178,511 136,974 28,765 19,646 -54,195 -72,679 -61,777 -52,510 -41,125 27,404 55,848 152,771
Alirran Sungai
20 Base Flow (BF) = I - dV mm/bulan 42,824 68,404 81,842 85,767 82,966 72,679 61,777 52,510 44,918 43,806 50,556 67,471
21 Aliran Permukaan (DRO) = WS - I mm/bulan 221,335 205,378 110,607 105,412 28,771 0,000 0,000 0,000 3,793 71,210 106,404 220,242
22 Aliran Sungai (TRO) = BF + DRO mm/bulan 264,158 273,781 192,448 191,179 111,737 72,679 61,777 52,510 48,711 115,015 156,960 287,713
23 Catchment Area (DAS) km2 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000
24 Debit (QRO) m3/dt 4,931 5,659 3,593 3,688 2,086 1,402 1,153 0,980 0,940 2,147 3,028 5,371

75
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.43. Perhitungan Debit Andalan Tahun 2006

2006
Data Klimatologi Unit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Curah Hujan (P) mm/bulan 620 652 456 331 167 40 9 37 15 35 286 496
2 Hari Hujan (n) 19 20 19 17 14 1 1 2 2 3 15 21
Evapotranspirasi Terbatas
3 Evapotranspirasi (Ep) mm/bulan 121,871 115,877 125,060 91,757 107,848 109,324 97,263 116,511 115,562 135,021 126,436 130,806
4 Singkapan Lahan (m) % 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
5 E/Ep = (m/20) x (18-n) -0,020 -0,023 -0,013 0,018 0,066 0,248 0,255 0,247 0,247 0,221 0,038 -0,052
6 E = (E/Ep) x Ep mm/bulan -2,383 -2,627 -1,586 1,619 7,117 27,159 24,794 28,796 28,562 29,773 4,834 -6,776
7 Evapotranspirasi Terbatas (Et) = Ep - E mm/bulan 124,254 118,505 126,646 90,138 100,731 82,165 72,470 87,714 87,000 105,248 121,602 137,582
Volume Air Berlebih (Water Surpluse)
8 Hujan - Evapotranspirasi (S) = P - Et mm/bulan 495,715 533,370 328,990 240,908 66,552 -41,882 -63,148 -50,402 -72,024 -69,966 164,694 358,327
9 Soil Moisture Cap. (SMC) 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000
10 Tampungan Kelembapan Tanah (SMS) = S + SMC 695,715 733,370 528,990 440,908 266,552 158,118 136,852 149,598 127,976 130,034 364,694 558,327
11 Soil Storage (SS) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -41,882 -63,148 -50,402 -72,024 -69,966 0,000 0,000
12 WS = S + SS mm/bulan 495,715 533,370 328,990 240,908 66,552 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 164,694 358,327
Run Off & Ground Water Storage
13 Koef. Infiltrasi (Fi) 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500
14 Infiltrasi (I) = WS x Fi mm/bulan 247,858 266,685 164,495 120,454 33,276 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 82,347 179,163
15 Faktor Resesi Aliran Tanah (K) 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850
16 V (n-1) mm/bulan 492,456 647,856 797,361 829,915 816,847 725,101 616,336 523,885 445,303 378,507 321,731 349,643
17 0,5 x I x (1 + K) mm/bulan 229,268 246,684 152,158 111,420 30,780 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 76,171 165,726
18 K x (V n - 1) mm/bulan 418,588 550,678 677,757 705,428 694,320 616,336 523,885 445,303 378,507 321,731 273,471 297,196
19 Volume Air Tanah (V n) = (17) + (18) mm/bulan 647,856 797,361 829,915 816,847 725,101 616,336 523,885 445,303 378,507 321,731 349,643 462,922
20 dV n = V n - V n-1 mm/bulan 155,400 149,505 32,553 -13,067 -91,747 -108,765 -92,450 -78,583 -66,795 -56,776 27,911 113,280
Alirran Sungai
20 Base Flow (BF) = I - dV mm/bulan 92,458 117,180 131,941 133,521 125,023 108,765 92,450 78,583 66,795 56,776 54,436 65,884
21 Aliran Permukaan (DRO) = WS - I mm/bulan 247,858 266,685 164,495 120,454 33,276 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 82,347 179,163
22 Aliran Sungai (TRO) = BF + DRO mm/bulan 340,315 383,865 296,436 253,975 158,299 108,765 92,450 78,583 66,795 56,776 136,783 245,047
23 Catchment Area (DAS) km2 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000
24 Debit (QRO) m3/dt 6,353 7,934 5,534 4,899 2,955 2,098 1,726 1,467 1,288 1,060 2,639 4,575

