Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari
beberapa macam kumunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit
perbedaan konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi
sosial, sejarah, adat serta kebiasaan. Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat
Indonesia yang multikultural adalah multikulturalisme, yaitu sebuah ideologi
yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara
individual maupun secara kebudayaan. Dalam model multikulturalisme ini,
sebuah masyarakat dilihat sebagai mempunyai sebuah kebudayaan yang berlaku
umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah mozaik. Di dalam
mozaik tercakup semua kebudayaan dari masyarakat-masyarakat yang lebih kecil
yang membentuk terwujudnya masyarakat yang lebih besar, yang mempunyai
kebudayaan yang seperti sebuah mozaik tersebut. Model multikulturalisme ini
sebenarnya telah digunakan sebagai acuan oleh para pendiri bangsa Indonesia
dalam mendesain apa yang dinamakan sebagai kebudayaan bangsa, sebagaimana
yang terungkap dalam penjelasan Pasal 32 UUD 1945, yang berbunyi
“Kebudayaan bangsa (Indonesia) adalah puncak-puncak kebudayaan di daerah”.
Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia.
Kenyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang
begitu beragam dan luas. Pada prinsipnya, pendidikan multikultural adalah
pendidikan yang mengharagai perbedaan. Sehingga nantinya perbedaan tersebut
tidak menjadi sumber konflik dan perpecahan. Sikap saling toleransi inilah yang
nantinya akan menjadikan keberagaman yang dinamis, kekayaan budaya yang
menjadi jati diri bangsa yang patut untuk dilestarikan.
Dalam pendidikan multikultural, setiap peradapan dan kebudayaan yang
ada berada dalam posisi yang sejajar dan sama, tidak ada kebudayaan yang lebih
tinggi atau dianggap lebih tinggi (superior) dari kebudayaan yang lain, dialog
meniscayakan adanya persamaan dan kesamaan diantara pihak-pihak yang
terlibat, anggapan bahwa kebudayaan tertentu lebih tinggi dari kebudayaan yang
lain akan melahirkan fasisme, nativisme dan chauvinism, dengan dialog,
diharapkan terjadi sumbang pemikiran yang pada gilirannya akan memperkaya
kebudayaan atau peradaban yang bersangkutan sehingga nantinya terwujud
masyarakat yang makmur, adil, sejahtera yang saling menghargai perbedaan.
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa
macam kumunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan
konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah,
adat serta kebiasaan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat
dirumuskan agar tidak menyimpang dari konteks pembahasan tentang
Multikultural adalah sebagai:
1. Pengertian masyarakat multikultural.
2. Ciri-ciri masyarakat multikultural.
3. Karateristik masyarakat multikultural.
4. Faktor penyebab adanya masyarakat multikultural.
5. Masalah yang timbul dalam masyarakat multikultural.
6. Wujud untuk masyarakat multikultural.
7. Manfaat masyarakat multikultural.

C. Tujuan
Dari penjabaran rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan pengertian masyarakat multikultural.
2. Mendeskripsikan ciri-ciri masyarakat multikultural.
3. Mendeskripsikan karateristik masyarakat multikultural.
4. Mendeskripsikan faktor penyebab adanya masyarakat multikultural.
5. Mendeskripsikan masalah yang timbul dalam masyarakat multikultural.
6. Mendeskripsikan wujud untuk masyarakat multikultural.
7. Mendeskripsikan manfaat masyarakat multikultural.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masyarakat Multikultural


