(Edisi Mu'tamadah)
dikeluarkan oleh:
HllBUT TAHRIR
1425 H - 2005 M
HTI Press
2010
:1c:;{! ~I ....
u. .~ "1!
~~U\~\ .
(.o~~ . ·~ . ')
~~LJ\~\ .
(o~~) .
t.~v--b
~jj~o~~~~
~u-~
. '.Jt.r...
'f o'°'• . '-!. ~
TAQIYUDDIN AN-NABHANI
SISTEM
(Edisi Mu 'tarnadah)
HTI Press
2010
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KOT)
An-Nabhani, Taqiyuddin
SistemEkonomi lslam/Taqiyuddinan-Nabhani; Penerjerrah, HafidzAbd.
Rahman; Penyunting. Tim HTI Press. Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia. 2010.
428 him. ; 23,5 cm
Edisi Indonesia
Penerjemah: Hafidz Abd. Rahman
Penyunting: Tim HTI Press
Penata Letak: Tim HTI Press
Desain Sampul: Tim HTI Press
EKONOMI................................................................................. 62
Asas Sistem Ekonomi .. . . . . . . . . . . . . . ... . . .. .. . . . . ... . . . . . . . . . . ... . . ... . . . . . . . . 64
Pandangan Islam Terhadap Ekonomi . . . . .. .. . .. ... . . . . . . . . . . . .. . . . . . . 66
Politik Ekonomi Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 69
Kaidah Urnum Perekonomian .. . . . . . . . . . .. . .. . . .. . . . . . . . . . .. . . . . ... .. .... . . .. . . . 81
JENIS-JENIS KEPEMIUKAN
KEPEMIUKANINDNIDU... .. . . . . . . . . . . . . . .. . . ......... 86
Batasan Kepemilikan lndividu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 87
Makna Kepemilikan . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .. .. . .. .. . . . . . . .. .. .. . . . .. . . . . . . . . 90
SEBAB-SEBABKEPEMILIKAN.. . . 92
Sebab Kepemilikan yang Pertama: Bekerja . . . . . . . . . . .. .. . . . . . .. . .. .. .. .. 95
1. Menghidupkan Tanah Mati . . . . . .. .. . .. .. . . . . . . . . . . . .. . . .. 96
2. Menggali Kandungan Bumi........................................... 97
3. Berburu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . 99
4. Makelar (Samsarah) dan Pemandu (Daldlah) 101
5. Mudharabah . . . . . . . . .. . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . . . .. . . 102
6. Musaqat .. . . . . . . .. . . . . . . . . . . ..... .. . 105
7. ljarah (Kontrak Kerja} . 106
a. Kerja Seorang Pekerja 109
1. Ketentuan Kerja 109
2. Jenis Pekerjaan 110
3. Waktu Kerja 114
4. Gaji (Upah) Kerja . .. . . . . . . . . .. . .. . . . 115
5. Tenaga yang Dicurahkan Saat Bekerja 118
8 Sistem Ekonomi Islam
HUKUMSEPUTARTANAH 166
Menghidupkan Tanah Mati .. . .. .. .. .. .. . .. .. . . . . .. .. . 172
Mengelala Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .. .. . . .. .. . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . .. . . .. . .. . .. . 178
Larangan Menyewakan Tanah .. .. . . . .. ... .. .. .. .. . . . . .. .. .. .. .. . .. .. .. . . . . . .. .. 186
INDUSTRI 315
DISTRIBUSIKEKAYAAN DI TENGAH-TENGAH
MANUSIA.................................................................................. 337
Keseimbangan Ekonomi dalam Masyarakat 338
Larangan Menimbun Emas dan Perak . . . .. . . . . . . .. . .. .. .. . .. .. .. .. .. . . . . . . . 341
UANG 373
Sistem Uang Emas . . . .. . .. . . .. .. .. .. . .. . . . .. . . .. .. .. . .. .. . . . . .. . . .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. 379
Keuntungan Sistem Mata Uang Emas 380
Kendala Sistern Uang Emas .. . . .. . . . .. . . . .. . .. . . . .. . .. . .. . . . . . . . . . . .. .. . .. . 383
Sistem Uang Perak .. . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . 385
Uang Logam . . . . .. . .. . . . .. . .. . .. .. . .. .. . . . . . .. . . .. .. . .. .. . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. .. . .. . . . 386
Uang Kertas . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . .. . .. . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . .. . .. . . . . . 386
Penerbitan Uang........................................................................ 388
Kurs Pertukaran Mata Uang .. . . .. .. . . . .. .. . .. .. . . . . .. .. .. . . . .. . . . .. .. . . .. . .. . .. . . 393
MU KADI MAH
PENCANTAR
SISTEM EKONOMI
Artinya, jumlah barang dan jasa yang ada tidak akan bisa memenuhi
seluruh kebutuhan manusia secara menyeluruh. Pada saat itulah
masyarakat menghadapi problem ekonomi, yaitu kelangkaan
(keterbatasan) barang-barang dan jasa-jasa secara relatif. Akibat pasti
dari kelangkaan itu adalah adanya sebagian kebutuhan yang senantiasa
terpenuhi secara parsial saja atau bahkan sama sekali tidak terpenuhi.
Selama masalahnya tetap seperti ini maka harus ada kaidah-
kaidah yang digunakan sebagai pijakan oleh anggota masyarakat dalam
rangka menentukan: mana kebutuhan yang akan memperoleh
pcmenuhan dan mana kebutuhan yang harus diabaikan. Dengan kata
lain, harus ada kaidah yang dipergunakan untuk menentukan
bagaimana cara mendistribusikan barang yang terbatas untuk
memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas itu. Karena itu, dalam
pandangan mereka, masalah sebenarnya ada pada kebutuhan-
kebu tuhan dan barang-barang/jasa-jasa tersebut, bukan pada
manusianya. Dengan kata lain, masalahnya adalah bagaimana
meningkatkan produksi barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan secara
umum, bukan bagaimana memenuhi kebutuhan masing-masing
individu.
Selama masalahnya tetap seperti itu, maka harus ada kaidah-
kaidah yang digunakan. Kaidah-kaidah ini harus bisa menjamin
tercapainya tingkat produksi setinggi-tingginyaagar pemenuhan barang/
jasa itu bisa diupayakan, yaitu terpenuhinya barang dan jasa bagi semua
orang secara umum, bukan bagi masing-masing orang.
Dengan demikian, masalah distribusi barang danjasa itu sangat
erat kaitannya dengan masalah produksi. Jadi, tujuan utama
pembahasan ekonomi adalah mengupayakan pertambahan barang dan
jasa yang dikonsumsi oleh seluruh manusia. Karena itu, pembahasan
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kadar produk nasional akan
menduduki tempat terpenting di antara semua tema-tema ekonomi
yang lainnya. Sebab, pembahasan tentang penambahan produk
nasional merupakan pembahasan yang paling urgen dalam
memecahkan problem ekonomi, yaitu keterbatasan barang clan jasa
bagi kebutuhan manusia. Mereka yakin bahwa kemiskinan absolut dan
kemiskinan struktural tidak akan mungkin bisa dipecahkan kecuali
20 Sistem Ekonomi Islam
sebagai imbalan atas curahan tenaganya, atau sampai pada batas harga
tertentu (yang sanggup mereka bayar, peny.).
Dari sini maka harga merupakan pengendali yang terbentuk
secara alami dan bisa menghentikan manusia dari tindakan konsumtif
pada batas yang sesuai dengan pendapatan (income)-nya. Dengan
demikian, keberadaan hargalah yang menjadikan manusia kemudian
berpikir, menimbang dan menentukan prioritas dari kebutuhan-
kebutuhannya yang bersifat kompetitif (saling bersaing) itu, yang
semuanya menuntut untuk dipenuhi. Dengan begitu manusia kemudian
mengambil mana yang dipandangnya urgen dan tidak mengambil mana
yang dipandangnya kurang urgen. Karena itu, hargalah yang memaksa
seseorang untuk merasa cukup dengan terpenuhinya sebagian
kebutuhannya-secara parsial-agar pemenuhan terhadap sebagian
yang lain tidak lepas dari dirinya, yang dia pandang tidak kalah
pentingnya daripada kebutuhan-kebutuhan lain yang telah dipenuhi
secara parsial (sebagiannya saja).
Dengan demikian, hargalah yang mengatur distribusi berbagai
kebutuhan yang diperlukan seseorang. Harga pula yang mengatur
distribusi manfaat/jasa yang terbatas pada sejumlah besar konsumen
yang mencari keuntungan dari manfaat-manfaat tersebut. Adanya
perbedaan pendapatan (income) di kalangan konsumen itulah yang
menjadikan kegiatan konsumsi masing-masing individu tersebut terbatas
pada manfaat yang bisa dipenuhi oleh pendapatannya itu. Dengan
demikian, konsumsi sebagian barang itu terbatas pada apa yang
dipenuhi, sesuai dengan penghasilan-nya. Hal ini berlaku secara umum
bagi semua orang yang mampu menjangkau batas harga paling
minimal. Dengan begitu, kenaikan harga pada sebagian barang clan
turunnya harga pada sebagian barang yang lain, juga terjangkaunya
sebagian barang tersebut oleh upah dalam bentuk uang dan tidak
terjangkaunya sebagian barang yang lain, semua itu diatur oleh harga,
yang kemudian berfungsi untuk mengatur distribusi berbagai manfaat
bagi konsumen.
Harga juga berfungsi untuk mewujudkan keseimbangan
(balance) antara tingkat produksi clan konsumsi atau berfungsi sebagai
alat penghubung antara produsen dan konsumen. Hal itu karena
Pengantar Sistem Ekonomi Islam 27
asasnya, adalah amat keliru. Karena itu, dari aspek cabangnya pun,
seluruh pembahasan yang dibangun di atas asas yang keliru ini keliru.
Hanya saja, nilai tersebut, jika manfaat (utility)-nya diukur dengan
kegunaan barang atau jasa tertentu maka hal itu merupakan perkiraan
yang tepat. Perkiraan tersebut merupakan perkiraan yang mendekati
suatu kepastian dalam jangka pendek. Jika nilai tersebut kegunaan
(uti/ity)-nya diukur dengan harga maka hal itu merupakan perkiraan
yang hanya bersifat nominal, bukan perkiraan real. Pada saat itu, nilai
akan lebih berpotensi untuk berubah-ubah setiap saat mengikuti
kecenderungan pasar. Pada saat itu pula, keberadaannya sebagai nilai
(value) otomatis akan gugur. Dengan begitu, realitas 'nilai' semacam
ini tidak layak lagi disebut nilai (value), melainkan telah berubah menjadi
alat yang di dalamnya terdapat nilai uang yang mengikuti
kecenderungan pasar, bukan mengikuti kegunaan yang ada di
dalamnya.
Para ahli ekonomi kapitalis mengatakan, manfaat adalah hasil
jerih-payah yang telah dicurahkan oleh manusia. Jika upah-yang
diberikan-tidak sebanding dengan jerih-payah (kerja)-nya, tentu
tingkat produksi akan menurun. Karena itulah, mereka berkesimpulan
bahwa metode yang paling ideal untuk mendistribusikan kekayaan
kepada anggota masyarakat adalah yang bisa menjamin tercapainya
tingkat produksi setinggi-tingginya.
Pernyataan ini amat keliru. Pasalnya, pada kenyataannya,
kekayaan yang telah Allah ciptakan di alam inilah yang merupakan
asas/dasar dari manfaat yang ada pada barang. Adapun biaya (cost)
yang telah dikorbankan untuk menambah manfaat kekayaan tersebut,
atau untuk 'menciptakan' manfaat (lain) dengan adanya tindakan
. tertentu terhadap barang tersebut, itulah yang sebenarnya telah
menjadikan kekayaan tersebut secara pasti menghasilkan manfaat
tertentu. Dengan demikian, menganggap manfaat pada barang semata-
mata sebagai hasil jerih-payah tertentu adalah keliru, bertentangan
dengan kenyataan serta mengabaikan keberadaan bahan baku dan
biaya-biaya yang telah dikorbankan. Selain itu, kadang-kadang biaya-
biaya yang dikeluarkan merupakan konversi (pengganti) atas bahan
baku, bukan merupakan konversi atas tenaga yang dikeluarkan. Karena
Pengantar Sistem Ekonomi Islam 39
menghabiskan waktu dua jam tentu melebihi nilai barang yang proses
produksinya hanya membutuhkan waktu satu jam."
Setelah Adam Smith, ada David Ricardo yang mencoba
menjelaskan teori usaha tersebut. Dalam mendefinisikan nilai, dia
mengatakan, "Yang menentukan nilai barang itu bukan semata-mata
kadar usaha yang secara langsung dikorbankan untuk menghasilkannya,
tetapi juga pada usaha yang telah dikorbankan sebelumnya untuk
menghasilkan alat-alat dan perlengkapan-perlengkapan yang
dipergunakan dalam proses produksi."
Dengan kata lain, Ricardo meyakini bahwa nilai suatu barang
sangat bergantung pada biaya produksinya. Biaya ini dapat
dikembalikan pada satu unsur, yaitu usaha.
Lalu datanglah Karl Marx mengambil teori Ricardo ini-yaitu
teori tentang nilai menurut sistem ekonomi kapitalis-sebagai senjata
untuk menyerang konsep kepemilikan individu sekaligus menyerang
sistem ekonomi kapitalis secara umum. Dia mengatakan, bahwa sumber
satu-satunya bagi nilai adalah usaha yang dikorbankan untuk
memproduksi suatu barang, dan bahwa para pemilik modal dalam
sistem kapitalis telah membeli tenaga pekerja dengan upah yang tidak
lebih dari sekadar mernpertahankan hidupnya agar bisa bekerja,
kemudian pekerja tersebut mencurahkan tenaganya untuk
menghasilkan barang-barang yang nilainya jauh melebihi upah yang
diberikan kepada pekerja tersebut.
Karl Marx menyebut perbedaan antara yang dihasilkan oleh
pekerja dan upah real yang diberikan kepada pekerja tersebut dengan
sebutan 'nilai lebih' (surplus value). Dia menegaskan bahwa 'nilai lebih'
ini tercermin dari apa yang 'dirampas' oleh para pemilik modal clan
para majikan terhadap hak-hak para pekerja, yang disebut dengan
sebutan pendapatan, laba clan manfaat modal (capital utility) yang
secara pasti sebelumnya sama sekali belum pernah diakui dalam proyek-
proyek mereka.
Karl Marx berpendapat bahwa aliran-aliran sosialis yang ada
sebelumnya, dalam memenangkan pikiran-pikirannya, biasa bersandar
pada fitrah yang dimiliki oleh manusia, yaitu kecintaan manusia pada
keadilan clan keberpihakannya kepada orang yang dizalimi.Aliran-aliran
48 Sistem Ekonomi Islam
diri (survival insting). Hal ini pasti senantiasa ada pada manusia.
Fenomena ini merupakan fitrah manusia. Fitrah ini merupakan bagian
dari dirinya serta salah satu wujud potensi alamiahnya. Fitrah ini tidak
mungkin dihapus karena kepemilikan dan perolehan tersebut naluriah
sifatnya. Setiap masalah yang bersifat naluriah jelas tidak mungkin
dicabut dari diri manusia selama kehidupan masih mengakar dalam
dirinya. Bahkan setiap usaha untuk menghapusnya sebenarnya
hanyalah tindakan penghancuran terhadap manusia, yang akan
menyebabkan keguncangan. Karena itu, yang semestinya dilakukan
adalah bagaimana mengatur naluri tersebut, bukan menghapusnya.
Adapun penghapusan kepemilikan secara parsial maka hal itu
harus dilihat terlebih dulu. Apabila yang dibatasi adalah kadar
kepemilikan barang dengan ukuran tertentu, yang tidak boleh
dilampaui, maka itu merupakan tindakan pembatasan atas dasar
kuantitas. lni tidak boleh terjadi karena akan membatasi gerak (aktivitas)
manusia, mengabaikan usahanya, sekaligus akan mengurangi
produktivitasnya. Pasalnya, ketika manusia tidak dibolehkan untuk
memperoleh sesuatu yang melebihi kadar yang telah ditetapkan, berarti
dia telah dihalangi untuk melajutkan aktivitas ( usaha)-nya, dan
komunitas masyarakat pun dihalangi untuk memanfaatkan tenaga/
usaha mereka. Sebaliknya, jika yang dibatasi adalah kepemilikan barang
dan jasa dengan mekanisme tertentu, tanpa melakukan pembatasan
atas dasar kuantitas, tentu saja hal itu dibolehkan karena tidak akan
membatasi aktivitas manusia. Lagipula ini dilakukan semata-mata untuk
mengatur perolehan harta di antara individu masyarakat. Mekanisme
ini bahkan bisa mendorong manusia untuk mencurahkan tenaga dan
menambah aktivitasnya.
Adapun jika penghapusan kepemilikan secara parsial itu melalui
mekanisme pembatasan kekayaan tertentu, yakni dengan melarang
seseorang untuk memilikinya,tetapi membiarkan dirinya untuk memiliki
yang lain, tanpa dibatasi dengan kadar tertentu, maka mekanisme
semacam itu hams dilihat terlebih dulu. Apabila karakter kekayaan
tersebut-yang diciptakan memang sengaja untuk dimanfaatkan-tidak
bisa diperoleh seseorang tanpa melibatkan orang lain, kecuali dengan
menghalangi komunitas lain dari perolehaan atas kekayaan tersebut
Pengantar Sistem Ekonomi Islam 55
EKONOMI
~ r-: . t· ~~ ...r~
(~,'-< k:,,..~~t:_~f
r--- o:»:
,;:r
.'l~;~;,~.~:rc.~)
J
Kami telah mengajari Dawud cara membuat baju besi untuk kalian
guna melindungi ka/ian dalam peperangan (QS al-Anbiya' [21]:
80).
68 Sistem Ekonomi Islam
«;,s-t;~ ;~
,. ,.
~i ~I»
Kalian lebih tahu tentang (urusan) dunia ka/ian (HR Muslim).
«Jw ~1 ~ ~
~L£
~
:J~:, ;1~ ~ fo. .J~ ~ ~~
,
Rasulullah saw. pernah menyalami tangan Saad bin Muadz ra.
Ketika itu kedua tangan Saad tampak kasar. Nabi saw. lalu bertanya
kepada Saad mengenai hal itu. Saad menjawab, "Saya selalu
mengayunkan skrop dan kapak demi memberi nafkah keluargaku. "
Kemudian Rasulullah saw. menciumi tangan Saad seraya bersabda,
"(Inilah) dua telapak tangan yang disukai Allah SWT." (Hadis ini
disebutkan oleh as-Sarkhasi dalam Al-Mabsuth).
Makan/ah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepada
kalian (QS Thaha (20]: 81).
(~~)\IT;;~
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkan/ah (di jalan Allah)
sebagian dari hasil usaha ka/ian yang baik-baik dan sebagian dari
apa yang telah Kami keluarkan dari bumi untuk ka/ian (QS al-
Baqarah [2]: 267).
«±~ ~ J~
/ ,. JI :fl ,,. :fl ,,.
~I C ~l.... ~t.:
,.
d ,.
r~T J.1 li ~ ~J»
,,,,,,,. 0,,,, ,. ,,,. ,,,,.
,,, o...... 0 i::. ,. .. "' ., . : : 0 ~\ .... - QI Of ~
«...:.. ! .,a... ,_, i..:,....t...l.,a.j J ~ ""
Wahai anak Adam, tidak ada bagianmu dari harta yang engkau
miliki, kecuali apa yang engkau makan, kemudian engkau habiskan;
atau apa yang engkau pakai, kemudian engkau lusuhkan; atau apa
yang engkau sedekahkan, kemudian engkau keka/kan (HR
Muslim).
~ g
J ~L:.JI &,.,.
~j -1'1:J1 ~T ~i 1;4= ~ij ~iJT
(~u"]~I ,.,.
Cari/ah apa saja yang telah Allah berikan kepadamu dari kehidupan
akhirat dan janganlah engkau melupakan bagian kehidupanmu di
dunia. Berbuat baiklah engkau sebagaimana Allah telah berbuat
Ekonomi 79
Wahai man usia, telah datang kepada kalian suatu peringatan dari
Tuhan kalian serta obat bagi apa yang ada di dalam dada (QS
Yunus [10): 57).
80 Sistem Ekonomi Islam
(~~~f ~ ~)
Ambillah zakat dari harta-harta milik mereka (QS at-Taubah (9):
103).
Ekonomi 83
Karena itu, bagi kalian pokok harta milik kalian (QS al-Baqarah
[2]: 279).
£ J J." ".J ~ "'! )
'~ l.A~fel Jylj
... harta-harta yang kalian usahakan (QS at-Taubah [9]: 24).
Hanya saja, hak milik yang telah Allah serahkan kepada manusia
dengan istikhlaf tersebut bersifat umum bagi setiap manusia secara
keseluruhan. Dengan itu mereka memiliki hak milik tersebut. Namun,
itu bukan kepemilikan yang bersifat real (hakiki). Sebab, esensinya
mereka hanya diberi istikhldf (kewenangan untuk menguasai) hak milik
tersebut. Adapun dalam hal kepemilikan real seseorang, maka Islam
telah memberikan syarat, yaitu harus ada izin dari Allah bagi orang
tersebut untuk memilikinya.
Karena itu, harta kekayaan hanya bisa dimiliki oleh seseorang
apabila yang bersangkutan mendapatkan izin dari Allah SWT untuk
memilikinya. lzin tersebut menjadi bukti khusus, bahwa orang yang
bersangkutan telah memiliki kepemilikan atas harta tersebut.
Dengan demikian, kewenangan setiap orang untuk menguasai
kepemilikan adalah bersifat um urn. Adapun hak milik serta wewenang
seseorang untuk menguasai kepemilikan yang bersifat real tersebut telah
dinyatakan dengan adanya izin khusus, yang berasal dari Allah SWT
sehingga orang tersebut bisa memilikinya.
Syariah Islam telah menjelaskan bahwa terdapat kepemilikan
individu (private property). Artinya, setiap orang bisa memilikikekayaan
dengan sebab-sebab (cara-cara) kepemilikan tertentu. Imam Abu
Dawud telah menuturkan riwayat dari Samurah bahwa Nabi saw.
pernah bersabda:
«j :; ~~t
~ ~
J$- ~G.., i,t_;J ~»
84 Sistem Ekonomi Islam
JENIS--JENISKEPEMILIKAN
KEPEMILIKANINDIVIDU
Makna Kepemilikan
Hak milik individu adalah hak seseorang yang diakui syariah.
Dengan hak itu, seseorang boleh memiliki kekayaan yang bergerak
maupun yang tidak bergerak. Hak ini dilindungi dan dibatasi oleh
undang-undang (hukum syariah) dan adanya kontrol. lnilah makna
hak milik individu. Di samping kegunaannya yang tentu memiliki nilai
finansial sebagaimana yang telah ditentukan oleh syariah, hak milik
individu juga bermakna bahwa seseorang memiliki otoritas untuk
mengelola kekayaan yang dia miliki; sebagaimana dia pun memiliki
otoritas atas sejumlah aktivitas yang menjadi pilihannya. Karena itu,
kita menemukan bahwa pembatasan hak milik tersebut yang sesuai
dengan ketentuan perintah dan larangan Allah merupakan perkara yang
wajar.
Batasan kepemilikan ini sesungguhnya tampak pada sebab-
sebab kepemilikan yang telah disyariatkan, yang dengan sebab-sebab
itu hak milik seseorang diakui. Batasan kepemilikan ini juga tampak
pada sejumlah kondisi yang mengakibatkan adanya sanksi-sanksi
tertentu maupun sejumlah kondisi yang tidak mengakibatkan adanya
sanksi apa pun. Misal: definisi pencurian dan kapan bisa disebut
mencuri; juga definisi salab (perampokan), ghashab (perampasan) dan
seterusnya. Batasan kepemilikan ini juga tampak pada hak untuk
mengelola kepemilikan, kondisi-kondisi tertentu yang dibolehkan untuk
mengelola kepemilikan dan kondisi-kondisi yang dilarang untuk
mengelola kepemilikan. Batasan kepemilikan ini pun tampak pada
definisi tentang kondisi-kondisi tersebut berikut penjelasan kasus-
kasusnya.
Ketika membatasi suatu kepemilikan, Islam tidak membatasinya
berdasarkan kuantitasnya (bi al-kamiyah), melainkan berdasarkan
mekanisme (cara perolehan)-nya (bi al-kayfiyah). Pembatasan
kepemilikan berdasarkan mekanisme (cara perolehan)-nya tampak pada
beberapa hal berikut ini:
1. Dengan cara membatasi kepemilikan dari segi sebab-sebab
kepemilikan dan pengembangan kepemilikannya; tidak membatasi
jumlah harta yang dimiliki.
2. Dengan cara membatasi mekanisme pengelolaan kepemilikan.
Kepemilikan lndividu 91
SEBAB--SEBAB KEPEMILIKAN
- ., 4 ~~i ~i ~»
«~ ~
Siapa saja yang menghidupkan tanah mati, maka tanah itu menjadi
mi/iknya (HR al-Bukhari, dari penuturan Umar bin al-
Khaththab).
,. , ,,. ~ It ,,. ,
«~ ~ ~~i
~ ;
JS- L.W~ .bG-i ::;))
,,,,,
Siapa saja yang 'memagari' sebidang tanah, maka tanah itu menjadi
miliknya (HR Ahmad).
Siapa saja yang lebih dulu sampai pada sesuatu (sebidang tanah),
sementara tidak ada seorang Muslim pun sebelumnya yang sampai
padanya, maka sesuatu itu menjadi miliknya (HR Thabrani, dalam
Al-Kabir).
Dalam hal ini tidak ada bedanya seorang Muslim dengan kafir
dzimmi (kafir yang tunduk pacla pemerintahan Islam, peny.) karena
hadis-hadis tersebut bersifat mutlak. Lagipula harta yang telah cliambil
oleh kafir dzimmi dari dasar lembah, semak belukar clan puncak gunung
memang telah telah menjadi miliknya clan tidak boleh dicabut darinya.
Karena itu, tanah mati-yang dia hidupkan-lebih layak lagi untuk dia
miliki.
Sebab-sebab Kepemilikan 97
2. Menggali KandunganBumi
Yang termasuk kategori bekerja adalah menggali apa saja yang
terkandung dalam perut bumi, yang bukan termasuk harta yang
dibutuhkan oleh suatu komunitas masyarakat, atau yang disebut rikaz;
ataupun yang bukan merupakan harta milik umum seluruh kaum
Muslim, sebagaimana yang dinyatakan dalam ketetapan fikih. Orang
yang menggalinya berhak atas 4/5 bagian, sedangkan 1/5-nya harus
98 Sistem Ekonomi Islam
3. Berburu
Yang juga termasuk dalam kategori bekerja adalah berburu.
Berburu ikan, mutiara, batu permata, bunga karang serta harta yang
diperoleh dari hasil buruan laut lainnya bisa dimikili oleh orang yang
memburunya. Ini berlaku sebagaimana halnya dalam perburuan burung
clan hewan-hewan yang lain. Harta yang diperoleh dari hasil buruan
darat juga menjadi milik orang yang memburunya. Allah SWT
berfirman:
~f-J -v:~..uj ~ 1~.:~ ,~w,_, jJI J:~ ~ Jo,-i)
~
( rP~"·
,~JJ
l.4 .>- ~_)
J" J 1"
l.4
P.J--"~1 J";
I -
~'
.,
..,,__
~ J ----- --· ~ ~
untuk berburu menurut apa yang telah Allah ajarkan kepada kalian.
Karena itu, makanlah dari apa yang ditangkapnya untuk kalian dan
sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepasnya)."
(QS al-Maidah [5]: 4).
JI
r.i ~~ 1J.; ~
..-: ;. JJ 0 ,,,. ~ ,,. 0 ,,. ~
~..UI
,,,,
~ ,,,, ,,,.