76
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.44. Perhitungan Debit Andalan Tahun 2007

2007
Data Klimatologi Unit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Curah Hujan (P) mm/bulan 335 411 590 434 48 168 137 10 33 140 287 382
2 Hari Hujan (n) 14 20 18 17 13 9 3 3 2 8 14 17
Evapotranspirasi Terbatas
3 Evapotranspirasi (Ep) mm/bulan 121,871 115,877 125,060 91,757 107,848 109,324 97,263 116,511 115,562 135,021 126,436 130,806
4 Singkapan Lahan (m) % 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
5 E/Ep = (m/20) x (18-n) 0,053 -0,028 -0,007 0,016 0,081 0,139 0,225 0,225 0,240 0,145 0,062 0,012
6 E = (E/Ep) x Ep mm/bulan 6,411 -3,246 -0,915 1,506 8,701 15,175 21,923 26,262 27,720 19,620 7,848 1,633
7 Evapotranspirasi Terbatas (Et) = Ep - E mm/bulan 115,460 119,123 125,975 90,251 99,147 94,149 75,340 90,249 87,842 115,401 118,588 129,173
Volume Air Berlebih (Water Surpluse)
8 Hujan - Evapotranspirasi (S) = P - Et mm/bulan 219,371 291,894 463,806 344,053 -51,243 73,877 61,855 -80,439 -54,883 24,356 168,190 252,628
9 Soil Moisture Cap. (SMC) 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000
10 Tampungan Kelembapan Tanah (SMS) = S + SMC 419,371 491,894 663,806 544,053 148,757 273,877 261,855 119,561 145,117 224,356 368,190 452,628
11 Soil Storage (SS) 0,000 0,000 0,000 0,000 -51,243 0,000 0,000 -80,439 -54,883 0,000 0,000 0,000
12 WS = S + SS mm/bulan 219,371 291,894 463,806 344,053 0,000 73,877 61,855 0,000 0,000 24,356 168,190 252,628
Run Off & Ground Water Storage
13 Koef. Infiltrasi (Fi) 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500
14 Infiltrasi (I) = WS x Fi mm/bulan 109,685 145,947 231,903 172,026 0,000 36,938 30,927 0,000 0,000 12,178 84,095 126,314
15 Faktor Resesi Aliran Tanah (K) 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850
16 V (n-1) mm/bulan 462,922 494,943 555,702 686,858 742,953 631,510 570,952 513,917 436,829 371,305 326,874 355,631
17 0,5 x I x (1 + K) mm/bulan 101,459 135,001 214,510 159,125 0,000 34,168 28,608 0,000 0,000 11,265 77,788 116,840
18 K x (V n - 1) mm/bulan 393,484 420,701 472,347 583,829 631,510 536,784 485,309 436,829 371,305 315,609 277,843 302,286
19 Volume Air Tanah (V n) = (17) + (18) mm/bulan 494,943 555,702 686,858 742,953 631,510 570,952 513,917 436,829 371,305 326,874 355,631 419,127
20 dV n = V n - V n-1 mm/bulan 32,021 60,760 131,155 56,096 -111,443 -60,559 -57,035 -77,088 -65,524 -44,431 28,757 63,496
Alirran Sungai
20 Base Flow (BF) = I - dV mm/bulan 77,665 85,187 100,748 115,931 111,443 97,497 87,962 77,088 65,524 56,609 55,338 62,818
21 Aliran Permukaan (DRO) = WS - I mm/bulan 109,685 145,947 231,903 172,026 0,000 36,938 30,927 0,000 0,000 12,178 84,095 126,314
22 Aliran Sungai (TRO) = BF + DRO mm/bulan 187,350 231,134 332,651 287,957 111,443 134,435 118,890 77,088 65,524 68,787 139,433 189,132
23 Catchment Area (DAS) km2 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000
24 Debit (QRO) m3/dt 3,497 4,777 6,210 5,555 2,080 2,593 2,219 1,439 1,264 1,284 2,690 3,531

