VIVA – "Saya berpikir, kalau umur saya tak lagi panjang, biarlah." Itulah bentuk
kepasrahan yang pernah diungkapkan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak, Linda Gumelar, saat tengah berjuang kerjas untuk
sembuh dari kanker payudara.
Ketika divonis menderita kanker payudara, Linda merasa sangat galau, bahkan
khawatir dengan kondisi kesehatannya. Akhirnya dia memutuskan untuk
menjalani pengobatan di Belanda.
"Di sana saya diberikan tempat menginap di sebuah rumah namanya Family
House, rumah itu sama seperti rumah singgah untuk para pasien penderita
kanker," ujar Linda saat diwawancara beberapa waktu lalu.
Bukan hal yang mudah bagi Linda, berjuang menyembuhkan kanker payudaranya.
Dia ingat betul, lima tahun lamanya proses pengobatan di Belanda dia jalani.
Meski lima tahun jalani pengobatan panjang di Belanda, Linda tak pernah
menyerah. Dukungan anak, suami, keluarga, dan teman-teman menjadi alasan
buatnya untuk selalu berpikir positif dan yakin menemukan jalan keluar.
"Di sana lima tahun. Saya berpikir, kalau umur saya tak lagi panjang, biarlah.
Paling tidak saya sudah melakukan yang terbaik untuk diri saya sendiri,"
kenangnya.
Merasa beruntung bisa berhasil sembuh dari kanker payudara, ia pun tergerak
hatinya untuk terus memberikan dukungan dan bantuan untuk para penderita
kanker payudara. Linda Gumelar kian gencar melakukan kampanye kepedulian
kanker. Salah satunya dalam kegiatan kampanye kepedulian kanker yang digagas
oleh Perhimpunan Dokter Onkologi Radiasi Indonesia (PORI) bekerja sama
dengan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Komite Penanggulangan
Kanker Nasional (KPKN), dan berbagai organisasi peduli kanker lainnya.
Kanker payudara sendiri memang merupakan salah satu penyakit yang ditakuti
oleh wanita. Dilansir laman Yayasan Kanker Payudara Indonesia, rata-rata pasien
kanker payudara yang datang ke rumah sakit adalah pasien dengan kondisi sudah
lanjut.
Dari pengalaman yang dialami langsung oleh dokter Walta selama bekerja di RS
Dharmais juga dikatakan, sejak tahun 1997 ia menjadi ahli bedah, kasus kanker
payudara ternyata masih berada di atas 65 persen, pasien yang datang ke rumah
sakit tempat ia bekerja dan mereka datang dengan stadium lanjut.
"Bahkan sampai 2017 tidak ada peningkatan dan tingkat penurunan angka yang
datang, menurutnya pasien yang masih datang dengan stadium lanjut masih
berada di sekitaran 65 persen," kata dokter Walta.
Persoalan Serius
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berawal dari sel payudara. Kumpulan
sel kanker membentuk tumor yang berkembang secara cepat di jaringan payudara,
dan bisa menyebar ke bagian tubuh yang lain. Kanker payudara terjadi hampir
selalu pada wanita namun dapat terjadi pula pada pria.
Bahkan semakin banyak lembaga ikut turun mengkampanyekan peduli dan cegah
kanker payudara. Ini dilakukan karena banyak pihak yakin, jumlah kasus itu bisa
diturunkan. Salah satunya dengan deteksi secara dini. Cara ini yang tengah
diupayakan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI),
“Kanker payudara tidak dapat dihilangkan sama sekali, tetapi setidaknya tidak
dalam stadium lanjut sejalan dengan SDGs (Sustainable Development
Goals/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) yaitu meningkatkan kesehatan
perempuan," jelas Ketua YKPI Linda Agum Gumelar, saat Konferensi Pers
Bebaskan Indonesia dari Kanker Payudara Stadium Lanjut 2030 di Jakarta.
Menurut Linda, deteksi dini sangat penting. Tahun ini, kampanye deteksi dini
kanker akan lebih difokuskan di wilayah Indonesia bagian timur.
Tak hanya tingkat kesadaran yang rendah mengenai pentingnya deteksi dini,
sistem rujukan di era BPJS yang berbelit dan panjang, juga menjadi sorotan
YKPI. Sistem rujukan ini membuat pengobatan terlambat sehingga kanker sudah
terlanjur menyebar. Inilah yang menyebabkan kematian kanker payudara di
stadium lanjut tinggi.
“Era otonomi daerah seharusnya dapat mendorong pimpinan daerah lebih banyak
menyediakan fasilitas deteksi dini dan juga menyekolahkan dokter umum atau
sekolah pendidikan spesialis dan subspesialis onkologi sehingga pasien tidak
perlu dirujuk ke pusat atau rumah sakit di Jawa," tambah Linda.
Masalah ini juga berujung pada pembiayaan kesehatan yang sangat tinggi. Tahun
2015 setidaknya menghabiskan 2,9 triliun untuk pengobatan kanker payudara.
"Karena itu kami akan terus menggalakkan upaya preventif dengan memperluas
deteksi dini," jelas Lily.
Sama halnya dengan Linda, semangatnya untuk sembuh sungguh luar biasa.
Meski harus kehilangan payudaranya, ia terus berjuang melawan sakitnya, dan
menyebarkan semangat untuk para penderita kanker payudara agar terus berusaha
untuk sembuh.
Ya, kanker payudara memang bukan penyakit biasa bagi semua orang, khususnya
kaum wanita. Terlebih, kasus tersebut memiliki angka yang cukup tinggi
dibandingkan penyakit kanker lainnya.
