Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

Disusun Oleh :

G I N A, S.Kep
NIM : E17149014

PROGRAM PROFESI NERS


RSUD KELAS B KABUPATEN SUBANG
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPIB MAJALENGKA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI

A. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg
atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman
Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih.
(Barbara Hearrison 1997)

B. Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
o Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport
Na.
o Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan
darah meningkat.
o Stress Lingkungan.
o Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua
sertapelabaran pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin
angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.
2. Hipertensi SekunderDapat diakibatkan karena penyakit parenkim
renal/vakuler renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan
endokrin dll.
C. Patofisiologi
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke
seljugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Danapabila
diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang
berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada
angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah,
sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan
hormone aldosteron yang menyebabkanretensi natrium. Hal tersebut akan
berakibat pada peningkatan tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah
maka akan menimbulkan kerusakan pada organ organ seperti jantung.
Pathway
umur Jenis kelamin Gaya hidup obesitas

Elastisitas , arteriosklerosis

hipertensi

Kerusakan vaskuler pembuluh darah

Perubahan struktur

Penyumbatan pembuluh darah

vasokonstriksi

Gangguan sirkulasi

otak ginjal Pembuluh darah Retina

Resistensi Suplai O2 Vasokonstriksi sistemik koroner Spasme


pembuluh otak pembuluh darah arteriole
darah otak menurun ginjal
vasokonstriksi Iskemi
diplopia
Blood flow miocard
Nyeri Gangguan sinkop munurun
kepala Afterload
pola tidur Nyeri dada Resti injuri
meningkat
Respon RAA
Gangguan
Penurunan Fatique
perfusi
jaringan Rangsang curah jantung
aldosteron
Intoleransi
aktifitas
Retensi Na

edema
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
o Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
o Sakit kepala
o Epistaksis
o Pusing / migrain
o Rasa berat ditengkuk
o Sukar tidur
o Mata berkunang kunang
o Lemah dan lelah
o Muka pucat
o Suhu tubuh rendah

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laborat
 Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
 BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
 Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
 Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada
DM.
2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang
P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan
ginjal.
5. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran
jantung.

F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Non Farmakologis
 DietPembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin
dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
 Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,bersepeda atau berenang.

2. Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
 Mempunyai efektivitas yang tinggi.
 Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
 Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
 Tidak menimbulakn intoleransi.
 Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
 Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.

G. Data Fokus
1. Aktivitas/ Istirahat
 Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
 Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
2. Sirkulasi
 Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup
dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
 Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis,
tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat,
sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin
lambat/ bertunda.
3. Integritas Ego
 Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress
multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
 Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue
perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela,
peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
 Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau
riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).
5. Makanan/cairan
 Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,
lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir
ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic
 Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
6. Neurosensori
 Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit
kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara
spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia,
penglihatan kabur,epistakis).
 Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi
bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.
7. Nyeri/ ketidaknyaman
 Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.
8. Pernafasan
 Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja
takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum,
riwayat merokok.
 Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan
bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
9. Keamanan
 Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
H. Analisa Data
NO DATA SENJANG ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Peningkatan Tekanan Sakit kepala
- Klien mengatakan nyeri Darah
kepala
Terjadinya Vasokotriksi
DO:
- TD:170/90 mmHg Terjadinya ganguan
perfusi jaringan
- Klien tampak lemas
Sakit kepala

2 DS : kerusakan vaskuler Penurunan curah


- Klien mengatakan pusing pembuluh darah jantung
- Klien merasa cemas
DO: terjadi penyumbatan
- TD:170/90 mmHg pembuluh darah
- Klien tampak cemas
- Klien tampak lemas terjadi vasokontriksi

afterload meningkat

penurunan curah jantung

3 DS: Pola BAB tidak teratur Konstipasi


- Klien mengeluh nyeri
abdomen
- Tidak nafsu makan Eliminasi tidak lancar
- Pada saat defekasi terasa
sakit
DO: Terjadi konstipasi
- Perubahan suara
abdomen jadi dulnes
- Penurunan volume feses
- Distensi abdomen
4 DS: Distensi abdomen Nutrisi kurang dari
- Klien mengatakan merasa kebutuhan
mual dan muntah Peningkatan asam
DO: lambung
- Klien terlihat lemas
- Porsi makan ½ porsi Mual, muntah

Nafsu makan menurun


5 DS: Kurang pengetahuan Kurangnya perawatan
- Klien mengatakan selama tentang personal hygiene diri
dirumah sakit tidak pernah
melakukan guting kuku. Faktor penyakit
DO:
- Kuku klien tampak kotor Terjadinya kelemahan
dan tidak terawat.
Personal hygiene

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan

vakuler cerebral.

2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload

3. Konstipasi berhubungan dengan pola BAB tidak teratur

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan

asam lambung.

5. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.


J. INTERVENSI
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Gangguan rasa Tupan: Sakit kepala teratasi. - Observasi TTV - Untuk memantau perkembangan klien.
nyaman nyeri kepala Tupen: Setelah dilakukan - Ciptakan lingkungan yang nyaman - Membantu proses kenyamanan klien.
berhubungan dengan tindakan keperawatan selama - Observasi tekanan darah setiap 1 jam sekali. - Untuk mengetahui perkembangan klien.
peningkatan tekanan 2x24 jam tidak terjadi - Batasi aktivitas. - Mengurangi rasa nyeri
vaskuler cerebral. peningkatan vaskuler - Berikan penyuluhan tentang hipertensi - Untuk menambah pengetahuan klien.
Ditandai dengan: cerebral, dengan kriteria
- TD: 170/90 hasil:
mmHg - Klien mengatakan sudah
- Klien tampak tidak sakit kepala lagi.
lemas. - Tekanan darah kembali ke
batas normal 120/80 mmHg
- Klien nyaman.

Penurunan curah Tupan: Curah jantung - Observasi tekanan darah. - Untuk melihat perbandingan dari tekanan
jantung b.d kembali normal. memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang
peningkatan afterload Tupen: Setelah dilakukan keterlibatan/ bidang masalah vaskuler.
ditandai dengan: tindakan keperawatan selama - Catat adanya demam umum / tertentu. - dapat mengindikasikan gagal jantung, kerusakan
DS : 2x24 jam tekanan darah ginjal dan vaskuler.
- Klien mengatakan kembali normal, dengan - Berikan lingkungan yang nyaman, tenang, kurangi - Unntuk membantu menurunkan rangsangan
pusing kriteria hasil: aktivitas / keributan lingkungan, batasi jumlah simpatis, meningkatkan relaksasi.
- klien merasa - Menunjukan peningkatan pengunjung dan lamanya tinggal
cemas toleransi terhadap - Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi dan - Untuk menurunkan rangsangan yang
DO: aktivitas fisik. distraksi. menimbulkan stress, membuat efek tenang,
- TD:170/90 - Mempertahankan tekanan - Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi anti sehingga akan menurunkan tekanan darah.
mmHg darah dalam rentang yang hipertensi, diuretik. - Untuk menurunkan tekanan darah dan membatu
- Klien tampak dapat diterima. proses penyembuhan.
cemas
- Klien tampak
lemas
Konstipasi b.d pola Tupan: konstipasi tidak - Anjurkan pasien untuk meminta obat nyeri sebelum - Untuk membantu pola eliminasi yang teratur.
BAB tidak teratur. terjadi. defekasi untuk memfasilitasi pengeluaran feses tanpa
Ditandai dengan: Tupen: Setelah dilakukan nyeri - Untuk meningkatkan keseimbangan cairan dan
DS: tindakan keperawatan selama - Anjurkan aktivitas optimal untuk merangsang mencegah komplikasi.
- Klien mengeluh 1x24 jam BAB teratu, eliminasi defekasi pasien - Untuk membantu proses penyembuhan.
nyeri abdomen Dengan kriteria hasil: - Kolaborasi dengan dokter
- Tidak nafsu makan - feses lunak dan berbentuk
- Pada saat defekasi
teras sakit
DO:
- Perubahan suara
abdomen jadi
dulnes
- Penurunan volume
feses
- Distensi abdomen
Perubahan nutrisi Tupan: Nutrisi kembali - Timbang berat badan klien. - Untuk mengetahui terjadinya penurunan berat
kurang dari terpenuhi. badan.
kebutuhan Tupen: Setelah dilakukan - Anjurkan makan sedikit tapi sering. - Untuk mencegah terjadinya kekurang nutrisi.
berhubungan dengan tindakan keperawatan selama - Anjurkan menyajikan makanan dalam keadaan - Untuk mengurangi rasa mual.
peningkatan asam 1x24 jam tidak terjadi hangat.
lambung. Ditandai peningkatan asam lambung, - Kolaborasi - Untuk membantu pemberian vitamin.
dengan: dengan kriteria hasil:
- Klien terlihat lemas. - Klien tidak lemas.
- Porsi makan ½ porsi - porsi makan habis.

Kurangnya perawatan Tupan: Perawatan diri


diri berhubungan teratasi. - Bantu klien dalam gunting kuku. - Untuk mencegah terjadinya infeksi.
dengan kelemahan Tupen: Setelah dilakukan - Informasikan tentang pentingnya menjaga - Untuk menambah pengetahuan klien.
fisik. Ditandai tindakan keperawatan selama kebersihan tubuh.
dengan: 1x24 tidak terjadi kelemahan
- Kuku klien kotor fisik, dengan kriteria hasil:
dan tidak - Kuku klien terlihat
terawat. bersih.
- Dapat melakukan
perawatan diri secara
mandiri.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000

Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 2001

Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta, Penerbit Arcan,
1996

Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 2002

Anda mungkin juga menyukai