Anda di halaman 1dari 2

Diplomasi merupakan salah satu alat utama bagi negara untuk dapat melaksanakan politik

luar negerinya. Diplomasi memiliki banyak jenis, antara lain preventive diplomacy, offensive
diplomacy, secret diplomacy, public diplomacy, culture diplomacy, dollar diplomacy, dan
gun diplomacy. Dalam tulisan kali ini, penulis akan membahas mengenai jenis-jenis
diplomasi tersebut. Selain itu, penulis juga akan memaparkan kelebihan dan kekurangan dari
masing-masing jenis diplomasi di atas.

Preventive diplomacy adalah sebuah tindakan diplomatik yang bertujuan untuk mencegah
timbulnya konflik yang dapat menyebabkan perang (Snow & Brown, 2000:442). Oleh karena
itu, umumnya preventive diplomacy dilakukan oleh negara yang merasa tidak mampu untuk
menanggung beban yang ditimbulkan apabila terjadi perang. Keuntungan dari diplomasi ini
adalah dapat mengurangi kemungkinan terpicunya perang yang membawa banyak kerugian.
Kekurangan dari diplomasi ini adalah negara harus melakukan kompromi secara rutin yang
bisa jadi kurang menguntungkan negara. Salah satu contohnya adalah diplomasi yang
dijembatani oleh Persatuan Bangsa-Bangsa bagi negara-negara di Afrika yang saling
berkonflik, salah satunya Afrika Selatan dan Zimbabwe.

Jenis diplomasi kedua adalah offensive diplomacy, yang dapat diartikan sebagai diplomasi
yang praktiknya menggunakan teknik-teknik pemaksaan, ancaman, dan tekanan yang dapat
menyebabkan pihak lain untuk tunduk (Levy, 2008:539). Diplomasi ini dilakukan oleh
negara-negara yang memiliki power yang besar terhadap negara-negara yang lebih kecil
dengan cara pemberian sanksi, pemberhentian bantuan, dan embargo. Keuntungan dari
praktik diplomasi jenis ini adalah penyelesaian konflik memungkinkan untuk diselesaikan
secara cepat, karena paksaan yang diberikan berdampak negatif bagi negara yang
bersangkutan. Kerugiannya adalah diplomasi ini justru juga dapat menimbulkan konflik baru
apabila negara yagn ditekan melawan. Contohnya adalah pemberian sanksi ekonomi terhadap
Rusia saat peristiwa Crimea.

Berikutnya adalah secret diplomacy, yaitu diplomasi yang dilaksanakan secara diam-diam
tanpa sepengetahuan public (Momengoh, 2003:10). Praktik diplomasi ini bertujuan untuk
menjaga rahasia masing-masing pihak yang isinya sebaiknya tidak perlu diketahui publik.
Keuntungan dari praktik ini adalah penyelesaian konflik atau kerjasama dapat berjalan
dengan cepat. Kekurangan dari jenis diplomasi ini adalah rawannya terjadi penyalahgunaan
karena publik tidak dilibatkan di dalamnya. Karena sifatnya yang bersifat rahasia, contoh
nyata dari secret diplomacy sulit untuk dibuktikan secara nyata meskipun praktiknya benar-
benar terjadi.

Berlawanan dengan jenis diplomasi sebelumnya, praktik public diplomacy dilakukan oleh
pemerintah terhadap publik secara langsung (D’Hooghe, 2007:5). Diplomasi ini bertujuan
untuk memperoleh dukungan dan perhatian dari publik sehingga kepentingan negara tersebut
dapat terlaksana dengan baik. Keuntungan dari jenis diplomasi ini adalah adanya keterbukaan
sehingga publik dapat menilai praktik diplomasi tersebut. Kekurangan dari diplomasi ini
adalah fungsinya yang dapat dikatakan hanya sebagai taktik memperoleh simpati semata.
Contoh dari public diplomacy adalah upaya Paus Francis untuk memperbagus citra Kepausan
dan Vatikan dengan perilaku rendah hatinya di depan publik.

Jenis diplomasi berikutnya adalah culture diplomacy atau yang secara sederhana dapat
disebut sebagai praktik diplomasi yang dilakukan disertai dengan pengenalan budaya.
Diplomasi jenis ini bertujuan untuk mendapatkan citra baik dan distingsi tersendiri di mata
publik karena budaya relatif bersifat bersahabat. Kelebihan dari jenis diplomasi ini adalah
penerimaannya yang mudah karena sifatnya yang bersahabat tersebut. Kekurangannya adalah
praktik culture diplomacy hanya merupakan upaya perekatan hubungan antar negara sehingga
isu-isu high politics susah terselesaikan dengan jenis ini. Contoh dari culture diplomacy
adalah upaya pemerintah Jerman untuk mengenalkan budaya dan bahasa Jerman melalui
Goethe Institut di Indonesia.

Dua jenis diplomasi lainnya, yaitu dollar diplomacy dan gun diplomacy merupakan jenis
diplomasi yang dipopulerkan oleh Amerika Serikat. Secara sederhana, dollar diplomacy
dapat didefinisikan sebagai praktik diplomasi negara besar untuk menanamkan modalnya di
negara kecil yang dilakukan oleh Amerika Serikat pada abad ke-19 di negara-negara Amerika
Tengah. Sementara itu, Cable (dalam Schick, 1972:1400) mendefiniskan gun diplomacy
sebagai praktik diplomasi Amerika Serikat untuk mempertunjukkan kemampuan militernya
sehingga negara lain segan untuk berbuat buruk terhadap Amerika Serikat. Meski keduanya
dipopulerkan oleh Amerika Serikat, esensi dollar diplomacy dapat kita jumpai di Jerman
yang menanamkan modalnya di Yunani. Patroli militer yang dilakukan oleh Tiongkok di
Laut Tiongkok Selatan juga pada dasarnya merupakan inti dari gun diplomacy.

Dari penjelasan di atas, setidaknya terdapat tujuh jenis diplomasi, yaitu preventive diplomacy,
offensive diplomacy, secret diplomacy, public diplomacy, culture diplomacy, dollar
diplomacy, dan gun diplomacy. Masing-masing diplomasi memiliki peran dan fungsi yang
berbeda. Sifat setiap jenis diplomasi juga berbeda, mulai dari tertutup hingga terbuka. Setiap
jenis diplomasi juga memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing sebagaimana
telah dijabarkan di atas.

Anda mungkin juga menyukai