::.i~,,,. ~J JS') ~\ ~\ ,,.
:,S-~t.t ~\ ,,,.
~ ,,,,. ,,,,.
::.i~...
0 JI ,,,. _,,, _,,, 0 ,,,.,,,. ~ ,,,.
«~ ;_;ts"°:; :.::.s~~ t; ~~ ,,
~
Aku pemah mendatangi Rasulullah saw., lalu bertanya, "Rasulullah,
kami biasa berburu di darat. Aku berburu dengan busurku, dan
kadang berburu dengan anjingku yang terlatih maupun anjingku
yang tidak terlatih. Katakanlah kepadaku, apa yang selayaknya aku
lakukan?" Beliau menjawab, "Tentang apa yang aku ingat, bahwa
kalian berburu di daroi, maka engkau berburu dengan busurmu,
kemudian sebutlah asma Allah SWT setiap (melepas busur tersebut)
pada buruanmu. Lalu makanlah. Hewan yang engkau buru dengan
anjingmu yang terlatih dan engkau sebut asma Allah SWT (ketika
melepas anjingmu) kepada buruanmu, makanlah. Adapun hewan
yang engkau buru dengan anjingmu yang tidak terlatih,sembelihlah,
kemudian makanlah." (HR Imam an-Nasa'i dan lbnu Majah).
Sebab-sebab Kepemilikan 101
-
Simsar (makelar/broker/pialang) adalah sebutan bagi orang yang
bekerja untuk orang lain dengan mendapatkan upah, baik untuk
keperluan menjualkan ataupun membelikan. Sebutan ini juga layak
dipakai untuk orang yang memandu orang lain { da/dl), karena pemandu
pun adalah orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapatkan
upah, baik untuk keperluan menjualkan maupun membelikan. Makelar
(samsarah) termasuk dalam kategori bekerja yang bisa dipergunakan
untuk memiliki harta secara sah menurut syariah. Imam Abu Dawud
menuturkan riwayat dari Qais bin Abi Ghurzat al-Kinani yang
mengatakan:
5. Mudharabah
Mudharabah adalah perseroan (kerjasama) antara dua orang
dalam suatu perdagangan/bisnis. Modal (investasi) finansial dari satu
pihak, sedangkan tenaga dari pihak lain. Dengan kata lain, mudharabah
adalah meleburnya badan (tenaga) di satu pihak dengan harta dari
pihak lain. Artinya, satu pihak bekerja, sedangkan yang lain
Sebab-sebab Kepemilikan 103
w~i ~ r-i
"' "" ,,,, /. ' "" -;. J , "" ~
\~µ ~~ Lo ~;:.I\ ~Ll° lfl J_,ii ~I 0~»
w~f ~~ 1~~,,.. ~~
,,,,.
G~f ~ ~t:. ~;:.11
,,,,, ,,
~ 1ii1
,,,
J.i»
«l:.i.~" ~~ ~~ ,,.
Pelindungan Allah SWT di atas dua orang yang melakukan
perseroan se/ama mereka tidak soling mengkhianati. Jika salah
saeorang dari meereka berdua mengkhianati mitranya maka Allah
mencabut perlindungan-Nya atas keduanya. (HR ad-Daruquthni).
\r; ~ ~
,,,, ,, ,.. ,,,, , ,,,. 0 .....
~ ~\ J~)
,,,.
J1""
j,? ~) ~~
,,
~ j;j ~~,, 4)
~
4
,.,, ....
,,,,
#.
«ojG.:.u
Abbas bin Abdul Muthallib ra., jika menyerahkan harta untuk
mengadakan perseroan dengan sistem mudharabah, biasanya
mengajukan syarat agarpengelolanya tidak membawa harta tersebut
melewati laut, tidak menyusuri lembah, atau tidak dipergunakan
untuk membeli barang yang berupa benda cair; apabila ia mau
memenuhi syarat tersebut, maka transaksi tersebut akan diadakan.
Berita tersebut kemudian sampai kepada Rasulullah saw. dan Beliau
membolehkannya (HR ath-Thabrani).
Sebab-sebabKepemilikan 105
6. Musaqat
Yang termasuk dalam kategori bekerja adalah musaqdt. Musaqat
adalah seseorang menyerahkan pepohonan (kebun)-nya kepada orang
lain agar ia menyiraminya serta melakukan kerja apapun yang
dibutuhkan untuk itu (mengurus dan merawa~~.a) dengan
mendapatkan kompensasi berupa bagian dari hasil panehnya. Kerja
semacam ini disebut musaqat karena kata tersebut mengikuti pola
mufa'alah1 yang diambil dari akar kata as-saqyu. Alasannya, karena
penduduk Hijaz, pepohonan mereka banyak membutuhkan
penyiraman. Biasanya mereka menyirami-nya dengan air dari sumur
bar. Kemudian disebutlah dengan sebutan musdqdt.
Dengan demikian, musdqdt termasuk dalam kategori bekerja
yang telah dinyatakan kebolehannya oleh syariah. Imam Muslim
meriwayatkan hadis dari Abdullah bin Umar ra. yang mengatakan:
A.. ~ ' ,,.
J ~.)r
0 /' .,,, ..- ~ ....
i»
(fl ,,,,
c~
' '0.,. ~
~ ~ \_":.. "/O". t~i .r1:~: r-(.,"J
.r: ~~I
-
I",.. ~I
(..s-'
»
0
•
,. ,.
o
;5 ~ '+-:
O/'O~ /•O ....
«~_;j JI
Sesungguhnya Rasulul/ah saw. pemah mempekerjakan penduduk
Khaibar dengan kompensasi berupa buah ataupun tanaman dari
hasil yang diperoleh (HR Muslim).
106 Sistem Ekonomi Islam
7. ljarah (KontrakKerja)
Islam membolehkan seseorang untuk mengontrak tenaga/jasa
para pekerja atau buruh yang bekerja untuk dirinya. Allah SWT
berfirman:
~ ~ ~~ s; y,lj
,,. ,
"'
-;;
0 ,,
r-Lj ~
.,,,.
"'
,,..
,, A,
~1 ~
"' '
~1 J~)
,,..
J ~
;:.s1»,,,
.... ,,,. ,,,,. ,,. J ;ii J ,,,. "" .;.
1:+~:1,..1~
,,,
~l ~:i! ~)
~
,,,..
J~ ~ ;) ~/ 4~~ J:UI JL£
,,,. ,,,,. ,,. ,,,,.
Allah SWT berfirman: Ada tiga orang yang Aku musuhi pada Hari
Kiamat nan ti: seseorang yang telah bersumpah untuk memberi atas
nama-Ku, lalu ia mengabaikannya; seseorang yang menjual orang
merdeka (bukan budak), lalu menikmati hasil penjualannya;
seseorang yang mengontrak pekerja, lalu pekerja tersebut
menunaikan transaksinya, sedangkan dia tidak memberikan
upahnya (HR al-Bukhari).
(~~~
':.:,J> ~1.! I!,~ ~T ~ ,,.. ..
~)
Allah SWT tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kemampuannya (QS al-Baqarah [2]: 286).
<~k; 0 .. 1~ ~
,,,.
1/u ;~ ~~f
~ """
1~1»
,,.
Apabila aku telah memerintahkan kepada kalian suatu perintah
maka tunaikanlah perintah itu semampu kalian (HR al-Bukhari
dan Muslim).
Jenis Pekerjaan
Setiap pekerjaan yang halal boleh di-ijdrah-kan
(diakadkontrakkan). Karena itulah transaksi ijarah boleh dilakukan
dalam: perdagangan, pertanian, industri, pelayanan, perwakilan;
menyampaikan jawaban dari salah satu pihak yang berperkara, baik
·it sebagai pihak penuntut ataupun yang dituntut, termasuk melakukan
n1,\l .. pe!J.Yif!ikan, serta menyampaikan hasil penyidikan kepada hakim,
menuntut hak, dan memberikan keputusan di antara manusia. Yang
juga termasuk dalam kategori ijarah adalah menggali sumber dan
pondasi bangunan, mengemudikan mobil dan pesawat, mencetak buku,
s "\rct~'-t~AY
-
menerbitkan koran, memmdahkan kendaraan clan sebagainya.
Kontrak kerja (ijdrah) kadang-kadang bisa dilakukan terhadap
jenis pekerjaan tertentu atau pekerjaan yang dideskripsikan dalam suatu
perjanjian. Apabila transaksi ijarah dilakukan terhadap pekerjaan
tertentu, atau terhadap pekerja tertentu-misalnya Khalid mengontrak
Muhammad untuk melakukan pekerjaan menjahit baju, atau untuk
mengemudikan mobil-maka hukumnya wajib bagi pekerja yang
bersangkutan, yaitu Muhammad, untuk melakukan pekerjaan tersebut,
Sebab-sebab Kepemilikan 111
dan secara mutlak posisinya tidak boleh digantikan oleh orang lain.
Apabila ia sakit, atau tidak mampu melakukan pekerjaan yang
dimaksud, maka orang lain tidak boleh menggantikannya, karena
pekerjanya telah ditentukan. Apabila bajunya hilang, atau mobilnya
rusak, maka ia tidak wajib untuk melakukan pekerjaan di luar kedua
pekerjaan tersebut (sebagai gantinya, peny.}, karenajenis pekerjaannya
juga telah ditentukan.
Apabila transaksi ijarah tersebut terjadi pada zat yang
dideskripsikan dalam suatu perjanjian, atau pada pekerja yang telah
dideskripsikan untuk melakukan kerja tertentu, atau pada pekerjaan
yang dideskripsikan, maka ketika itu hukum yang berlaku berbeda.
Dalam kondisi sernacam ini, seorang pekerja boleh mengerjakan
pekerjaan tersebut sendiri, boleh juga orang lain menggantikan
posisinya. Apabila dia sakit, atau tidak mampu, posisinya wajib
digantikan oleh orang lain. Dia juga wajib mengemudikan mobil atau
menjahit baju apa saja yang diberikan kepadanya oleh orang yang
mengontraknya selama masih sama dengan deskripsi kerja yang ada
dalam transaksi ijorah tersebut. Sebab, penentuannya bukan didasarkan
pada zatnya; artinya, sehingga zatnya tidak harus dibatasi. Namun, ia
hanya menentukan jenis pekerjaannya sehingga pekerjaan apapun bisa
dilakukan selama masih termasuk jenis pekerjaan dimaksud. Dalam
kondisi semacam ini, yaitu ketika penentuan kerjanya dengan suatu
deskripsi (sifat} dan bukan dengan suatu zat, maka orang yang
bersangkutan bisa memilih untuk mengerjakan jenis kerja yang
ditransaksikan tersebut dengan zat apa pun. ,
Penentuan jenis pekerjaan itu meliputi pekerja yang akan bekerja
karena kejelasan pengorbanannya, misalnya seorang insinyur; j uga
mencakup pekerja yang akan bekerja karena kejelasan pengorbanan
yang harus dicurahkan, semisal menggali sumur. Karena itu, penentuan
pekerjaan dengan suatu deskripsi sama dengan penentuan pekerjaan
dengan suatu zat tertentu. Artinya, penentuannya cukup dengan
deskripsi kerjanya, sebagaimana halnya cukup melalui zatnya. Cukup
pula dalam suatu perjanjian itu absen atau hadir clan menyaksikan
secara langsung. Sebagaimana kita boleh mengontrak si fulan yang
seorang insinyur, clan orangnya juga sudah jelas, maka kita juga boleh
112 Sistem Ekonomi Islam
Dalam riwayat Abu Dawud yang lain, dari Atha ra., dari Nabi
saw., menuturkan:
Waldu Kerja
Dalam kontrak kerja (ijdrah) ada yang hanya menyebutkan
pekerjaan yang dikontrakkan saja, semisal menjahit, atau
mengemudikan mobil sampai ke sesuatu tempat, tanpa harus
menyebutkan waktunya. Ada juga kontrak kerja yang hanya
menyebutkan waktu yang dikontrak saja, tanpa harus menyebutkan
takaran kerjanya, misalnya: "Saya mengontrak Anda selama satu bulan
untuk menggali sumur a tau pipa," tan pa harus mengetahui takaran
kerjanya. Orang yang dikontrak tentu harus menggalinya selama satu
bulan, baik galian itu akhirnya dalam atau dangkal. Ada juga kontrak
kerja yang menyebutkan waktu dan pekerjaannya, misalnya
membangun rumah, membuat saringan, atau mengebor minyak dan
sebagainya. Karena itu, setiap pekerjaan yang tidak bisa diketahui selain
dengan menyebutkan waktunya, maka waktunya harus disebutkan.
Pasalnya, transaksi ijarah harus berupa transaksi yang jelas. Tanpa
adanya penyebutan waktu pada beberapa pekerjaan bisa menyebabkan
ketidakjelasan. Jika pekerjaan tersebut sudah tidak jelas maka
hukumnya tidak sah.
Sebab-sebab Kepemilikan 115
)~ ~ ~,, ~i
/ / "
~J ~Qjl
/ ,,
0
r~ r+: 0~
,,,
\Ji
~ //
4.J~ ~\
/ -". ,,,
Ju»
/
Allah SWf berfirman: Ada tiga orang yang Aku musuhi pada Hari
Kiamat nanti: seseorang yang telah bersumpah untuk memberi atas
nama-Ku, lalu ia mengabaikannya; seseorang yang menjua/ orang
merdeka (bukan budak), /alu menikmati hasil penjualannya;
seseorang yang mengontrak pekerja, lalu pekerja tersebut
menunaikan transaksinya, sedangkan dia tidak memberikan
upahnya (HR al-Bukhari).
?\ ~ ~J
~ g ~ ,,,.
«~\S'j
,,,.
~.aGj ~:?)
,,,.
liJI js\
,,,.
JJ»
Nabi saw. telah melaknat pemakan riba, orang yang
menyerahkannya, para saksi dan pencatatnya (HR Ibo Majah).
,, 0
0 0 ~,,,,,.
«~)J
,,.
0j,,
J~) ~~
""
¥ ~ !°T ~ ~
01»
,, ,, ,, ,, J 2 ,, 'II
«~I
,,
y~,,. (~i ~
....
r.1__b:.i ~ ~h>
Yang paling /ayak untuk kalian ambil upahnya adalah (mengajarkan)
Kitabullah (al-Quran) (HR al-Bukhari).
126 Sistem Ekonomi Islam
terse but diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ma' dan bin Abi Thalhah
ra. Semuanya ini menyangkut pekerja yangjasanya berupajasa khusus.
Adapun pekerja yang jasanya berupa jasa umum maka jasa-
jasanya dianggap sebagai salah satu maslahat yang harus diusahakan
oleh negara untuk semua orang. Hal itu adalah karena setiap jasa yang
manfaatnya diberikan oleh individu untuk suatu komunitas {jamaah),
sementara komunitas tersebut memang membutuhkannya, maka jasa
terse but merupakan salah satu bentuk kemaslahatan umum yang harus
diusahakan oleh Baitul Mal untuk semua orang. Misal: seorang pejabat
pemerintahan mengontrak orang untuk memutuskan perkara di tengah-
tengah manusia dengan sistem bulanan, semisal mengontrak para
pegawai instansi dan biro-biro, termasuk mengontrak muazin dan imam
salat.
Yang juga termasuk bentuk kemaslahatan yang wajib
diusahakan oleh negara dengan mengontrak para pekerja untuk
kepentingan semua orang adalah dalam masalah pendidikan dan
kesehatan. Dalam masalah pendidikan dasarnya adalah ljmak Sahabat
yang memberikan upah kepada para tenaga pengajar dengan kadar
tertentu yang diambilkan dari Baitul Mal sebagai upah mereka. Selain
itu, karena Rasulullah saw. pemah meminta tebusan atas orang kafir
yang tertawan dengan mengajari 10 anak orang Islam. Tebusan orang
kafir yang tertawan itu merupakan kompensasi dari harta rampasan
(ghanimah) yang menjadi hak seluruh kaum Muslim.
Adapun dalam masalah kesehatan, Rasulul/ah saw. pernah
diberi hadiah berupa seorang tabib, kemudian beliau menjadikan tabib
tersebut untuk kepentingan kaum Muslim. Artinya, Rasulullah saw.
diberi hadiah, dan beliau tidak memanfaatkannya atau mengambilnya.
Beliau malah menyerahkannya untuk kepentingan kaum Muslim.
Kebijakan Rasul ini merupakan bukti bahwa hadiah tersebut merupakan
sesuatu yang menjadi hak milik seluruh kaum Muslim, bukan hanya
hak milik pribadi beliau. Sebab, jika Rasulullah saw. telah diberi hadiah
sesuatu, kemudian beliau menyerahkannya untuk kaum Muslim secara
umum, maka sesuatu itu merupakan hak seluruh kaum Muslim. Karena
itu, honor bagi para tabib dan tenaga pengajar diambil dari Baitul Mal.
Sebab-sebabKepemilikan 129
~. ,,,.
,,,.
\11 ~0S
0
,,,.
J ~
,
,,,.
rw ~lfrJI
,,,.,,,, J
/
c /
4-Jj o:WI
J,,...
/
0
~J
/ /
_kW
,,,,
~lj
~ ,,,.
~ t_j~ ,,,.
J tL) ~
.,.,. ,,,.
~I ~ ~\
,,,.
J~~ ~ Jlli
,,,. ,,,. ,,,. ;;i ,,,. 0 ""' ,,.
ahli, atau masih berselisih, maka mahkamah atau negaralah yang berhak
menentukan ahli bagi mereka.
lni berbeda dengan perkiraan jasa dari tenaga. Perkiraan jasa dari tenaga
bukanlah merupakan kompensasi dari harta, melainkan sebagai
kompensasi dari jasa yang kadang-kadang bisa berupa harta ataupun
tidak.
Dari sini, maka jual-bell dengan ijdrah itu jelas berbeda. Harga
(price)--dari segi perkiraan riil--dengan upah juga berbeda. Hanya
saja, adanya perbedaan makna jual-beli dengan ijarah serta harga
dengan upah tidak berarti tidak adanya keterkaitan di antara keduanya.
Perbedaan tersebut bermakna agar transaksi ijdrah tidak dibangun
berdasarkan transaksi jual-beli, clan transaksi jual-beli pun tidak
dibangun berdasarkan transaksi ijarah.
Dengan demikian, harga hendaknya tidak ditentukan
berdasarkan perkiraan upah. Upah pun hendaknya tidak ditentukan
berdasarkan perkiraan harga. Sebab, membangun perkiraan yang satu
berdasarkan yang lain akan menjadikan penentu harga-harga barang
yang dihasilkan oleh seorang pekerja adalah upah yang dia · peroleh.
Padahal seharusnya yang menentukan harga-harga barang adalah
seorang musta'jir, clan bukan ajir. Jika yang menentukan harga-harga
tersebut adalah seorang ajir maka hal itu akan menyebabkan seorang
musta'jir dikendalikan oleh ajir; dia akan bisa menurunkan dan
menaikkan upah dengan seenaknya, dengan alasan turun clan naiknya
harga. Cara semacam ini tidak dibolehkan. Sebab, upah seorang ajir
itu merupakan kompensasi dari jasa pekerjaannya, yang akan
disesuaikan dengan nilai kegunaannya, selama upah tersebut ditentukan
di antara keduanya. Karena itu, upah seorang ajfr tidak boleh dikaitkan
dengan harga-harga barang yang dihasilkannya. Tidak bisa pula diklaim,
bahwa pemaksaan seorang musta'jir ketika memberikan upah yang
telah ditentukan dalam kondisi menurunnya harga barang yang
dihasilkannya akan menyebabkan seorang musta'jir pailit clan collapse.
Sebab, hal ini akan menyebabkan keluarnya pekerja, yang terjadi ketika
barang di pasaran secara keseluruhan merosot. Karena itu, perkiraan
jasa seorang pekerja harus dikembalikan kepada ahli, bukan
dikembalikan pada perkiraan seorang musta'jir. Para ahli itulah yang
meneliti keseluruhan jasa ajir tersebut secara umum, bukan hanya
meneliti satu kondisi saja. Karena itu pula, perkiraan upah tersebut
Sebab-sebab Kepemilikan 137
perkiraan upah adalah satu hal, sedangkan perkiraan harga adalah hal
lain. Masing-masing mempunyai faktor serta standar tertentu dalam
perkiraannya.
Upah, misalnya, ditakar berdasarkan kadar jasa yang diberikan
oleh tenaga; takaran (perkiraan)-nya hanya ditentukan berdasarkan
jasa, bukan tenaganya, meskipun jasa tersebut merupakan hasil dari
tenaga yang dicurahkan oleh seseorang. Namun, perkiraan upah dari
jasa tersebut ditentukan oleh para ahli sesuai dengan manfaatjasanya.
Perkiraan jasanya tidak bersifat paten, melainkan terkait dengan masa
yang telah menjadi kesepakatan, ataupun terkait dengan pekerjaan
yang sepakat untuk clilaksanakan. Artinya, jika masanya telah berakhir,
ataupun pekerjaannya telah tuntas, maka perkiraan upah yang baru
bisa dimulai kembali. Adakalanya ditentukan oleh pihak yang saling
melakukan transaksi; adakalanya ditentukan oleh para ahli dalam
menjelaskan upah yang sepaclan (ajr ul-mitsl). Adapun masanya bisa
berupa harian, bulanan clan tahunan.
Adapun harga (price) adalah rasio kesetimbangan kadar
finansial dengan kadar kompensasi yang diterima dalam bentuk barang.
Harga adalah finansial ( nilai uang) yang diberikan sebagai kompensasi
dari satuan barang tertentu, pada masa tertentu. Perkiraan harga barang
hanya bisa ditentukan secara alami oleh pasar clengan melihat
kebutuhan manusia terhadap barang tersebut. Memang benar, kadang-
kadang harga bisa ditentukan berdasarkan tingkat kebutuhan pembeli
barang sehingga dia akan membelinya, berapa pun harganya; kadang-
kadang juga bisa ditentukan berdasarkan tingkat kebutuhan penjual
sehingga dia akan menjualnya, berapa pun harganya. Akan tetapi,
penentuan harga semacam ini tidak dibolehkan karena bisa
membahayakan masyarakat sehingga tidak boleh dibiarkan. ltulah yang
disebut clengan ghabn (penipuan dalam jual-beli).
Dengan demikian, standar harga dalam kondisi semacam ini
hanya bergantung kepada para penjual dan pembeli di pasar, bukan
kepada penjual clan pembeli yang saling melakukan transaksi. Dengan
kata lain, harga adalah takaran yang ditentukan terhadap barang di
pasar. Dengan begitu, penerimaan seorang pembeli pada harga pasar
itu bersifat memaksa, begitu pula penerimaan seorang penjual pada
Sebab-sebabKepemilikan 139
harga pasar itu. Adapun yang menentukan harga serta yang memaksa
seorang penjual dan pembeli bisa tunduk pada harga tersebut adalah
kebutuhan akan kegunaan barang dalam suatu masyarakat yang
menjadi tempat penjualan barang tersebut, tanpa melihat berapa jumlah
biaya produksinya. Atas dasar ini, perkiraan harga itu berbeda dengan
perkiraan upah, bahkan di antara keduanya tidak ada hubungannya.
Karena itu, perkiraan upah tidak dibangun berdasarkan
perkiraan harga. Harga hanya ditentukan oleh adanya kebutuhan akan
barang; kelangkaannya merupakan faktor yang menentukan
perkiraannya sehingga harga tidak bisa ditentukan berdasarkan biaya
produksi. Sebab, harga dengan biaya produksinya kadang-kadang tidak
sama; kadang-kadang harganya lebih rendah; kadang-kadang lebih
tinggi mengikuti kondisi dalam jangka pendek. Adapun dalam jangka
panjang, antara harga pasar dan biaya produksi biasanya akan
mengalami keseimbangan.
Hanya saja, ini tidak berarti bahwa upah terikat dengan harga
barang. Sebab, para pembeli dalam jangka pendek dan jangka panjang,
dalam pembelian barang, tidak akan memperhatikan beban-beban
produksinya. Namun, dalam kedua kondisi ini, harga barang akan
sangat ditentukan oleh kebutuhan akan barang yang didukung oleh
faktor kelangkaannya.
Kalangan kapitalis clan sosialis berbeda jauh dalam menentukan
upah pekerja hingga pada taraf perbedaan yang sangat ekstrem di antara
keduanya. Kalangan kapitalis memberikan upah kepada seorang pekerja
dengan upah yang wajar. Upah yang wajar menurut mereka adalah
yang dibutuhkan oleh seorang pekerja, yaitu biaya hidup dengan batas
minimum. Mereka akan menambah upah tersebutjika beban hidupnya
bertambah pada batas yang paling minimal. Sebaliknya, mereka akan
menguranginya jika beban hidupnya berkurang. Karena itu, upah
seorang pekerja ditentukan berdasarkan beban hidupnya, tanpa
memperhatikan jasa yang diberikan oleh tenaganya kepada seseorang
dan masyarakat.
Tingkat upah yang diperoleh oleh para pekerja di negara-negara
kapitalis, seperti Eropa dan Amerika, sebenarnya merupakan modifikasi
terhadap sistem kapitalis dalam memberikan hak-hak kepada pekerja
140 Sistem Ekonomi Islam
dengan melebihi apa yang menjadi haknya sekaligus melebihi apa yang
diberikan oleh kebebasan kepemilikan. Sekalipun demikian, tetap saja
apa yang diperoleh oleh para pekerja di sana adalah sebatas standar
hidupnya yang paling minim, yaitu sekadar bisa dipakai untuk hidup
dalam suatu taraf hidup yang amat sederhana; ia bukanlah standar
dari produksi yang dihasilkan.
Akan tetapi, tingginya taraf hidup masyarakat Eropa clan
Amerika itulah yang menjadikan batas upah minimum yang
diperolehnya memungkinkan masyarakat di sana tampak seakan-akan
hidupnya layak. Padahal masyarakat di sana tidak bisa memperoleh
upah sesuai dengan kadar produksi yang dihasilkannya. Pasalnya,
perkiraan upah pekerja di negara-negara Eropa dan Amerika, meskipun
para pekerjanya tidak termasuk dalam kategori miskin menurut ukuran
kita, yakni para pekerjanya mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan
primernya serta beberapa kebutuhan sekunder dan tersiernya, jika
dibandingkan dengan taraf hidup komunitas yang mereka diami maka
para pekerja tersebut tergolong hidup dengan taraf hidup minimum;
meskipun menurut ukuran kita tetap tinggi. Karena itu, dalam kondisi
apa pun perkiraan upah di sana, termasuk di hampir semua negara
kapitalis, tetap diukur berdasarkan standar hidup paling minim menurut
ukuran masyarakat mereka.
Dalam kondisi apa pun, selama perkiraan tersebut tetap
mengacu pada sarana-sarana kehidupan paling minim yang dibutuhkan
oleh seorang pekerja, maka itu akan mengakibatkan kepemilikan para
pekerja tersebut tetap terbatas, sesuai dengan standar paling minim
yang mereka butuhkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka,
sesuai dengan standar komunitas yang mereka diami; baik taraf hidup
mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer
mereka, sebagaimana yang dialami oleh para pekerja yang terdapat di
negara-negara yang terbelakang pemikirannya, seperti negeri-negen
Islam, ataupun cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer
serta sekunder dan tersier mereka, sebagaimana yang dialami oleh para
pekerja di negara-negara yang sudah maju pemikirannya, seperti Eropa
clan Amerika. Karena itulah, pekerja yang ada di sana-baik di negara
yang maju maupun terbelakang pemikirannya-tetap saja semua
Sebab-sebab Kepemilikan 141
dengan upah kecil yang tidak lebih dari sekadar cukup untuk memenuhi
kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya sehingga bisa bekerja,
lalu tenaganya dieksploitasi untuk menghasilkan barang yang nilainya
tinggi melebihi apa yang diberikan kepada pekerja tadi. Karl Marx
menyebut perbedaan apa yang dihasilkan oleh seorang pekerja dengan
apa yang secara riil diberikan kepadanya dengan 'teori nilai lebih tenaga
kerja (surplus labor and value theory)'. Marx menganggap, bahwa hal
itu mencerminkan hak-hak pekerja yang dirampas oleh para raja dan
majikan dengan sebutan pendapatan, keuntungan serta bunga modal
yang jelas tidak pernah diakui praktiknya.