77
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.45. Perhitungan Debit Andalan Tahun 2008

2008
Data Klimatologi Unit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Curah Hujan (P) mm/bulan 396 548 278 285 132 40 3 53 68 334 615 296
2 Hari Hujan (n) 16 18 16 15 8 3 0 4 2 13 18 14
Evapotranspirasi Terbatas
3 Evapotranspirasi (Ep) mm/bulan 121,871 115,877 125,060 91,757 107,848 109,324 97,263 116,511 115,562 135,021 126,436 130,806
4 Singkapan Lahan (m) % 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
5 E/Ep = (m/20) x (18-n) 0,031 0,002 0,030 0,049 0,146 0,228 0,270 0,205 0,234 0,071 -0,005 0,057
6 E = (E/Ep) x Ep mm/bulan 3,743 0,194 3,776 4,465 15,704 24,968 26,261 23,895 27,022 9,578 -0,693 7,477
7 Evapotranspirasi Terbatas (Et) = Ep - E mm/bulan 118,128 115,684 121,284 87,291 92,144 84,356 71,002 92,615 88,540 125,443 127,129 123,329
Volume Air Berlebih (Water Surpluse)
8 Hujan - Evapotranspirasi (S) = P - Et mm/bulan 278,158 432,329 156,430 197,215 40,037 -44,759 -67,955 -39,918 -20,581 208,773 487,411 172,969
9 Soil Moisture Cap. (SMC) 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000
10 Tampungan Kelembapan Tanah (SMS) = S + SMC 478,158 632,329 356,430 397,215 240,037 155,241 132,045 160,082 179,419 408,773 687,411 372,969
11 Soil Storage (SS) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -44,759 -67,955 -39,918 -20,581 0,000 0,000 0,000
12 WS = S + SS mm/bulan 278,158 432,329 156,430 197,215 40,037 0,000 0,000 0,000 0,000 208,773 487,411 172,969
Run Off & Ground Water Storage
13 Koef. Infiltrasi (Fi) 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500
14 Infiltrasi (I) = WS x Fi mm/bulan 139,079 216,165 78,215 98,607 20,019 0,000 0,000 0,000 0,000 104,387 243,706 86,484
15 Faktor Resesi Aliran Tanah (K) 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850
16 V (n-1) mm/bulan 419,127 484,906 612,122 592,653 594,967 524,239 445,603 378,763 321,948 273,656 329,165 505,218
17 0,5 x I x (1 + K) mm/bulan 128,648 199,952 72,349 91,212 18,517 0,000 0,000 0,000 0,000 96,558 225,428 79,998
18 K x (V n - 1) mm/bulan 356,258 412,170 520,304 503,755 505,722 445,603 378,763 321,948 273,656 232,608 279,790 429,435
19 Volume Air Tanah (V n) = (17) + (18) mm/bulan 484,906 612,122 592,653 594,967 524,239 445,603 378,763 321,948 273,656 329,165 505,218 509,433
20 dV n = V n - V n-1 mm/bulan 65,779 127,216 -19,469 2,314 -70,728 -78,636 -66,840 -56,814 -48,292 55,509 176,053 4,215
Alirran Sungai
20 Base Flow (BF) = I - dV mm/bulan 73,300 88,948 97,684 96,293 90,746 78,636 66,840 56,814 48,292 48,877 67,653 82,269
21 Aliran Permukaan (DRO) = WS - I mm/bulan 139,079 216,165 78,215 98,607 20,019 0,000 0,000 0,000 0,000 104,387 243,706 86,484
22 Aliran Sungai (TRO) = BF + DRO mm/bulan 212,379 305,113 175,899 194,901 110,765 78,636 66,840 56,814 48,292 153,264 311,358 168,753
23 Catchment Area (DAS) km2 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000
24 Debit (QRO) m3/dt 3,965 6,306 3,284 3,760 2,068 1,517 1,248 1,061 0,932 2,861 6,006 3,150