Dalam suatu masyarakat pasti akan menemukan banyak kelompok
masyarakat yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Perbedaan-
perbedaan karakteristik itu berkenaan dengan tingkat diferensiasi dan stratifikasi
sosial. Masyarakat seperti ini disebut sebagai masyarakat multikultural.
Masyarakat Multikultural disusun atas tiga kata, yaitu Masyarakat, Multi,
dan Kultural. “Masyarakat” artinya adalah sebagai satu kesatuan hidup manusia
yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus
dan terikat oleh rasa toleransi bersama, “Multi” berarti banyak atau
beranekaragam, dan “Kultural” berarti Budaya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri atas banyak
struktur kebudayaan. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya suku bangsa
yang memilik struktur budaya sendiri yang berbeda dengan budaya suku bangsa
yang lainnya.
Multikultural juga dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan
terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat
multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup
menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang
mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap
masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan
menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut.
Berikut ini pendapat dari beberapa ahli tentang pengertian masyarakat
multikultural:
1. J.S. Furnivall Menyatakan bahwa masyarakat multikultural adalah suatu
masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri- sendiri,
tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan politik.
2. Clifford Geertz menyatakan bawah masyarakat multikultural merupakan
masyarakat yang terbagi ke dalam subsistem yang lebih kurang berdiri dan
masing-masing subsistem terikat oleh ikatan primordial.
3. J. Nasikun menyatakan bahwa suatu masyarakat multikultural bersifat
majemuk sejauh masyarakat tersebut secara struktural memiliki sub
kebudayaan yang bersifat deverse yang di tandai oleh kurang berkembangnya
sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem
nilai dari kesatuan sosial, serta sering munculnya konflik sosial.

B. Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural


1. Terjadi segmentasi ke dalam kelompok sub budaya yang saling berbeda
(Primordial). Masyarakat multikultural yang tersegmentasi dalam kelompok
subbudaya saling berbeda adalah masyarakat yang terbagi-bagi dalam
kelompok-kelompok kecil berdasarkan ras, suku, agama masing-masing dan
dalam pergaulan terpisahkan karena individu lebih memilih berinteraksi
dengan orang satu suku, ras, atau agamanya saja. Dalam pengertian lain,
masyarakat multikultural terlihat hidup bersama meski berbeda ras, agama,
dan etnis (tersegmentasi), akan tetapi dalam kesehariannya mereka lebih
sering memilih bersahabat atau bergaul dengan orang-orang berasal dari
daerah mereka saja karena dianggap lebih mudah berkomunikasi, memiliki
ikatan batin yang sama, dan memiliki banyak kesamaan.
2. Mempunyai struktur yang terbagi ke dalam lembaga non komplementer.
Dalam masyarakat multikultural tidak hanya mempunyai lembaga formal
yang harus ditaati, tetapi mereka juga mempunyai lembaga informal
(nonkomplementer) yang harus ditaati. Dengan kata lain, mereka lebih taat
dan hormat pada lembaga nonkomplementer tersebut karena dipimpin oleh
tokoh adat yang secara emosional lebih dekat.
3. Kurang mengembangkan konsensus di antara anggota terhadap nilai yang
bersifat dasar. Masyarakat multikultural dengan berbagairagam ras, etnik, dan
agama menyebabkan perbedaan persepsi, pengalaman, kebiasaan, dan
pengetahuan akan menyebabkan sulitnya mendapatkan kesepakatan terhadap
nilai maupun norma yang menjadi dasar pijakan mereka. Singkatnya,
masyarakat ini sulit menyatukan pendapat karena perbedaan-perbedaan yang
mereka pegang.
4. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling tergantung
secara ekonomi. Dengan berbagai perbedaan, masyarakat multikultural susah
mendapatkan kesepakatan dalam berbagai hal. Dengan itulah, untuk
menyatukannya harus ada pemaksaan demi tercapainya integrasi sosial. Selain
itu, masyarakat ini saling tergantung secara ekonimi diakibatkan oleh
kedekatannya hanya dengan kelompok-kelompok mereka saja.
5. Adanya dominasi politik suatu kelompok atas kelompok lain Masyarakat
multikultural mempunyai kelompok-kelompok berbeda-beda secara ekonomi
dan politik. Tak bisa dipungkiri akan terdapat kelompok yang mendominasi
politik dan dengan sendirinya kelompok tersebut biasanya memaksakan
kebijakan politiknya demi keuntungan kelompoknya sendiri.

