Anda di halaman 1dari 8

PENYESUAIAN PEMBUKUAN

Pembuatan penyesuaian pada umumnya berkaitan dengan penentuan laba bersih


perusahaan. Seperti kita ketahui, tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan laba, sehingga
penentuan laba yang tepat adalah merupakan salah satu fungsi akuntansi yang sangat penting.
Sehubungan dengan hal ini dalam akuntansi dikenal beberapa konsep dan prinsip yang erat kaitannya
dengan penentuan laba yang akan diterangkan dalam uraian berikut, yaitu konsep akuntansi akrual,
periode akuntansi, prinsip pendapatan, dan prinsip mempertandingkan.

Tujuan proses penyesuaian adalah :

1) Agar setiap rekening riil, khususnya rekening-rekening aktiva dan rekening-rekening utang,
menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode.
2) Agar setiap rekening nominal (rekening-rekening pendapatan dan rekening-rekening biaya)
menunjukkan pendapatan dan biaya yang seharusnya diakui dalam suatu periode.

Saldo-saldo di dalam neraca saldo biasanya memerlukan penyesuaian untuk mengakui hal-hal
sebagai berikut :
1) Piutang Pendapatan; yaitu : pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum dicatat.
2) Utang Biaya; yaitu : biaya-biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum dicatat.
3) Pendapatan Diterima di Muka; yaitu : pendapatan yang sudah diterima tetapi sebenarnya
merupakan pendapatan untuk periode yang akan datang.
4) Biaya Dibayar di Muka; yaitu : biaya-biaya yang sudah dibayar tetapi sebenarnya harus
dibebankan pada periode yang akan datang.
5) Kerugian Piutang; yaitu : taksiran kerugian yang timbul karena adanya piutang yang tidak bisa
ditagih.
6) Depresiasi (Penyusutan); yaitu : penyusutan aktiva tetap yang harus dibebankan pada suatu
periode akuntansi.
7) Biaya Pemakaian Perlengkapan; yaitu : bagian dari harga beli perlengkapan yang telah dikonsumsi
selama periode akuntansi.
contoh JURNAL PENYESUAIAN
Berikut ini adalah neraca saldo Perusahaan ALEXA yang bergerak pada bidang
jasa salon per 31 Desember 2008.
Perusahaan SALON ALEXA
NERACA SALDO
Per 31 Desember 2008

Keterangan Debit Kredit


Kas 6.450.000 -
Surat Berharga 30.000.000 -
Piutang Dagang 7.500.000 -
Persekot Asuransi 2.400.000 -
Perlengkapan Salon 3.250.000 -
Peralatan Salon 25.000.000 -
Hutang Dagang - 5.500.000
Modal, Alexa - 59.700.000
Penghasilan Salon - 21.750.000
Biaya Sewa 1.800.000 -
Biaya Gaji 3.950.000 -
Biaya Telpon & Listrik 1.450.000 -
Biaya Lain-lain 2.400.000 -
Prive 2.750.000 -
Jumlah 86.950.000 86.950.000

Data dalam neraca saldo tersebut belum seluruhnya siap untuk secara langsung
dicantumkan pada laporan keuangan karena adanya informasi-informasi sebagai berikut :
1. Surat berharga berupa obligasi berbunga 18% per tahun, bunga dibayar tiap 6 bulan sekali
dibelakang, tiap tanggal 1 Maret dan 1 September.
2. Ada gaji karyawan bulan Desember yang belum dibayar Rp 450.000,-
3. Penghasilan Salon yang diterima dimuka adalah sebesar Rp 500.000,-
4. Pada 31 Desember 2008 persekot asuransi tinggal Rp 600.000,-
5. Kerugian piutang ditaksir sebesar 2% dari saldo piutang dagang
6. Penyusutan peralatan salon ditetapkan sebesar 10%
7. Perlengkapan salon yang masih ada digudang sebesar Rp 1.400.000,-

Diminta :
1. Membuat Jurnal Penyesuaian
2. Membuat Buku Besar “T”
3. Membuat Neraca Saldo Disesuaikan

1. Penghasilan diterima di muka

Apabila ada pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima pada
periode yang bersangkutan, maka diperlukan penyesuaian pembukuan untuk mengakui
hak pendapatan tersebut.