78
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.46. Perhitungan Debit Andalan Tahun 2009

2009
Data Klimatologi Unit Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Curah Hujan (P) mm/bulan 463 445 261 427 225 265 76 2 43 240 342 228
2 Hari Hujan (n) 16 17 12 17 11 10 3 0 4 12 16 11
Evapotranspirasi Terbatas
3 Evapotranspirasi (Ep) mm/bulan 121,871 115,877 125,060 91,757 107,848 109,324 97,263 116,511 115,562 135,021 126,436 130,806
4 Singkapan Lahan (m) % 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
5 E/Ep = (m/20) x (18-n) 0,035 0,020 0,097 0,016 0,107 0,122 0,218 0,270 0,203 0,086 0,035 0,098
6 E = (E/Ep) x Ep mm/bulan 4,229 2,275 12,185 1,431 11,490 13,305 21,165 31,458 23,471 11,625 4,385 12,815
7 Evapotranspirasi Terbatas (Et) = Ep - E mm/bulan 117,642 113,602 112,875 90,325 96,358 96,019 76,098 85,053 92,091 123,396 122,051 117,991
Volume Air Berlebih (Water Surpluse)
8 Hujan - Evapotranspirasi (S) = P - Et mm/bulan 345,581 331,643 148,330 336,308 128,274 169,424 0,193 -83,066 -48,598 116,562 219,769 110,421
9 Soil Moisture Cap. (SMC) 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000
10 Tampungan Kelembapan Tanah (SMS) = S + SMC 545,581 531,643 348,330 536,308 328,274 369,424 200,193 116,934 151,402 316,562 419,769 310,421
11 Soil Storage (SS) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 -83,066 -48,598 0,000 0,000 0,000
12 WS = S + SS mm/bulan 345,581 331,643 148,330 336,308 128,274 169,424 0,193 0,000 0,000 116,562 219,769 110,421
Run Off & Ground Water Storage
13 Koef. Infiltrasi (Fi) 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500 0,500
14 Infiltrasi (I) = WS x Fi mm/bulan 172,790 165,822 74,165 168,154 64,137 84,712 0,097 0,000 0,000 58,281 109,884 55,211
15 Faktor Resesi Aliran Tanah (K) 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850 0,850
16 V (n-1) mm/bulan 509,433 592,850 657,307 627,314 688,759 644,772 626,415 532,542 452,661 384,762 380,957 425,457
17 0,5 x I x (1 + K) mm/bulan 159,831 153,385 68,603 155,543 59,327 78,359 0,089 0,000 0,000 53,910 101,643 51,070
18 K x (V n - 1) mm/bulan 433,018 503,922 558,711 533,217 585,445 548,056 532,453 452,661 384,762 327,047 323,814 361,638
19 Volume Air Tanah (V n) = (17) + (18) mm/bulan 592,850 657,307 627,314 688,759 644,772 626,415 532,542 452,661 384,762 380,957 425,457 412,708
20 dV n = V n - V n-1 mm/bulan 83,416 64,457 -29,993 61,445 -43,987 -18,357 -93,873 -79,881 -67,899 -3,804 44,500 -12,749
Alirran Sungai
20 Base Flow (BF) = I - dV mm/bulan 89,374 101,364 104,158 106,709 108,124 103,069 93,970 79,881 67,899 62,085 65,385 67,959
21 Aliran Permukaan (DRO) = WS - I mm/bulan 172,790 165,822 74,165 168,154 64,137 84,712 0,097 0,000 0,000 58,281 109,884 55,211
22 Aliran Sungai (TRO) = BF + DRO mm/bulan 262,165 267,186 178,324 274,863 172,261 187,781 94,066 79,881 67,899 120,366 175,269 123,170
23 Catchment Area (DAS) km2 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000
24 Debit (QRO) m3/dt 4,894 5,522 3,329 5,302 3,216 3,622 1,756 1,491 1,310 2,247 3,381 2,299

79
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.52. Rekapitulasi Debit Andalan

Debit Andalan (m3/dt)


