Anda di halaman 1dari 12

ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

PADA PETUGAS TUKANG PARKIR MUDA

DI DAERAH SUDIRMAN

OLEH :

DIAH AYU PURWITA ( XA / 10 )

KHRISNA AJMADEWI ( XA / 17 )

NURLINDA SARI ( XA / 21 )

SAVIRA NINGRUM ( XA / 26 )

SMK FARMASI BINTANG PERSADA

YAYASAN BINTANG PERSADA

TAHUN AJARAN 2013/2014


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat tepat pada waktunya. Tugas ini
bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek kesehatan dan keselamatan kerja juru parkir muda di
lapangan.

Karena keterbatasan waktu dan pengetahuan kami, maka tugas ini jauh dari
kesempurnaan. Untuk itulah kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar
makalah kami ini dapat dipakai acuan dalam pembelajaran.

Semoga makalah singkat ini dapat beermanfaat dalam memberikan wawasan bagi
pembacanya.

Denpasar , 18 Januari 2014

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. iii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………… 1
B. Tujuan ……………………………………………………………… 2

BAB II. METODELOGI


A. Jenis teks ……………………………………………………………… 3
B. Jenis dan sumber ……………………………………………………………… 3

BAB III. PEMBAHASAN

A. Survei Tempat ………………………………………………………………. 4


B. Data Diri Petugas ………………………………………………. ……………… 4
C. Faktor Harzad penyebab penyakit ……………………………………………….. 5
D. Alat Pelindung Diri ( APD ) ……………………………………………………… 5
E. Keluhan penyakit ……………………………………………………………… 6

BAB III. PENUTUP


A. KESIMPULAN …………………………………………………………………….. 7
B. SARAN …………………………………………………………………………….. 7

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………… 8


LAMPIRAN ……………………………………………………………………….. 9
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Pekerja anak adalah sebuah istilah untuk mempekerjakan anak kecil. Istilah pekerja anak dapat
memiliki konotasi pengeksploitasian anak kecil atas tenaga mereka, dengan gaji yang kecil atau
pertimbangan bagi perkembangan kepribadian mereka, keamanannya, kesehatan, dan prospek
masa depan biasanya pekerja anak berusia sekitar 5-17 tahun.

Di beberapa negara, hal ini dianggap tidak baik bila seorang anak di bawah umur tertentu, tidak
termasuk pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan sekolah. Seorang 'bos' dilarang untuk
mempekerjakan anak di bawah umur, namun umum minimumnya tergantung dari peraturan
negara tersebut.

Meskipun ada beberapa anak yang mengatakan dia ingin bekerja (karena bayarannya yang
menarik atau karena anak tersebut tidak suka sekolah), hal tersebut tetap merupakan hal yang
tidak diinginkan karena tidak menjamin masa depan anak tersebut. Namun beberapa kelompok
hak pemuda merasa bahwa pelarangan kerja di bawah umur tertentu melanggar hak manusia.

Penggunaan anak kecil sebagai pekerja sekarang ini dianggap oleh negara-negara kaya sebagai
pelanggaran hak manusia, dan melarangnya, tetapi negara miskin mungkin masih mengijinkan
karena keluarga seringkali bergantung pada pekerjaan anaknya untuk bertahan hidup dan
kadangkala merupakan satu-satunya sumber pendapatan.

Menurut kamus besar, definisi tukang parkir adalah orang yang pekerjaannnya mengatur
kendaraan. Profesi tukang parkir atau petugas parkir adalah profesi yang berisiko tinggi(ketabrak
kendaraan yang parkir misalnya).Sebuah studi membagikan profesi tukang parkir menjadi empat
yaitu : 1)Tukang Parkir Dadakan adalah profesi dengan pekerjaan tetap yang dijalankan hanya
pada saat saat tertentu misalnya konser atau hiburan.ciri-cirinya tidak memakai seragam lengkap
termasuk rompi dan topi,atribut tidak lengkap dan tidak mempunyai kartu tanda pengenal tukang
parkir. 2) Tukang Parkir Tetap adalah profesi yang di jalankan sesuai jam kerja tertentu. Ciri
-cirinya memakai seragam lengkap atribut lengkap dan memiliki id card tukang psrkir yang
bersertifikat. 3) Tukang Parkir professional adalah para tenaga kerja yang terampil dan terlatih.
Ciri-cirinya berpenampilan sopan professional dan terarah. 4) Tukang Parkir Amatir adalah para
pekerja yang sifatnya amatir dan belum berpengalaman dan jam kerjanya rendah.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan tujuan utama dari program kesehatan kerja dalam
upaya perlindungan terhadap tenaga kerja. Dalam UU No 13 Tahun 2003 menegaskan bahwa
setiap pekerjaan mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dalam
kesehatan kerja