Yang benar, nilai barang apa pun sesungguhnya merupakan
kadar kegunaan (utility) yang terdapat dalam suatu barang, dengan
memperhatikan faktor kelangkaan, dan faktor kegunaannya.
Sebenarnya tenaga merupakan sarana untuk mendapatkan kegunaan
tersebut, bahkan kadang-kadang tenaga merupakan sarana untuk
memproduksinya. Hanya saja, ketika terjadi pertukaran kegunaan serta
pemanfaatan kegunaan terse but, tenaga tidak pernah diperhatikan.
Karena itu, pandangan yang benar terhadap barang adalah yang
didasarkan pada kegunaannya dengan memperhatikan faktor-faktor
kelangkaannya, baik yang pertama kalinya dimilikioleh manusia, seperti
hasil buruan, ataupun karena hasil pertukaran, seperti jual-beli. Dengan
demikian, dalam hal ini tidak ada perbedaan masyarakat di Moskow
dengan masyarakat yang ada di Paris, ataupun di Madinah al-
Munawwarah. Sebab, di manapun, ketika manusia berusaha
mendapatkan barang, dia akan memperkirakan kegunaan yang terdapat
di dalamnya, dengan tetap memperhatikan faktor kelangkaannya. lnilah
nilai barang, dilihat dari segi nilai itu sendiri menurut manusia. lni pula
nilai asasi dari suatu barang.
Adapun nilai riil suatu barang biasanya diperkirakan dengan
kemampuan pertukaran barang tersebut dengan barang lain atau
dengan uang. Nilai barang tetap meskipun waktu, tempat, dan
keadaannya terns berubah. Sementara itu, harga barang adalah uang
yang diberikan sebagai kompensasi dari satuan barang tertentu, pada
masa, tempat, dan keadaan tertentu. Harga barang akan berubah
dengan berubahnya masa, tempat, dan keadaan. Dengan kata lain,
Sebab-sebab Kepemilikan 145
... sebagai suatu ketetapan yang telah Allah wajibkan (QS at-Taubah
[9]: 60).
i) ~ ~
I> "" .,,, ,,,
«~~I 'Y»
Tidak ada hukum potong tangan (bagi pencuri) pada masa-masa
kelaparan (HR al-Khathibal-Baghdadi).
Sebab-sebabKepemilikan 151
«~,,,...,.. ~~ ~J ~ ,.,.,,.,
J1 2G.:- ~~G.:-j ;)~
.,,. /
~~::,:. (.Si
,,,,.
::;1 ~»
Tidaklah beriman kepadaku orang yang kekenyangan, sedangkan
tetangganya kelaparan, dan dia mengetahuinya (HR al-Bazzar).
Apa pun yang ada padaku dan pada Bani Abdul Muthallib adalah
untuk kalian (HR An-Nasa'i dan lbn lshaq).
«IY.~ lj;Q»
Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling
mencintai (HR lbn Asakir).
«4
,.
,,,.,.
J,,,.
e-:; ~~
,,,,, ,,,,.
g,. 0 ,.
y
.... ,,,. ,,,.
J ~;;. ~jj\
,,.. ..,,
~
~~\
,,,
,,,., J ,,.,
~
,.,,.
8 ~»
,,,.
Aku pemah didatangi ibuku, padahal dia masih musyrik dan terikat
dengan orang Quraisy (di Makkah), karena orang Quraisy telah
mengambil janji mereka. Kemudian aku meminta fatwa kepada
Rasulullah saw.Aku bertanya, "WahaiRasulullah, aku telah didatangi
ibuku dan dia rindu. Apakah aku harus menyambung silaturahmi
dengan ibuku?" Be/iau menjawab, "Benar. Kunjungilah ibumu."
(HR Muslim).
"'0,
«bf.
Penguasa daerah Aylah pemah menghadiahkan bagal betina putih
kepada Nabi saw. dan memakaikan kain bergaris-gariskepada beliau
(HR al-Bukhari).
!.;
~Y
~iT (":-
~
,!!--:
~
·I
wt
~:,_~ii r~c(.:L;..f --~
J..-
1~1
t r-:-- J· -
~<""!~
(~ - 1--.i~T/ ".:i.Ji~i1
@ (r.:J..r J ~ /.Y"'.-
Diwajibkan atas kalian, saat seorang di antara kalian kedatangan
(tanda-tanda) maut, jika meninggalkan harta yang banyak,
hendaknya berwasiat untuk ibu-bapak dan karib-kerabatnya (QS
al-Baqarah [2]: 180).
o.J,,, ~ ,, A.
J
,,,.. ., ~ :fl ' ,,,..
- y.:. r- J
J -- J.- :
i...)"""':' J ~
,,,,. - ,,, ,,, ,,,,.
i.5 ;
--
,,, ,,, ,,, I) ...-: ,,, (:jJ. ,,,,. ,,,. ... .... ,,,,. r-JJ ...: ,,,.,.,,,,, ~ .J
,£ ., !
,~:_~1
Siapa saja yang membunuh seorang Mukmin karena keliru,
hendaklah ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman
156 Sistem Ekonomi Islam
«J.'il
,,,. ,,,.,,,.
~,,,. -o;~.C. ~ 41C~I
...
J)
,,,.
~:UI
,,,,.
~ w~I
,,,. ,,,,,
J) ,,,,,.
~JJI
,,,.
Pada Iuka hidung, jika diambil batangnya, ada diyat; pada Iuka
lidah ada diyat; pada Iuka dua bibir ada diyat; pada Iuka dua biji
mata ada diyat; pada Iuka kemaluan ada diyat; pada Iuka tulang
rusuk ada diyat; pada Iuka dua mata ada diyat; pada Iuka satu kaki
ada setengah diyat; pada Iuka otak ada sepertiga diyat; pada Iuka
bagian dalam (rongga) ada sepertiga diyat; pada tulang (yang
diremukkan) ada lima belas ekor unta (HR an-Nasa'i).
Pada orang yang terbunuh, ahli warisnya berhak atas diyat dari
pembunuhnya jika pembunuhan dilakukan secara sengaja. Rasulullah
saw. pernah bersabda:
Sebab-sebab Kepemilikan 157
0 ,,,,. ~ ,,,.
diketahui siapa pembunuhnya. Ali bin Abi Thalib ra. kemudian berkata
kepada Khalifah Umar ra., ''AmirulMukminin, janganlah masalah darah
seorang Muslim dibiarkan. Karena itu, bayarkanlah diyat atas dirinya
dari Baitul Mal."
Adapun diyat atas Iuka (karena dilukai orang, peny.), maksudnya
adalah pendarahan di kepala atau di wajah, patahnya anggota badan,
terkelupasnya daging, hilangnya fungsi anggota badan seperti hilangnya
pendengaran atau penglihatan atau hilang akal/kesadaran. Jika salah
satu Iuka semacam ini terjadi pada seseorang maka penderitanya berhak
mendapatkan diyat (tebusan/denda) atas lukanya berdasarkan hukum-
hukum yang rinci bagi setiap anggota badan yang terluka clan bagi
setiap keadaan yang berbeda. Dengan sebab diyat yang diperoleh
karena si terbunuh, atau diyat anggota badan yang tercederai, atau
diyat atas fungsi anggota badan yang hilang, seseorang bisa memperoleh
harta.
Ketiga: Memperoleh mahar berikut harta lainnya yang
diperoleh melalui akad nikah. Seorang wanita akan memiliki harta
(mahar) ini secara rinci berdasarkan hukum-hukum pernikahan. Harta
ini bukan merupakan kompensasi sebuah jasa-karena jasa saling
diberikan oleh suami-istri-melainkan merupakan hak yang telah
ditetapkan berdasarkan nash syariah. Allah SWT berfirman:
:~j ~ 4UI ~
,,,.
~\ J~)
,,,.
JW Jlp)
~
t_~) ~J
,,,.
~~»
~;:+:
.; ,,,. Q ,,,,. ""' ,,,,,,,. ?/ /. \ ,,,. ,,.,. ,.,,.,,,.
Barang yang ada di jalan atau kampung yang ramai itu tidak
termasuk luqathah hingga diumumkan selama satu tahun. Apabila
pemiliknya datang untuk memintanya maka berikanlah barang
tersebut kepadanya. Apabila tidak ada maka barang itu adalah
milikmu. Di dalam al-kharab' (barang tersebut), maksudnya di
dalamnya, serta di dalam rikdz (harta temuan) terdapat 'khumus'
iseperlima bagian dari harta temuan untuk dizakatkan) (HR Abu
Dawud).
MEKANISME
PENGELOLMN HARTA
Hak Mengelola
Kepemilikan telah didefinisikan sebagai hukum syariah yang
berlaku bagi benda atau kegunaan (utility) tertentu, yang
memungkinkan siapa saja yang mendapatkannya untuk memanfaatkan
barang tersebut serta memperoleh kompensasi. Karena itu, kepemilikan
adalah hukum syariah yang berlaku bagi benda atau kegunaan tertentu.
Dengan kata lain, kepemilikan itu merupakan izin Ass-Spdrt'. Dengan
demikian, pengelolaan (tasharruf) harta sebenarnya merupakan
konsekuensi dari hukum syariah ini, yaitu konsekuensi dari adanya
kebolehan bagi pemilik untuk memanfaatkan barang sekaligus
memperoleh kompensasi karena adanya pemanfaatan tersebut. Jadi,
pengelolaan kepemilikan tersebut sebenarnya terikat dengan izin Asy-
Syari '. Pasalnya, kepemilikan hakikatnya adalah izin Asy-Sydr!' atas
suatu pemanfaatan, sementara pengelolaan (tasharruf) adalah
pemanfaatan itu sendiri.
Ketika harta merupakan hak milik Allah, sementara Allah telah
menyerahkan kekuasaan atas harta tersebut kepada manusia, melalui
izin dari-Nya, maka perolehan seseorang terhadap harta itu sama
dengan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk memanfaatkan
serta mengembangkan harta, yang antara lain adalah karena menjadi
hak miliknya. Sebab, ketika seseorang memiliki harta, maka esensinya
dia memiliki harta tersebut hanya untuk dimanfaatkan. Dalam hal ini,
Mekanisme Pengelolaan Harta 163
Pengembangan Kepemilikan
Pengembangan harta (tanmiyah al-ma/) terkait clengan cara
( us[Qb) clan sarana ( wasilah) yang digunakan untuk memprocluksi
sesuatu. Adapun pengembangan kepemilikan harta (tanmiyah milkiyah
al-ma[) terkait dengan suatu mekanisme yang cligunakan seseorang
untuk menghasilkan pertambahan kepemilikan tersebut.
Karena itu, sistem ekonomi itu sebenarnya tidak membahas
ihwal pengembangan harta, melainkan hanya membahas ihwal
pengembangan kepemilikan harta. Islamjuga tidak pernah memaparkan
ihwal pengembangan harta; Islam menyerahkannya kepacla manusia
untuk mengembangkannya dengan cara clan sarana procluksi apa saja
yang dia pandang layak digunakan untuk mengembangkan harta
terse but.
Sebaliknya, Islam memaparkan masalah pengembangan
kepemilikan harta sekaligus menjelaskan hukum-hukumnya. Dari sinilah
maka pengembangan kepemilikan harta terikat dengan hukum-hukum
tertentu yang telah dibuat oleh Asy-Syari' yang tidak boleh dilanggar.
Asy-Syari' juga telah menjelaskan garis-garis besar ihwal mekanisme
164 Sistem Ekonomi Islam
«J~I ~~ d
/ ,,,.. ,,,,
~~I,,,. ~ ~\
~
J~~ j.:.i» ,,,..
Selama mereka tidak dipun gut jizyah, maka tanah mereka juga
tidak akan dipun gut kharaj.
Atas dasar itu, lahan tanah di setiap negeri yang telah
ditaklukkan oleh Islam dengan paksa atau damai-dengan
perjanjian bahwa tanah tersebut menjadi milik kita (kaum Muslim)-
menjadi milik negara dan dianggap sebagai tanah kharajiyah; baik
Hukum Seputar Tanah 169
tanah tersebut tetap dikuasai oleh umat Islam seperti Mesir, Irak
dan Turki; ataupun yang kini dikuasai oleh orang-orang kafir seperti
Spanyol, Ukraina, Albania, India, Yugoslavia dan sebagainya.
Adapun tanah yang penduduknya memeluk Islam, seperti Indonesia
dan seluruh daerah di jazirah Arab, adalah milik penduduk setempat
dan disebut dengan tanah 'usyriyah.
Sementara itu, manfaat tanah adalah bagian dari hak milik
individu (private property); baik status tanahnya kharajiyah ataupun
'usyriyah; baik hasil pemberian negara secara cuma-cuma kepada
mereka ataupun merupakan hasil pertukaran dengan sesama mereka;
baik karena mereka menghidupkannya ataupun karena mereka
memagarinya. Kegunaan/manfaat tanah ini telah memberikan hak-hak
yang sama kepada pengelolanya sebagaimana hak-hak yang diberikan
kepada pemilik lahannya. Artinya, dia berhak menjual, menghibahkan
atau mewariskan tanahnya. Itu karena negara berhak memberikan
tanah-tanah tersebut kepada setiap individu, baik status tanah tersebut
'usyriyah ataupun kharajiyah. Hanya saja, jika yang diberikan oleh
negara adalah tanah kharajiyah, berarti yang dimiliki hanya manfaatnya
saja, sedangkan lahannya tetap menjadi milik Baitul Mal. Adapun kalau
yang diberikan adalah tanah 'usyriyah maka yang dimilikiadalah lahan
sekaligus kegunaannya.
Ada perbedaan antara 'usyur dan kharaj. 'Usyur itu dikenakan
pada hasil tanah. 'Usyur adalah pungutan yang diambil oleh negara
dari pengelola tanah sebesar sepersepuluh dari hasil panen riil jika
tanamannya diairi dengan air tadah hujan, dengan pengairan alami.
Negara akan mengambil seperduapuluh dari hasil panen riil jika
tanamannya diairi oleh orang atau yang lain dengan pengairan buatan.
Imam Muslim menuturkan riwayat dari Jabir ra. yang mengatakan
bahwa Nabi saw. pernah bersabda:
LJLi.
0 0 ,,,,. 0
,
~
0
~
" " -,
~
L:._j" , _,:. ~ I\ ; : :J (
- J J~
--
- J
, I ". ! ~ I
.)""tr' -"
0
'--
.. --
~ :..'>:>
... .--_
,.,.
,"
«;:.;_ii
,.,.
Pada tanaman apa saja yang diairi air sungai dan air hujan diambil
sepersepuluh ( dari hasil panennya). Pad a apa saja yang diairi dengan
170 Sistem Ekonomi Islam
~jJI)
,,,,. ,.,,..
~\
..,,. .,,,.
J _;.::.I\ :~~~i oii ,,.
~ ~1ii~I1i;.:.U ~»
,,,,., ,,,,.
«r~I\J
/
~_;..JS' 2~»
,J ,,,_ .,,,,. .,,,,.
«~
~ ,,,,.
~~f ~"' &1:;:.
,,,,,
J? ~
.,,,
Sl»
Tidak akan pernah bertemu 'usyur dengan kharaj dalam satu tanah
seorang Muslim.
Siapa saja yang telah memagari sebidang tanah dengan pagar maka
tanah itu adalah miliknya (HR Abu Dawud).
Dalam hal ini, Muslim maupun kafir dzimmi memiliki hak yang
sama, karena hadis tersebut bersifat mutlak.
Menghidupkan tanah (ihya' al-mawdt} berbeda faktanya dengan
iqtha' (pemberian cuma-cuma dari negara). Perbedaannya: ihya' al-
mawat berhubungan dengan tanah mati, yang tidak tampak dimiliki
oleh seseorang, juga tidak tampak adanya bekas-bekas apa pun seperti
pagar, tanaman, pengelolaan ataupun yang lain. Menghidupkan tanah
mati artinya mengelola tanah dengan sesuatu yang menunjukkan bahwa
tanah tersebut dikelola. Adapun iqtha' berkaitan dengan tanah yang
ditetapkan sebagai milik negara clan disebut dengan tanah negara ( ardh
ad-dawlah).
Tanah negara meliputi:
1. Tanah subur yang layak untuk dijadikan lahan pertanian atau
ditanami. Contoh: tanah yang diberikan Rasulullah saw. kepada
Zubair di Haibar clan tanah Bani Nadhir. Pada kedua tanah tersebut
terdapat pepohonan clan pohon kurma. Contoh lain: tanah-tanah
subur yang ditinggalkan oleh pemiliknya di negeri-negeri yang
ditaklukkan.
2. Tanah yang sebelumnya ditanami, kemudian dihancurkan. Contoh:
tanah batha'ih dan sabakh di Irak yang terletak antara Kufah clan
Bashrah. Telah diriwayatkan bahwa Muhammad bin 'Ubaid ats-
Tsaqafi pernah bertutur, "Seorang penduduk Basharah yang
dipanggil dengan nama Nafi' Abu Abdillah pernah meminta kepada
174 Sistem Ekonomi Islam
«j ~ ~~ ~ ~G- ~b.-f
- ... ~ - ....
;;»
Stopa saja yang telah memagari sesuatu dengan pagar maka tanah
itu miliknya.
J ,,,, ,,,, .,., . 0 .... ....
0
«~~i
~
--~~~I~~- "
.J>r \ • - r-I~ JI~;:::..
" u
.:0» 1,,,.1.
•
Stopa saja yang lebih dulu sampai pada sesuatu (tempat di sebidang
tanah), sementara tidak ada seorang Muslim pun sebelumnya yang
sampai padanya, maka sesuatu itu menjadi miliknya (HR Thabrani,
dalam Al-Kabir).
dihidupkan oleh orang lain, maka dialah yang lebih berhak. lni juga
bisa diartikan, bahwa selain tanah mati tidak boleh dimiliki,baik dengan
cara dipagari ataupun dihidupkan.
Adanya pembedaan tanah mati dengan tanah yang tidak mati
ini menunjukkan, bahwa Rasulullah saw. telah mebolehkan individu
untuk memiliki tanah mati dengan cara menghidupkannya dan
memagarinya. Artinya, memilikinya adalah mubah. Karena itu, untuk
menghidupkan dan memagarinya tidak perlu izin dari Imam (Khalifah).
Sebab, perkara-perkara yang dibolehkan memang tidak memerlukan
izin dari Imam (Khalifah). Sebaliknya, tanah-tanah yangtidak mati tidak
bisa dimiliki kecuali jika diberikan secara cuma-cuma oleh Imam
(Khalifah).Sebab, tanah-tanah semacam ini tidak termasuk boleh untuk
semua orang, namun hanya mubah bagi Imam. ltulah yang kemudian
disebut dengan sebutan tanah milik negara. Hal itu ditunjukkan oleh
kasus Bilal al-Muzni yang meminta sebidang tanah secara cuma-cuma
kepada Rasulullah saw.; dia tidak bisa memilikinya hingga tanah tersebut
diberikan oleh Beliau kepadanya. Seandainya dia bisa memiliki tanah
tersebut dengan cara menghidupkan clan memagarinya-karena dia
telah memagarinya dengan suatu tanda yang bisa menunjukkan
kepemilikannya atas tanah tersebut-tentu tanah tersebut bisa dia miliki
tanpa harus meminta kepada Rasul agar memberikannya.
Siapa saja yang menghidupkan sebiclang tanah mati di atas
tanah 'usyriyah bisa memiliki lahan dan sekaligus manfaatnya, baik
Muslim maupun kafir. Bagi seorang Muslim wajib membayar 'usyur
dari panen tanaman dan buah-buahannya sebagai zakat yang
diwajibkan atas tanaman clan buah-buahannya apabila telah mencapai
satu nishab. Bagi seorang kafir wajib membayar khardj, bukan 'usyur,
karena dia tidak termasuk orang yang wajib membayar zakat. Lagipula
karena tanah tidak boleh lepas dari dua pungutan: 'usyur dan kharaj.
Siapa saja yang menghidupkan sebidang tanah mati di atas
tanah kharajiyah, yang belum pernah dipungut kharaj-nya, dia berhak
memiliki lahan dan kegunaannya sekaligus jika dia seorang Muslim;
clan hanya berhak memiliki kegunaannya jika dia seorang kafir. Bagi
seorang Muslim hanya wajib membayar 'usyur-nya saja clan tidak wajib
membayar kharaj. Bagi orang kafir wajib membayar kharaj,
178 Sistem Ekonomi Islam
Mengelola Tanah
Setiap orang yang memiliki tanah diharuskan untuk mengelola
tanahnya secara optimal. Siapa saja yang membutuhkan (biaya
pengelolaan tanah) akan diberi modal dari Baitul Mal. Dengan begitu,
yang bersangkutan bisa mengelolanya secara optimal. Namun, apabila
yang bersangkutan mengabaikannya selama tiga tahun, maka tanah
tersebut akan diambil clan diberikan kepada yang lain. Khalifah Umar
bin al-Khaththab ra. mengatakan:
Hukum Seputar Tanah 179
Orang yang memagari tanah tidak berhak lagi (atas tanah tersebut)
setelah (menelantarkannya) selama tiga tahun.
'~~ ,t.:p~i ~
~
ji ~~; 0-- t:tri
,,,.
~ Jll
,,,,
J~~ ~h>
l:Jl ,,,,,.
'vl:DI
,,,.
J :~
/ ,,,,.
~ ,,,,,
~~ JJI
,,,.
J~~ 01,,, :J~ JL! -:;
180 Sistem Ekonomi Islam
,,, .,,. 0 ,,, ; ,,,, 0 .....
«~QI~~)
- ,,,
(j~~
,,.,,,, .,,.
~ Z.:.,~:U C ~
,,,,
~ ,p ,,,
~i
Sesungguhnya Rasulullah saw. pemah memberikan lembah secara
keseluruhan. (Bilal berkata): Pada masa Khalifah Umar, ia berkata
kepada Bilal, "Sesungguhnya Rasulullah saw. tidak memberikan
lembah itu kepadamu sekadar kamu pagari sehingga orang-orang
tidak bisa mengambilnya. Akan tetapi, beliau memberikannya
kepadamu agar kamu garap. Karena itu, ambillah bagian tanah
tersebut yang sanggup kamu garap, dan sisanya kamu kembalikan."
(HR Abu Ubaid).
\j
• J".r--J ~1I J;--1
-0'~"'- "'
'V? ~\
'
•/I
~)~\ t ~ J ~ ~l>.-»
J .. .;
.,,. 0
I ....
0
J •
),,,,,. r:
, ,._ J ,,,,. ,,,., ., , . ,,, .,. ,,, ,,,.,,, ~ ~..... ..... ..... ,,,. o,,,,.... ,,,
;!,\JI
",,.
JJ!w. lS" :~ J1j s: "
~
I" \:.t; ,""·
....
'-?J ~/
0
,, JJ,; .t,
"r~
~ t".'.:.L:;:\j
~
d.~·i
J
~ ,
Hukum Seputar Tanah 181
,,,. ,,. k ~ j ,,. ' ,,
0 ,,,,..,,. .,,. ,,,,. J .,,. .,,. ,,,.. ,,,,, 0 .... ,,,.. ,,,, ,,,.
~J ,~t;,, ,~ ,, ~~Ji
,,
~ ~l; :Jw ,~i :JW ,~:(
·J'
•
,,,,.
-~ 'Lf.
L.......Q.9
,. o
,,,, ,,,
'
,,,
.. !
QJ
t:'ol\
,,,,
l.,;..J
.. &
Jo.o1:
d.JtJ.)
,,,
\.I
,,,
' ~ ...
,,,.
_o1..-_
AJ2.J
..T-
,,,
1 ....... ~- ~(Jo
,,.
untuk mencabut tanah tersebut apabila tanah itu telah dibiarkan selama
tiga tahun. Adanya nash yang menyatakan keduanya, clan tidak
menyebutkan yang lain, tidak bisa dipahami bahwa ada makna
qayyidiyah (pembatasan). Sebab, hal itu bukan merupakan sifat
konotatif ( washf[ an] mufahham[ an]) agar pencabutan tanah dari orang
yang menelantarkan tanahnya (selama tiga tahun) semata-mata karena
dia adalah orang yang memagari tanah atau orang yang diberi tanah
secara cuma-cuma oleh negara. Akan tetapi, dari sisi nash, ketentuan
ini ditunjukkan bagi orang-perorang secara mutlak. Artinya, wajib
mencabut tanah dari pemiliknya (siapapun dia, peny.} jika dia
menelantarkannya. Dengan demikian, nash tersebut bermakna umum,
sementara penyebutan orang yang memagari tanah dan orang yang
diberi tanah secara cuma-cuma hanyalah menyebut orang-perorang,
bukan sebagai sebagai qayyid (pembatasan} yang mengecualikan selain
kedua orang yang disebutkan tersebut.
Hanya saja, jika ada nash yang berkaitan dengan kasus tertentu
maka harus diteliti terlebih dulu: Jika dalam kasus tersebut dinyatakan
adanya 'illat (sabab at-tasyrf' [latar belakang pensyariatan hukum]) maka
nash tersebut bisa berlaku umum untuk hal-hal yang termasuk ke dalam
'illat tersebut. Dalam hal ini, dalam nash hadis di atas juga bisa dipahami
'illat-nya, yaitu pencabutan tan ah setelah tiga tah un karena tanah
tersebut ditelantarkan, tidak dike/ala. Jadi, menelantarkan tanah selama
tiga tahun merupakan 'illat bagi pencabutannya.
Karena itu, 'illat pencabutan tanah dari orang yang
memagarinya adalah karena orang yang bersangkutan telah
menelantarkannya selama tiga tahun, bukan sekadar karena yang
bersangkutan adalah orang yang memagari tanah, juga bukan sekadar
karena dia adalah orang yang memagari tanah sekaligus
menelantarkannya. Sebab, pemagaran tanah tersebut tidak
menunjukkan 'il/at bagi pencabutannya, baik terlepas ataupun terkait
dengan pengabaian tanah tersebut. Akan tetapi, pengabaian tanah
itulah yang merupakan 'illat bagi pencabutannya. Karena itu,
pengabaian tanah merupakan 'illat yang beredar bersama ma 'IUI (yang
dikenai 'il/at), ketika 'illat itu ada ataupun tidak ada. Apabila seorang
pemilik tanah menelantarkan tanahnya selama tiga tahun maka
184 Sistem Ekonomi Islam
tanahnya akan dicabut dari dirinya, baik tanah tersebut asalnya dia
dapatkan karena memagarinya, atau karena dia diberi secara cuma-
cuma, karena pewarisan, ataupun karena cara-cara lain. Apabila orang
yang memagari tanah tidak menelantarkannya selama tiga tahun maka
tanah tersebut tidak akan dicabut dari orang yang bersangkutan.
Hanya saja, pemagaran tanah dalam pernyataan Khalifah Umar
ra., "Tidak ada hak bagi muhtajir (orang yang memagari tanah)," itu
ekuivalen dengan-atau bermakna-memiliki tanah. Pasalnya, tradisi
yang terjadi ketika itu menunjukkan, bahwa biasanya pemilik tanah
selalu memagari tanahnya, atau memagari batas-batas tanahnya
dengan batu, agar diketahui bahwa tanah tersebut adalah miliknya,
serta untuk membedakan dengan milik orang lain.
Untuk bisa disebut sebagai muhtajir seseorang tidak harus
meletakkan batu. Jika yang bersangkutan menancapkan tanaman atau
pepohonan pada batas-batas tanah tersebut, menggali batas-batasnya,
atau melakukan kegiatan apa pun yang menunjukkan bahwa tanah
tersebut telah menjadi miliknya, maka semuanya tetap bisa disebut
ihtijar (pemagaran tanah), dan pelakunya disebut muhtajir. Karena itu,
di dalam hadis lain Rasulullah saw. pernah bersabda:
«j ~
.. ""
~~f
~
~ ~~ 1,~f ;;.»