C. Karakteristik Masyarakat Multikultural


1. Indonesia adalah negara yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah
terutama dalam hal rempah-rempah. Sehingga banyak negara-negara asing
ingin menjajah seperti Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Dengan
demikian mereka tinggal dalam jangka waktu yang lama bahkan ada yang
menikah dengan bangsa Indonesia. Kondisi inilah yang menambah kekayaan
budaya dan ras yang di Indonesia.
2. Globalisasi adalah suatu proses penting dalam penyebaran budaya dalam
masyarakat dunia terutama Indonesia dengan sitem demokrasinya menjadi
negara ini merupakan negara yang terbuka. Dengan keterbukaan tersebut,
masyarakat mudah menerima budaya yang datang dari luar meski sering
terjadi benturan budaya asing dengan budaya lokal. Masuknya budaya asing
inilah salah satu faktor memperkaya budaya dan membuat masyarakat
menjadi masyarakat multikultural.
3. Selain itu negara kaya rempah-rempah, Indonesia juga mempunyai letak
geografis yang strategis yaitu diantara dua benua dan dua samudra sehingga
Indonesia dijadikan sebagai jalur perdagangan internasional. Karena sebagai
jalur perdagangan, banyak negara-negara asing datang ke Indonesia dengan
tujuan berdagang seperti Cina, India, Arab, dan negara-negara Eropa. Kondisi
inilah memambah budaya yang masuk ke Indonesia dan terciptanya
masyarakat multikultural.
4. Kalau dilihat dari struktur geologi Indonesia terletak diantara tigal lempeng
yang berbeda yaitu Asia, Australia, dan Pasifik. Kondisi ini menjadikan
Indonesia menjadi negara berpulau-pulau dan mempunyai beberapa tipe
geologi seperti: tipe Asiatis, tipe peralihan, dan tipe Australis. Dengan
berpulau-pulau maka kehidupan masyarakat setiap pulau berbeda-beda sesuai
dengan kondisi pulauanya. Masyarakat yang berada di pulau kecil akan
mengalami kesulitan sumber daya alam, dan pulau besar memiliki sumber
daya alam yang banyak. Hal ini lah membuat budaya setiap pulau berbeda
pula.
5. Selain mempunyai berbagai pulau di Indonesia yang mempengaruhi
kebudayaan masyarakat, iklim juga sangat mempengaruhi kebudayaan di
Indonesia seperti: orang yang berada di daerah pegunungan dengan iklim
sejuk membentuk kebudayaan masyarakat yang ramah. Sedangkan orang yang
berada di tepi pantai yang mempunyai iklim panas membentuk kontrol emosi
seseorang lebih cepat marah.

