Anda di halaman 1dari 4

Piutang Penghasilan

Jika suatu penghasilan telah menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima pada periode tsb, maka
pada akhir periode harus dibuat jurnal penyesuaian untuk mengakui jumlah penghasilan yang belum
diterima tersebut sebagai penghasilan.

Dalam contoh soal photo studio “Harmonis” memiliki suatu surat berharga berupa obligasi yang
bernilai Rp 10.000.000,- dengan bunga 6 %. Karena bunga obligasi tersebut dibayar pada tiap-tiap tgl
1 April & 1 Oktober maka pada tgl 31 Desember 2000

Sebenarnya perusahaan sudah mempunyai tagihan bunga selama 3 bulan yaitu untuk bulan-bulan
Oktober, Nopember & Desember yaitu Rp 150.000,- ( 3/12 x 10.000.000 x 6 % = 150.000,- )

Penghasilan bunga untuk tahun 2000 adalah :

Penghasilan bunga (dt Neraca saldo) = 350.000,-

Penghasilan bunga pd tgl 31-12-2000

(data penyesuaian) = 150.000,-

Penghasilan bunga thn 2000 500.000,-

Jurnal Penyesuaian utk mencatat piutang bunga adl :

Piutang bunga 150.000 -


Penghasilan bunga - 150.000

Setelah data tsb dicatat dlm jurnal penyesuaian maka selanjutnya diposting ke bk besar & Rekening-
rekening tsb diklasifikasikan sbb

Piutang bunga : dicantumkan dlm neraca sebagai aktiva lancar

Penghasilan bunga : dicantumkan dlm laporan R/L sebagai penghasilan lain-lain

2. Utang Biaya

Biaya yg sudah menjadi beban pd suatu periode tetapi sampai akhir periode ybs belum dibayar

maka pd akhir periode biaya-biaya tsb harus di cantumkan dalam neraca sebagai utang biaya dan
harus termasuk pula dalam rekening biaya.

Dalam contoh soal dikemukakan bahwa pd tgl31 Des ‘00 masih harus dibayar gaji pegawai sebesar
Rp 2.000.000,-. Data ini berarti bahwa saldo rekening gaji pegawai yg tercantum dalam neraca saldo
sebesar Rp 22.000.000,- masih harus ditambah dgn Rp 2.000.000,- yaitu untuk gaji pegawai bulan
Desember yg belum dibayar tetapi sudah menjadi beban periode thn 2000.

Perhitungan Gaji Pegawai untuk tahun 2000 :


 Gaji Pegawai (dt N.Saldo) = Rp. 22.000.000
 Utang Gaji (dt.penyesuaian) = Rp. 2.000.000
Gaji Pegawai tahun 2000 Rp. 24.000.000

Jurnal Penyesuaian utk mencatat hutang biaya adl :

Gaji Pegawai 2.000.000 -

Utang Gaji - 2.000.000

3. Utang Penghasilan

Penghasilan yg sudah diterima dimuka tidak boleh diperhitungkan sebagai penghasilan karena pada
hakekatnya perusahaan belum berhak atas penghasilan tersebut. Dalam contoh soal pd photo studio
“Harmonis” dinyatakan bahwa pd tgl 31 Des ‘00 terdapat penghasilan sewa yang diterima dimuka
sebesar Rp 6.000.000,- Penerimaan ini sdh termasuk dlm rekening Penghasilan Sewa yg sampai dgn
tgl 31 Des ‘00 seluruhnya berjumlah Rp 36.000.000,- (data Neraca saldo) Dengan demikian jumlah yg
belum menjadi hak perusahaan ini harus dikeluarkan dari neraca saldo

Perhitungan Penghasilan Sewa utk tahun 2000 adl :

 Penghasilan Sewa (dt N.Saldo) = 36.000.000


 Utang Penghasila sewa (dt. penyesuaian) = 6.000.000
Penghasilan Sewa thn 2000 = 30.000.000

Jurnal Penyesuaian utk mencatat Hutang Penghasilan :

Penghasilan Sewa 6.000.000,- -


Utang Penghasilan Sewa - 6.000.000,-

4. Persekot Biaya
Perusahaan seringkali membayar biaya-biaya secara persekot, artinya membayar sejumlah utk
beberapa waktu yg akan datang & kadang-kadang melampaui batas akhir periode akuntansi.
Jika pada akhir periode akuntansi dijumpai biaya-biaya yg seharusnya dibebankan pd periode yg
akan datang, maka harus dilakukan penyesuaian utk menentukan bagian biaya yg harus dibebankan
pada periode ybs dan bagian biaya yg masih berstatus sebagai persekot. Dalam contoh soal dapat
dilihat bahwa saldo rekening Persekot Asuransi dlm neraca saldo photo studio “Harmonis” per 31
Des’00 menunjukkan jumlah Rp 10.000.000,- dan data penyesuaian memberikan informasi bahwa
per tgl 31 Des ‘00 besarnya Persekot Asuransi adl Rp 4.000.000,- jadi jelas bahwa data yg tercantum
dalam neraca saldo sudah tidak sesuai & oleh karenanya memerlukan suatu penyesuaian.