,..,,.
Siapa saja yang memagari sebidang tanah dengan pagar maka tanah
itu miliknya (HR Abu Dawud).
harta orang lain dengan cara yang tidak sah. Pasalnya, syariah sendiri
telah menentukan kepemilikan tanah terse but mempunyai makna yang
berbeda dengan makna kepemilikan harta bergerak; berbeda pula
dengan makna kepemilikan harta tetap. Sebab, syariah telah
menjadikan kepemilikan tanah tersebut semata-mata untuk ditanami.
Jadi, apabila tanah tersebut ditelantarkan (tidak ditanami) dalam batas
waktu yang telah ditentukan oleh syariah maka makna kepemilikan
atas tanah tersebut otomatis hilang dari pemiliknya. Syariah juga telah
menentukan kepemilikan atas tanah untuk ditanami tersebut bisa
dengan cara dikelola, bisa dengan cara diberi secara cuma-cuma, bisa
dengan cara pewarisan, bisa dengan cara membeli dan sebagainya.
Kemudian syariah telah menjadikan penglepasan/pencabutan tanah
tersebut dari pemiliknya apabila tanah tersebut ditelantarkan. Semua
ini adalah agar tanah tersebut selalu ditanami dan dikelola secara
optimal.
, ,,,,. 0 ~
«~_)
Siapa saja yang mempunyai sebidang tanah, hendaknya
menanaminya, atau memberikannya kepada saudaranya. Apabila
Hukum Seputar Tanah 187
~1:.s- ~ ~ ~\ J_?.~ ~»
~ , ,.,... oJ. .;_ o , ,
bl ~\ J_?.~ 4 w ~~')'\ ,. ,, ,.
,,,,.
'l'
,. .,,,. .,,.
,,,...
0 .,.._..J. ,,,,. ,,,,. .,,,,
'l'
,,,,,.
Jli ~1
,.. "" 0
~
,,,,,..
<~ ~_,5:1
~ ,,,,,.. ,,,,..
.,
I
~
::_-:-o~I oJf _)o·\
I:~-_)"
'-tr"""
~ J" Li ~
~u1 c::f,; I\ ~I~ ~ : =r:C! ~--J I:.
«!JG.:-i
Rasulullah saw. telah melarang menyewakan tanah. Kami bertanya,
"WahaiRasulullah, kalau begitu kami akan menyewakannya dengan
bibit." Beliau menjawab, '~angan." Seoang Sahabat bertanya,
"Kami akan menyewakannya dengan jerami." Beliau menjawab,
':Jangan."Dia bertanya lagi, "Kami akan menyewakannya dengan
sesuatu yang ada di atas rabi' (danau) yang mengalir." Beliau
menjawab lagi, ':Jangan. Kamu tanami saja tanah itu atau kamu
berikan kepada saudaramu." (HR an-Nasa'i).
,.
«~(,~
Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah mengirim Abdullah bin
Rawwahah kepada penduduk Khaibar untuk menjadi seorang
khdrish (juru taksir) antara kaum Muslim dan orang-orang Yahudi.
Ia kemudian menaksir untuk mereka ... Lalu Abdullah bin Rawwahah
meninggal da/am Perang Mu'tah-semoga Allah merahmatinya.
Setelah Abdullah bin Rawwahah, Jabbar bin Shakhr bin Umayah
190 Sistem Ekonomi Islam
PER DAGANGAN
DAN INDUSTRI
Perdagangan
Sesungguhnya Allah SWf telah menjadikan harta sebagai salah
satu sebab untuk menciptakan berbagai kemaslahatan manusia di dunia.
Allah swr juga telah mensyariatkan mekanisme perdagangan untuk
meraih berbagai kemaslahatan tersebut. Pasalnya, segala hal yang
dibutuhkan oleh setiap orang tidak selalu mudah didapat di setiap
tempat. Lagipula karena upaya meraih apa yang dibutuhkan dengan
menggunakan kekekerasan dan perampasan bisa menciptakan
kekacauan. Karena itulah, harus ada sebuah sistem yang
memungkinkan setiap individu memperoleh apa saja yang
dibutuhkannya tanpa melalui cara kekerasan clan perampasan. Karena
itu, muncullah perniagaan, clan kemudian muncullah aturan di seputar
jual-beli. Allah SWT berfirman:
... JJ , ... ~t (J J
,f'~.
rA'f' -r.
' I~~ 'I\
J' r~1~-
( 1·
~
\.JD
. "'-- .
lndustri
lndustri maknanya adalah seseorang membuat bejana, mobil,
atau sesuatu yang termasuk dalam kategori industri. Industri hukumnya
boleh dan telah dinyatakan oleh as-Sunah. Rasulullah saw. pernah
membuat cincin. Anas ra. menyatakan:
«WG:. ~ ~\
- ,,. t~P»
Rasulullah saw. pernah membuat sebuah cincin (HR al-Bukhari).
Perdagangan dan lndustri 195
«~
Sesungguhnya orang-orang pada zaman Rasulullah saw. melakukan
kegiatan industri dan beliau membiarkan saja mereka.
HUKUM--HUKUM SYIRKAH
J ~>) ui ~-~P1»
' C> ,,,,. ,,,. ~;" ~ ....
~I
,,,
IJL) ~~I ;;. ~j ~>),,,. _,,
lSi::. Id Jw ;Gw y jl$. ;? .....
JI~ ~,,:
«e J.) ~
Saya pemah bertanya kepada Abu al-Minhal mengenai bisnis secara
tunai. Ia berkata, "Saya dan mitra bisnis saya pemah membeli
sesuatu secara cara tunai dan tempo (kredit). Kemudian kami
didatangi oleh Barra' bin Azib. Kami lalu bertanya kepadanya. Ia
menjawab, 'Saya dan mitra bisnis saya, Zaid bin Arqam, juga telah
mempraktikkan hal demikian. ' Selanjutnya kami bertanya kepada
Nabi saw. tentang tindakan kami tersebut. Beliau menjawab, 'Barang
yang diperoleh secara tunai, silakan kalian ombil; sedangkan yang
diperoleh secara kredit, silakan kalian kembalikan. "' (HR al-
Bukhari).
~~ ,,,,.
w~i ~ (J C ~;'.:JI
, ,,,
~~,, Lfi J_,Ai Aili 01»
,,,,.
r: ~ ~
..,.. :. 0 ,,, 0
1. Syirkah 'lnan
Syirkah 'inan adalah syirkah dua badan (orang) dengan harta
masing-masing. Dengan kata lain, dalam syrikah 'indn ada dua orang
bekerjasama dengan menyertakan harta masing-masing untuk dikelola
secara bersama-sama dengan melibatkan badan (tenaga) mereka, dan
keuntungannya dibagi dua di antara mereka. Syirkah ini disebut dengan
syirkah 'indn karena kedua belah pihak-yang ber-syirkah-sama-sama
terlibat mengelola harta mereka; persis seperti dua penunggang kuda
yang sama-sama mengendalikan kuda mereka dan sama-sama
menariknya sehingga kedua tali kekang mereka serasi. Syirkah semacam
ini dibolehkan berdasarkan as-Sunah dan ljmak Sahabat. Pasalnya,
sejak zaman Nabi saw. hingga masa para Sahabat, banyak orang telah
mempraktikkan syirkah semacam ini (dan dibiarkan saja, peny.).
Dalam syirkah semacam ini yang menjadi modal (investasi)
adalah uang, karena uang adalah nilai kekayaan dan harga yang bisa
dijual. Modal dalam bentuk barang tidak boleh digunakan dalam syirkah
kecuali sesudah dihitung nilainya pada saat melakukan akad ( transaksi),
clan nilai tersebut akan dijadikan sebagai modal (investasi) pada saat
terjadinya akad (transaksi).
Modal (investasi) disyaratkan harus jelas sehingga langsung bisa
202 Sistem Ekonomi Islam
«~
,,.
. 0 I ...._ I .J
..,.,.
j':
~.JQ..,,_<"
0 I I /
\.,4 ~
,,,.
I ~ ..
~
""'
0) I /
j
J. . I /
Cl
!
\...Q..)
I
~
,,, ,
I ~~ - /
~
0 • .... .
.r
o ....
II
»
Kerugian itu dibebankan pada kekayaan, sedangkan laba
bergantung pada apa yang mereka sepakati bersama (HR
Abdurrazaq).
2. Syirkah~bdan
Syirkah 'abdon adalah kerjasama usaha (kemitraan bisnis)
antara dua orang atau lebih dengan badan masing-masing pihak, tanpa
menyertakan harta mereka, yakni dalam bidang usaha yang mereka
upayakan dengan tangan-tangan atau tenaga mereka, untuk melakukan
kerja tertentu, baik kerja pemikiran maupun fisik. Para ahli, misalnya,
melakukan syirkah untuk bekerja pada industri-industri mereka, lalu
keuntungannya akan dibagi di antara mereka. Contohnya, syirkah para
insinyur, dokter, pemburu, kuli angkut, tukang kayu, sopir mobil dan
sebagainya.
Masing-masing mitra bisnis tidak harus memiliki kesamaan
dalam masalah keahlian; tidak harus semua mitra bisnis yang terlibat
dalam syirkah tersebut terdiri dari para ahli tertentu saja. Artinya, jika
para ahli yang beragam keahliannya telah melakukan syirkah maka
syirkah mereka hukumnya boleh, karena mereka melakukan syirkah
yang mendatangkan keuntungan. lni sah-sah saja sebagaimana sahnya
syirkah para ahli dalam bidang keahlian yang sama. Apabila mereka
bekerjasama untuk mengerjakan pekerjaan tertentu, misalnya yang satu
memimpin syirkah, yang lain mengeluarkan biayanya, dan yang lain
lagi mengerjakannya dengan tangannya, maka syirkah tersebut
Hukum-hukum Syirkah 205
hukumnya sah. Atas dasar itu, apabila para pekerja dalam suatu
perusahaan melakukan syirkah, baik semua mitra bisnisnya mengerti
tentang industri, atau yang mengerti hanya sebagian saja sementara
yang lain tidak, kemudian semuanya melakukan syirkah dengan para
ahli, pekerja, juru tulis dan penjaga yang semuanya menjadi mitra bisnis
dalam perusahaan tersebut, maka itu pun hukumnya mubah. Hanya
saja, syarat pekerjaan yang dilakukan dalam syirkah dengan tujuan
mencari keuntungan tersebut harus pekerjaan yang mubah. Apabila
pekerjaan tersebut haram maka syirkah dalam rangka melakukan
pekerjaan tersebut hukumnya haram.
Pembagian laba dalam syirkah 'abdan ini sesuai dengan apa
yang menjadi kesepakatan mereka, bisajadi sama dan bisajadi berbeda.
Sebab, pekerjaan tersebut layak memperoleh keuntungan. Karena orang
yang melakukan syirkah tersebut bisa berbeda-beda dalam melakukan
pekerjaan, maka keuntungan yang diperoleh di antara mereka juga
bisa berbeda-beda. Mereka, masing-masing, berhak mendapat upah
dari pihak yang mengontrak mereka, sekaligus mendapatkan harga
barang yang mereka produksi dari pihak pembeli. Pihak yang
mengontrak mereka atau yang membeli barang yang mereka produksi
wajib membayar seluruh upah atau harga semua barang kepada
mereka. Siapa saja yang telah dibayar, maka selesai urusannya.
Apabila seseorang melakukan pekerjaan, sedangkan mitra
bisnisnya tidak, maka hasil kerja tersebut tetap berlaku bagi mereka.
Sebab, pekerjaan tersebut sebenarnya mereka pikul bersama-sarna.
Dengan adanya sating tanggung di antara mereka untuk melakukan
pekerjaan tersebut maka mereka wajib diberi upah. Artinya, pekerjaan
tersebut menjadi hak mereka, sebagaimana tanggungannya telah
menjadi tanggungan mereka. Salah seorang di antara mereka tidak
boleh mewakilkan kepada orang lain sebagai mitra bisnis dengan badan
orang yang bersangkutan. Salah seorang di antara mereka juga tidak
boleh mengontrak seorang pekerja sebagai mitra bisnis dengan
badannya. Sebab, transaksi syirkah tersebut mengikat zat (tubuh)
seseorang. Artinya, orang yang bersangkutan harus melakukan
pekerjaan itu secara langsung, karena yang menjadi mitra bisnis adalah
badannya, dan badannya itulah yang ditentukan dalam syirkah tersebut.
206 Sistem Ekonomi Islam
Saya, Ammar bin Yasir dan Saad bin Abi Waqqash pernah
bekerjasama dalam apa yang kami peroleh dalam Perang Badar.
Saad membawa dua orang tawanan perang, sementara saya dan
Ammar tidak membawa apa-apa (HR Abu Dawud dan al-
Atsram).
.r" f»
« ~-~~---,.(5-"'"'~I\ ~' S ::; :!J_..:.
- ;
M•
3. Syirkah Mudharabah
Syirkah mudtvuabah, yang disebutjuga dengan qiradh, adalah
kerjasama usaha (kemitraan bisnis) antara badan dengan harta. Artinya,
seseorang menyerahkan hartanya kepada pihak lain untuk dikelola
dalam suatu usaha, dengan ketentuan, keuntungan (laba) yang
diperoleh akan dibagi dua di antara mereka sesuai dengan syarat-syarat
yang mereka sepakati. Han ya saja, ketika terjadi kerugian dalam syirkah
mudharabah ini, kerugian tidak dikembalikan pada kesepakatan kedua
belah pihak yang melakukan syirkah, namun dikembalikan pada
ketentuan syariah. Menurut syariah, dalam syirkah mudhiirabah,
kerugian secara khusus hanya dibebankan pada harta, dan tidak
dibebankan sedikit pun kepada pengelola (yang notabene hanya
mempunyai badan saja, peny). Bahkan seandainya pemilik modal
(investor) dan pengelola sama-sama bersepakat bahwa keuntungan
maupun kerugian tetap dibagi berdua, maka tetap saja keuntungannya
dibagi dua, sedangkan kerugiannya dibebankan pada harta (modal)
saja. Pasalnya, syirkah semacam ini statusnya sama dengan wakalah
(perwakilan). Secara hukum, seorang wakil tidak bisa menjadi pihak
yang menanggung (kerugian). Kerugian hanya dibebankan kepada
pihak yang mewakilkan saja. Abdurrazaq di dalam kitab Al-Jami' telah
menuturkan riwayat dari Ali ra. yang berkata:
sedangkan yang lain mempunyai dua ribu, lalu pihak pemodal yang
mempunyai modal dua ribu mengizinkan pihak yang mempunyai modal
seribu untuk mengelola modal mereka, dengan pembagian keuntungan
fifty-fifty di antara mereka, maka syirkah semacam ini hukumnya
mubah. Orang yang mempunyai modal seribu tersebut berstatus sebagai
pengelola sekaligus seorang mitra bisnis orang yang mempunyai modal
dua ribu.
Yang juga termasuk dalam kategori syirkah mudharabah adalah
apabila ada dua modal melakukan syirkah dengan badan orang lain.
Syirkah ini pun termasuk dalam kateqori syirkah mudhhorabah.
Secara syar'i, syirkah mudharabah hukumnya boleh. Hal ini
berdasarkan sebuah riwayat berikut:
,,
..b J::
/
0:...; 's 4-i~~I
,,,.
0 ,,
JC e~
,,,.,. ,
J\S'
,,
~~I ~
,,,,.
11/,, 0
,,,.
J. :_,.,~1 ~h>
/
,;'. " Si ;"
Y~t; 9
,,
~ ~ ~~~ 1,>1J~41
...
~~
,,,. .::; ,,,,. ,,,.
y~I
,,,.
J ~ Jh>
,,,. ..... 0 /,,,.
«~I ~w
Sesungguhnya Vmar bin al-Khaththab pemah diserahi harta anak
yatim untuk dikelola secara mudharabah. Kemudian Umar meminta
bagian dari harta tersebut. Yang diserahi harta mengiyakannya,
kemudian membagi keuntungann ya kepada beliau (HR lbn Abi
Syaibah).
210 Sistem Ekonomi Islam
4. Syirkah WujUh
Syirkah wujuh adalah kerjasama usaha (kemitraan bisnis) antara
dua badan dengan modal dari pihak lain. Artinya, salah seorang
memberikan modalnya kepada dua orang atau lebih secara
mudhtuobah, Dengan begitu, kedua pengelola tersebut bekerjasama
dalam mendapatkan keuntungan dari modal pihak lain. Kedua pihak
bisa saja membuat kesepakatan untuk membagi keuntungan dalam 3
bagian; masing-masing pengelola mendapatkan 1/3 dan pihak pemodal
mendapatkan 1/3. Kedua pihak juga boleh bersepakat untuk membagi
keuntungan dalam 4 bagian; pihak pemodal mendapatkan 1/4, salah
seorang pengelola mendapatkan 1/4, dan pengelola lainnya
mendapatkan 1/2. Kedua pihak pun boleh mengajukan sejumlah syarat
lain selain dengan membagi keuntungan dengan cara tersebut. Dengan
sejumlah syarat yang memungkinkan terjadi, sangat mungkin terjadi
perbedaan dalam pembagian keuntungan di antara kedua pengelola
tersebut. Mungkin syirkah mereka-berdasarkan perbedaan yang
dikhususkan bagi mereka-dibentuk dengan melihat kedudukan salah
seorang di antara mereka atau kedudukan mereka masing-masing, baik
dilihat dari segi profesionalisme dalam bekerja ataupun dari segi
kemampuan mengelola administrasinya; meskipun pengelolaan modal
yang mereka miliki, secara syar'i, harus dilakukan bersama. Karena
itulah, syirkah ini merupakan bentuk lain yang berbeda dengan syirkah
mudharabah meski hakikatnya tetap kembali pada model mudharabah.
Yang juga termasuk dalam kategori syirkah wujuh adalah jika
ada dua orang atau lebih bekerjasama (membentuk kerjasama usaha)
Hukum-hukum Syirkah 211
tidak ada kepercayaan yang bersifat finansial pada dirinya. Dia pun
tidak dianggap memiliki kepercayaan yang bisa digunakan dalam
konteks bisnis dan syirkah. Bisajadi seseorang itu menteri, orang kaya,
atau bisnisman kelas kakap; namun dia tidak memiliki kepercayaan
berdasarkan faktor kredibilitasnya sehingga dia tidak memiliki
kepercayaan yang bersifat finansial, bahkan sama sekali tidak bisa
dipercaya sehingga dia tidak bisa membeli barang di pasar, kecuali
dengan membayar harganya (secara tunai). Namun, kadang ada orang
yang miskin tetapi para pedagang mempercayai kredibilitas personalnya
terhadap harta yang menjadi kewajibannya, sehingga dia bisa membeli
)
5. Syirkah Mufawadah
Syirkah mufawadhah adalah kerjasama dua mitra bisnis sebagai
gabungan dari semua bentuk syirkah yang telah disebutkan di atas.
Misalnya, kedua mitra bisnis menggabungkan syirkah 'indn, 'abdim,
mudnaraboh, clan wujuh. Contoh riilnya, seseorang memberikan
modalnya kepada dua orang insinyur untuk mengadakan syirkah agar
modalnya dikelola dengan harta mereka, dengan tujuan membangun
beberapa rumah untuk dijual dan diperdagangkan. Kemudian keduanya
sepakat untuk melibatkan harta yang menjadi milik mereka. Lalu
keduanya mendapatkan barang tanpa harus membayar harganya
secara kontan, karena keduanya mendapatkan kepercayaan dari para
pedagang. Dengan demikian, syirkah kedua insinyur tersebut secara
bersama-sama dengan badan mereka adalah syirkah 'abdim dilihat
dari segi, bahwa mereka sama-sama membangun rumah. Dilihat dari
segi harta yang sama-sama mereka keluarkan, syirkah mereka disebut
syirkah 'indn. Dilihat dari segi bahwa keduanya sama-sama mendapat
modal dari pihak lain untuk dikelola, syirkah mereka termasuk syirkah
mudhdrabah. Lalu kerjasama mereka untuk mengelola barang yang
menjadi hasil pembelian mereka, melalui kepercayaan pedagang
kepada mereka, adalah syirkah wujuh.
Dengan demikian, syirkah tersebut telah menggabungkan semua
bentuk syirkah di dalam Islam sehingga hukumnya tetap sah. Sebab,
214 Sistem Ekonomi Islam
«~;:D
, ~
~i ~~, \~jlt»
Saling serah-menyerahkanlah kalian karena ha/ itu merupakan
berkah yang paling besar.
Pembubaran Syirkah
Syirkah adalah bagian dari akad (transaksi) yang dibolehkan
oleh syariah. Syirkah batal dengan meninggalnya salah seorang mitra
bisnis, atau karena salah seorang di antara mereka gila atau dikendalikan
pihak lain karena "kebodohan- "nya, atau karena salah seorang di antara
mereka membubarkannya. Apabila syirkah tersebut terdiri dari dua
orang, sementara syirkah tersebut merupakan transaksi yang mubah,
maka dengan adanya hal-hal semacam ini, ia bisa batal, sebagaimana
akad wakalah. Apabila salah seorang mitra bisnis meninggal, dan ia
mempunyai ahli waris yang telah dewasa, maka ahli warisnya bisa
meneruskan syirkah tersebut. Dia juga bisa diberi izin untuk ikut dalam
mengelola, di samping dia berhak menuntut bagian keuntungan.
Apabila salah seoranq mitra bisnis menuntut pembubaran maka
mitra bisnis yang lain harus memenuhi tuntutan tersebut. Apabila
mereka terdiri dari beberapa mitra bisnis, lalu salah seorang di antara
mereka menuntut pembubaran, sementara yang lain tetap bersedia
melanjutkan syirkah-nya, maka mitra bisnis yang lain statusnya tetap
sebagai seorang mitra bisnis, dimana syirkah yang telah dijalankan
sebelumnya telah rusak, kemudian diperbaruhi di antara seorang mitra
bisnis yang masih bertahan untuk mengadakan syirkah tersebut.
Hanya masalahnya, perlu dibedakan pembubaran dalam
syirkah mudharabah dengan syirkah yang lain. Dalam syirkah
mudharabah, apabila seorang pengelola menuntut dilakukan penjualan,
sedangkan mitra bisnisnya menuntut bagian keuntungan, maka tuntutan
pengelola tersebut harus dipenuhi, sebab keuntungan tersebut
merupakan haknya, karena keuntungan tersebut tidak terwujud selain
dalam penjualan. Adapun dalam bentuk syirkah yang lain, apabila salah
seorang di antara mereka menuntut bagian keuntungan, sementara
yang lain menuntut dilakukan penjualan, maka tuntutan bagian
keuntungan tersebut harus dipenuhi, sedangkan tuntutan penjualan
tidak demikian. []
216
PERSEROAN
DALAM SISTEM KAPITALIS
1. Pinna
Perseroan/perusahaan Firrna merupakan akad antara dua orang
atau lebih yang bersepakat melakukan bisnis bersama clengan nama
tertentu, yang semua anggotanya terikat clengan utang-utang
perusahaan dengan jaminan harta milik mereka, tanpa batas. Karena
itu, seorang pesero (mitra bisnis) tidak bisa melepaskan haknya dalam
perseroan ini kepacla orang lain, kecuali dengan seizin pesero yang
lain. Perseroan ini bisa dibubarkanjika salah seorang pesero meninggal
dunia, berhalangan; atau pailit, selama tidak ada kesepakatan di antara
mereka untuk menolak pembubaran tersebut.
Semua anggota perseroan/perusahaan Firrna ini clalam
perjanjiannya sama-sama bertanggung jawab di haclapan anggota yang
lain clalam rangka melaksanakan semua isi perjanjian perseroan. Dalam
hal ini, tanggung jawab mereka tidak terbatas; setiap pesero clituntut
untuk memenuhi semua utang perseroan, bukan hanya clengan harta
perseroan saja, tetapi termasuk clengan harta pribacli peseronya.
Artinya, dia harus memberikan hartanya jika harta perseroannya habis
untuk menutupi utang perseroan, jika memang masih kurang.
Perseroan Firma tidak mentoleransi adanya perluasan usaha.
Pembentukan perseroan ini cukup menyertakan beberapa orang saja,
yang satu sama lain sating mempercayai clan saling memahami dengan
baik. Yang paling penting adalah memahami jatidiri/kepribadian para
pesero, bukan sekadar dari segi baclannya saja, tetapi juga dari segi
kedudukan clan pengaruhnya di tengah-tengah masyarakat.
Perseroan Firma adalah batil. Pasalnya, syarat-syarat yang
dinyatakan dalam perseroan tersebut bertentangan dengan syarat-syarat
perseroan (syirkah) dalam Islam. Alasannya, karena hukum syariah
tidak pernah mensyaratkan kepada pesero, selain kebolehan untuk
mengelola saja. Perseroan dalam Islam juga membolehkan perluasan
usahajika memang para peseronya telah bersepakat untuk memperluas
usaha perseroan tersebut. Caranya bisa clengan menambah modal
(investasi) atau dengan menambah anggota peseronya. Mereka secara
mutlak berhak mengelola sehingga bisa melakukan apa saja yang
mereka kehendaki. Selain itu, karena pesero dalam Islam tidak mengenal
tanggung jawab dalam perseroannya dengan jaminan pribadinya,
218 Sistem Ekonomi Islam
2. Perseroan Saham
Perseroan saham (PT) adalah perseroan yang terbentuk dari
para pesero yang tidak dikenali mayoritas pesero lainnya. Pendiri
perseroan saham adalah setiap orang yang melakukan transaksi
perseroan saat pertama kalinya. Sebab, transaksi yang pertama itulah
yang menjadikan para pelakunya terikat dengan kegiatan tertentu dalam
rangka merealisasikan tujuan bersama, yaitu perseroan. Agar terdaftar
{sebagai anggota, peny.) dalam perseroan saham ini, seseorang harus
membeli satu atau beberapa lembar surat saham perusahaan, sebagai
kompensasi dari nilai keterlibatannya secara formal dalam perseroan
tersebut. Saham dianggap sebagai salah satu bentuk keterlibatan dalam
pengelolaan atas dasar kehendak pribadi. Artinya, untuk menjadi pesero
seseorang cukup membeli beberapa lembar surat saham, baik pesero
yang lain menerima ataupun tidak.
Pendaftaran sebagai anggota perseroan bisa dilakukan dengan
dua cara. Pertama: para pendiri perseroan menentukan saham-saham
perseroan, lalu memhagi saham-saham tersebut kepada kalangan
internal mereka, dan tidak ditawarkan kepada masyarakat umum. Hal
itu ditempuh dengan cara membebaskan peraturan perusahaan yang
memuat tentang syarat-syarat yang akan dilaksanakan oleh
perseroannya, lalu mereka tanda-tangani. Siapa saja yang ikut
Perseroan dalarn Sistem Kapitalis 219
kapasitasnya sebagai seorang pesero, atau pribadi. Hal itu hanya dimiliki
oleh orang yang diwakili, yang berbicara atas nama perseroan. Jadi,
pengendalinya adalah perseroan itu sendiri atau body corporate; bukan
individu manusia yang secara langsung menanganinya.