D. Faktor Penyebab Adanya Masyarakat Multikultural


Pada dasarnya semua bangsa di dunia bersifat multikultural. Adanya
masyarakat multikultural memberikan nilai tambah bagi bangsa tersebut.
Keragaman ras, etnis, suku, ataupun agama menjadi karakteristik tersendiri,
sebagaimana bangsa Indonesia yang unik dan rumit karena kemajemukan suku
bangsa, agama, bangsa, maupun ras. Masyarakat multikultural Indonesia adalah
sebuah masyarakat yang berdasarkan pada ideologi multikulturalisme atau
Bhinneka Tunggal Ika yang multikultural, yang melandasi corak struktur
masyarakat Indonesia pada tingkat nasional dan lokal.
Berkaca dari masyarakat multikultural bangsa Indonesia, kita akan
mempelajari penyebab terbentuknya masyarakat multikultural. Keanekaragaman
budaya dan masyarakat dianggap pendorong utama munculnya persoalan-
persoalan baru bagi bangsa Indonesia. Faktor penyebab terciptanya masyarakat
multikultural adalah sebagai berikut:
1. Faktor geografis
Faktor ini sangat mempengaruhi apa dan bagaimana kebiasaan suatu
masyarakat. Maka dalam suatu daerah yang memiliki kondisi geografis yang
berbeda maka akan terdapat perbedaan dalam masyarakat (multikultural).
2. Pengaruh budaya asing
Mengapa budaya asing menjadi penyebab terjadinya multikultural, karena
masyarakat yang sudah mengetahui budaya-budaya asing kemungkinan akan
terpengaruh mind set mereka.
3. Kondisi iklim yang berbeda
Maksudnya hampir sama denga perbedaan letak geografis suatu daerah.
4. Keanekaragaman Suku Bangsa
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan budaya
yang luar biasa banyaknya. Yang menjadi sebab adalah keberadaan ratusan
suku bangsa yang hidup dan berkembang di berbagai tempat di wilayah
Indonesia. Kita bisa membayangkan apa jadinya apabila masing-masing suku
bangsa itu mempunyai karakter, adat istiadat, bahasa, kebiasaan, dan lain-
lain.
5. Keanekaragaman Agama
Letak kepulauan Nusantara pada posisi silang di antara dua samudra dan dua
benua, jelas mempunyai pengaruh yang penting bagi munculnya
keanekaragaman masyarakat dan budaya. Dengan didukung oleh potensi
sumber alam yang melimpah, maka Indonesia menjadi sasaran pelayaran dan
perdagangan dunia. Apalagi di dalamnya telah terbentuk jaringan
perdagangan dan pelayaran antarpulau. Dampak interaksi dengan bangsa-
bangsa lain itu adalah masuknya beragam bentuk pengaruh agama dan
kebudayaan. Selain melakukan aktivitas perdagangan, para saudagar Islam,
Hindu, Buddha, juga membawa dan menyebarkan ajaran agamanya. Apalagi
setelah bangsa Barat juga masuk dan terlibat di dalamnya. Agama-agama
besar pun muncul dan berkembang di Indonesia, dengan jumlah penganut
yang berbeda-beda. Kerukunan antarumat beragama menjadi idam-idaman
hampir semua orang, karena tidak satu agama pun yang mengajarkan
permusuhan.
6. Keanekaragaman Ras
Salah satu dampak terbukanya letak geografis Indonesia, banyak bangsa luar
yang bisa masuk dan berinteraksi dengan bangsa Indonesia. Misalnya,
keturunan Arab, India, Persia, Cina, Hadramaut, dan lain-lain. Dengan
sejarah, kita bisa merunut bagaimana asal usulnya.
Bangsa-bangsa asing itu tidak saja hidup dan tinggal di Indonesia,
tetapi juga mampu berkembang secara turun-temurun membentuk golongan
sosial dalam masyarakat kita. Mereka saling berinteraksi dengan penduduk
pribumi dari waktu ke waktu. Bahkan ada di antaranya yang mampu
mendominasi kehidupan perekonomian nasional. Misalnya, keturunan Cina.
Dari keterangan-keterangan tersebut terlihat bahwa bangsa Indonesia
terdiri atas berbagai kelompok etnis, agama, budaya yang berpotensi
menimbulkan konflik sosial. Berkaitan dengan perbedaan identitas dan konflik
sosial muncul tiga kelompok sudut pandang yang berkembang, yaitu:
a. Pandangan Primordialisme
Kelompok ini menganggap perbedaan-perbedaan yang berasal dari genetika
seperti suku, ras, agama merupakan sumber utama lahirnya benturan-
benturan kepentingan etnis maupun budaya.
b. Pandangan Kaum Instrumentalisme
Menurut mereka, suku, agama, dan identitas yang lain dianggap sebagai alat