Tujuan :

a) Untuk mengetahui factor hazard yang di alami petugas parkir.


b) Untuk mengetahui keluhan atau penyakit yang dialami pada petugas parkir
c) Untuk mengetahui tentang alat pelindung diri (APD) yang digunakan petugas parkir
d) Untuk mengetahui upaya K3 yang dijalankan di tempat kerja
BAB II

METODELOGI

Jenis Tulisan
Penelitian deskriptif atau (description research) adalah penelitian yang dilakukan untuk
menyelidiki keadaan suatu objek tertentu, dimana setelahnya hasil penelitian akan dipaparkan
dalam sebuah laporan penelitian. Disebutkan dalam buku “Prosedur Penelitian” (Arikunto .S:
2010) penelitian deskriptif adalah penelitian yang paling sederhana karena pada penelitian
deskriptif ini peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek yang diteliti. Seorang peneliti
hanya melakukan pengamatan terhadap objek penelitian dan kemudian memaparkan hasil
penelitiannya dalam laporan penelitian. Tujuan dari penelitian deskriptif kualitatif searah dengan
rumusan masalah serta pertanyaan penelitian atau identifikasi masalah. Hal ini disebabkan tujuan
dari penelitian ini akan menjawab pertanyaan yang sebelumnya dikemukakan oleh rumusan
masalah serta pertanyaan penelitian atau identifikasi masalah. Penelitian kualitatif atau dalam
konteks ini adalah tulisan kualitatif bertujuan untuk menemukan pemahaman yang lebih baik
mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam profesi tukang parkir yang
hubungannya dengan pekerja anak.

Jenis dan Sumber Data


Data yang diolah dalam tulisan ini berupa data primer dan data sekunder. sumber data primer
dalam penelitian ini yaitu (1) Informan atau narasumber, yaitu tukang parkir yang berada di
Teuku Umar, (2) Sumber data dari peristiwa atau aktivitas, yaitu ketika para tukang parkir
melakukan pekerjaannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik wawancara dan observasi secara langsung. Sumber data sekunder dalam tulisan ini
adalah data yang diperoleh dari hasil studi pustaka terhadap sumber-sumber pustaka yang
relevan, meliputi: jurnal penelitian, undang-undang kesehatan, artikel mengenai pekerja anak.
BAB III

PEMBAHASAN

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan tujuan utama dari program kesehatan kerja dalam
upaya perlindungan terhadap tenaga kerja. Dalam UU No 13 Tahun 2003 menegaskan bahwa
setiap pekerjaan mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dalam
kesehatan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ) merupakan instrument yang
memproteksi pekerja , perusahaan, lingkungan hidup , dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat
kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh
perusahaaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan mengurangkan resiko kecelakaan
kerja ( zero accident ). Penerapan konsep ini tidak boleh diangggap sebagai upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang mengahabiskan banyak biaya atau ( cost )
perusahaan, melainkan harus diangggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi
keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.

1. Survei tempat di lokasi Sudirman


Kondisi lingkungan di daerah tersebut sudah cukup baik dari segi hygiene dan sanitasi
lingkungan. Lokasi terhindar dari pencemaran fisik, kimia, bakteriologis, serta tidak
terletak pada daerah banjir. Memiliki sarana pengolahan air limbah dimana air
limbahnya mengalir dengan lancar, saluran air limbah dengan sistim tertutup dan kedap
air. Tempat sampah terbuat dari bahan kedap air dan tertutup yang letaknya mudah
dijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah. Tersedia dengan jumlah yang cukup.
Sampah dari tiap ruangan diangkut atau dikosongkan tiap hari. Lingkungan serta halaman
bersih, tidak terdapat genangan air dan air limbah pun dapat mengalir dengan lancar.
Tetapi polusi udaranya cukup tinggi karena lokasi Sudirman terdapat di pinggir jalan.

2.) Data diri tukang parkir :


Nama : Made Arya
Umur : 13 tahun
Asal : Susut, Bangli
Jam Kerja : 09.00 WITA – 17.00 WITA
Lama bekerja : 1 tahun
Pendapatan : sekitar Rp 15.000 – 30.000 / hari
Alasan menjadi tukang parkir : karena himpitan ekonomi sehingga membuat Made Arya
putus sekolah dan lebih memilih untuk menjadi tukang parkir yang mengikuti jejak sang
bapak.