Inilah perseroan saham. Perseroan ini termasuk perseroan yang
batil menurut syariah, dan termasuk muamalah yang tidak boleh
dilakukan oleh seorang Muslim. Bentuk kebatilannya sekaligus
keharaman untuk terlibat di dalamnya adalah sebagai berikut:
Pertama, definisi perseroan (syirkah) dalam Islam adalah akad
( transaksi) antara dua orang atau lebih yang telah bersepakat untuk
melakukan usaha yang bersifat finansial dengan tujuan mencari
keuntungan (laba), Artinya, perseroan merupakan akad (transaksi)
antara dua orang atau lebih. Jadi, tidak boleh terjadi kesepakatan
sepihak. Kesepakatan harus terjadi di antara kedua belah pihak atau
lebih. Akad (transaksi) dalam perseroan harus dilakukan dalam rangka
melakukan usaha yang bersifat finansial dengan tujuan mencari
keuntungan. Akad (transaksi) tersebuttidak bisa hanya dilakukan dalam
rangka menyerahkan modal. Tujuan akad (transaksi) juga tidak cukup
sekadar untuk bergabung saja. Karena itu, usaha yang bersifat finansial
merupakan pijakan dalam mengadakan perseroan.
Untuk melakukan usaha yang bersifat finansial tersebut,
adakalanya dari kedua belah pihak yang melakukan transaksi; atau
dari satu pihak, sedangkan modal dari pihak lain. Tidak mungkin
transaksi terjadi antarmereka, sementara yang melakukan kegiatan yang
bersifat finansial adalah orang lain. Cara semacam itu tidak
menunjukkan adanya transaksi, bahkan tidak mengikat seorang pun.
Padahal transaksi tersebut semestinya menjadikan orang yang
melakukannya menjadi terikat clan mengelolanya sendiri, bukan orang
lain. Artinya, usaha yang bersifat finansial tersebut seharusnya terbatas
dilaksanakan di antara dua pihak yang melakukan transaksi; adakalanya
dari kedua pihak tersebut-baik modal maupun tenaganya, peny.-
atau dari salah seorang di antara mereka, sedangkan modal dari pihak
lain.
Melakukan usaha yang bersifat finansial dari salah seorang
pelaku transaksi tersebut adalah perkara yang pasti-hingga pendirian
Perseroan dalarn Sistem Kapitalis 223
memiliki satu lembar surat saham, dia hanya memiliki satu suara, atau
satu wakil. Siapa saja yang memiliki seribu lembar surat saham, dia
memiliki seribu suara atau seribu wakil. Dengan demikian, perwakilan
terjadi atas harta, dan bukan atas manusianya. lni membuktikan bahwa
unsur manusia telah dihilangkan dari perseroan, dan perseroan terse but
hanya terdiri dari unsur harta/modal saja.
Dengan demikian, definisi perseroan saham yang ada
menunjuk-kan, bahwa di dalamnya tidak terpenuhi syarat-syarat yang
semestinya harus ada sehingga bisa menjadi sebuah perseroan yang
diakui Islam. Pasalnya, di dalamnya tidak terdapat kesepakatan antara
dua pihak atau lebih, melainkan hanya ada keterikatan dengan
"kehendak pribadi" dari satu pihak. Di dalamnya tidak terdapat
kesepakatan untuk melakukan suatu usaha/pekerjaan, selain keterikatan
seseorang untuk memberikan modalnya. Di dalamnya juga tidak
terdapat badan yang melakukan pengelolaan, dalam kapasitasnya
sebagai manusia yang terdapat dalam perseroan. Yang ada di dalamnya
hanyalah modal, tanpa disertai dengan badannya sama sekali.
Dengan demikian, dari aspek ini akad (transaksi) perseroan
saham menurut syariah jelas batil. Artinya, perseroan saham merupakan
perseroan yang batil, karena memang--dalam pandangan syariah,
peny.-tidak dianggap telah terjadi suatu perseroan; tidak layak pula
definisi perseroan dalam Islam diberlakukan atas perseroan saham ini.
Kedua, perseroan adalah sebuah akad (transaksi) untuk
mengelola modal. Pengembangan modal dengan perseroan merupakan
pengembangan kepemilikan. Pengembangan kepemilikan merupakan
salah satu bentuk tindakan yang sah menurut syariah. Pengelolaan yang
sah menurut syariah itu semuanya bersifat tashorruja: qawliyah
(tindakan yang disertai dengan adanya suatu ucapan; seperti ijab-qabul,
penerj.). Tindakan tersebut hanya mungkin lahir dari seorang manusia,
bukan dari modal. Karena itu, pengembangan kepemilikan melalui
perseroan tentu harus berasal dari pemilik tindakan, yaitu dari
manusianya, bukan dari modalnya. Dalam perseroan saham justru
modal berkembang dengan sendirinya tanpa adanya badan pesero
serta tanpa adanya pengelola yang memang memiliki hak untuk
mengelola. Persseroan ini malah menyerahkan pengelolaannya pada
230 Sistem Ekonomi Islam
satu pesero jika perseroan tersebut terdiri dari dua pesero. Apabila terdiri
dari beberapa pesero maka yang rusak hanya perseroan orang yang
meninggal, atau gila, atau berhalangan tetap. Apabila salah seorang
pesero tersebut meninggal dunia, sementara dia mempunyai ahli waris,
maka harus diteliti terlebih <lulu: Jika ahli warisnya belum akil balig
maka dia tidak boleh melanjutkan perseroannya. Namun, jika dia sudah
akil balig maka boleh perseroannya dilanjutkan, dan dia berhak
mendapat izin pesero lain untuk ikut mengelola serta menuntut
pembagian hasil. Apabila pesero berhalangan tetap maka perseroan
tersebut bubar, karena seorang pesero sudah seharusnya orang yang
bisa mengelola.
Karena perseroan saham tersebut bersifat tetap, dan terus
berlanjut meski salah seorang peseronya meninggal dunia, atau
berhalangan tetap, maka inilah yang mengakibatkan perseroan tersebut
menjadi rusak (fdsid). Sebab, perseroan tersebut mengandung syarat
yang rusak berkaitan dengan keberadaan perseroan dan substansi
akadnya.
Ringkasnya, perseroan saham-dalam pandangan Islam,
peny.-pada dasarnya tidak pernah berdiri sebagai suatu perseroan.
Pasalnya, yang menjadi pesero hanyalah modal; tidak ada sama sekali
unsur pesero badan, padahal pesero badan merupakan syarat utama.
Sebab, dengan adanya pesero badan, maka perseroan tersebut bisa
didirikan sebagai sebuah perseroan (yang absah secara syar'i, peny.).
Tanpa adanya pesero badan, perseroan bentuk apa pun dipandang
tidak pernah berdiri sehingga perseroan tersebut dianggap tidak pernah
ada sama sekali.
Perseroan saham, menurut kalangan kapitalis, dipandang
sempurna hanya karena adanya pesero berupa modal, bukan karena
yang lain. Perseroan sibuk dan menjalankan aktivitasnya tanpa harus
ada pesero badan, bahkan pesero badan-dalam perseroan saham
ini-tidak memiliki nilai sedikit pun. Dari sini, maka perseroan saham
merupakan perseroan yang batil karena menurut syariah belum dinilai
sebagai sebuah perseroan.
Kemudian orang-orang yang mengelola perseroan adalah direksi
dan dewan komisaris. Mereka adalah wakil dari pemilik (pemegang)
Perseroan dalarn Sistem Kapttalts 233
saham. Artinya, mereka adalah wakil dari pesero yang berupa modal.
Padahal menurut syariah, seorang pesero tidak boleh diwakilkan kepada
seorang wakil pun untuk mengelola perseroannya sebagai wakil pesero,
baik pesero tersebut berupa pesero modal maupun pesero badan.
Sebab, akad (transaksi) perseroan tersebut mengikat dirinya sehingga
dialah yang secara langsung harus mengelolanya. Karena itu,
mewakilkan atau mengontrak orang untuk mengelola dan menjalankan
aktivitas berdasarkan perseroan tersebut hukumnya tidak boleh.
Selain itu, pesero berupa modal, menurut syariah, tidak memiliki
hak untuk melakukan pengelolaan dan aktivitas dalam perseroan secara
mutlak. Sebab, pengelolaan dan aktivitas dalam perseroan tersebut
hanya menjadi hak pesero badan, bukan pesero lain. Perseroan saham
juga telah meniscayakan adanya body corporate; dialah yang berhak
untuk mengelolanya. Padahal secara syar'i pengelolaannya tidaklah
sah, kecuali dilakukan oleh manusia yang memiliki kemampuan untuk
mengelola, misalnya dia harus sudah akil balig atau akil mumayyiz.
Karena itu, setiap pengelolaan yang bukan dari manusia, menurut
syariah, hukumnya batil.
Jadi, menyandarkan pengelolaan pada body corporate
hukumnya haram. Karena itu, ia harus disandarkan pada orang yang
memiliki kemampuan untuk mengelola, yaitu manusia. Dengan
demikian, perseroan saham adalah perseroan yang batil; seluruh
aktivitas dan pengelolaannya batil; semua harta yang diperoleh melalui
perseroan juga termasuk harta yang batil karena diperoleh melalui
pengelolaan yang batil. Karena itu, harta tersebut tidak halal untuk
dimiliki.
4. Koperasi
Koperasi adalah salah satu jenis perseroan kapitalis. Koperasi
tetap merupakan bentuk perseroan meskipun namanya adalah koperasi.
Koperasi adalah bentuk sharing saham di antara sekelompok orang
yang bersepakat mengadakan kerjasama sesuai dengan kondisi tertentu
mereka.
Koperasi dalam model perdagangan umum biasanya didirikan
dengan tujuan untuk membantu para anggotanya, atau menjamin
238 Sistem Ekonomi Islam
5. Asuransi
Asuransi jiwa, atau barang, atau hak milik, atau asuransi yang
lain adalah salah satu bentuk akad (transaksi) yang ada. Asuransi
merupakan akad (transaksi) antara perusahaan asuransi dan
tertanggung (insured). Dalam hal ini, pihak tertanggung meminta
komitmen kepada perusahaan asuransi untuk memberikan ganti rugi
(pertanggungan) kepada yang bersangkutan. Bisa jadi pertanggungan
adalah berupa barang-sebagai ganti rugi barang-yang hilang, atau
berupa harganya apabila terkait dengan barang atau hak milik, atau
dapat berupa uang apabila terkait dengan jiwa dan sejenisnya; termasuk
jika ada kejadian yang menimpa pihak tertanggung dalam jangka waktu
tertentu, sebagai ganti rugi dalam bentuk uang tertentu. Kemudian
perusahaan asuransi-sebagai pihak penanggung (insurer)-
menenmanya.
Berdasarkan ijab dan qabul semacam ini, perusahaan asuransi
berkomitmen (berjanji) untuk memberikan ganti rugi kepada pihak
tertanggung sesuai dengan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati
oleh kedua belah pihak; baik berupa barang yang dihilangkan, atau
berupa harga pada saat terjadinya suatu peristiwa, atau berupa uang
yang telah disepakatinya. Contohnya, jika barang a tau mobil seseorang
rusak, atau rumahnya terbakar, atau hak miliknya dicuri orang, atau
meninggal dunia ataupun yang lain, dalam jangka waktu tertentu, maka
pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebagai ganti uang
tertentu yang telah dibayarkan oleh pihak tertanggung, dalam jangka
waktu tertentu.
Dari sini tampak jelas bahwa asuransi-yakni kesepakatan
antara perusahaan asuransi dan pihak tertanggung atas jenis asuransi
dan syarat-syaratnya-merupakan salah satu bentuk akad (transaksi).
Hanya saja, berdasarkan akad (transaksi)-yakni kesepakatan-yang
dilakukan kedua belah pihak, perusahaan asuransi memberikan janji
242 Sistem Ekonomi Islam
tersebut tidak harus mendapatkan jaminan, baik pada saat itu juga,
ataupun dengan kekayaan pihak penjamin, makajaminan tersebut tidak
sah. Sebab, yang tidak wajib ditunaikan oleh pihak yang dijamin tentu
lebih tidak wajib ditunaikan oleh pihak penjamin.
Contohnya, ada seseorang yang menerima pakaian dari orang
lain. Lalu ada seseorang yang lain berkata kepada pemberi pakaian,
"Berikanlah pakaianmu kepadanya, aku yang akan menjaminnya."
Lalu pakaian itu hilang. Apakah pihak penjamin tersebut harus
membayar harga pakaian tersebut kepada pemilik pakaian?
Jawabannya: Jika pakaian tersebut hilang bukan karena perbuatan
pihak yang mendapatjaminan (penerima pakaian, peny.), juga bukan
karena kecerobohannya, maka dalam hal ini penjamin tidak mempunyai
kewajiban apa pun, karena madhmun 'anhu tidak mempunyai
kewajiban apa-apa. Jika pihak penerima pakaian tidak mempunyai
kewajiban apa-apa maka pihak penjamin tentu lebih tidak mempunyai
kewajiban apa-apa.
Atas dasar ini, hak tersebut haruslah berupa hak wajib atas yang
lain, yang harus diterima oleh pihak yang dijamin atau suatu kewajiban
yang akan jatuh tempo pemenuhannya sehingga jaminan tersebut layak
disebut sebagai sebuah jaminan.
Hanya saja, yang dijamin dan pihak yang mendapatkan jaminan
tidak disyaratkan harus sudah jelas, karena jika pun pihak yang dijamin
tersebut belum diketahui, tetap sah jaminannya. Jika seseorang berkata,
"Berikanlah pakaianmu kepada tukang cuci itu." Kemudian dia
menjawab, ''Aku khawatir, dia akan menghilangkannya." Lalu orang
tadi berkata lagi, "Berikanlah pakaianmu kepada tukang cuci itu, akulah
yang akan menjaminnya jika hilang." Orang tadi tidak menentukan
tukang cuci yang mana. Jaminan semacam ini tetap dinilai sah. Apabila
orang tadi memberikan pakaian tersebut kepada tukang cuci, lalu
pakaian tersebut hilang, maka orang tadi harus menjaminnya, meskipun
orang yang dijamin tadi masih belum jelas (majhul). Demikian halnya
kalau dia mengatakan, "Fulan itu adalah tukang cuci yang mahir. Setiap
orang mencucikan kepadanya. Akulah yang akan menjamin para
tukang cud itu." Transaksi semacam ini juga sah meskipun pihak yang
dijamin tersebut masih belum diketahui (majhul).
246 Sistem Ekonomi Islam
JG :;; 4e) ~~ ~~ ~ ~
- ,,,. ,,,. -!ff, -
~ ~ lii1 /
J~) 0LS--»
« ~1.,4, ~l~ I y--'_I" - Jli 0(G~
.J. , ~ .,,.. ,,,.. .} ,, " ,,,. ,,. ;',,,. ~
0
r--~ _) - ~
0
r : I y_\Li Cf..
~ ·; ~i
-
JW ~ - •.,,.
,,,.,,,. ,,,,, .,,,. ,,,. ~
.,,. :1' _,,, ...... .... ' ,... ;'. ,... ,, ,,,. 0 ,,.. ,... ,,.. ,,.. ,,,.. ,,..
~ µ
,,,.
Jli Aili
,,,..
J~~ \.i ~- ~ ~_)~\JI ,,,.,
~;t:; }.i JW
~ Jji \Si jli ~ lii1 J~j ~ ~\ ~ \~ ~ ~\ J~)
.,,,.. ,,,.. " ,,,..
yang harus ditunaikan oleh si mayit. Jelas pula, bahwa dalam transaksi
jaminan tersebut ada pihak penjamin, yang dijamin dan pihak yang
mendapatkan jaminan. Jaminan adalah menunaikan hak harta tanpa
suatu kompensasi (imbalan) apa pun. Jelas pula, bahwa pihak yang
dijamin, yaitu si mayit dan pihak yang mendapatkan jaminan, yaitu
orang yang berpiutang, adalah sama-sama majhul, tidak jelas.
Hadis ini memuat tentang syarat-syarat sah-tidaknya jaminan
serta syarat terwujud-tidaknya transaksi jaminan tersebut.
Inilah jaminan yang sah menurut syariah. Dengan demikian,
dengan mencocokkan perjanjian asuransi pada jaminan-sementara
perjanjian asuransi hanya sekadar janji-kita menemukan, bahwa
asuransi tidak memenuhi seluruh syarat yang dinyatakan oleh syariah
hingga asuransi tersebut sah dan transaksinya diakui oleh syariah.
Dalam asuransi tidak ada pemindahan hak (kepemilikan)
seseorang kepada orang lain secara =mutlak. Perusahaan asuransi tidak
menjaminkan hartanya kepada seseorang dalam menunaikan
kewajiban pihak tertanggung. Di sini juga tidak ada jaminan sehingga
asuransi tersebut menjadi batil. Dalam asuransi juga tidak terdapat hak
penerima tanggungan pada seorang pun yang harus ditanggung oleh
perusahaan asuransi. Pasalnya, tidak ada hak harta bagi penerima
tanggungan pada seorang pun, yang kemudian ditanggung oleh
perusahaan asuransi. Di sini juga tidak ada hak harta. Karena itu,
perusahaan asuransi juga tidak menanggung hak harta apa pun hingga
jaminannya bisa disebut jaminan menurut syariah.
Tanggungan yang diberikan oleh perusahaan asuransi, atau
harga barang, atau uang yang diserahkan oleh perusahaan asuransi
ternyata tidak diterima oleh penerima tanggungan ketika polis asuransi
ditandatangani, baik secara tunai maupun dibayarkan kemudian, agar
jaminan tersebut sah menurut syariah. Dengan demikian, perusahaan
asuransi menjamin sesuatu yang tidak wajib dilaksanakan-baik tunai
maupun kredit-sehingga jaminannya tidak sah dan mengakibatkan
asuransi tersebut batil.
Lebih dari itu, dalam asuransi tersebut tidak ada pihak yang
dijamin (madhmun 'anhu) karena perusahaan asuransi tidak
248 Sistem Ekonomi Islam
CARA--CARA TERLARANG
DALAM PENGEMBANGAN
HARTA MILIK
I. Perjudian
Syariah telah melarang secara tegas perjudian. Bahkan syariah
menganggap harta yang diperoleh melalui perjudian sebagai harta yang
haram dimiliki. Allah SWT berfirman:
2. Riha
Syariah telah melarang secara tegas riba, berapapun jumlahnya,
baik sedikit ataupun banyak. Harta hasil ribajelas haram. Tidak seorang
pun boleh memilikinya. Harta itu harus dikembalikan kepada
pemiliknya jika mereka telah diketahui. Allah SWT berfirman:
....->,.:JI i~
' ~-- ~ ~1 uy~
-: ' ~, ~
1
<-1\ -:u~.I ~l _
1Y.! ~, -: .:JI~?
'1!:
u---: &'-.IT w 1 i--tlj
, , ~
_,..,
1
J .... ~ t ,,, c
,.l*'J. L,. ~J.l'~
.. ~.., :
""""'
II ~~ u~. ~..
, , ., ., ~ """'
~ .1:.11 ~ .
.J.
..
.k..
J , J -::~
( ~ef.~ ,,,..,., • ' • ~ ~.... a , 1 - rI
~ ..._;_)J~ ~ ~ -31.,;..)
Orang-orang yang memakan (mengambil) riba tidaklah berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Hal itu karena mereka berpendapat bahwa
jual-beli itu sama saja dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan
jual-beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
padanya larangan Tuhannya, lalu terus berhenti ( dari mengambil
riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dulu (sebelum datang
/arangan), sementara urusannya terserah kepadaAllah. Orang-orang
yang mengulanginya (mengambil riba) adalah penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya (QS al-Baqarah [2]: 275).
,,.
....
J
4
,. •
uPfi
,,.,
"J
r--·
~"'
0
if \..A»
,,.,
Tidak seorang Muslim pun yang meminjami Muslim yang lain
dengan suatu pinjaman sebanyak dua kali, kecuali ha/ itu seperti
254 Sistem Ekonomi Islam
dengan para petani kaya tersebut adalah orang yang setara dengan
mereka dalam hal kebutuhan untuk memenuhi hajat hidup mereka.
Rasulullah saw. pemah memberikan tali dan kapak kepada seorang
laki-laki agar bisa digunakan mencari kayu supaya orang tersebut bisa
makan.
Hanya saja, meninggalkan riba tidak boleh bergantung pada
adanya masyarakat Islam, adanya Negara Islam, atau adanya orang-
orang yang bisa meminjamkan harta (tanpa bunga, peny.). Bahkan
riba hukumnya tetap haram sehingga wajib ditinggalkan; baik Negara
Islam sudah ada ataupun belum; baik ada masyarakat Islam ataupun
tidak; baik ada orang yang bisa memberikan pinjaman harta (tanpa
bunga, peny.) ataupun tidak.
3. Al-Ghabn al-Famsy
Al-Ghabn menurutbahasa bermaknaa/-khada' (trik). Dikatakan,
"Ghabanahu ghabn[ an] fi al-bay'i wa asy-syird'," maknanya:
"Khada'ahu wa ghalabahu." (Dia benar-benar melakukan trik dalam
jual-beli; yaitu memperdaya sekaligus menekannya); "Ghabana
Fulan[an]," maknanya; "Naqashahuff ats-tsaman waghayyarahu," (Dia
melakukan trik terhadap si Fulan; yaitu mengurangi dan mengubah
harganya). "Fa huwa ghdbin wa dzaka maghbCm." (Karena itu, dia
adalah pelaku trik, sedangkan si fulan adalah pihak yang terpedaya).
Ghabn adalah menjual/membeli sesuatu dengan harga yang
lebih tinggi dari harga rata-rata, atau dengan harga yang lebih rendah
dari harga rata-rata. Trik yang keji (al-ghabn al-fdhisy) secara syar'i
hukumnya memang haram. Sebab, keharamannya telah ditetapkan
berdasarkan hadis yang sahih, yang mengandung tuntutan yang tegas
untuk meninggalkannya.
Imam al-Bukhari menuturkan hadis dari Abdullah bin Umar
ra., bahwa pernah ada seorang laki-laki mengatakan kepada Nabi saw.
bahwa dia telah melakukan trik dalam jual-beli. Beliau bersabda:
,,,,.. ,,,. ,,, 0 J.,,,. ,,,,
«~'Y.>- ':1
/
JA! ~Li \~ l» /
~\::;.
~-.-
0
~l+i
,,,,
~
'
4\)\ ~
,,,.
J
,,,,,
~~~
,,.
:;:~ o.;:ili-
,,,.,,,,
0
J),,, t ~ ~µ ..,.,,
,...,
JJ\j
~
, J
.!J ) Lf ~' 0 • ~ JI
..,,,,.
-0'~~ J W
V.&"
~--
"'
I
0•
' J ~I Ji I "' ~ tS J W
d' .r i ') ~.. •
~- ,, "
~ ,,,. - ,,,. ,,,. ,,,.
,,,,, ,,,. ,,,. 0 J,,,, 0
,_;;,;'"j~ J t.:>Jl.i
-
1"..:.._G:f.
. ~
,,,,.. , ,,,,..
~
1J ,,,,..
uI< ~j ~i ~
"':. a_;-...1_.
,,,,,
. ..Jl.:I'- "l ,,,,
~
l;;a ~
,,,,
.
\~\))
~
,,,,..
«~~ ,,,.,,,,
~ ~~~~u ~ 01)
,,,
~t.9
,,.
~~~~
,,,
0k! JQ
~ ,,,.
«;J
~
t ~J ~~~ ~G 01) ~i ,,,,
~G 01 ~ ,,,,
,.,.
Ibnu Majah juga menuturkan hadis dari Abu Hurairah, dari Nabi
saw. yang pernah bersabda:
/. /. 0 ,,,, ~ ,,,. ,,,,,,,,, .,,,. 0 ,,,.
t_ ~\ :;.»
~.II'.
~ ~~
,,,
~ ~~ ~;~ 0~
,,;
\4'f
~
~~ J~~
,,,,. _.,. ,,,,.
~ ~I~
<~I~~ ;J
~
Siapa saja yang telah membeli seekor hewan ternak yang tidak
diperah hingga ambingnya kelihatan besar maka dia bisa memilih
hingga tiga hari. Jika ( dalam tiga hari itu) dia mengembalikannya,
maka dia harus mengembalikannya seharga satu sha' kurma, bukan
dengan air susu (HR Ibo Majah).
5.Penimbunan
Penimbunan secara mutlak dilarang dan hukumnya haram.
Sebab, ada larangan yang tegas di dalam hadis. Diriwayatkan dalam
Shahlh Muslim dari Said bin al-Musayyab, dari Ma'mar bin Abdullah
al-Adawi ra., bahwa Nabi saw. bersabda:
,,,.
M
~
~ -
,,. ,,.
..
«a..:9J1
,,. ,,
Q
,,, ~
0
,., ;I
0 Q ...... ,.,.
6. Mematok Harga
Allah SWT telah memberikan hak kepada setiap orang untuk
membeli dengan harga yang dia sukai. lbnu Majah menuturkan hadis
dari Abu Said ra. yang mengatakan, bahwa Nabi saw. pernah bersabda:
J • • ""
«(:!.r..J~ J • •
0
• " ~I
u. J Li! ~
l~ •"" ~I J ~) lS- J W
J "
" "
Sesungguhnya pemah ada seseorang datang, lalu berkata, "Ya
Rasulullah, patoklah harga ini." Beliau menjawab, "(Tidak) justru
biarkan saja.' Kemudian beliau didatangi oleh laki-laki yang lain,
lalu berkata, "Ya Rasulu/lah, patoklah harga ini." Beliau menjawab,
268 Sistem Ekonomi Islam
. ····-------
Hak Mengelola Harta Melalui lnfak.... 271
«J.YJ ~ /
f~1j J$- » ~ ~~ ~~~\ ~» /
~~ :r ;;:,a;;11 ~
~
"" 0 ~ ..,
~)
""
~t_;.
0
~1 ~
....
Jll
\
,,,.
J~~ ~ ~ L::~!»
/ ""'
,,,,.
,,,,
2 72 Sistem Ekonomi Islam
,,,, , , '* ' ,, ~,, "" 0 ' ,,,. ,,,,, ,,,. ,,,.
,,,... ~ ,,,, ,,,, ,,,,. ,,,,, ,,,,. ,,, :::. /0 ,,,,,,,, ,,,, .... .... ;". J .,,.
«Js- ~ y lj~1
;'
W1»
;'
r ~ ~! t_)I J ~1;..1
0 ; ,,,. 0; -;. ,,,.,,,. ,,,
~~lj ~\ ~u ~
L~ ~\~ ~ 4\)\
~
J~~
tindakan lain selain itu, tentu lebih utama untuk tidak dilaksanakan.
Semua paparan di atas ini menyangkut tindakan seseorang
untuk mendermakan hartanya kepada orang lain. Adapun tindakan
seseorang untuk mendermakan (membelanjakan) harta untuk dirinya
sendiri, juga untuk orang-orang yang menjadi tanggungannya, maka
dalam hal ini Islam turut mengaturnya .. Bahkan Islam telah
menggariskan cara (mekanisme) yang tegas untuk mencegah seseorang
dari hal-hal sebagai berikut:
J{ ~ .,,. ,,..,,,..:;,,,""
'~~...G ~~...u
Jika Kami hendak membinasakan suatu negeri maka Kami
memerintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri
itu (supaya menaati Allah). Akan tetapi, mereka melakukan
kedurhakaan dalam negeri itu. Karena itulah, sudah sepantasnya
berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami
menghancurkan negeri itu sehancur-hancumya (QS al-Isra' [17]:
16}
Hak Mengelola Harta Melahn lnfak.... 285
t ~_, "" J ~
s:-··~;JJlj L-~:?~ (}--1 '111 ;u1 ~..) ~.?- ~ J:!yr
" ' J -: ,J ,J ,. "'
'~j_~JI ~
Katakanlah, "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah
yang telah Dia keluarkan untuk hamba-hamba-Nya, juga rezeki yang
baik-baik?" {QS al-A'raf [7]: 32).
«~I}' ) ~ J)\ ~
,. ,.
:}i ~ ~ C. Aill ~UI l~l»
,.
Jika engkau telah dianugerahi harta oleh Allah, tampakkanlah tanda-
tanda nikmat dan kemuliaan yang telah Allah berikan kepadamu
itu {HR al-Hakim, dari ayah Abu al-Ahwash).
t..:: i...r=-J
, !" 0
....
"
~
":.