yang digunakan individu atau kelompok untuk mengejar tujuan yang lebih
besar baik dalam bentuk materiil maupun nonmateriil.
c. Pandangan Kaum Konstruktivisme
Kelompok ini beranggapan bahwa identitas kelompok tidak bersifat kaku,
sebagaimana yang dibayangkan kaum primordialis. Etnisitas bagi kelompok
ini dapat diolah hingga membentuk jaringan relasi pergaulan sosial. Oleh
karena itu, etnisitas merupakan sumber kekayaan hakiki yang dimiliki
manusia untuk saling mengenal dan memperkaya budaya. Bagi mereka
persamaan adalah anugerah dan perbedaan adalah berkah.
E. Masalah Timbul Dalam Masyarakat Multikultural
Sebagaimana telah dijelaskan di depan bahwa keragaman suku bangsa
yang dimiliki Indonesia adalah letak kekuatan bangsa Indonesia itu sendiri. Selain
itu, keadaan ini menjadikan Indonesia memiliki nilai tambah di mata dunia.
Namun, di sisi lain realitas keanekaragaman Indonesia berpotensi besar
menimbulkan konflik sosial berbau sara (suku, agama, ras, dan adat). Oleh karena
itu, kemampuan untuk mengelola keragaman suku bangsa diperlukan guna
mencegah terjadinya perpecahan yang mengganggu kesatuan bangsa. Konflik-
konflik yang terjadi di Indonesia umumnya muncul sebagai akibat
keanekaragaman etnis, agama, ras, dan adat, seperti konflik antaretnis yang terjadi
di Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Papua, dan lain-lain.
Di Kalimantan Barat adanya kesenjangan perlakuan aparat birokrasi dan
hukum terhadap suku asli Dayak dan suku Madura menimbulkan kekecewaan
yang mendalam. Akhirnya, perasaan ini meledak dalam bentuk konflik horizontal.
Masyarakat Dayak yang termarginalisasi semakin terpinggirkan oleh kebijakan-
kebijakan yang diskriminatif. Sementara penegakan hukum terhadap salah satu
kelompok tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan di Poso, Sulawesi
Tengah konflik bernuansa sara mula-mula terjadi pada tanggal 24 Desember 1998
yang dipicu oleh seorang pemuda Kristen yang mabuk melukai seorang pemuda
Islam di dalam Masjid Sayo. Kemudian pada pertengahan April 2000, terjadi lagi
konflik yang dipicu oleh perkelahian antara pemuda Kristen yang mabuk dengan
pemuda Islam di terminal bus Kota Poso. Perkelahian ini menyebabkan
terbakarnya permukiman orang Pamona di Kelurahan Lambogia. Selanjutnya,
permukiman Kristen melakukan tindakan balasan.
Dari dua kasus tersebut terlihat betapa perbedaan mampu memicu
munculnya konflik sosial. Perbedaan-perbedaan yang disikapi dengan antisipasi
justru akan menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan banyak orang. Oleh
karena itu, bagaimana kita bersikap dalam keanekaragaman benar-benar perlu
diperhatikan.
F. Wujud Atau Bentuk Masyarakat Multikultural
Masyarakat multkultural merupakan masyarakat yang memiliki beragam
kebudayaan tanpa membedakan suku, ras, agama, dan sebagainya.
Multikulturalisme menjadi sebuah ideologi yang mengakui dan mengangungkan
perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara
kebudayaan. Masyarakat majemuk (plural society) belum tentu dapat dinyatakan
sebagai masyarakat multikultural (multicultural society), karena bisa saja di
dalamnya terdapat hubungan antarkekuatan masyarakat varian budaya yang tidak
simetris yang selalu hadir dalam bentuk dominasi, hegemoni dan kontestasi.
Dari masyarakat bali ini kita akan mendapatkan cermin dan pembelajaran
dari sebuah masyarakat multikultural, dimana masyarakat disana sangat toleran
terhadap agama yang lainnya. Bali sangat terkenal sebagai satu-satunya wilayah
di Indonesia dengan pemeluk Hindu terbesar. Ini merupakan berkah Tuhan yang
memperkaya keragaman di Bumi Nusantara yang mayoritas penduduknya
beragama Islam. Promosi Bali sebagai daerah tujuan wisata sering kali membuat
kita lupa akan satu hal yang penting, bahwa Pulau Dewata ini sebenarnya juga
merupakan cermin bagi toleransi dan kerukunan hidup beragama.
Toleransi kehidupan beragama di Bali telah berlangsung berabad-abad
dan memiliki fondasi kultural yang sangat kuat, sehingga tidak mudah terkoyak.
Sejauh ini kita tidak pernah mendengar ada masalah dalam hubungan antaragama
di Bali. Umat Hindu dan Islam di Bali hidup berdampingan dengan damai, saling
tolong, dan saling menghargai. Mereka berbaur dengan masyarakat dan budaya
setempat. Karena itu, lembagalembaga adat yang tumbuh dan hidup di kalangan
masyarakat Hindu di Bali juga tumbuh dan hidup di kalangan masyarakat Islam
di Bali, semisal tradisi subak atau penggunaan nama-nama sesuai dengan urutan
kelahiran seperti Wayan, Made, Ketut, dan seterusnya.
Ujian berat bagi hubungan antaragama di Bali pernah muncul ketika
terjadi peledakan bom pada 2002 (dan kemudian ledakan bom pada 2005). Saat
itu Bali luluh lantak oleh serangan yang dilakukan orang-orang yang mengklaim
sedang berjihad atas nama Islam. Lebih dari satu tahun setelah serangan bom Bali
pertama (2002), suasana Bali benar-benar sunyi dan mencekam. Orang bali tentu
marah dengan kajadian tersebut. Namun, kemarahan mereka tidak membabi buta.
Mereka tahu membedakan antara Islam dan terorisme. Orang Bali mengerti benar
bahwa Islam adalah agama yang menganjurkan perdamaian. Umat Hindu Bali
adalah orang-orang yang terbuka terhadap agama Islam. Meskipun Islam agama
minoritas, mereka sangat menghargainya. Orang Hindu Bali sangat concerned
dengan posisi, kelas, dan pembagian tugas. Politik dan agama masing-masing ada
tempatnya sendiri-sendiri. Politik sejajar dengan pasar, rumah sakit, restoran,
bandara, sekolah, gelanggang olahraga; sementara agama mempunyai posisi ”di
atas” yang berisi kitab suci, pura, dan para ulama (sulinggih). Penempatan
(positioning) inilah yang menjadikan agama begitu terhormat dan tidak mudah
diseret-seret ke politik. Sebaliknya, provokasi berbau politik tidak mudah
memasuki wilayah agama.
Di tengah-tengah kehidupan masyarakat Hindu, terdapat sebuah desa yang
bernama Pegayaman. Penduduk desa ini hampir semuanya muslim. Kehidupan
sehari-hari desa ini menunjukkan warna Islam yang kuat. Desa Pegayaman oleh
sebagian masyarakat Bali disebut sebagai Nyama Selam yang artinya ‘masyarakat
Islam. Di Desa Pegayaman inilah orang-orang Jawa dan Bugis mengem-bangkan
ajaran Islam dan berhasil mendirikan Masjid Safinatus Salam yang diprakarsai
Kumpi Haji Yahya. Safinatus Salam merupakan masjid tertua dan terbesar di
Buleleng, Bali. Masjid Safinatus Salam oleh masyarakat Pegayaman dan
sekitarnya dijadikan pusat pengembangan Islam di daerah Bali. Di desa ini telah
dibentuk jamaah-jamaah pengajian yang bersifat rutin. Semua kegiatan, baik itu
pengajian maupun hal-hal yang menyangkut ajaran Islam, pelaksanaannya
dipusatkan di Masjid Safinatus Salam. Dalam hubungan kemasyarakatan, tidak
pernah ada konflik yang disebabkan perbedaan agama. Membangun rumah dan
sarana umum, mereka tetap bergotong-royong walaupun berbeda agama. Bahkan,
ketika Masjid Safinatus Salam direnovasi pada 11 Maret 1986, tukang atau buruh
yang memperbaiki Masjid Safinatus Salam juga banyak dari orang-orang yang
beragama Hindu. Selain itu wujud nyata multikulturalisme di Bali juga tercermin
dari sikap masyarakat bali yang masyoritas hindu tetap memperbolehkan warga
bali muslim untuk melaksanakan ibadah sholat jum’at di hari raya nyepi.
Sikap toleran masyarakat bali memang dapat kita jadikan sebagai contoh.
Jika sebuah kelompok mayoritas dapat menempatkan kelompok minoritas untuk
mendapatkan indentitas dan pengakuan maka dengan hal itu akan terbentuk
kesederajatan dalam kehidupan yang harmonis. Meskipun masyarakat bali kental
dengan tradisi dan kebudayaan nenek moyang mereka, hal itu tindak menjadikan
masyarakat disana menjadi primodial dan apatis terhadap agama maupun budaya
yang lainnya. Seiring perkembangan jaman dan meningkatnya pendidikan dibali
juga menumbuhkan kesedaran dan semangat persatuan masyarakat untuk saling
menghargai dan toleran terhadap kelompok minoritas.
Itulah salah satu wujud masyarakat multikultural di indonesia yaitu
masyarakat bali yang sangat menghargai kaum minoritas agama islam disana,
mereka tahu benar bagaimana seharusnya mereka bersikap terhadap kelompok
minoritas agar selalu terjalin persatuan dan kehidupan yang harmonis.