Dalam contoh diatas penghasilan bunga obligasi diterima 6 bulan sekali dibelakang tiap
tanggal 1 Maret dan 1 September. Penghasilan bunga September 2008 sampai Februari 2009
diterima pada 1 Maret 2009, sementara tutup buku perusahaan tanggal 31 Desember 2008.
Dengan demikian ada pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan (4 bulan) yaitu
bulan September, Oktober, November dan Desember 2008. Besarnya hak tersebut adalah :

Penghasilan bunga = 4/12 x 18% x Rp 30.000.000,- = Rp 1.800.000,-

Penghasilan bunga yang sudah menjadi milik perusahaan sebesar Rp 1.800.000 tersebut
sudah harus diakui sebagai Penghasilan Bunga, tapi karena belum diterima uangnya maka
dimasukkan ke dalam rekening Piutang Bunga, dengan jurnal penyesuaian sebagai berikut
:

Piutang Bunga Rp 1.800.000,-


Penghasilan Bunga - Rp 1.800.000,-
2. Hutang Gaji

Bila ada biaya-biaya yang sudah menjadi beban pada suatu periode tetapi akhir periode
belum dibayar, harus diakui sebagai beban biaya pada periode tersebut, tapi karena belum
dibayar maka diakui sebagai hutang biaya.

Pada contoh diatas adalah adanya gaji bulan Desember yang belum dibayar sebesar Rp
450.000,-, maka harus diakui sebagai biaya gaji dengan penyesuaian pembukuan sebagai
berikut :

Biaya Gaji Rp 450.000,-


Hutang Gaji - Rp 450.000,-

3. Pendapatan diterima dimuka

Seringkali konsumen memberikan uang muka untuk membayar barang atau jasa yang
dibutuhkan. Jika pada akhir periode barang/jasa yang dipesan belum diserahkan, maka
uang muka tersebut belum menjadi hak penghasilan periode yang bersangkutan, dan harus
diakui sebagai Hutang.

Dalam contoh tersebut ada penghasilan salon yang diterima di muka sebesar
Rp 500.000,- maka penyesuaian pembukuannya adalah sebagai berikut :

Penghasilan Salon Rp 500.000,-


Penghasilan Salon
Diterima dimuka - Rp 500.000,-
4. Biaya Dibayar Dimuka (Persekot)

Kadang-kadang ada biaya yang harus dibayar dimuka, artinya membayar biaya untuk
beberapa bulan diawal transaksi, seperti premi asuransi. Biaya tersebut untuk beberapa
bulan, sehingga bila pada akhir suatu periode ada biaya yang sudah dibayar tetapi
sebenarnya untuk beban di tahun berikutnya, beban itu masih dianggap sebagai biaya
dibayar dimuka, sedang beban biaya yang sudah dikonsumsi menjadi biaya.

Misalnya pada contoh diatas ada persekot asuransi per 31 Desember 2008 sebesar Rp
2.400.000,- ternyata yang benar-benar masih menjadi persekot hanya Rp 600.000,- sehingga
siasanya sebesar Rp 1.800.000,- sudah dinikmati sebagai Biaya Asuransi. Jurnal
penyesuaiannya adalah sebagai berikut :

Biaya Asuransi Rp 1.800.000,-


Persekot Asuransi - Rp 1.800.000,-

5. Kerugian Piutang

Piutang dagang timbul sebagai akibat perusahaan menjual barang atau jasanya secara
kredit. Penjualan kredit mengandung resiko yakni tidak terbayarnya piutang tersebut
(kredit macet). Apabila perusahaan selalu menghadapi adanya piutang yang tidak tertagih,
maka perusahaan harus mencadangkan sejumlah tertentu piutang yang tidak bisa ditagih
sebagai kerugian.