,.
U--J
l~--
,,..
u-· ~
0 ....
,!j:J)) ~
/ .... ,,
~ '-?~ Jw ~ ~ ~) ~ :.:_,.i;:.r
/ ,,,,
c ~1 ~JJ)) ,,,. ,,,,.
«J_,~~
~ ~
WahaiRasulullah, Abu Sufyan adalah orang yang bakhil, yang tidak
pernah memberiku nafkah yang bisa mencukupiku serta anak-
anakku, kecuali nafkah yang aku ambil darinya ketika dia tidak
tahu (lengah)." Jawab Nabi saw, "Ambi/lah, nafkah yang bisa
mencukupimu serta anak-anakmu, sewajarnya saja." {HR al-
Bukhari dan Ahmad).
Kemiskinan (AJ-Faqr)
Kata faqr (kemiskinan/kefakiran), menurut bahasa, maknanya
adalah ihtiydj (membutuhkan). Dikatakan, misalnya:faqara wa iftaqara,
lawan katanya istaghnd (tidak membutuhkan/berkecukupan); iftaqara
i/ayhi maknanya adalah ihtdja (membutuhkan). Orangnya disebut/aqfr
(orang yang membutuhkan), yang bentuk jamaknya adalah fuqara.
Afqarahu lawan katanya aghnahu. Kata faqr adalah bentuk mashdar
(gerund); lawan katanya ghaniy. Hal itu karena seseorang bisa saja
membutuhkan sesuatu, namun dia tidak memiliki sesuatu yang dia
butuhkan.
Kata/aqfr, menurut pengertian syariah, maknanya adalah orang
yang membutuhkan, yang keadaannya lemah dan tidak bisa dimintai
apa-apa. Mujahid mengatakan, "Faqir adalah orang yang tidak bisa
dimintai apa-apa." Jabir bin Zaid juga mengatakan, "Faqfr adalah orang
yang tidak bisa dimintai apa-apa." Adapun Ikrimah mengatakan, "Faqfr
adalah orang yang lemah." Allah SWT berfirman:
«~~J~Y-S'
,,,
_,.,,,,. _,,, ,,,,,
J#11;_;J~i~~j'dh>
,,, ,,,
,,,,, ,,,,.
Ingatlah, bahwa hak mereka atas kalian adalah agar kalian berbuat
baik kepada mereka dalam (memberikan) pakaian dan makanan
(HR Ibo Majah).
Maksud dari kata "kalla" adalah orang yang lemah, yang tidak
mempunyai anak maupun orangtua (sebatang kara). Allah SWT
berfirman:
Hak Mengelola Harta Melalul lnfak.... 295
Apabila kas zakat dari Baitul Mal tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan kaum fakir-miskin maka negara wajib memberikan nafkah
kepada mereka dari kas lain, dari Baitul Mal. Apabila di Baitul Mal
tidak terdapat harta sama sekali maka negara harus mewajibkan pajak
atas harta orang-orang kaya, lalu menyerahkannya kepada para fakir
miskin. Sebab, status asal nafkah tersebut wajib bagi kerabat terdekat.
Apabila mereka tidak ditemukan maka kewajiban tersebut berlaku untuk
anggaran belanja zakat. Apabila dari anggaran tersebut tidak ditemukan
maka kewajiban tersebut berlaku untuk Baitul Mal. Apabila di Baitul
Mal tidak terdapat harta sama sekali maka kewajiban tersebut berlaku
atas seluruh kaum Muslim. Nabi saw. bersabda:
,,
«JGJ"J ~r_) l3.
Siopa saja yang menjadi penduduk suatu daerah, lalu di antara
mereka terdapat seseorang yang kelaparan, maka perlindungan
Allah SWT telah terlepas dari mereka (HR Ahmad).
«~,,,,,,, ~~ j~
,,,. .,,,,,
J12~ ~~~jot;\~~::;~
,,,,,. ,,,,.. ,,,.
~TC»
Tidaklah beriman kepada-Ku siapa saja yang tidur kekenyangan,
sedangkan tetangga di sampingnya kelaparan, sementara dia
mengetahuinya (HR al-Bazzar, dari Anas ra.).
«~ ~ ~ 0~ ~ ai~1,,
~»
Sebaik-baik sedekah adalah harta yang diberikan dari orang yang
berkecukupan (HR al-Bukhari).
Mulailah dari dirimu. Karena itu, nafkahilah dirimu. Jika ada suatu
kelebihan maka berikanlah kepada keluargamu. Jika masih ada
sisa suatu kelebihan (setelah memberi nafkah) terhadap ke/uargamu
maka berikan/ah kepada kerabat dekatmu. Jika masih ada sisa suatu
kelebihan (setelah memberi nafkah) terhadap kerabatmu maka
demikianlah seterusnya. Begitulah (yang seharusnya) (Beliau
mengatakan): Mulailah yang di depanmu, lalu di sebelah kananmu
dan kemudian di sebelah kirimu (HR Muslim}.
KEPEMILIKAN UMUM
«) ..'~'.HJ~
,,,, .,,
w lj ~I
,,,,
~
,,,,
..!;.) ~
1t-
Jt ~IS'~ J _,.-L: . . cJI»
.,,,, ,,,,
Kepernillkan Umum 301
Kaum Muslim bersekuiu (memiliki hak yang sama) dalam tiga ha/:
air, padang dan api (HR Abu Dawud).
, ,,,,.
0lS"° ~ JLU aki.UI
,,,.
~ ~,,,,. ~ ~ ~I J~~ 0h>
,,,,,
~ 0f_,
,,,.
414-d~ij ~lb
,,,, ,,,, ,,,,.
~G.:. 0~
,,,,
C \,+t:/J ~i;,J\
"' ,,,,.
J.i~I jl ~~I
,,,,. ,,,. ,,,,.
Kepemilikan Umum 303
Barang yang ada di jalan (yang dilewati) atau kampung yang ramai
itu tidak termasuk 'luqathah' hingga diumumkan selama satu tahun.
Jika (selama satu tahun itu) pemiliknya datang untuk memintanya
maka berikanlah barang tersebut kepadanya. Jika tidak ada maka
barang itu adalah milikmu. Di dalam 'al-kharob', yakni di dalamnya,
atau di dalam rikdz, terdapat 'khumus' (seperlima dari harta temuan
untuk dizakatkan)." (HR Abu Dawud).
,,,,. ,,,, ,,,..,. " ,,,, 0 ,,, ,,,, ,,,,. ""' ,,,, ,,,, ,,,, ,,,, 0 .,.
Jtj :W1
,
~w1 ~ ~~ Wl" ~ ~~ G '-?JJ.fi ~I~~~
,,,, ,,,.
«~;~
Sesungguhnya ia pemah meminta kepada Rasulullah saw. untuk
menge/ola tambang garamnya. Lalu beliau memberikannya. Setelah
ia pergi, ada seseorang dari majelis tersebut bertanya, "Wahai
Rasulullah, tahukah engkau, apa yang engkau berikan kepadanya?
Sesungguhnya engkau telah memberikan sesuatu yang bagaikan
air mengalir."Rasulullah kemudian bersabda, "Ka/au begitu, cabut
kembali tambang tersebut darinya." (HR at-Tirmidzi).
A-Ma'u al- 'iddu adalah air yang tidak terbatas jumlahnya. Hadis
tersebut menyerupakan garam dengan air yang mengalir, karena
jumlahnya tidak terbatas. Hadis ini menjelaskan bahwa Rasulullah saw.
memberikan tambang garam kepada Abyadh bin Hammal. lni
menunjukkan kebolehan memberikan tambang garam. Tatkala beliau
mengetahui, bahwa tambang tersebut merupakan tambang yang
berjumlah ban yak, yang tidak bisa habis, maka beliau mencabut kembali
304 Sistem Ekonomi Islam
Dengan meneliti pernyataan para ahli fikih, semakin jelas bahwa mereka
telah menjadikan garam terkategori tambang. Dengan demikian, hadis
ini jelas terkait dengan tambang, bukan semata-mata garamnya secara
khusus.
Memang, ada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, bahwa
Rasulullah saw. pernah memberikan tambang kepada Bilal bin Harits
al-Muzni dan kabilahnya. Ada juga hadis yang diriwayatkan oleh Abu
Ubaid dalam kitab Al-Amwal dari Abu lkrimah, yang mengatakan,
"Rasulullah saw. memberikan sebidang tanah ini kepada Bilal dari
tempat ini hingga sekian, berikut kandungan buminya, baik berupa
gunung atau tambang."
Hadis-hadis ini sebetulnya tidak bertentangan dengan hadis dari
Abyadh. Bahkan hadis-hadis di atas mengandung pengertian, bahwa
tambang yang diberikan oleh Rasulullah saw. kepada Bilal adalah
terbatas sehingga boleh diberikan. lni sama sebagaimana Rasulullah
saw. pertama kalinya memberikan tambang garam tersebut kepada
Abyadh. Artinya, hadis ini tidak boleh diartikan sebagai pemberian
tambang secara mutlak. Pasalnya, jika diartikan demikian, tentu
bertentangan dengan tindakan Rasulullah saw. mencabut kembali
tambang yang telah beliau berikan, tatkala beliau tahu bahwa tambang
tersebut mengalir dan tidak terbatas jumlahnya. Jadi, jelas bahwa
kandungan tambang yang diberikan oleh Rasulullah tersebut bersifat
terbatas dan bisa habis.
Hukum ini, yakni keberadaan tambang yang tidak terbatas
jumlahnya sebagai milik umum, adalah meliputi semua tambang; baik
tambang yang tampak, yang bisa diperoleh tanpa harus bersusah-payah
dan bisa mereka manfaatkan semisal garam, antimonium, batu mulia
dan sebagainya; ataupun tambang yang berada di dalam perut bumi,
yang tidak bisa diperoleh selain dengan kerja keras dan susah payah
semisal tambang emas, perak, besi, tembaga, timah dan sejenisnya;
baik berbentuk padat semisal kristal ataupun berbentuk cair semisal
minyak tanah. Semua itu adalah tambang yang termasuk dalam
pengertian hadis di atas.
Adapun benda-benda yang sifat pembentukannya mencegah
untuk dimiliki secara pribadi adalah benda yang mencakup kemanfaatan
306 Sistem Ekonomi Islam
KEPEMILIKAN NEGARA
Jika syariah telah menentukan sasaran dari harta yang dikelola dan
tidak menyerahkannya kepada pandangan dan ijtihad Khalifah, maka
harta tersebut bukan milik negara, namun semata-mata menjadi milik
orang yang telah ditentukan oleh syariah. Karena itu, zakat, misalnya,
tidak termasuk milik negara, melainkan milikashnaf delapan yang telah
ditentukan oleh syariah. Baitul Mal hanya menjadi tempat
penampungan zakat agar bisa dikelola mengikuti obyek-obyeknya.
Memang, negara mengelola hak milik umum serta hak milik
negara. Namun, ada perbedaan antara kedua bentuk hak miliktersebut.
Harta yang termasuk milik umum pada dasarnya tidak boleh diberikan
oleh negara kepada siapa pun, meskipun negara bisa saja membolehkan
orang-orang untuk mengambilnya melalui pengelolaan yang
memungkinkan mereka untuk memanfaatkannya. lni berbeda dengan
hak milik negara. Negara berhak untuk memberikan harta tersebut
kepada individu tertentu, sementara yang lain tidak. Negarajuga berhak
mencegahnya dari individu, jika memang negara menganggap
kebijakan itu terkait dengan pelayanan urusan mereka, di satu sisi, tanpa
memberikan harta tersebut kepada mereka. Air, garam, padang
gembalaan dan lapangan, misalnya, tidak boleh sama sekali diberikan
oleh negara kepada siapa pun. Namun demikian, semua orang boleh
memanfaatkannya; kemanfaatannya merupakan hak mereka, tidak
dikhususkan untuk satu orang saja, sementara yang lain tidak. Kharaj,
misalnya, boleh diberikan oleh negara kepada para petani saja dan
tidak kepada yang lain, dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah
pertanian; boleh juga digunakan untuk membeli senjata saja, dan tidak
diberikan kepada seorang pun. Inilah pengelolaan negara berdasarkan
kebijakannya semata-mata demi kepentingan rakyat. []
309
NASIONALISASI
BUKANLAH KEPEMILIKAN UMUM
ATAUPUN KEPEMILIKAN NEGARA
MEMPROTEKSI
FASILITAS UMUM
Tidok ada proteksi kecuali oleh Allah dan Rasul-Nya (HR Abu
Dawud, dari Sha'b bin Jutsamah).
<~WIH.
,.,
d- ~ tf-t2:P ~I
~- /
~~~WI~\~~»
,,, ,., ,,,
Janganlah kalian menjual kelebihan air karena Rasulullah saw. telah
melarang menjual air (HR Ahmad).
Siapa saja yang melarang kelebihan air agar bisa menghalangi untuk
menyirami padang rumput, maka Allah pasti akan menghalanginya
dari anugerah-Nya pada Hori Kiamat (HR Abu Ubaid, dalam
kitab Al-Amwal).
INDUSTRI
pabrik kue, pabrik tekstil, industri mebel, dan sebagainya. Jika suatu
industri memproduksi barang-barang yang termasuk dalam kategori
hak milik umum, semisal industri pertambangan, yang mengeksploitasi
tambang-tambang yang tidak terbatas jumlahnya, maka industri tersebut
harus dimiliki sebagai milik umum. Ketentuan ini mengikuti barang
yang dieksploitasinya seperti emas, perak, besi, tembaga dan timah-
sebagaimana hukum industri minuman keras mengikuti keharaman
minuman keras. Industri tam bang juga boleh dimilikioleh negara, dalam
arti, negara wajib melakukan eksploitasi terhadap tambang-tambang
ini sebagai wakil kaum Muslim, serta untuk mencukupi kebutuhan
mereka.
Adapun industri pemotongan dan penempaan besi, industri
otomotif dan sebagainya adalah termasuk dalam kategori hak milik
individu. Karena itu, boleh bagi individu untuk memilikinya. Sebab,
barang-barang yang diproduksi bukan barang-barang yang termasuk
dalam kategori hak milik umum.
Atas dasar ini, setiap industri yang menghasilkan barang yang
termasuk dalam kategori hak milik umum harus dimiliki secara umum
atau dimiliki oleh negara, sebagaimana boleh dimiliki secara pribadi
oleh individu yang telah dikontrak oleh negara. Setiap industri yang
barang produksinya termasuk dalam kategori hak milik pribadi boleh
dimilikioleh pribadi karena memang termasuk ke dalam jenis hak milik
pribadi. []
317
BAITUL MAL
diletakkan pada kas khusus Baitul Mal clan tidak diberikan selain untuk
delapan kelompok (ashnaf) yang telah disebutkan di dalam al-Quran;
tidak sedikit pun dari harta zakat tersebut boleh diberikan kepada selain
delapan ashnaf trersebut, baik untuk keperluan negara maupun
keperluan umat. Meskipun demikian, seorang imam (khalifah) boleh
saja memberikan harta zakat tersebut berdasarkan pendapat dan
ijtihadnya kepada siapa saja dari kalangan delapan ashnaf tersebut.
Imam (Khalifah) juga berhak memberikan harta tersebut kepada
mereka. Pemasukan harta dari hak milik umum juga diletakkan pada
kas khusus Baitul Mal clan tidak boleh dicampur dengan yang lain.
Sebab, harta tersebut menjadi hak milik seluruh kaum Muslim, yang
diberikan oleh Khalifahsesuai dengan kemaslahatan kaum Muslimyang
mengikuti kebijakan dan ijtihadnya berdasarkan hukum-hukum syariah.
Harta-harta lain, yang merupakan hak Baitul Mal, diletakkan
pada Baitul Mal dengan harta yang lain, dan dibelanjakan untuk
keperluan negara dan umat, serta delapan ashnaf, termasuk apa saja
yang menjadi kebijakan negara. Apabila harta-harta tersebut cukup
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rakyat, maka cukup dengan
harta tersebut. Jika tidak cukup, negara harus mewajibkan pajak
( dharlbah) atas seluruh kaum Muslim untuk melaksanakan tuntutan
pelayanan urusan umat.
Adapun tatacara pewajiban pajak ini dilaksanakan sesuai
dengan apa yang diwajibkan oleh syariah atas kaum Muslim. Apabila
ada proyek (kegiatan) yang merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh kaum Muslim, lalu proyek (kegiatan) tersebut
membutuhkan biaya sampai bisa dilaksanakan oleh negara, maka untuk
melaksanakan tugas tersebut, negara boleh mewajibkan pajak atas kaum
Muslim.
Adapun dalam masalah yang tidak wajib bagi kaum Muslim,
semisal melunasi utang orang yang meninggal, maka untuk itu negara
tidak boleh mewajibkan pajak. Apabila di dalam Baitul Mal terdapat
harta, maka negara bisa melakukannya dengan harta tersebut. Jika
tidak ada, tugas tersebut gugur dari tanggung jawab negara.
Atas dasar ini, negara boleh menarik pajak dalam keadaan
Baltul Mal 319
yang bersifat paten, baik pada saat hartanya ada maupun ticlak,
yakni baik harta tersebut ada maupun ticlak ada di Baitul Mal.
Apabila harta tersebut ada maka seketika itu wajib cliberikan.Apabila
tidak ada, lalu clikhawatirkan akan terjacli kerusakan karena
pembelanjaannya clitangguhkan, maka negara bisa meminjam harta
untuk clisalurkan seketika itu juga, berapa pun hasil
pengumpulannya dari kaum Muslim, setelah itu dilunasi. Namun,
jika ticlak khawatir akan terjacli kerusakan, maka diberlakukanlah
kaidah: fa nazhirah i/d maysarah (dilihat saja yang mudah);
pembelanjaannya bisa ditunda hingga harta tersebut terkumpul,
barulah setelah itu dibelanjakan kepada yang berhak.
(3) Baitul Mal sebagai pihak yang berhak karena suatu kompensasi,
yaitu adanya harta yang menjadi hak orang-orang yang telah
memberikan jasa, lalu mereka meminta harta sebagai upah atas
jasanya. Contoh: gaji para tentara, pegawai negeri, hakim,
tenaga edukatif, dan sebagainya. Hak mendapatkan
pembelanjaan untuk keperluan ini tidak ditentukan berdasarkan
adanya harta. Pembelanjaannya merupakan hak yang bersifat
paten, baik pada saat harta tersebut ada maupun tidak, yakni
baik harta tersebut ada maupun tidak ada di Baitul Mal. Apabila
harta tersebut ada maka seketika itu wajib dibelanjakan. Apabila
tidak ada maka negara wajib mengusahakannya, dengan cara
memungut harta yang diwajibkan atas kaum Muslim. Jika
dikhawatirkan akan terjadi bahaya-jika pembelanjaannya ticlak
segera clilakukan-maka negara harus meminjam harta untuk
diberikan seketika itu juga, berapa pun jumlah hasil
pengumpulan hartanya dari kaum Muslim, lalu negara akan
melunasinya. Apabila tidak khawatir akan terjadi bahaya maka
diberlakukanlah kaidah: fa nazhirah ila maysarah (dilihat saja
yang mudah); pembelanjaannya bisa ditunda hingga harta
terse but terkumpul, barulah setelah itu dibelanjakan kepada yang
berhak.
(4) Baitul Mal sebagai pihak yang berhak clan pembelanjaannya untuk
suatu kemaslahatan clan kemanfaatan, bukan sebagai kompensasi
apa pun. Dengan kata lain, pembelanjaannya diberikan untuk
322 Sistem Ekonomi Islam
Apabila di dalam Baitul Mal terdapat harta maka harta itu wajib
disalurkan untuk keperluan-keperluan tersebut. Apabila di dalam
Baitul Mal tidak terdapat harta maka kewajiban tersebut gugur
dari Baitul Mal. Kaum Muslim juga tidak wajib membayar untuk
keperluan ini karena sejak awal pembiayaannya tidak wajib bagi
kaum Muslim.
(6) Hak pembelanjaannya karena adanya unsur keterpaksaan, semisal
ada peristiwa yang menimpa kaum Muslim seperti paceklik. angin
topan, gempa bumi, atau serangan musuh; maka hak
pem-belanjaannya tidak ditentukan berdasarkan adanya harta.
Pembiayaannya merupakan hak yang paten, baik pada saat harta
tersebut ada maupun tidak. Apabila harta tersebut ada maka harta
itu wajib disalurkan seketika itu juga. Apabila harta tersebut tidak
ada maka kewajibannya dipikul oleh kaum Muslim. Sebab, harta
tersebut wajib dikumpulkan dari kaum Muslim seketika itu juga.
Kemudian harta tersebut diletakkan di Baitul Mal untuk disalurkan
kepada yang berhak. Apabila dikhawatirkan akan terjadi
penderitaan, karena pembelanjaannya ditunda hingga terkumpul
semuanya, maka negara wajib meminjam harta yang paten <lulu,
lalu negara meletakkannya di Baitul Mal, dan pada saat itu juga
disalurkan kepada yang berhak. Utang tersebut akan dibayar dari
harta yang dikumpulkan dari kaum Muslim.
Zak.at
Harta zakat dianggap sebagai salah satu jenis harta yang
diletakkan di Baitul Mal. Namun, zakat berbeda dengan jenis harta-
harta yang lain dari segi perolehannya, berapa kadar yang harus
326 Sistem Ekonomi Islam
«~~\ jS--lf ?- ~~ ~J ~~
,,,. ,,,. ,,,.
j~ j \:.:-! Jj:;
/ -
,,,,.
~h>
lngatlah, siapa saja yang mengurus anak yatim yang memiliki harta,
hendaknya ia bemiaga dengan harta itu, dan tidak membiarkan
harta anak yatim itu hingga habis untuk membayar zakat (HR at-
Tirmidzi).
(~I
~~ ,,.
I
,
~ tT ~J,
,,.
' .. . , ~ l:. iT, '"-' li.r~ tT --1'...
. "T.. ~ ~--"~~J.
,,,, , , ,.,. ,,,. ,,,. ,,,
(~~;:U"--4
~--> I~~ "" .. J
"i)
... atau orang-orang miskin yang sangat fakir (QS al-Balad [90):
16).
para budak; mereka diberi harta dari zakat tersebut agar memerdekakan
diri. Kelompok riqab ini sekarang tidak ada. Gharim adalah orang yang
mempunyai utang clan tidak mampu melunasi utang-utangnya. Fl
sabflillah adalah jihad, sebagaimana yang disebutkan dalam al-Quran,
ff sabflillah (di jalan Allah (QS at-Taubah [9]: 60), yang disebutkan
bersama-sama dengan penyebutan infak sehingga tidak ada makna
lain selain jihad. lbnu sabil adalah musafir yang kehabisan bekal.
Selain delapan ashnaf ini sama sekali tidak boleh diberi zakat.
Zakatjuga tidak boleh dialokasikan untuk urusan perekonomian negara.
Apabila tidak ada satu pun dari ashnaf delapan ditemukan maka zakat
tidak boleh dikeluarkan untuk yang lain, clan tetap disimpan di dalam
kas Baitul Mal untuk diberikan-ketika ada kebutuhan untuk
dibagikan-kepada delapan obyeknya dan dibayarkan oleh seorang
imam, atau wakilnya. Ketentuan ini berdasarkan firman Allah SWT: ..
ti 11..
"\~- <.~..-,.
~~YJ~~
"',.,J J J ,.. J ~ ... ..-
~:L-:~~:l•" 1. j;.7
~_,.. ~
..- "£ " "J
Pada saat itu tidak ada yang menjadi tawanan selain orang kafir.
Jizyah
Jizyah adalah hak yang diberikan Allah SWT kepada kaum
Muslim dari orang-orang kafir karena adanya ketundukan mereka pada
pemerintahan Islam. Jizyah merupakan harta umum yang akan
dibagikan untuk kemaslahatan seluruh rakyat; wajib diambil setelah
melewati satu tahun clan tidak wajib sebelum satu tahun.
Jizyah wajib berdasarkan nash al-Quran. Allah SWT berfirman:
330 Sistem Ekonomi Islam
(e ,~
JJ~ ~-' ~ ~ ~AJI i~ J;-)
... sampai mereka membayar jizyah dengan patuh dan mereka
dalam keadaan tunduk (QS at-Taubah [9]: 29).
Kharaj
Kharaj adalah hak yang diberikan oleh Allah SWT kepada kaum
Muslim dari kaum kafir. Kharaj adalah hak yang dikenakan atas lahan
tanah yang telah dirampas dari tangan kaum kafir, baik dengan cara
perang maupun damai. Jika perdamaian menyepakati bahwa tanah
tersebut milik kita, dan mereka pun mengakuinya dengan membayar
kharaj, maka mereka harus menunaikannya.
Kharaj menurut bahasa bermakna al-kara' (sewa) dan al-ghullah
(hasil}. Setiap tanah yang diambil dari kaum kafir secara paksa, setelah
perang diumumkan kepada mereka, dianggap sebagai tanah kharajiyah.
Jika mereka memeluk Islam, setelah penaklukan tersebut, maka status
tanah mereka tetap kharajiyah.
Abu Ubaid meriwayatkan hadis dalam kitab Al-Amwal dari az-
Zuhri yang mengatakan, "Rasulullah saw. menerima jizyah dari orang
Majusi Bahrain."
Az-Zuhri menambahkan, "Siapa saja di antara mereka yang
memeluk Islam, keis/amannya diterima, dan keselamatan diri dan
hartanya akan dilindungi, selain tanah. Sebab, tanah mereka adalah
332 Sistem Ekonomi Islam
harta fai' (rampasan) bagi kaum Muslim, karena orang tersebut sejak
awal tidak menyerah, sehingga dia terlindungi."
Maksudnya, mereka terlindungi dari kaum Muslim.
Adapun jumlah kharaj yang harus diambil atas tanah tersebut
dihitung berdasarkan kandungan tanahnya. Ketika Umar menetapkan
kharaj, beliau meneliti kandungan tanahnya, dan tidak bertindak lalim
terhadap si pemilik dan penanamnya. Dalam beberapa kondisi, beliau
telah mengambil untuk setiap jarfb dengan 1 qafiz dan 1 dirham. Dalam
kondisi lain, serta terhadap tanah yang lain, beliau mengambil dengan
jumlah yang lain. Beliau juga memberlakukan kebijakan untuk daerah
Syam berbeda dengan ini. Jadi, beliau memang diketahui telah meneliti
setiap tanah berdasarkan kandungannya.
Jika Khalifah Umar ra. telah menetapkan kharaj berdasarkan
kandungan tanahnya, maka beliau akan mengambilnya sesuai dengan
apa yang telah beliau tetapkan. Jika beliau menetapkan kharaj atas
sebidang tanah pertahun maka beliau mengambil kharaj terse but pada
akhir tahun qamariah. Sebab, tahun qamariah tersebut merupakan
tahun yangsudah umum menurutsyariah. Apabila beliau menetapkan
kharaj atas sepetak tanaman, beliau akan mengambil khardj-nya setiap
tahun pada saat akhir tahun syamsiyah. Sebab, tahun syamsiyah
tersebut merupakan tahun turunnya hujan dan mulainya bercocok
tanam. Apabila beliau menetapkannya dengan sistem hasil, maksudnya
sesuai dengan kadar tertentu dari panen yang dihasilkan pada
umumnya, beliau akan mengambil kharaj-nya pada saat sempurna
dan masa panen tanaman tersebut.
Seorang imam (khalifah) boleh memperkirakan kharaj
dengan memperhatikan hal-hal yang lebih layak dalam ketiga aspek
ini: adakalanya berdasarkan luas tanahnya, atau luas tanamannya
tanamannya, atau diukur berdasarkan kadar hasil panennya.