G. Manfaat Masyarakat Multikultural


Pengaruh yang paling dominan dalam terbentuknya masyarakat
multikultural adalah sikap mental masyarakat itu sendiri. Sikap masyarakat yang
cenderung primordial dan tidak adil akan menjadi faktor penghambat terciptanya
masyarakat multikultural tersebut. Kondisi itu dapat diminimalisasi atau bahkan
dapat dihilangkan apabila manfaat dari terciptanya masyarakat multikultural
disadari oleh semua pihak.
Manfaat yang dapat dipetik dari masyarakat multikultural adalah sebagai
berikut:
1. Melalui hubungan yang harmonis antar masyarakat, dapat digali
kearifan budaya yang dimiliki oleh setiap budaya.
2 Munculnya rasa penghargaan terhadap budaya lain sehingga muncul sikap
toleransi yang merupakan syarat utama dari masyarakat multikultural.
3. Merupakan benteng pertahanan terhadap ancaman yang timbul dari budaya
kapital yang cenderung melumpuhkan budaya yang beragam. Paham
kapitalisme cenderung diskriminatif dan cenderung mengabaikan eksistensi
budaya setempat.
4. Multikulturalisme merupakan alat untuk membina dunia yang aman dan
sejahtera. Dengan multikulturalisme, bangsa-bangsa duduk bersama, saling
menghargai, dan saling membantu untuk menyelesaikan berbagai masalah
yang dihadapi. Masalah yang dihadapi oleh suatu masyarakat secara langsung
atau tidak langsung akan berpengaruh pada masyarakat lain pula.
5. Multikulturalisme mengajarkan suatu pandangan bahwa kebenaran itu tidak
dimonopoli oleh satu orang atau kelompok saja, tetapi kebenaran itu ada di
mana-mana, tergantung dari sudut pandang setiap orang. Masyarakat
multikultural mengganggap bahwa dengan saling mengenal dan saling
menghargai budaya orang lain, dapat tercipta kehidupan yang penuh toleransi
untuk terciptanya masyarakat yang aman dan sejahtera.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan multikultural mengapresiasi manusia sebagai makhluk yang
mempunyai potensi jasmani, akal, dan ruhani. Ketiga potensi inilah yang mampu
menumbuhkan seorang siswa menjadi manusia yang sukses di dunia dan di
akhirat. Multikultural adalah sebuah jalan tengah atau siasat yang digunakan
untuk “membaca” kenyataan adanya perbedaan dan keragaman. Pendidikan
multikultural berangkat dari kenyataan adanya perbedaan dan keragaman tersebut.
Oleh karena itu, substansi pendidikan multikultural adalah untuk mengapresiasi
perbedaan dan keragaman tersebut. Ada dua hal yang bisa dilakukan untuk
mewujudkan pendidikan multikultural. Pertama, mendorong manusia yang
terlibat dalam dunia pendidikan untuk menjadi figur multikultural dan kedua
mendorong kesadaran spiritual dalam setiap kegiatan multikultural.
Jadi pendidikan multikultural dalam yaitu usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian didalam dan diluar sekolah yang mempelajari
tentang berbagai macam status sosial, ras, suku, agama agar tercipta kepribadian
yang cerdas dalam menghadapi masalah-masalah keberagaman budaya yang
disesuaikan dengan sarana kita dalam mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa
menuju makhluk yang mulia yaitu taqwa.

B. Saran
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas berbagai
macam suku yang masing-masing mempunyai struktur budaya (culture) yang
berbeda-beda. Dalam penerapannya dilingkungan sekolah hendaknya dibimbing
oleh guru yang benar benar memaknai arti dari masyarakat multikultural.
Disamping itu kami dari Kelompok I berharap semoga makalah ini dapat menjadi
literatur bagi pengembangan dan pembuatan makalah selanjutnya. Akhir kata
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan dalam pembuatan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://aryandyy.blogspot.co.id/2014/03/makalah-karakteristik-masyarakat.html

http://gurupintar.com/threads/jelaskan-karakteristik-masyarakat-multikultural.1214/

http://khairulazharsaragih.blogspot.co.id/2013/01/masyarakat-multikultural-di-
indonesia.html

http://www.gurupendidikan.com/masyarakat-multikultural-pengertian-ciri-
karakteristik-dan-faktor-beserta-contohnya-secara-lengkap/

http://unknown95.blogdetik.com/2012/03/09/karakteristik-masyarakat-multikultural

http://updatetugassekolah.blogspot.co.id/2016/05/apa-karakteristik-masyarakat.html
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Masyarakat
Multikultural tepat pada waktunya. Sholawat dan salam tak lupa pula terpanjat
kehadirat Junjungan Besar Umat Islam Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan bagaimana keberagaman itu dimaknai dengan senantiasa bersama dan
hormat-menghormati antara kita satu ciptaan-Nya.
Makalah ini berisikan tentang lingkup masyarat multikultural baik itu dari
pengertian, ciri, ciri, karateristik, faktor penyebab adanya masyarakat multikultural,
masalah yang timbul dalam masyarakat multikultural, wujud/bentuk masyarakat
multikultural, dan manfaat masyarakat multikultural yang disajikan dalam bentuk
tulisan yang di ambil dari berbagai sumber dan dirangkum sedemikian ringkas dan
pastinya masih banyak kekurangan yang didapati dalam makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak hambatan itu bisa teratasi.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Kami mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Kelompok 1 (Satu)
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Masyarakat Multikultural .............................................. 3
B. Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural ................................................. 4
C. Karakteristik Masyarakat Multikultural .......................................... 5
D. Faktor Penyebab Adanya Masyarakat Multikultural ...................... 6
E. Masalah Timbul Dalam Masyarakat Multikultural ......................... 9
F. Wujud Atau Bentuk Masyarakat Multikultural ................................ 10
G. Manfaat Masyarakat Multikultural ................................................. 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
MASYARAKAT MULTIKULTURAL

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1 (SATU)
1. RIKA WARTA SARI
2. EVI TAMALA
3. PRITI PUTRI YANTI
4. NELI AGUSTIN
5. KIKI FITRI YANI
6. SANDI MARGO
WIDODO
7. PREDY PRAN ZEKO
8. PUTRA AKBAR WIJAYA
9. RADI AGUNG SAPUTRA
10. LORI KARAMON

KELAS XI IPS

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH


DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN , PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 03 BENGKULU TENGAH
Tahun Ajaran 2016-2017

Anda mungkin juga menyukai