Misalnya contoh di atas ditaksir kerugian piutang sebesar 2% dari saldo piutang dagang,
maka kerugian piutangnya adalah sebesar = 2% x Rp 7.500.000,- =
Rp 150.000,-.
Jurnal penyesuaian untuk mencatat hal tersebut adalah :

Kerugian Piutang Rp 150.000,-


Cadangan Kerugian Piutang - Rp 150.000,-
6. Penyusutan

Semua aktiva tetap yang dimiliki perusahaan kecuali tanah mengalami penurunan nilai.
Perusahaan harus mengantisipasinya dengan menyisihkan sebagian uangnya setiap periode
agar pada saat aktiva tetap tidak bisa dipakai (habis umur ekonomisnya), sudah tersedia
dana untuk membeli aktiva tetap baru sebagai pengganti. Penyisihan uang tersebut
dinamakan penyusutan dan diperlakukan sebagai biaya.

Dari contoh di atas peralatan salon disusutkan sebesar 10%, sehingga besarnya penyusutan
adalah = 10% x Rp 25.000.000,- = Rp 2.500.000,-.

Penyesuaian pembukuan yang dilakukan adalah sbb :

Biaya Penyusutan Peralatan Salon Rp 2.500.000,-


Akumulasi Penyst. Peral Sln - Rp 2.500.000

7. Pemakaian Perlengkapan

Perlengkapan merupakan bahan-bahan habis pakai yang dibeli oleh perusahaan dengan
tujuan untuk digunakan sendiri. Biasanya perlengkapan dicatat pada saat membeli saja
sedangkan saat pemakaian perlengkapan tidak pernah dilakukan pencatatan. Akibatnya
saldo pada neraca saldo adalah sebesar harga beli selama satu periode. Padahal karena
perlengkapan selalu digunakan setiap saat, maka pada akhir periode jumlah perlengkapan
riil yang ada di gudang akan lebih kecil. Selisih antara jumlah perlengkapan yang ada
dineraca saldo dan yang sesungguhnya ada yang harus dimasukkan sebagai biaya
perlengkapan. Pencatatan selisih tersebut harus melalui penyesuaian pembukuan.

Dari contoh diatas jumlah neraca saldo sebesar Rp 3.250.000,- dan jumlah yang masih ada
di gudang Rp 1.400.000,- sehingga selisihnya Rp 1.850.000,- sebagai biaya perlengkapan
salon, dengan jurnal penyesuaian sbb:

Biaya Perlengkapan Salon Rp 1.850.000,-


Perlengkapan Salon - Rp 1.850.000,-

Setelah jurnal penyesuaian diselesaikan, maka langkah selanjutnya adalah menggabungkan


neraca saldo awal dengan jurnal penyesuaian menjadi NERACA SALDO DISESUAIKAN
yang kemudian bisa disusun menjadi laporan keuangan.

Jurnal Penyesuaian
Tanggal Keterangan Jumlah
Debet Kredit
Des2008 31 Piutang Penghasilan Bunga 1.800.000 -
Penghasilan Bunga - 1.800.000
31 Biaya Gaji 450.000 -
Hutang Gaji - 450.000
31 Penghasilan Salon 500.000 -
Penghs.Sln dirtm.Dimuka - 500.000
31 Biaya Asuransi 1.800.000 -
Persekot Asuransi - 1.800.000
31 Kerugian Piutang 150.000 -
Cad.Kerug.Piutang - 150.000
31 Biaya Penys.Peralatan Salon 2.500.000 -
Akum.Penys.Peral.Salon - 2.500.000
31 Biaya Perlengkapan Salon 1.850.000 -
Perlengkapan Salon - 1.850.000
Total 14.700.000 14.700.000

Catatan :

1. Penghasilan Bunga = 4/12 x 18% x Rp 30.000.000,- = Rp 1.800.000,-

2. Persekot Asuransi = Rp 2.400.000 - Rp 600.000,- = Rp 1.800.000,-

3. Kerugian Piutang = 2% x Rp 7.500.000,- = Rp 150.000,-

4. Penyusutan Peralatan = 10% x Rp 25.000.000 = Rp 2.500.000,-

5. Biaya Perlengkapan = Rp 3.250.000 – Rp 1.400.000,- = Rp 1.850.000,-

http://agrithalia.blogspot.co.id/2012/12/contoh-soal-jurnal-penyesuaian.html

http://akuntanmaniak.blogspot.co.id/2010/08/cara-pencatatan-jurnal-penyesuaian.html

Anda mungkin juga menyukai