Apabila tanah tersebut mengalami perbaikan sehingga menambah
hasil panennya, atau tanah tersebut terserang faktor-faktor yang
bisa mengurangi hasilnya, maka harus diteliti terlebih dulu. Apabila
pertambahan hasil panen tersebut merupakan hasil usaha petani,
misalnya karena mereka telah menggali sumur, atau mereka telah
membuat saluran air, maka mereka tidak ditambah beban pungutan
Baitul Mal 333
Pajak
Sumber-sumber pendapatan yang telah ditetapkan oleh syariah
untuk Baitul Mal sebenarnya sudah cukup untuk mengatur urusan rakyat
dan melayani kepentingan mereka. Dalam hal ini tidak perlu lagi
mewajibkan pajak, baik langsung maupun tidak tidak langsung. Akan
tetapi, meskipun demikian, syariah telah memperhatikannya sehingga
syariah mengklasifikasikan kebutuhan-kebutuhan umat menjadi dua;
antara lain kebutuhan-kebutuhan yang difardhukan atas Baitul Mal
untuk sumber-sumber pendapatan tetapnya; dan kebutuhan-kebutuhan
yang difardhukan atas kaum Muslim sehingga negara diberi hak untuk
mengambil harta dari mereka, dalam rangka memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut.
Dengan demikian, pajak (dharfbah) sebenarnya merupakan
harta yang difardhukan oleh Allah atas kaum Muslim dalam rangka
334 Sistem Ekonomi Islam
dari sisa nafkah (kebutuhan hidup) mereka, serta dari harta orang kaya,
menurut ketentuan syariah.
Harta orang kaya adalah harta yang merupakan sisa dari
pemenuhan kebutuhan primer clan kebutuhan sekundernya yang
makruf. Sebab, nafkah seseorang untuk dirinya sendiri adalah
pemenuhan seseorang atas seluruh kebutuhan yang menuntut untuk
clipenuhi secara makruf, sesuai clengan taraf hidup di tempat dia tinggal
bersama individu yang lain. Karena itu, kelebihannya tidak bisa ditakar
dengan standar tertentu yang berlaku umum untuk semua orang.
Namun, masing-masing orang harus ditakar sesuai dengan taraf
hidupnya.
Apabila seseorang, juga yang lain, membutuhkan sebuah mobil
clan seorang pembantu, maka standar lebih dan tidaknya harus ditakar
berdasarkan kelebihan dari kedua kebutuhan tersebut. Apabila dia
membutuhkan seorang istri maka standar lebih dan tidaknya harus
ditakar berdasarkan kelebihan dari kebutuhan istrinya. Begitu
seterusnya. Apabila harta yang dimilikimelebihi kebutuhan-kebutuhan
tersebut maka orang tersebut akan dipungut pajak. Apabila tidak
melebihi kebutuhan-kebutuhan tersebut maka dia tidak dipungut pajak.
Sebab, dia masih dalam kategori membutuhkan sehingga dia tidak
wajib membayar pajak.
Dalam hal kewajiban pajak tidak dikenal adanya larangan
bertambahnya kekayaan dan larangan tidak boleh kaya. Sebab, Islam
tidak melarang seseorang menjadi kaya. Untuk mengumpulkan pajak,
pertimbangan ekonomi apa pun tidak diperhatikan. Namun, pajak
dipungut semata-mata berdasarkan standar cukup clan tidaknya harta
yang ada di Baitul Mal untuk memenuhi seluruh keperluan yang
dibutuhkan. Dengan demikian, pajak dipungut berdasarkan kadar
kebutuhan belanja negara.
Dalam masalah belanja negara tidak akan diperhatikan selain
kebutuhan-kebutuhan rakyat serta kemampuan kaum Muslim untuk
membayarnya. Pajak secara mutlak tidak ditentukan berdasarkan
ukuran tinggi-rendahnya selain hanya dengan satu ukuran untuk seluruh
kaum Muslim,tan pa memperhatikan jumlah kekayaan yang diarnbilnya.
336 Sistem Ekonomi Islam
DISTRIBUSI KEKAYAAN
DI TENCAH--TENCAH MANUSIA
bertanya kepada Nabi saw., apakah harta tersebut akan dibagi untuk
mereka, kemudian turunlah ayat:
,£
'G) ~
~ ;"
.,;
,,~J- . ; " tI -w;
J"
.~,J~ L-aj
J ;
I::..
--,,_,.....)-- <..r
1
J--<""
Jl I _;t -
~~I L.:;J )
Apa saja harta rampasan (fai') yang diberikan oleh Allah kepada
Rasul-Nya (dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan
itu kamu tidak menganugerahkan ... (QS al-Hasyr [59]: 6).
«~ ~ ~ 0t5-- ~ ai~1
,,.
::,;;:. »
Seboik-baik: sedekah adalah yang berasal dari orang yang
berkecukupan (HR al-Bukhari).
Distribusi Kekayaan di Tengah-tengah Manusia 343
Ayat ini diturunkan pada tahun ke-3 Hijriah pada saat ibadah
zakat difardhukan, sementara ayat tentang penimbunan diturunkan
pada tahun ke-9 Hijriah. Dalam hal ini, ayat yang terdahulu tidak bisa
menghapus ayat yang turun kemudian.
Adapun hadis-hadis yang menyatakan bahwa zakatnya tidak
perlu dikeluarkan adalah hadis yang tidak berhubungan dengan
penimbunan. Karena itu, ia tidak layak menjadi dalil selain satu hadis,
yaitu hadis dari Ummu Salamah, yang telah diriwayatkan oleh Imam
ad-Daruquthni dan Abu Dawud. Hadis-hadis lain yang diriwayatkan
mengenai bab ini, selain hadis tersebut, semuanya adalah dusta, yang
cacat dari segi dirayah (isi) maupun dari segi riwayah (sumber hadis)-
nya, yaitu dari segi sanad (sumber hadis) clan matan (teks hadis).
Hadis dari Ummu Salamah sendiri sebenarnya tidak layak untuk
me-nasakh ( menghapus) ayat terse but meskipun-seandainya-hadis
Distribusi Kekayaan di Tengah-tengah Manusia 347
tersebut derajatnya mutawdtir. Sebab, hadis Nabi saw. tidak bisa me-
nasakh al-Quran, meskipun hadis tersebut derajatnya mutawdtir. Sebab,
al-Quran dari segi ungkapannya bersifat qath 'i tsubQt {sumbernya pasti)
secara lafzh[an] (tekstual) dan kita dinilai beribadah dengan membaca
ungkapan dan maknanya. lni berbeda dengan hadis mutawdtir yang
qath'i tsubin' secara ma'n[an], bukan secara lafzh[an]. Kita pun tidak
dinilai beribadah dengan membaca ungkapannya. Al-Quran tidak bisa
dihapus dengan hadis meskipun hadis tersebut derajatnya mutausuu:
Jadi, bagaimana mungkin hadis ahad seperti hadis Ummu Salamah di
atas bisa me-nasakh ayat yang qath 'i baik sumber maupun maknanya?
Kedua, ath-Thabari di dalam tafsirnya bersandar kepada Abi
Umamah al-Bahili yang mengatakan, bahwa pernah ada seseorang
dari ahlus-shujfah {kalangan Sahabat Nabi saw. dari kalangan dhu'afa
yang ditempatkan di salah satu bilik Masjid Nabi, peny.) meninggal,
sementara di dalam kain penutup badannya terdapat 1 dinar, kemudian
Rasulullah saw. bersabda, "Celaka!" Ada lagi yang lain meninggal, lalu
ditemukan di dalam kain penutup badannya dua dinar, kemudian
Rasulullah saw. bersabda, "Celaka dua kali!" lni karena kedua orang
tersebut hidup dari hasil sedekah, sementara mereka berdua mempunyai
kepingan uang. Satu dan dua dinar tentu belum mencapai 1 nishd.b
sehingga zakatnya harus dikeluarkan.
Adapun pernyataan Rasul terhadap mereka berdua, "Celaka,"
dan, "Dua kali celaka," adalah dalil, bahwa Beliau menganggap
keduanya telah melakukan penimbunan, meskipun keduanya tidak
wajib membayar zakatnya. Inilah yang menjelaskan tentang ayat
penimbunan tersebut:
ti, ~ J J
'r-r..R"J
/ ,
~
JJ c,. /
.. ,, Lr; ~ ~
/<~ ~ ~/ « : ,, G · t-i-~1c. , ,
~. J . ~
,J ,, , ")
\~
Pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka Jahanam,
lalu dibakar dengannya dahi, lambung dan punggung mereka (QS
at-Taubah[9]: 35).
emas dan perak dan yang tidak menafkahkan harta tersebut di jalan
Allah. Nash tersebut mengancam mereka dengan azab. Dari nash ini
jelas, bahwa orang yang tidak menimbun, namun tidak mau
menafkahkan hartanya di jalan Allah, terkena ancaman tersebut; begitu
pula orang yang menimbun hartanya, meskipun dia menatkahkan
hartanya di jalan Allah; ia juga tetap terkena ancaman. Imam al-
Qurthubi mengatakan, "Jika seseorang tidak menimbun, namun tidak
mau berinfak di jalan Allah, maka pasti ia termasuk di dalamnya."
Ungkapan fi sabflil/ah (di jalan Allah), jika dikaitkan dengan
infak, bermakna jihad (perang). Al-Quran menyatakan ungkapan
tersebut hanya dengan makna ini saja. Tidak ada satu pun ungkapan ff
sabflillah dinyatakan di dalam al-Quran yang bersamaan dengan kata
infak, kecuali bermakna jihad.
Keempat, Imam al-Bukhari meriwayatkan hadis dari Zaid bin
Wahab yang mengatakan:
~,,,..;.
yl~
,;I'
antara sebagian harta dengan sebagian harta lain, tanpa adanya suatu
kebutuhan ketika mengumpulkannya. Mengumpulkan harta semacam
ini termasuk dalam kategori penimbunan yang dicela, yang pelakunya
telah diancam oleh Allah dengan azab yang pedih. []
351
RIBA DAN
PERTUKARAN MATA UANG
pada suatu masa. Praktik semacam ini juga disebut salam dan salaf
Praktik ini merupakan salah satu bentukjual-beli yang dilakukan dengan
sesuatu yang terjadi dalam praktik jual-beli, dengan menggunakan kata
salam {penyerahan). Praktik semacam ini hukumnya mubah (boleh)
berdasarkan flrman Allah SWT:
J -e ,
,.,.$.;
«aJ~IJ
Aku bersaksi bahwa salaf yang ditanggung hingga pada masa yang
ditentukan jelas telah dihalalkan oleh Allah don Allah pun telah
mengizinkan praktik tersebut.
terhadap kurma untuk jangka waktu dua atau tiga tahun. Lalu beliau
bersabda:
J. ,,,,. , . ,. ,. J ,,,,. ,,,,. ,,,. ,,.
«ifo~iJlifoJjjjifo~
op :; ,..'fl' ~ ~ ~
~~~
,,, ~
J~i;;»
,,,.
Siapa saja yang telah melakukan salaf terhadap suatu barang, maka
harus dengan ukuran yang jelas, timbangan yang jelas hingga pada
suatu masa yang jelas (HR al-Bukhari).
1. Riha
Riha tidak akan terjadi di dalam praktik jual-beli dan sa/am,
selain pada enam barang: kurma, qamh, sya'ir, garam, emas dan perak.
354 Sistem Ekonomi Islam
Adapun dalam praktik qardh riba bisa terjadi pada segala macam.
Karena itu, Anda diharamkan meminjamkan sesuatu demi
mendapatkan pengembalian dengan lebih sedikit atau lebih banyak,
yang pada dasarnya bukan dari jenis barang lain, tetapi sama dengan
barang yang Anda pinjamkan, dari segi jenis dan ukurannya.
Perbedaan antara jual-beli, salam dan qardh adalah: jual-beli
dan sa/am sama-sama terjadi pada satu jenis barang dengan jenis barang
yang lain; juga pada satu jenis barang yang sama. Adapun qardh hanya
terjadi pada sesama barang sejenis, dan bukan yang lain.
Adanya praktik riba yang hanya terjadi pada keenam barang
ini berdasarkan ljmak Sahabat. Selain itu, karena Rasulullah saw. pernah
bersabda:
«~
? /
i~ Jl.5' i~1 ~ ;.,.~ ~ iH J~~1 / ,,,. ....
Emas dengan emas, perak dengan perak, bur dengan bur, gandum
dengan gandum, kurma dengan kurma, garam dengan garam;
dengan ukuran yang sebanding secara tunai. Jika kelompok ini
berbeda-beda (ukurannya) makajuallah sesuka kalian, apabila tunai
(HR Imam Muslim, dari Ubadah bin Shamit).
bukannya 'illat 'aqliyah. Selama 'illat tidak bisa dipahami dari nash,
maka 'illat tersebut tidak diakui, Qiyds (analog) terhadap 'illat semacam
ini tidak bisa dilakukan di sini. Sebab, untuk meng-qiyds-kan 'illat
disyaratkan sesuatu yang dianggap sebagai 'i/lat tersebut harus berupa
shifah mufahhamah (sifat yang mengandung konotasi [makna lain],
peny.), sehingga yang lain bisa layak di-qiyds-kan pada sifat tersebut.
Jika sesuatu yang dianggap sebagai 'illai tidak berupa shifah
mufahhamah misalnya berupa isim jam id, atau berupa sifat tetapi non-
mufahhamah, maka ia tidak layak dijadikan 'illat. Dengan demikian,
hal-hal lain tidak bisa di-qiyds-kan pada sifat tersebut.
Rasulullah saw. pernah bersabda, sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Ibnu Majah rnelalui Abu Bakrah:
J. ....
• I,..·-;.. ,. J ,.
0
"":.I ,. .,,. . WI
.... g
. _,,. 'l
0 "
«u~~J~~ir,,. ~ »
Hendaklah seorang hakim tidak memutuskan hukum di antara dua
orang, sementara dia dalam keadaan marah (HR lbn Majah).
«~
~
$ \~~
/
~ ....
/
~
,,.;
r~I»
$J ,,,
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Abi Said al-
Khudri juga dinyatakan:
.
«~
Rasulullahsaw. pernah membagi makanan di antara mereka, dengan
pembagian yang berbeda, yang satu melebihi yang lain. (Kemudian
Abu Said berkata), "Kami selalu (mengambil cara dengan) soling
melebihkan di antara kami, kemudian Rasulullah saw. melarang
kami untuk saling menjualbelikannya selain dengan timbangan
(berat) yang sama, tidak ada tambahan apapun di dalamnya." (HR
Ahmad).
. ---- ··--------------
Riba dan Pertukaran Mata Uang 357
d[¢~
1\1~
~
1·
.. ":. ~
~
ii~r--
kl i ~
J_, _, ~ ,
uJ .r OT~ ~I J' Li~(j.._,J'T~J!
er 8T ~I,
Orang-orang yang manusia berkata kepada mereka, sesungguhnya
manusia telah berkumpul untuk (memerangi) ka/ian. Karena itu,
takut/ah kalian kepada mereka (QS Ali Imran [3]: 173).
makanan tersebut tidak dimasuki riba. Padahal kata makanan (tha 'am)
layak disandang oleh benda-benda tersebut, karena semuanya
merupakan makanan. Rasulullah saw. sendiri pernah bersabda:
;fl ,,,,..,, ""'
«i~1
/
o~ o~
/ /
':1»
Tidaklah (sah) shalat di dekat makanan (HR Imam Muslim, dari
Aisyah).
«J._) ~ 4.: /
Q ~:. :,;. J:')
~
JS"»
360 Sistem Ekonomi Islam
r
J.l ,,,,,,,,.
J
~~b.!
0 ,,. • ,:-.
1_.r"-! ~? A.UI ,..
J
r _) ~0
,,. ,,. 0 .-o
... -: ... \»
1J (ij 0 ..... ,,,,. es > 0 .,,,. ,,,,, o ..... C) .,..
I~~ ~ ,,,.
~l J.'il
,,,,,,.
,,,. ,,,.
J' ,,,.
~i ~ ~
,,,.
~~ ~:)I ~i,,, 0i
~ ,, .J. ~
0~ e~l,,
,:-. ,,.
«~~
Rasu/ullah saw. pemah memesan/meminjam seekor anak unta. Lalu
didatangkanlah ke hadapan beliou unta sedekah. Setelah itu (dalam
beberapa waktu, peny.), beliau memerintahkan kepada kami untuk
membayarkan utang unta itu kepada orang yang telah
meminjamkannya. Saya lalu berkata, "Saya tidak menemukan
seekor unta pun kecuali unta pilihan yang gemuk (unta yang
berumur 6-7 tahun dan pahanya mulai tampak menonjol, peny.).
Rasul kemudian bersabda, "Berikanlah unta itu kepadanya. Sebab,
seseungguhnya sebaik-baik manusia adalah yang paling baik dalam
membayar utang." (HR Abu Dawud).
kontan serta tidak boleh melebihkan yang satu atas yang lain.
Jadi, pertukaran dalam satu jenis uang hukumnya boleh, namun
syaratnya harus sama; sama-sama kontan dan barangnya sama-sama
ada. Begitu pula pertukaran antara dua jenis uang; hukumnya mubah.
Bahkan tidak ada syarat harus sama atau saling melebihkan, namun
hanya disyaratkan kontan dan barangnya sama-sama ada. Dalil
kebolehan pertukaran tersebut adalah hadis berikut:
0 ,.. ~ 0 .,.,
1:-~=:, ~
,..
~.U~
,.. ,,,.
~I
....
~j\;
,..
0i ,~~I
,..
J~~ ~i dS;h>
364 Sistem Ekonomi Islam
~;)Ji\¥.
,
J. ~ Jlii ~1~:U1 J _µ; ~ J_,;i :.:.1)h>
,,,,, ,,,. ,. ,,,,.
,,,.. ,,.. ..... ..... ,,,, ,,,,. 0 ,,, J ,,,. ... "' ~
Emas (ditukar) dengan uang bisa riba, kecuali setelah terjadi serah-
terima (HR al-Bukhari dan Abu Dawud, dari Umar).
~ JW ;Gt...; yj~:;
~ ,,,
~l~I Lf>-~ a;.: .. ij ~I~
.,,.. ~ .,,,
If~::. J...
,,,.
Emas ( ditukar) dengan uang bisa riba, kecuoli setelah terjadi serah-
terima (HR al-Bukhari).
Juallah emas dengan perak sesuka kalian, dengan cara kontan (HR
at-Tinnidzi).
Sebab, salah satu di antara kedua ganti rugi tersebut ada tambahan;
juga karena hilangnya kesepadanan yang telah disyaratkan dalam satu
jenis barang.
Jika seseorang mempunyai utang dengan tempo tertentu, lalu
dia berkata kepada kreditornya, "Potonglah utangku, dan aku akan
menyegerakan untukmu pembayaran sisanya." Cara semacam ini tidak
boleh. Sebab, ini merupakan jual-beli dengan pembayaran yang
disegerakan dalam tempo tertentu, tanpa disertai kesepadanan. Selain
itu, seakan-akan orang tersebut {kreditor, peny.) menjual piutangnya
kepada rekannya dengan nilai lebih rendah daripada utangnya, ketika
barangnya ada; maka berlakulah praktik saling melebihkan sehingga
terjadilah riba. Begitu pula jika pihak kreditor menambahkan nilainya,
lalu dia mengatakan kepada orang yang berutang, "Engkau kuberi 10
dirham dan segera kembalikan kepadaku utangmu yang 100 dirham."
Praktik semacam ini tidak dibolehkan. Sebab, ada praktik saling
melebihkan sehingga terjadi riba. Said al-Khudri menuturkan bahwa
Rasulullah saw. pernah bersabda:
Emas dengan emas, perak dengan perak, bur dengan bur, sya'ir
dengan sya'ir, kurma dengan kurma, garam dengan garam, masing-
masing sepadan, dan sama-sama kontan. Siapa saja yang
menambahkan dan ingin mencari tambahan, sesungguhnya dia
telah melakukan riba; antara yang mendapat dan memberi (dalam
ha/ ini) sama (HR Muslim).
( utang) emasnya dengan harta yang ada pada dirinya berupa piutang
dalam bentuk perak, maka pertukaran semacam ini boleh. Sebab,
tanggungan yang ada sama seperti barang yang ada.
Jika seseorang membeli barang dengan emas, lalu penjualnya
menyerahkan harganya dalam bentuk perak, maka hukumnya mu bah.
Sebab, memang dibolehkan menutup salah satu di antara dua uang
dengan yang lain; praktik tersebut merupakan pertukaran barang
dengan tanggungan.
Hal ini berdasarkan riwayat dari Abu Dawud dan al-Atsram
dalam kitab Sunan mereka dari Ibnu Umar ra. yang mengatakan:
, ,. . ., , ,, , ,. I ,, . . .:
~Aili J~~ JW
,,,,.
o~
,,, ,,,,
~ o~ ~\)
,,, ,. ,,. ,,,.
o~
,,,. ,,,
~ o~
,,,, ,,,, ,;
~TY--;\S:UI
,.,.
«~:;. ~J
.- J ,, Q ,, ,, Q Q ,, Q ,,
Li J"~;/f ~ ~ ~:;
,,,. ,,,,
~
,,,- ,.,. ,.,.
~..G.:.\i 0i ~ti ':1
Aku pemah menjual unta dengan sebidang tanah yang luas dan
ada pohonnya. Lalu aku menjual dengan dinar dan aku
mendapatkan dirham. Kemudian aku menjual dengan dirham dan
mendapatkan dinar. Aku mengambil ini dari ini, kemudian aku
memberikan ini dari ini. Lalu aku datang kepada Rasulullah saw.
saat beliau sedang berada di rumah Hafshah. Kemudian aku berkata,
"Ya Rasulullah, aku mohon waktu. Aku ingin bertanya kepadamu.
Aku telah menjual unta dengan sebidang tanah yang luas dan ada
pohonnya. Lalu aku menjual dinar dan mendapatkan dirhom.
Kemudian aku menjual dirham dan mendapatkan dinar. Aku
mengambil ini dari ini, kemudian aku memberikan ini dari ini."
Rasulullah saw. menjawab, "Tidak apa-apa. Engkau bisa
mendapatkan dengan harga ketika membelinya, selama kalian
370 Sistem Ekonomi Islam
be/um berpisah dan di antara kalian ada sesuatu. " (HR Abu Dawud
dan al-Atsram).
Jika seseorang membeli 1 dinar yang asli dari orang lain dengan
2 dinar imitasi, ini tidak boleh. Namun, jika seseorang membeli 1 dinar
asli dengan dirham perak, kemudian dengan dirham tersebut dia
membeli 2 dinar imitasi, maka boleh; baik orang tersebut membeli
keduanya dari pembeli yang sama, maupun dari orang yang berbeda.
Hal ini berdasarkan riwayat dari Abu Said ra. yang mengatakan:
Jlli 1ii ~f ~, ~~ ~I
,. - J:;; J~
J~) j Jlli :;:; ,,,. ~ ,,,. ,,,.
~~»
"" /. 0 ,,,,, .... ,,, ,,,,. ..........
l~l :}J)
" ,,
? 'i ~)I ~ ~ji ~~ ~ ~I J~) JW ~
J UU I-::
~
."'
~
0;
J t"
O>.~
: ""0"·
»e: .s: [~ ''J"' 1"_:;0 .• \ f::{('.t'"' "'\
J'.>:' _) U-- ~? ~ J s-:J,, _) \,,)• i >}
~ ,,,, ~ ,,,, ,.
"""',,,. ' ;' "",,,, ,,,,.,,,,,. ~,,,,,. 'J
Lll,,., ~\
,.
J~) L; ,.~\ ) 'i JtJ \~ ~ ;J
,,.
yi ~ J)\
,.
J~)
«~(14-f)~..;~~;-;Ji
.,.. '? .,,
j,.f ::.r- ~l1 ~))
,,,,,. ,,,,. ,,,,, ,,,.
UANC
«)~-'
~ /
JJi ~.l.11 ~i ~J· .. Ji 'jl
,,.. ;"
~ dJL. 4-!JJI ~I
.... ,,,,. /
~ 0ij»
- ,,,,
d~ ~ ~\ ~»
0
<~~~ /~~~
Tangan itu wajib dipotong dalam kasus pencurian 114 dinar atau
lebih (HR al-Bukhari, dari Aisyah ra.).
«~ ~i
,.
0jj 0j:,JI»
Timbangan tersebut adalah timbangan penduduk Makkah (HR Abu
Dawud dan an-Nasa'i).
Juallah oleh kalian emas dengan perak sesuai dengan yang kalian
kehendaki, asal secara tunai (HR at-Tirmidzi) .
.,.,. ,,,.. $ 0 $ ,.
------ ---~---------------------
Uang 379
dengan kurs tertentu pula. Dengan demikian, secara pasti dalam kondisi
semacam ini nilai mata uang dalam suatu negara selalu terkait erat
dengan nilai emas. Apabila nilai emas-yang terkait dengan barang-
barang lain-naik maka nilai mata uang tersebut juga ikut naik. Jika
nilai emas-yang terkait dengan barang-barang lain-turun maka nilai
mata uang tersebut juga akan mengalami penurunan.
Uang, dengan standar emas (gold standard), memilikibeberapa
sifat khusus, yakni satuan uangnya terkait dengan emas dengan
persamaan tertentu; artinya satuan tersebut secara teratur terbuat dari
berat emas tertentu. Mengimpor dan mengekspor emas dapat dilakukan
secara bebas; orang-orang boleh mendapatkan uang, atau batangan,
ataupun berat emas, lalu mengeluarkannya dengan bebas.
Selain itu, emas bisa ditukarkan secara bebas antarnegara yang
berbeda. Dengan begitu, setiap orang bisa memilih antara membeli
uang asing dan mengirimkan emas. Hanya saja, biasanya orang akan
memilih sistem yang paling minimum biayanya. Selama harga emas
ditambah dengan biaya pengirimannya lebih besar daripada harga uang
asing di pasar maka pengiriman uang asing itulah yang lebih baik.
Namun, jika harga pertukaran melampaui harga nominalnya, maka
lebih baik mengambil emas daripada melakukan pertukaran dan
pengiriman tersebut.
. - -~-------------------
Uang 381
disandarkan pada emas atau perak itu sebagai nilai banyaknya uang,
sebagaimana mereka memandang emas dan perak sebagai nilai
banyaknya uang.
Dari sini, diperlukan penjelasan tentang manfaat sistem uang
emas. Di antara manfaat yang paling penting adalah sebagai berikut:
1. Sesungguhnya sistem uang emas meniscayakan kebebasan
pertukaran emas, termasuk mengimpor dan mengekspornya. Inilah
perkara yang menegaskan fungsi stabilitas keuangan, moneter dan
ekonomi. Dalam kondisi semacam ini, aktivitas pertukaran mata
uang tidak akan terjadi karena adanya tekanan luar negeri yang
bisa mempengaruhi harga-harga barang dan gaji para pekerja.
2. Sistem uang emas juga bermakna bahwa kurs pertukaran mata
uang antarnegara bersifat tetap. Kurs pertukaran mata uang yang
tetap akan mendorong peningkatan perdagangan internasional.
Sebab, para pelaku bisnis dalam perdagangan luar negeri tidak
takut bersaing. Karena kurs uangnya tetap, maka mereka tidak
khawatir dalam mengembangkan bisnisnya.
3. Dalam sistem uang emas, bank-bank pusat dan pemerintah tidak
mungkin memperluas peredaran kertas uang. Pasalnya, selama
kertas uang bisa ditukarkan menjadi emas dengan harga tertentu,
banyak pemerintah tertentu khawatir jika perluasan peredaran kertas
uang justru akan menambah jumlah permintaan emas, dan
pemerintah sendiri tidak sanggup menghadapi permintaan tersebut.
Karena itu, pemerintah akan bersikap hati-hati dan tetap rasional
antara mengeluarkan kertas uang dan menyimpan/mengamankan
mata uang emas.
4. Setiap mata uang yang digunakan di dunia selalu dibatasi dengan
standar tertentu yang berupa emas. Pada saat itu pengiriman
barang, kekayaan dan orang dari satu negara ke negara lain menjadi
sedemikian mudah. Dengan begitu, masalah potongan emas dan
kelangkaan mata uang bisa dihilangkan.