 Perhitungan Biaya Asuransi untuk tahun 2000 :


Persekot asuransi (dt n. Saldo) = Rp 10.000.000
Persekot asuransi (dt penyesuaian) = Rp 4.000.000
Biaya asuransi utk tahun 2000 Rp 6.000.000

Jurnal Penyesuaian utk mencatat Persekot Biaya adl :


Biaya Asuransi 6.000.000 -
Persekot asuransi - 6.000.000

5. Kerugian Piutang
piutang biasanya timbul karena adanya penjualan secara kredit. Syarat penjualan secara kredit lebih
menarik bagi pembeli karena pembayaran bisa dilakukan beberapa waktu kemudian, tetapi dilihat
dari segi perusahaan yang memberikan kredit syarat demikian mengandung resiko walaupun dilain
pihak volume penjualan mungkin dapat ditingkatkan. Dalam contoh soal dikemukakan bahwa
taksiran kerugian piutang ditaksir 1 % dari penghasilan photo studio. Ini berarti bahwa taksiran
kerugian piutang yg diterapkan oleh photo studio “Harmonis” untuk thn 2000 adl : 1 % x
457.650.000,- = 4.576.500,-

 Jurnal Penyesuaian utk mencatat taksiran kerugian piutang :


Kerugian Piutang 4.576.500,- -
Cadangan Kerugian Piutang - 4.576.500,-

6. Penyusutan (Depresiasi)
Semua Aktiva tetap (kecuali tanah) yg dimiliki & digunakan oleh perusahaan utk beroperasi akan
semakin menyusut nilainya bersamaan dgn berjalannya waktu. Sebab-sebab terjadinya penyusutan
ini bermacam-macam misalnya susut karena dipakai, pengaruh iklim, menjadi tua dsb. Proses ini
menyebabkan nilai aktiva tetap menjadi berkurang & hal ini disebut penyusutan atau depresiasi.
Pembebanan penyusutan ini biasanya dilakukan pada tiap akhir periode dgn menggunakan jurnal
penyesuaian yaitu dgn mendebit rekening penyusutan & mengkredit rekening akumulasi penyusutan

a. Penyusutan Peralatan Photographi Dalam contoh soal disebutkan bahwa penyusutan peralatan
photographi ditetapkan 20 % setahun. Data di neraca saldo menetapkan bahwa harga perolehan
peralatan photographi adl Rp 480.000.000,- maka dgn demikian penyusutan peralatan photo
graphi setahun adalah :
20 % x 480.000.000,- = 96.000.000
Jurnal utk mencatat peralatan photographi

Peny. perltn photographi 96.000.000 -


Ak. Peny. Perltn photogrhi - 96.000.000

b. Penyusutan Peralatan Kantor


Dalam soal disebutkan penyusutan peralatan kantor menurut data penyesuaian adl 10 % setahun,
harga perolehan peralatan kantor menurut data neraca saldo adl Rp 115.000.000,-
Dengan demikian penyusutan peralatan kantor setahun adl : 10 % x 115.000.000 =11.500.000,-

Jurnal Penyesuaian utk mencatat penyusutan :


Peny. perltn ktr 11.500.000 -
Ak. Peny.Perltn Ktr - 11.500.000

c. Penyusutan Gedung

Data penyesuaian penyusutan gedung 5 %/thn Data neraca saldo harga perolehan gedung Rp
1.000.000.000,- Dgn demikian penyusutan gedung setahun = 5 % x 1.000.000.000 = Rp 50.000.000,-

Jurnal Penyesuaian utk mencatat penyusutan gedung sbb :


Penyusutan gedung 50.000.000 -
Ak. Peny. Gedung - 50.000.000

NERACA LAJUR (WORK SHEET)

Pengertian
Neraca lajur adalah suatu kertas berkolom-kolom (berlajur-lajur) yang direncanakan secara khusus
untuk menghimpun semua data-data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan
menyusun laporan-laporan keuangan dengan cara yang sistematis.

b. Tujuan Pembuatan
1. Untuk memudahkan penyusunan laporan-laporan keuangan.
2. Untuk menggolongkan dan meringkas informasi-informasi dari neraca saldo dan data-data
penyesuaian sehingga merupakan persiapan sebelum disusun laporan keuangan yang formal.
3. Untuk memudahkan menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal
penyesuaian.

c. Prosedur penyusunan terdiri dari 5 tahap :


1. Masukkan saldo-saldo rekening buku besar ke dalam kolom neraca saldo.
2. Masukkan jurnal penyesuaian ke dalam kolom penyesuaian.
3. Mengisi kolom neraca saldo setelah disesuaikan.
4. Memindahkan jumlah-jumlah di dalam kolom neraca saldo setelah disesuaikan ke dalam kolom-
kolom R/L atau kolom-kolom neraca.
5. Menjumlahkan kolom-kolom R/L dan kolom kolom neraca, memasukkan angka-angka Laba bersih
atau rugi bersih sebagai angka pengimbang ke dalam kedua pasang kolom diatas dan sekali lagi
menjumlahkan kolom-kolom tersebut.

Anda mungkin juga menyukai