3.) Faktor hazard dan keluhan atau penyakit yang dialami yang berhubungan dengan
pekerjaan pada petugas parkir

Bising lalu lintas merupakan bunyi yang ditimbulkan oleh lalu lintas. Tingkat gangguan
bising yang berasal dari bunyi lalu lintas di pengaruhi oleh intensitas bunyinya, seberapa
sering terjadi dalam satu-satuan waktu serta frekuensi bunyi yang dihasilkannya. Juru
parkir mempunyai resiko 7x lebih besar dibandingkan dengan kontrol untuk mengalami
penurunan fungsi pendengaran akibat bising.

Apabila juru parkir sering beraktifitas dibawah sinar matahari tanpa pelindung kulit
maka dalam jangka panjang paparan sinar ultraviolet akan menyebabkan benjolan atau
flek pada kulit dan bisa berkembang menjadi tumor jinak atau bahkan kanker kulit

Lalu lintas kendaraan bermotor dapat menyebabkan gas buang kendaraan bermotor yang
semakin meningkat menyebabkan gangguan kesehatan orang yang berada dekat lokasi
pelutan udara khususnya tukang paarkir yang terus menurus berada di wilayah tersebut
akan memberikan efek toksit terhadap banya fungsi organ,terutama pada saluran
pernapasan

Potensi bahaya psiko sosial yaitu bahaya yang berasal oleh kondisi aspek psikologis
kondisi tempat kerja yang kurang baik atau kurang, mendapatkan perhatian seperti jam
kerja yang terlalu lama dan kurang istirahat.

4.Alat Pelindung Diri

Dari hasil survei yang dilakukan petugas parkir yang menggunakan alat pelindung diri
( APD ) sangat minimum dan tidak memadai saat menjalankan pekerjaannya.
alat pelindung diri yang meliputi : Masker,seragam kerja lengkap menutupi seluruh tubuh
(rompi dan topi) serta memakai krim tabir surya juga jarang sekali digunakan. Hal ini
membuktikan bahwa kesadaranakan K3 masih kurang .Upaya lain tentang k3 di lapangan
dengan menyediakan kotak obat (P3K).

5. Keluhan dan penyakit yang dialami tukang parkir di tempat kerja

Dari hasil survei didapatkan petugas parkir mengalami keluhan gangguan pendegaran
sejak bekerja sebagai petugas parkir di daerah tersebut. Selain itu, mereka juga sering
merasa lemas, pusing, dan kelelahan jika bekerja terlalu lama. Petugas ini juga sering
mengalami pegal-pegal dan kram. Selain itu mereka juga mengalami gangguan
pernafasan seperti batuk.

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Petugas parkir sering mengalami gangguan pendengaran yaitu pendengarannya semakin


berkurang akibat kebisingan lingkungan kerja. Selain itu petugas parkir juga mengeluh sering
merasa lemas dan kelelahan setelah lama terpapar matahari dan tidak di tunjang oleh pola makan
yang teratur. Sering juga mengalami kram dalam bekerja dan kadang stress karena menjaga
mobil, sepeda motor pengunjung yang terlalu banyak. Petugas parkir sangat minimum memakai
alat pelindung diri dalam bekerja.

SARAN

Menurut survei yang telah di lakukan di tempat kerja petugas parkir di sekitar daerah Sudirman
Masih banyak terdapat kekurangan dalam pengetahuan mengenai keselamatan kerja pada
petugas parkir. Sarana dan prasarana yang mendukung untuk meminimalisir adanya keluhan
belum tersedia dengan baik dan sesuai dengan standarnya. Perlu dilakukan juga penyuluhan
kesehatan dan keselamatan kerja, alat pelindung diri serta peningkatan pengetahuan pada petugas
parkir tentang gangguan kesehatan yang sering terjadi pada pekerja yang mereka jalani untuk
meminimalisir terjadinya keluhan-keluhan dan penyakit akibat kerja parkir.

DAFTAR PUSTAKA

1.Suma’mur PK.Higene dan kesehatan kerja. Jogjakarta sagung seto, 2009

2.Arifani N. pengaruh kebisingan terhadap kesehatan tenaga kerja. Cermin dunia kedokteran .
2004 ; 144 : 24-23

3.Prosedur Penelitian” (Arikunto .S: 2010)


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai