PENDAHULUAN
akan mengalami proses menua, setiap orang yang menua akan disebut
dengan lansia dan lansia akan mengalami penurunan fungsi fisik sehingga
Lanjut usia adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik yang
seorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya,
yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusi yang normal, siapa orangnya,
tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan
Darmojo,2004)
1
Proses menua merupakan proses yang terjadi sepanjang hidup manusia
yang tidak dimulai dari suatu waktu tertentu, akan tetapi dimulai sejak
keaktifan lansia.
2
Pengatahuan adalah proses pemberian bukti oleh seseorang melalui
(Notoatmodjo, 2007)
atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi lansia
meningkat 3 kali lipat dari tahun 2013,pada tahun 2000 jumlah lansia
sekitar 5.300.000(7,4%) dari total populasi, dan tahun 2010 jumlah lansia
2007 berjumlah 18,7 juta jiwa selanjutnya pada tahun 2010 meningkat
menjadi 23,9 juta jiwa (9,77%). Pada tahun 2020 di prediksikan jumlah
kementrian kesehatan, saat ini ada 528 puskesmas santun lansia di 231
3
maksimal (Kompas, 2013).Sedangkan di Desa Kumpai Batu Atas ada 126
lansia sangat seing ditemui lansia yang tidak aktif bahkan mereka ada
yang tidak hadir untuk mengikuti posyandu lansia yang telah dijadwalkan
satu bulan sekali,sedangkan bagi lansia yang rutin mengikuti posyandu dan
Kotawaringin Barat.
4
1.2 Rumusan Masalah
Selatan.
5
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat
lansia .
2. Bagi institusi
ICME Jombang
6
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini bisa menjadi dasar bagi peneliti selnjutnya yang
yang jelas.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
(Notoatmodjo, 2010)
menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan prilaku setiap hari, sehingga
sebagai suatu fakta yang dapat mendukung atau menjadi dasar lansia dalam
8
Wawan 2010 mengunkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi
perilaku baru dalam diri orang tersebut menjalani proses berurutan: a) Awarnes,
tersebut bagi dirinya. d) Trial, dimana orang telah mu;ai mencoba perilaku
1. Tahu (know)
untuk mengukur bahwa orang tau tentang apa yang di pelajari antara
2. Memahami (Comprehension)
9
3. Aplikasi (Aplication)
sebagainya.
4. Analisis (Analysis)
memisahkan.
5. Sintesis (synthesis)
6. Evaluasi (evalution)
10
1. Tingkat pendidikan
dengannya.
2. Informasi
3. Budaya
karena apa yang sampai pada dirinya, biasanya lebih dulu di saring
4. Pengalaman
5. Sosial ekonomi
ada.
11
2.1.4 Kriteria Tingkat Pengetahuan
yang bersifat kualitatif, yaitu: a) baik: hasil persentase 76% - 100% b) cukup:
hasil persentase 56% - 75% c) kurang: hasil persntase > 56% ( Arikunto, 2006)
yang menanyakan tentang isi materi yang akan di ukur dari subjek penelitian
atau responden. Pengetahuan yang ingin di ketahuai atau kita ukur dapat kita
a) kategori pengetahuan baik, jika skot > mean. b) kategori pengetahuan tidak
2.2 Keaktifan
berusaha) keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu
berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan
12
mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Aktifitas pisikis (kejiwaan) adalah jika
Keaktifan berasal dari kata aktif yang memiliki arti giat, gigih, dinamis dan
bertenaga atau sebagai lawan statis atau lamban dan mempunyai kecenderungan
perilaku yang bisa dilihat dan keteraturan dari keterlibatan seseorang untuk
setiap kegiatan yang diadakan oleh posyandu lansia seperti olahraga senam
termasuk dalam kategori aktif (Ismawati dkk, 2010). Namum apabila lansia
tidak mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh posyandu lansia maka
mereka tergolong yang tidak aktif atau pasif. Keaktifan lansia dalam mengikuti
program posyandu lansia dan dapat menurunkan angka keakitan pada lansia
(DepKes RI 2007)
13
Keaktifan lansia datang ke posyandu lansia adalah suatu frekuensi
setiap bulan dan merupakan salah satu bentuk perilaku kesehatan lansia dalam
eksternal.
motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Didalam pengetahuan ada faktor yang
Saat di posyandu lansia banyak lansia yang tidak aktif dari pada yang
aktif. Dari segi pendidikan lansia, mereka sebagian besar memiliki tingkat
pendidikan yang rendah, bahkan ada yang tidak sekolah sehingga untuk
malas menghadiri posyandu lansia. lansia yang aktif datang keposyandu lansia
14
2.2.2 Lansia
Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas, lanjut usia
adalah suatu kejadian yang pasti akan di alami oleh semua orang yang di
karuniai usia panjang, terjadinya tidak bisa di hindari oleh siapapun (UU RI
No. 13 tahun 1988 tentang kesejahteraan pada BAB 1 pasal 1 ayat 2).Lanjut
usia adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik yang dimulai dengan
anak. Ketika kondisi hidup berubah, seorang akan kehilangan tugas dan fungsi
ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusi
yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam
dimulai sejak lahir dan umumnya dimulai pada semua orang. Menjadi tua
merupakan proses seseorang mulai tiga tahap perubahan dalam kehidupan, yaitu
anak, dewasa dan tua. Tiga tahap perubahan ini yaitu perubahan secara
rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran mulai kurang jelas, mata
15
Nugroho (2008) menjelaskan tahap teori-teori penuaan yaitu:
1. Teori sosiologis
bersosialisasinya.
Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia yang aktif adalah mereka
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berlanjut pada lanjut usia.
16
demikiannya teori ini mengemukakan adanya keseimbangan dalam
menjadi lanjut usia. Hal ini dapat dilihat dari gaya hidup, prilaku,
seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. c) lansia resiko tinggi yaitu
seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau seorang yang berusia 60
lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan yang dapat
menghasilkan barang atau jasa. e) lansia tidak potensial yaitu lansia yang
17
Menurut teori yang dikemukakan oleh Azizah, 2011 disebutkan bahwa
1. Perubahan fisik
penglihatan dan daya akomodasi dari jarak jauh atau dekat berkurang.
2. System musculoskeletal
18
menurun dan kaku, elastisitas paru menurun, kapasias residu meningkat
bronkus.
buruk, indera pengecap menurun terutama rasa asin, asam, dan pahit.
darah.
5. System perkemihan
berkemih tidak normal, seperti banyak berkemih di malam hari, hal ini
2011)
6. System saraf
pada susunan syaraf pust dan penurunan reseptor proprioseptif, hal ini
19
terjadi karena susunan saraf pusat pada lansia mengalami perubahan
tahun b) kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai
sakit,dari kebutuhan bio psiko sosio hingga spiritual,serta dari kondisi adaptip
2. Tipe mandiri
Lansia ini sering mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan yang
memenuhi undangan.
20
3. Tipe tidak puas
pengkritik.
4. Tipe pasrah
5. Tipe bingung
pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan
1. Tipe optimis
kebutuhan pasifnya.
21
2. Tipe konstruktif
tinggi, humoris, fleksibel dan sadar diri, biasanya sikap ini terlihat sejak
muda.
3. Tipe ketergantungan
tidak berambisi, masih sadar diri, tidak mempunyai inisiatif dan tidak
4. Tipe defensive
pension.
Lansia yang tidak mudah menyerah, serius senang berjuang dan bisa
menjadi panutan.
7. Tipe bermusuhan
22
pekerjaan yang tidak stabil di saat muda, menganggap menjadi tua
sebagai hal yang tidak baik, takut mati, iri hati pada orang yang masih
yang buruk.
menganggap usia lanjut sebagai masa yang tidak menarik dan berguna.
menjadi moivator kuat bagi lansia bila selalu menyediakan diri untuk
23
mendampingi atau mengantar lansia keposyandu, dan berusaha
3. Motivasi lansia
Mengingat kondisi fisik yang lemah sehingga mereka tidak bisa leluasa
2.3 Posyandu
Pos pelayanan terpadu (posyandu) lanjut usia adalah suatu bentuk pelayanan
pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan prventif (Komnas Lansia, 2010)
24
Posyandu lansia merupakan pos pelayanan terpadu yang di gerakkan
melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi
dapat dipengaruhi oleh beberapa factor seperti nilai-nilai budaya, sosial budaya,
pengetahuan, dan kesadaran akan kesehatan, pola relasi gander yang ada di
2010).
25
2.3.3 Sasaran Posyandu Lansia
Posyandu lansia memiliki dua sasaran yaitu sasaran langsung dan sasaran
tidak langsung, sasaran langsung yaitu tertuju pada a) kelompok pra usia lanjut
dari usia 45-59 tahun b) kelompok usia lanjut dari usia 60 tahun lebih c)
kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi yaitu dari usia 70 tahun ke atas.
Sedangkan tujuan posyandu lansia secara tidak langsung adalah bertujuan pada
a) setiap keluarga yang memiliki usia lanjut b)organissi sosial yang bergerak
lansia.
b. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit di jangkau
26
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau
keamanan atau seselamatan lansia, jika lansia merasa aman atau mudah
masalah yang lebih serius maka hal ini dapat mendorong minat lansia
27
dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus
Lansia
saat di posyandu lansia karena lansia yang memiliki pengetahuan yang cukup
akan mengikuti seluruh kegiatan yang sudah diadakan oleh posyandu lansia,
Keaktifan lansia saat diposyandu lansia bisa terjadi karena ada beberapa
faktor yang dapat mendukung munculnya keaktifan lansia salah satunya adalah
hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
pengetahuan yang cukup ada beberapa faktor yang berpengaruh antara lain: a)
28
mereka sudah didasari suatu pengetahuan yang akan mendorong atau
keaktifan lansia, yang diteliti oleh Nabila Khoirunnisa pada tahun 20013
penelitian sebesar p-Value 0,001 dan nilai korelasi sebesar 0,502 bahwa:
0,872 yang lebih besar dari 0,05 sehingga Ho diterima yang artinya
29
tidak ada hubungan antara pengetahun dengan keaktifan lansia datang
Kabupaten Jombang.