5. Setiap negara akan menjaga kekayaan emas. Dengan begitu, tidak
akan terjadi pelarian emas dari satu negara ke negara lain. Negara
pun tidak akan memerlukan kontrol apapun untuk melindungi
kekayaannya. Sebab, kekayaan tersebut tidak akan ditransfer dari
382 Sistem Ekonomi Islam
UangLogam
Para ahli ekonomi mengembalikan jenis-jenis uang logam
(specie) yang beragam-yang mungkin sekali diwujudkan----dalam dua
bentuk utama, yaitu sistem satu logam dan sistem dua logam (parallel
standards). Yang pertama adalah sistem yang uang utamanya terbatas
pada satu cetakan logam saja. Yang kedua adalah sistem dua logam,
yaitu sistem yang cetakannya terdiri dari emas dan perak dalam bentuk
yang sama, sebagai uang utama.
Sistem uang dua logam (parallel standards) tersebut harus
memenuhi tiga kriteria:
1. Uang yang dicetak dalam bentuk emas harus memiliki daya
kemurnian yang tak terbatas.
2. Kebebasan bentuk terkait dengan batangan dua logamnya.
3. Harus ada ukuran standar antara dua nilai cetakan emas dan perak
terse but.
Uang Kertas
Uang kertas ini ada tiga jenis:
1. Uong kertas substitusi, yakni uang kertas yang mencerminkan kadar
jumlah emas dan perak dalam bentuk uang atau batangan, yang
disimpan di tempat tertentu. Uang ini memiliki nilai logam yang
sama dengan nilai nominal yang dimiliki oleh uang kertas tersebut
dan bisa ditukarkan sesuai dengan permintaan. Dalam kondisi
Liang 387
kertas bank (bank note). Adapun 20.000 lagi yang merupakan uang
kertas yang mempunyai penjamin dalam bentuk cadangan logam
yang sama nilainya disebut uang kertas substitusi (pengganti).
Atas dasar ini, negara yang menjadikan nilai emas clan perak
sama persis dengan nilai uang kertas yang dikeluarkannya, maka
uangnya disebut dengan uang kertas susbstitusidan uang sempurna.
Adapun negara yang menjadikan nilai logam emas dan perak tidak
sama dengan nilai uang kertas secara sempurna, namun hanya
sebagian nilainya yang sama, maka uangnya disebut dengan uang
kertas yang dijamin (representative money).
3. Uang kertas yang tidak dapat ditukar dengan logam murni
(unconvertible paper money), yangjuga disebut denganfiat money.
Uang ini juga disebut dengan uang kertas (paper money). Uang
tersebut merupakan kertas uang yang dikeluarkan oleh pemerintah
dan pemerintah menjadikan kertas uang tersebut sebagai uang
utama. Namun, kertas uang tersebut tidak bisa ditukarkan dengan
emas dan perak clan tidak dijamin dengan cadangan emas dan
perak, atau disebut uang kertas bank (bank note). Untuk
kepentingan tersebut dikeluarkanlah undang-undang yang bisa
melindungi bank yang mengeluarkannya sehingga dapat memaksa
terjadinya pertukaran dengan emas dan perak.
Penerbitan Uang
Harga (price) adalah perkiraan masyarakat terhadap nilai
barang. Upah adalah perkiraan masyarakat terhadap nilai tenaga. Uang
(money) adalah benda yang menggambarkan perkiraan tersebut. Uang
merupakan benda yang memungkinkan kita untuk mengukur barang
dan tenaga yang berbeda-beda, kemudian mengembalikan barang dan
tenaga yang berbeda-beda tersebut pada satu standar. Pada saat itu
perbandingan antara barang-barang yang berbeda serta tenaga-tenaga
yang berbeda menjadi sedemikian mudah, yakni dengan
mengembalikan perbandingan tersebut pada satuan (unit) yang menjadi
standar umum. Dengan demikian, pembayaran harga suatu barang
bisa dilakukan. Upah seorang buruh pun bisa diberikan dengan berpijak
pada satuan tersebut.
Uang 389
saja, yaitu ketika Richard Nixon, Presiden Amerika ketika itu, sengaja
mengumumkan berakhimya Perjanjian Bretton Woods (Bretton Woods
Agreement), lalu dilepaslah hubungan dolar dengan emas.
dan tidak perlu adanya sejumlah pembatasan yang terlalu rumit bagi
laju perdagangan internasional serta transfer uang asing ke dalam uang
setempat, atau uang setempat ke dalam uang asing. Namun, kadang
ada negara yang berusaha mempertahankan nilai luar negeri mata
uangnya, meskipun di sana harga-harga naik. Hal itu biasanya dilakukan
dengan cara membatasi permintaan para importir di sana terhadap
barang-barang asing, dengan cara memperkecil izin impor, misalnya.
Dalam keadaan semacam ini, kesesuaian antara kurs pertukaran yang
berbeda di negeri yang berbeda kadang-kadang bisa menjadi hilang.
Perbedaan kesesuaian antara kurs pertukaran ini memang tidak
akan terjadi, kecuali jika sebagian negara mengendalikan laju uang
asing di sana. Sebab, jika tidak ada pengendalian maka seorang pelaku
bisnis bisa saja melakukan pertukaran mata uang dan mendapatkan
keuntungan. Di lain pihak, hal itu bisa mengakibatkan keresahan banyak
orang, padahal pelaku bisnis tersebut bisa mengembalikan lagi
kesesuaian kurs pertukaran mata uang yang berbeda tersebut.
Berbagai pengendalian transaksi pertukaran mata uang tersebut
benar-benar terjadi dan merata di banyak negara dalam kondisi perang
dan resesi ekonomi yang sedemikian hebat dan menyengsarakan. Pada
saat-saat seperti sekarang ini, kita bisa menemukan nilai mata uang
negara yang mengendalikan transaksi-transaksi finansialnya dengan
pengendalian-pengendalian tersebut memang berbeda dengan negara
lain, dengan mengikuti sistern uang yang dianut di tiap-tiap negara. Di
negara yang menganut sistem kurs pertukaran mata uang yang sama,
maka kurs pertukaran mata uang resmi mata uangnya dengan mata
uang negara terse but akan relatif stabil, karena mata uang terse but
dibeli oleh Bank Sentral (Central Bank), dari bank-bank yang diberi
izin untuk menjalankan kegiatan-kegiatan uang asing dengan kurs tetap,
serta menjualnya dengan kurs tetap pula.
Adpun di negara yang menganut sistem kurs pertukaran mata
uang yang sama, dan bank sentral di sana tidak bisa melakukan jual-
beli mata uang asing (bursa valas atau foreign exchange) dengan kurs
tertentu, maka kurs mata uang asing tersebut akan mengalami
perubahan dari waktu ke waktu, mengikuti kondisi supply and demand.
Sistem pertukaran mata uang di negara yang membiarkan berubahnya
Uang 399
kurs mata uang asing mengikuti kondisi supply and demand dapat
digambarkan, bahwa sistem pertukaran mata uang tersebut merupakan
sistem kurs pertukaran mata uang yang berubah-ubah. Juga bisa diteliti,
bahwa kurs pertukaran di sana kadang-kadang bukan hanya timbul
akibat berubahnya tingkat harga antara negara tersebut dan negara
lain, melainkan kadang timbul karena pembatasan laju perdagangan
internasional, atau menurunnya necara perdagangan (balance of trade)
negara-negara yang berbeda, karena suatu sebab.
Di beberapa negara, sistem kurs pertukaran mata uang yang
berubah-ubah bisa ditoleransi dengan suatu undang-undang, semisal
di Libanon. Libanon adalah negara yang pemerintahnya mentoleransi
berubahnya kurs pertukaran mata uangnya mengikuti perubahan
sehari-hari yang timbul akibat kondisi supply and demand. Di beberapa
negara lain, sistem kurs pertukaran mata uang yang berubah-ubah itu
dicegah. Meskipun demikian, di sana kadang-kadang masih terjadi
transaksi antarindividu yang memperjualbelikan mata uang, atau valuta
asing dengan kurs yang berbeda dengan kurs resmi.
Inilah pertukaran mata uang dan kurs pertukaran mata uang
negara-negara yang ada di dunia. Dengan kata lain, inilah realitas
pertukaran mata uang, clan realitas kurs pertukaran mata uang di
negara-negara seluruh dunia.
Hukum syariah mengenai pertukaran mata uang dan kurs
pertukaran mata uang tersebut, adalah bahwa Negara Islam akan
senantiasa mempraktikkan sistem uang emas. Negara Islam bisa saja
menjadikan sistem uang emasnya berbentuk sistem uang logam, atau
sistem uang kertas substitusi yang mempunyai cadangan emas dan
perak yang sama nilainya dengan nilai nominalnya maupun uang
logam, dengan membuat kriteria tertentu yang tidak berbeda-beda,
atau dengan tidak membuatnya. Negara Islam dalam praktiknya wajib
terikat dengan hukum-hukum tersebut. Sebab, ia merupakan hukum
syariah dan dari sinilah kemudian muncul beberapa hukum syariah
yang lain.
Karena itu, pertukaran mata uang di dalam negeri antarmata
uang sejenis harus sama-baik berat maupun jenisnya-dan tidak boleh
dilebihkan. Pertukaran di luar negeri antarmata uang yang sejenis
400 Sistem Ekonomi Islam
PERDAGANCAN
LUAR NEGERI
kekayaan yang boleh dia miliki serta memasukkan setiap komoditi yang
boleh dimiliki oleh setiap orang, tanpa ada halangan sama sekali.
Orang-orang kafir mu'dhid, dalam perdagangan luar negeri,
akan diperlakukan sesuai dengan naskah perjanjian yang disepakati
dengan mereka, baik yang menyangkut komoditi yang mereka
keluarkan dari negara kita, atau komoditi yang mereka masukkan ke
dalam negeri. Hanya saja, mereka tidak bisa membeli senjata dari negara
kita serta apa saja yang bisa digunakan untuk membantu peperangan.
Andaikan mereka telah membelinya maka mereka tidak akan diberi
izin untuk membawanya keluar dari negara kita. Sebab, tindakan
tersebut jelas membantu mereka. Sekalipun mereka adalah orang-orang
kafir mu'ahid, mereka tidak boleh membawa keluar senjata yang mereka
beli dari kita, karena bisa jadi mereka akan menjadi musuh. Berbeda
halnya jika perkara tersebut tidak termasuk dalam kategori bisa
membantu mereka, semisal adanya kemaslahatan kaum Muslim yang
menuntut untuk mempersenjatai mereka dengan senjata tertentu, dalam
hal ini tidak ada masalah, dan tidak sampai pada tingkat membantu.
Sebab, larangan menjual senjata dan barang sejenis yang bisa
digunakan untuk membantu dalam peperangan tersebut merupakan
'illat dari tidak adanya unsur memperkuat dan membantu musuh. Jadi,
jika 'i/lat-nya tidak ada maka hukumnya juga tidak ada.
Adapun orang-orang kafir harbi adalah siapa saja yang-antara
kita dan mereka-tidak mempunyai perjanjian; mereka juga bukan
warga Negara Islam, baik antara kita dan mereka dalam keadaan
berperang maupun tidak, yang menurut kaum Muslimmereka dianggap
sebagai orang-orang kafir harbi. Hanya saja, jika antara kita dan mereka
secara de facto dalam keadaan berperang, maka mereka dianggap
sebagaimana orang yang terlibat peperangan dengan kita. Kita akan
menawan mereka dan membunuh siapa saja yang kita kalahkan, jika
dia tidak diberi perlindungan, dan harta kekayaan mereka juga halal
bagi kita. Jika secara de jacto keadaan perang tidak terjadi maka kita
tidak boleh mengambil sedikit pun barang mereka; kecuali dari orang
yang memasuki wilayah negeri kita tanpa izin (ilegal), baik yang masuk
berupa hartanya, sehingga mereka diklaim sebagai kafir harbi, maupun
harta mereka yang dianggap sebagai harta kafir harbi.
408 Sistem Ekonomi Islam
tidak perlu izin. Hanya saja, izin ini berlaku bagi barang yang memang
miliknya clan kepemilikannya benar-benar sah menurut keabsahan sifat
jual-beli dari berbagai aspeknya.
Akan tetapi, jika kepemilikannya tidak sah, misalnya sifat jual-
belinya belum sempurna, malah harus diulang-sebagaimana keaclaan
yang terjadi clalam perclagangan saat ini, yakni pelaku bisnis tidak bisa
clianggap terikat kecuali setelah cliterimanya sejumlah uang kertas
penukar barang, atau cliserahkannya barang tersebut, climana
penyerahan tersebut belum sempurna meski barangnya suclah clibeli-
maka barang semacam ini dianggap seperti barang milik orang kafir
harbi, yang untuk memasukkannya perlu izin. Jika penyerahan tersebut
bisa dinflai sah hanya clengan keluarnya barang tersebut dari pabrik,
atau ditukar, maka penyerahan tersebut sudah dianggap sebagai
penyerahan, clan barangnya bisa clianggap seperti barang seorang
Muslim atau ahludz-dzimmah. Jika penyerahan tersebut bisa dinilai
ketika masuknya barang tersebut ke suatu negara, maka penyerahan
tadi tidak dianggap sebagai penyerahan sehingga barangnya clianggap
seperti barang milik orang kafir harbi.
Hal ini berkaitan dengan masuknya komocliti orang kafir harbi
a tau masuknya seorang peclagang kafir harbi. Adapun masalah yang
berkaitan clengan keluarnya komoclitiorang kafir harbi dari negara kita,
yaitu berkaitan clengan pembelian komoditi seorang kafir harbi dart
negara kita serta dikeluarkannya komocliti tersebut dari sana, maka
harus diteliti terlebih clulu: Jika komocliti tersebut merupakan barang-
barang strategis, seperti senjata, maupun segala sesuatu yang bisa
cligunakan untuk membantu peperangan melawan musuh, maka
pembelian clan pengiriman barang tersebut clilarang. Jika barang
tersebut telah dibeli maka membawa clan mengirimnya pun clilarang.
Aclapun terkait clengan barang-barang lain, semisal makanan, perabot
clan sebagainya, maka seorang kafir harbi yang telah cliberi izin boleh
membeli, membawa, serta mengeluarkannya dari negara kita selama
ticlak termasuk dalam kategori barang-barang yang dibutuhkan oleh
rakyat karena kelangkaannya. Para pelaku bisnis Muslim dan ahludz-
dzimmah juga dilarang mengeluarkan barang-barang komoditi karena
adanya 'ii/at, yakni dibutuhkan oleh rakyat.
412 Sistem Ekonomi Islam
Tidaklah akan masuk surga orang yang memungut bea cukai (HR
Ahmad, ad-Darimi dan Abu Ubaidah).
,,,, ,,,,,.
·-- ~~»
Tidaklah wajib atas kaum Muslim 'usyur'. 'Usyur' hanya/ah
kewajiban orang-orang Yahudi dan Nasrani (HR Abu Ubaid).
Perdagangan Luar Negeri 415
sebagaimana yang mereka pungut dari para pelaku bisnis Negara Islam,
balk Muslim maupun ahludz-dzimmah.
Hal di atas berdasarkan riwayat dari Abu Mujliz Lahiq bin
Humaid yang mengatakan:
«~ ,..
1j..G:.
Mereka bertanya kepada Umar, "Bagaimana kita harus memungut
dari warga negara kufur jika mereka memasuki (wilayah) kita?"
Umar menjawab, "Bagaimana mereka memungut dari kalian jika
kalian memasuki (wilayah) mereka?" Mereka menjawab: (Mereka
memungut tarif bea masuk) 1/10." Umar berkata, "Ka/au begitu,
sebesar itu pu/a kalian mengambil dari mereka." (Hadis ini
diketengahkan oleh lbnu Qudamah di dalam kitab Al-
Mughnf).
ketentuan ini menjadi ljmak Sahabat. Hanya saja, tarif bea masuk dari
para pelaku bisnis kafir harbi yang sepadan dengan tarif bea masuk
yang mereka kenakan atas kita itu hukumnya mubah saja, bukan wajib.
Artinya, negara boleh saja memungut, dan pungutan tersebut tidak
wajib. Bahkan negara boleh membebaskan komoditi orang kafir harbi
dari tarif bea masuk, dan boleh pula memungut tarif bea masuk yang
lebih rendah daripada tarif yang mereka kenakan terhadap kita. Sebab,
pungutan tarif bea masuk tersebut tidak untuk mengumpulkan harta,
melainkan sekadar politik dalam muamalah dengan perlakuan yang
sama. Dalam hal ini, Khalifah harus mengurusinya demi kepentingan
kaum Muslim.
Salim bin Abdullah bin Umar ra., dari ayahnya, mengatakan:
Khalifah Umar pemah memungut dari rakyat, dari jenis minyak
dan gandum, (pungutan) sebesar 1/20 agar banyak yang membawa
ke Madinah. Beliau memungut 1/10 dari kain (yang terbuat dari
kapas)." (Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Ubaid dalam kitab Al-
Amwal).
'Usyur adalah tarif bea masuk yang mereka pungut dari para
pelaku bisnis kita pada waktu itu. Karena itu, bea cukai yang dipungut
dari komoditi orang-orang kafir harbi mengikuti apa yang ditentukan
oleh kepentingan negara, baik berupa pemungutan maupun
dibebaskannya bea cukai tersebut, baik sedikit maupun banyak; dengan
catatan tidak boleh melebihi apa yang mereka pungut dari para pelaku
bisnis kita.
Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan adalah perbandingan nilai barang-barang
yang diekspor dengan barang-barang yang diimpor. Jika kita meletakkan
nilai barang-barang yang diekspor di satu sisi, kemudian kita meletakkan
nilai barang-barang yang diimpor di sisi lain, maka kita sudah bisa
mendapatkan suatu neraca perdagangan. Jika nilai barang-barang
ekspornya melebihi nilai barang-barang impor, maka neraca
perdagangan tersebut menunjukkan keuntungan kita. Sebab, negara-
negara tersebut bisa mempunyai utang kepada kita, karena adanya
perbedaan antara nilai barang-barang ekspor kita dengan nilai barang-
barang impor kita. Permintaan pihak luar terhadap mata uang kita untuk
menutupi nilai komoditi-komoditi tersebut meningkat, melebihi
permintaan kita terhadap mata uang-mata uang asing untuk tujuan
yang sama.
Namun demikian, necara perdagangan tersebut tidak bisa
memberikan gambaran yang benar tentang kondisi ekonomi nasional.
Sebab, pendapatan nasional tidak hanya terbatas pada surplus
perdagangan luar negeri, namun ada faktor-faktor lain yang bisa
menambah jumlah pemasukan, dan biasanya disebut pendapatan
nasional. Hanya saja, neraca perdagangan bisa memberikan gambaran
yang benar tentang perdagangan luar negeri kita. Karena itu, tidak
tepat jika dikatakan, neraca perdagangan menunjukkan keuntungan
kita, kecuali jika negara tersebut tidak mempunyai tujuan-tujuan lain.
420 Sistern Ekonomi Islam
InteraksiUang Antarnegara
Perdagangan luar negeri faktanya telah membentuk interaksi
uang antarnegara. Sebab, negara harus membayar harga barang-
barang komoditi dengan mata uang negara yang menjualnya, atau
dengan mata uang yang bisa diterima oleh negara tersebut. Dengan
itu, negara harus menerima harga barang komoditi yang dijualnya
dengan mata uangnya, atau mata uang yang dikehendakinya. Dengan
demikian, terbentuklah interaksi uang antarnegara.
Di sana terjadi pertukaran barang-barang atau antara barang-
barang ekspor dengan barang-barang impor. Di sana juga terjadi
pertukaran jasa angkut, semisal transportasi darat, angkutan barang-
barang komoditi antarnegara, biaya pos, telegram, saluran telepon
internasional, termasuk jasa perdagangan serta pembayaran mata uang
yang harus dibayar; atau komisi untuk para wakil dan pialang serta
jasa-jasa yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata. Ketika seorang
wisatawan berangkat ke negara asing dan membelanjakan beberapa
pendapatannya, maka orang tersebut berarti telah mengambil salah
satu hartanya. Namun, ia mengambil harta dari negaranya, yang bisa
ia belanjakan di negara di mana yang ia tuju; bisa jadi dengan adanya
izin untuk membelanjakan alat tukar tertentu dari negara tersebut, agar
Perdagangan Luar Negeri 421
satu sama lain. Pandangan umat juga bisa berbeda karena perbedaan
pandangan mereka terhadap kepentingan internal ekonomi umat, untuk
mendapatkan keuntungan ekonomi mereka.
Dari sini, kita menemukan bahwa politik perdagangan luar
negeri menurut orang-orang sosialis di Uni Soviet, sebelum runtuh pada
awal tahun 90-an, dibangun dengan berpijak pada pandangan
sosialisme tentang hukum dialektika alam. Karena itu, selain perhatian
mereka terhadap keuntungan ekonomi, mereka mengelompokkan
barang-barang menurut negaranya, kemudian mereka mencoba
menjual ke Syria, misalnya: alat-alatpertanian, pupuk, peralatan industri
untuk industri-industri yang bisa memproduksi barang konsumsi; seperti
pabrik keju, pakaian, alat-alat pembajak dan sebagainya. Menurut
pandangan mereka, hal itu bisa membantu kemajuan Kapitalisme. Pada
saat mengimpor barang komoditi, mereka tidak akan mengimpor selain
barang yang bisa meningkatkan produksi clan barang yang mereka
butuhkan saja.
Meskipun anggapan mereka semacam ini saat ini sudah
berkurang, justru ia berbeda dengan negara-negara kapitalis, semisal
lnggris. Sebab, selain keuntungan materi, Inggris menjadikan asas
manfaat sebagai landasan politik perdagangan luar negeri. Karena itu,
lnggris akan menjual apa saja kepada semua bangsa clan umat selama
secara ekonomis mendapatkan keuntungan. Adapun apa yang
dilakukan oleh Amerika, seperti mengikat pedagangan dengan Rusia
clan Cina dalam beberapa hal, kemudian dalam hal-hal lain
perdagangan Amerika dengan kedua negara tersebut dicegah,
semuanya ini tidak berarti mengikuti pandangan tertentu, namun
Amerika hanya mengikuti politik perang. Amerika memperlakukan
kedua negara tersebut sebagai dua negara yang secara de jure sebagai
musuh, meskipun secara de facto keduanya tidak memusuhi. Selain
itu, landasan politik perdagangan Amerika tetap dibangun berdasarkan
asas manfaat.
Hanya saja, para ahli ekonomi Barat berbeda-beda dalam
memandang perdagangan luar negeri. Dalam hal ini mereka
mempunyai aliran yang berbeda-beda, antara lain aliran:
Perdagangan Luar Negeri 423
1. Perclagangan Bebas
Aliran ini mengharuskan aclanya pertukaran perdagangan
antarnegara yang berjalan tanpa batas, clan tidak ada keharusan
membayar bea cukai apa pun, atau tarif bea masuk yang dikenakan
untuk impor barang. Aliran ini menginginkan hilangnya kontrol
negara. Keberadaan negara tidak akan menambah beban, baik
dengan mengenakan restriksi atas barang-barang ekspor maupun
impor. Keseimbangan antara ekspor dengan impor tersebut cukup
hanya dijamin oleh suatu konvensi, yaitu aclanya keseimbangan
secara alami clan otomatis.
Panclangan ini tentu bertentangan clengan Islam. Sebab,
perdagangan luar negeri merupakan salah satu bentuk hubungan
antar-negara, bangsa clan umat. Hubungan-hubungan ini semuanya
harus tuncluk pada kekuasaan negara sehingga negaralah yang
harus mengatur clan mengarahkan perclagangan tersebut secara
langsung, baik perdagangan tersebut merupakan hubungan antara
incliviclu, hubungan ekonomi, maupun perdagangan. Karena itu,
secara mutlak teori pertukaran bebas tersebut tidak boleh cliambil.
Sebab, Negara Islam akan melarang clikeluarkannya beberapa
komoditi clan membolehkan beberapa komoditi yang lain serta akan
campurtangan terhaclap para pelaku bisnis kafir harbi clan mu'ahid.
Meskipun demikian, kepacla rakyatnya, negara cukup memberikan
pengarahan secara umum dalam perda-gangan luar negeri mereka,
sebagaimana yang dilakukan terhadap perdagangan clalam negeri.
2. Proteksionisme
Teori proteksionisme mengharuskan keterlibatan (intervensi)
negara untuk mewujudkan keseimbangan pertukaran dengan pihak
luar. Tujuannya aclalah untuk mempengaruhi neraca perclagangan
(balance of trade) clan memecahkan masalah kelemahan (ekonomi
nasional). Sebab, keseimbangan yang terjadi clengan senclirinya
antara ekspor clan impor tidak akan bisa mewujuclkankeseimbangan
apa pun, clan tidak akan bisa memecahkan berbagai kelemahan.
Karena itu, proteksi perclagangan tersebut harus ada. Lalu
424 Sistem Ekonomi Islam
3. Ekonomi Kerakyatan
Teori ekonomi kerakyatan ini berkaitan dengan konsep
langkah-langkah yang bersifat protektif (protective measures) dari
teori industri berat. Para penggagas teori ekonomi kerakyatan ini
berpandangan, bahwa pertumbuhan ekonomi rakyat harus
diarahkan pada kontribusi rakyat dalam memberikan kekuatan
politik, selain kekuatan ekonomi. Mereka berpandangan bahwa
perkembangan negara manapun akan melewati tiga fase:
nasionalisme-pertanian; pertanian-industrialisasi; pertanian-
industrialisasi-perdagangan. Suatu negara tidak akan mempunyai
kekuasaan yang hakiki kecuali pada saat memiliki armada dan
koloni-koloni, penduduk yang mempunyai kontribusi yang berbeda-
beda. Kekuatan produksi dengan perkembangan ekonomi harus
menyatu sebagai syarat utama adanya kekuatan politik. Mereka
berpandangan, meskipun hubungan-hubungan perekonomian
secara internasional muncul dari persaingan bebas, dalam hal ini,
masing-masing negara harus berlomba hingga sempurna dalam
mengembangkan kekuatannya. Untuk mengaktifkan perkembangan
tersebut, harus ada proteksi industri.
Dalam masalah pertanian tidak ada proteksi sama sekali.
Ekspor hasil pertanian dibolehkan tanpa syarat apa pun. Harganya
pun diserahkan secara bebas mengikuti persyaratan pasar bebas.
Karena itu, teori ekonomi kerakyatan esensinya adalah
industrialisasi. Teori ini mengatakan, bahwa bangsa-bangsa yang
Perdagangan Luar Negeri 425
4. Politik Autarky
Yang dimaksud dengan politik Autarky adalah ambisi salah
satu negara untuk mencukupi dirinya sendiri, dan menyusun
kesatuan ekonominya dengan cara menutup diri, yang tidak
membutuhkan lagi pihak lain. Karena itu, negara tidak akan
melakukan impor maupun ekspor. Tujuan dari politik ini
sesungguhnya melebihi poteksionisme; ia berbeda dengan ekonomi
kerakyatan, bahkan bertolak belakang dengan teori pasar bebas.
Politik Autarky yang diterapkan antara dua negara yang
sedang berperang benar-benar tampak dalam dua bentuk. Pertama:
autarky murni. Kedua: autarky campuran. Jerman, yang Nazi,
adalah contoh negara yang menerapkan politik autarky. Dalam hal
ini, politik tersebut mencerminkan gambaran tentang suatu
pengaturan yang dipaksakan oleh politik dalam dan luar negeri
Jerman, yang tidak pernah bisa menyatu dengan kaidah pertukaran
dunia.
Politik Autarky, meskipun merupakan gambaran tentang
suatu pengaturan yang berorientasi politik, dalam pandangan
mereka, mempunyai landasan sistem ekonomi yang bisa
Perdagangan Luar Negeri 427