No. Tahun
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEP OKT NOV DES
1 2000 5,046 6,059 5,234 2,747 1,708 1,414 1,163 0,989 0,869 0,714 0,796 0,977
2 2001 1,261 0,803 3,299 1,445 0,753 1,040 0,999 0,549 0,877 1,146 4,336 1,724
3 2002 5,158 3,956 2,793 3,661 2,227 2,021 1,207 1,026 0,901 1,869 3,365 3,070
4 2003 4,168 7,433 6,055 3,889 3,078 2,433 1,629 1,385 1,216 2,636 3,346 4,054
5 2004 2,068 2,362 1,934 3,030 1,470 1,070 0,880 0,748 0,657 0,883 1,704 0,576
6 2005 4,931 5,659 3,593 3,688 2,086 1,402 1,153 0,980 0,940 2,147 3,028 5,371
7 2006 6,353 7,934 5,534 4,899 2,955 2,098 1,726 1,467 1,288 1,060 2,639 4,575
8 2007 3,497 4,777 6,210 5,555 2,080 2,593 2,219 1,439 1,264 1,284 2,690 3,531
9 2008 3,965 6,306 3,284 3,760 2,068 1,517 1,248 1,061 0,932 2,861 6,006 3,150
10 2009 4,894 5,522 3,329 5,302 3,216 3,622 1,756 1,491 1,310 2,247 3,381 2,299

Dari rekapitulasi, debit andalan yang digunakan untuk irigasi adalah debit andalan dengan
kemungkinan terpenuhi 80% dari data yang sudah diurutkan dari kecil ke besar seperti pada
Tabel 3.53. Rangkin tersebut didapat dari:

m = (0,20 × n) + 1

= (0,20 × 10) + 1

=3

Jadi, debit andalan yang digunakan adalah debit andalan pada posisi atau rangking ketiga.

80
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL/ Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 3.53. Penentuan Debit Andalan

Debit Andalan (m3/dt)


No.
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEP OKT NOV DES
1 1,261 0,803 3,299 1,445 0,753 1,040 0,999 0,549 0,877 1,146 4,336 1,724
2 2,068 2,362 1,934 3,030 1,470 1,070 0,880 0,748 0,657 0,883 1,704 0,576
3 3,497 3,956 2,793 3,661 2,227 2,021 1,207 1,026 0,901 1,869 3,365 3,070
4 3,965 4,777 6,210 5,555 2,080 2,593 2,219 1,439 1,264 1,284 2,690 3,531
5 4,168 5,522 3,329 5,302 3,216 3,622 1,756 1,491 1,310 2,247 3,381 2,299
6 4,894 5,659 3,593 3,688 2,086 1,402 1,153 0,980 0,940 2,147 3,028 5,371
7 4,931 6,059 5,234 2,747 1,708 1,414 1,163 0,989 0,869 0,714 0,796 0,977
8 5,046 6,306 3,284 3,760 2,068 1,517 1,248 1,061 0,932 2,861 6,006 3,150
9 5,158 7,433 6,055 3,889 3,078 2,433 1,629 1,385 1,216 2,636 3,346 4,054
10 6,353 7,934 5,534 4,899 2,955 2,098 1,726 1,467 1,288 1,060 2,639 4,575

Gambar 3.10. Grafik Debit Andalan

81
HEDIANTO DWI K. 21010115120035
MIA YUSRINA M.H. 21010115120099
3.11. Perhitungan Neraca Air
Neraca air adalah suatu grafik yang dapat digunakan untuk mengetahui perbandingan antara
ketersediaan air di sungai dengan air yang dibutuhkan. Pada laporan ini, air yang dibutuhkan
berasal dari kebutuhan air untuk tanaman irigasi. Pengolahan neraca air digunakan periode
satu bulan seperti terlihat pada Tabel 3.54.
Tabel 3.54. Penentuan Neraca Air

Luas sawah 600 ha


800
550
Uraian JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEP OKT NOV DES
Kebutuhan Air 1,655 2,265 2,289 2,529 2,202 1,022 0,834 0,969 0,469 1,813 1,690 1,860
Ketersediaan Air 5,158 7,433 6,055 3,889 3,078 2,433 1,629 1,385 1,216 2,636 3,346 4,054

ket:
Padi
Padi
Palawija

Gambar 3.11. Grafik Hubungan Kebutuhan Air dengan Ketersediaan Air

82

Anda mungkin juga menyukai