lansia, yang diteliti oleh Dian Puspitasari pada tahun 2014, dengan
30
2.6 Kerangka teori
pengetahuan keaktifan
31
BAB III
Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1
3.kurang
3.1 Gambar kerangka konsep hubunga pengetahuan dengan keaktifan lansia saat
1. Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
32
manusia di peroleh melalui pendidikan, pengalaman orang lain, media
(DepKes RI 2007)
3.2 Hipotesis
33
BAB IV
METODE PENELITIAN
penelitian (Salamah, 2008). Pada bab ini akan disajikan :1) Desain penelitian.
7) Batasan penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada bulan maret sampai dengan juni 2017.
34
peneliti dalam perencnaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu
resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalm penelitian ini adalah desktiptif
variabel independen dan dependen dinilai hanya satukali saja dan diukur pada
penelitian yang ditulis dalam bentuk kerangka atau alur penelitian, mulai desain
35
Perumusan Masalah
Populasi
Sampel
Pengumpulan data
Analisa data
Penyajian data
36
Gambar 4.3 kerangka kerja hubungan pengetahuan lansia dengan keaktifan
4.4.1 Populasi
yang akan diteliti, bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja (
Sugiono, 2009). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta posyandu
Kotawaringin Barat.
4.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian kecil yang dimbil dari keseluruhan objek yang
Sampel pada peneltian ini adalah diambil dari seluruh peserta posyandu
Kotawaringin Barat.
sebagai berikut :
n= N
1 + 𝑁. 𝑒 2
37
Ket : N= Jumlah populasi
n = Jumlah sampel
n = 126
1 + 126.0,22
= 126
1+5.04
= 126
6,04
= 20,86=21
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah peserta posyandu lansia
responden.
4.4.3 Sampling
38
sampling yang digunakan tidk boleh meninggalkan faktor-faktor yang harus
Suharsimi, 2006)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta posyandu lansia di Desa
Kumpai Batu Atas Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat yang
semua peserta posyandu lansia di Desa Kumpai Batu Atas Kecamatan Arut
tentang posyandu lansia, kehadiran keposyandu lansia dan keaktifan lansia saat
39
1. Kriteria eksklusi
Variabel merupakan suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep
pengertian tertentu ( Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini ada dua
macam yaitu :
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
40
ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana
41
aktif dalam 3. Motivasi Kurang
kegiatan di lansia
posyandu 4. Kondisi aktif :40-
fisik
lansia 45%
Tidak
aktif :0-
39%
maksud untuk memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif maupun data
jawaban dengan tanda-tanda tertentu (Arikunto, 2010). Alat ukur atau instrumen
42
dan reliable, untuk peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap
1. Uji Validitas
validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Kuesioner disusun sendiri oleh peneliti dilakukan uji validitas dengan rumus
N x. y x y
rxy
N x 2
x N y 2 y
2 2
Keterangan:
rxy : Korelasi
N : Jumlah sampel
2. Uji reliabilitas
43
atau lebih. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu
variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6.
2010):
k
rxy 1
b2
k 1 2t
Keterangan:
rxy : Realibilitas
menggunakan kuesioner.
44
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang
1. Editing
2. Coding
Memberi tanda pada alat peneliti untuk memudahkan dalam analisa data.
Misalnya skala penilaian satu untuk jawaban benar dan nol untuk
jawaban salah.
45
3. Entry data
4. Tabulating
1. Univariat
didapat jawaban yang tegas, yaitu ya atau tidak, benar atau salah, positif
a. Baik : 76 – 100%
b. Cukup : 56 – 75%
46
Sedang untuk variabel keaktifan dikategorikan menjadi :
a. Aktif :70-84%
2. Bivariat
2. Jika nilai sig p > α (0,05), maka Ho gaga tolak, yang artinya variabel
47
4.8 Etika Penelitian
diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:
1. Informed concent
tersebut.
2. Anonimity
dan hanya menuliskan kode, alamat, umur dan jenis kelamin pada
(Hidayat, 2010).
3. Confidentially
48
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
3. Penelitian ini hanya mengenai kinerja perawat dimana masih banyak hal
variabel penelitian.
49
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
Jakarta.
Https://yessydiah.wordpress.com/2012/08/18/keaktifan-lansia-mengikuti-posyandu-
lansia/
Hidayat, A.A.A. 2008. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Komisi Nasional Lanjut Usia. Profil lanjut usia. 2009 Komnas Nasional Lanjut
Usia 2010
50
Notoatmodjo,S.(2010). Metodologi penelitian kesehatan. Edisi revisi. Jakarta rineka
cipta.
Cipta
Grafindo Persada
AFABETA, cv.
Jakarta.
51
Kuesioner Pengetahuan lansia saat di posyandu lansia Desa Kumpai
Batu Atas Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat.
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan terakhir :
52
53