Di sela-sela perawatannya, ibu kandung dari artis cantik Chelsea Islan itu bersama
dua orang temannya, mendirikan komunitas Lovepink dan menjadi ketua sejak
Oktober 2013. Kini, ia baru saja terpilih sebagai Healthy Fearless Survivor, di
salah satu program penghargaan kesehatan.
"Misi kami karena cinta dengan perempuan lainnya yaitu anak perempuan dan
para ibu. Dengan komunitas Lovepink, maka ibu-ibu harus sehat dan peduli pada
kesehatannya terutama payudaranya melalui SADARI agar tetap bisa
mendampingi keluarganya," ujar Samantha di acara BRAND's Health Awards
saat itu.
Tak hanya itu, perubahan bentuk puting menjadi lebih masuk ke dalam juga
menjadi gejala kanker payudara, termasuk juga saat melihat kulit payudara
menjadi keriput dan cenderung kemerahan.
Ketika kanker sudah menyebar, penderita akan merasakan nyeri pada bagian
tulang, menurunnya berat badan, dan membengkaknya bagian lengan.
Untuk menghindari semua gejala tersebut Menurut, dr. Riana Rikanti Hakim
SpRad (K) Onk, Spesialis Onkologi Radiologi dari Siloam Hospital TB
Simatupang, lagi-lagi menyarankan untuk melakukan SADARI. SADARI atau
periksa payudara sendiri ini bisa dilakukan dengan mudah. Bahkan, Riana
mengatakan bahwa hanya perlu meluangkan waktu selama kurang lebih 5 menit
untuk melakukan SADARI.
"Selain itu juga akan lebih nyaman tentunya jika pada saat tidak menstruasi," kata
dia.
"Bukannya yang di bawah (usia) itu tidak ada, untuk anak yang menstruasi
memang risiko ada, tapi tidak terlalu ganas, jadi memang sampai umur 20
dahulu," ungkap dia.
Tak hanya sekedar melakukan sadari, menjaga pola makan dan pola hidup sehat
juga sangat membantu tubuh melawan kanker. (ren)
PERAN PERAWAT
a. Pemberi perawatan
Sebagai pemberi asuhan keperawatan. Perawat membantu pasien
mendapat kembali kesehetannya melalui proses penyembuhan termasuk
memfokuskan asuhan pada kebutuhan pasien secara holistik meliputi
upaya mengembalikan kesehatan emosi, spiritual, dan sosial. Pemberian
asuhan membantu pasien dan keluarga dalam menetapkan tujuan dan
mencapai tujuan dalam waktu yang minimal.
b. Membuat kebutusan klinis
dalam memberikan perawatan efektif perawat menggunakan
keahliannya berfikir kritis melalui proses keperawatan. Sebelum
melakukan tindakan, perawat menyusun tindakan dengan menggunakan
pendekatan terbaik bagi tiap pasien. Perawat membuat keputusan sendiri
ataupun dengan pasien dan keluarga dengan bekerjasama serta
berkonsultasi dengan profesi kesehatan lain.
c. Pelindungan dan advokat pasien
Sebagai pelindung perawat membantu perawat mempertahankan
lingkungan yang aman bagi pasien, mencegah terjadinya kecelakaan, dan
melindungi dari efek suatu tindakan diagnostik dan pengobatan. Sebagai
advokat, perawat melindungi hak pasien secara manusia dan secara
hukum.
d. Manajer kasus
Perawat mengkoordinasi akti
e. Rehabilitator
f. Pemberi kenyamanan
g. Komunikator
h. penyuluh
1. Asuhan keperawatan pada klien yang akan dioperasi ditujukan untuk
mempersiapakan klien semaksimal mungkin agar bisa dioperasi dengan
baik pemulihan dengan cepat serta terbebas dari komplikasi pasca bedah.
2. Perawatan persiapan fisik yang harus dilakukan sebelum mengahadapi
operasi terdiri dari pemeriksaan status kesehatan fisik secara umum, status
nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit, kebersihan lambung dan
kolon, pencukuran daerah operasi, personal hygine, serta latihan
praoperasi.
3. Peranan perawat dalam persiapan mental pasien dapat dilakukan dengan
memberikan informasi, penjelasan tentang tindakan persiapan operasi dan
memberikan kesempatan bertanya tentang prosedur operasi, menganjurkan
klien untuk berdoa serta kolaborasi dengan dokter terkait pemberian obat
pre medikasi.
4. seorang perawat harus berperan sebagai motivator dan edukator bagi
pasien yang ditanganinya, seorang perawat juga sebagai mitra bagi pasien,
sebagai penolong untuk memenuhi kebutuhan pasien selama menjalani
pengobatan. sikap yang memenuhi tiga indikator yaitu kognitif, afektif,
dan konatif. sikap optimis yang diberikan oleh perawat kepada pasien
kanker besar pengaruhnya, supaya pasien semangat dalam menjalani
pengobatan dan kesembuhan terhadap penyakitnya.
REFERENSI
http://m.viva.co.id/indepth/fokus/970838-kanker-payudara-meneror-wanita-
indonesia (diakses pada 28 oktober 2017)
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&
cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjL5IyV3pTXAhUEU7wKHfuNADAQFg
gpMAA&url=http%3A%2F%2Fejournal.unsri.ac.id%2Findex.php%2Fjk_sr
iwijaya%2Farticle%2Fdownload%2F2333%2F1196&usg=AOvVaw2XxCT
zuZoKh9DD5NMCAJiE (diakses pada 28 oktober 2017)