B. Utilisasi Peralatan
Nama Barang Penggunaan Harga Sewa Alat Total
EKG 177 Rp 50.000 Rp 7,100,000
Bedsite Monitor 18 Rp 109.350 Rp 3,280,500
Defibrilator 0 Rp 145.800 Rp -
Nebulizer 25 Rp 35.000 Rp 840,000
Laryngoscope Dewasa 0 Rp - Rp -
Laryngoscope Anak 0 Rp - Rp -
Suction Portable 0 Rp 15.000 Rp 60,000
Infant Warmer 0 Rp Rp -
Inkubator Portable 0 Rp Rp -
Total Pendapatan Sewa Alat Rp 11,280,500
JARUM HECTING NO 24
0
55 CUTTING 3/8 17 Rp 7,666.00 Rp 8,160.00 Rp - Rp 138,720.00
Rp. 10,710,805.34. Sehingga kita bisa simpulkan bahwa pendapatan IGD dari BHP surplus Rp 4,933,009.97.
Isolatip 0 Rp 5,500.00 Rp -
Cutter 0 Rp 3,500.00 Rp -
Rp 1,486,264.90
Grand Total
Jumlah belanja Form dan ATK rutin dan non-rutin pada bulan Mei 2017 yaitu sebesar Rp
1,092,800.00
E. Laporan Produktivitas
A. Implementasi SPO
No Temuan ketidaksesuaian Kebijakan Permasalahan Tindak Lanjut
1 Alur Pelayanan BPJS belum Setiap unit pelayan di rumah sakit Banyak kebijakan-kebijakan yang baru dan 1. Sosialisasi kebijakan-kebijakan BPJS yang
maksimal sudah bisa memahami dan berubah dari BPJS dan belum tersosialisasi baru dan COB asuransi dengan pihak kedua
mengaplikasikan alur dan proses dengan baik. Admin, perawat dan dokter di dari team case mix di setiap unit pelayanan.
pelayanan pasien BPJS. IGD masih banyak yang belum mengetahui 2. Evaluasi kasus-kasus yang bisa dicover
Tahun 2019 penduduk diseluruh proses dan kebijakan-kebijakan pelayanan sepenuhnya dan yang tidak dapat dicover
Indonesia sudah diwajibkan pasien BPJS yang baru. sepenuhnya oleh pihak BPJS.
menggunakan program asuransi Pasien yang datang ke IGD masih ada yang 3. Bender alur pasien BPJS dan 150 kasus yang
pemerintah BPJS. tidak membawa pengantar rujukan dari di cover BPJS harus terealisasi
PPK I, ada beberapa alasan yang menyalahi
prosedur rujukan BPJS, diantaranya;
kebanyakan pasien datang tidak termasuk
emergency datang ke IGD, alasannya tidak
mau mengantri lama di PPK I, alasan lain
pasien tidak termasuk emergency namun
surat rujukan PPK I bisa keluar.
Cara pandang masyarakat terhadap
prosedur rujukan pasien BPJS telah
berubah, kebanyakan masyarakat enggan
datang ke PPK I karena lama mengantri,
namun langsung datang ke rumah sakit
tanpa pengantar rujukan, pasien datang
kebanyakan diatas jam praktik PPK I
sehingga menjadi alasan tidak