PENDAHULUAN
yang dapat dibedakan menjadi luka akibat trauma mekanik, trauma fisik dan
trauma kimiawi. Luka bakar merupakan cedera terhadap jaringan yang disebabkan
oleh kontak dengan panas kering (api), panas lembab (uap dan cairan panas),
friksi atau energi. Luka bakar merupakan salah satu kondisi yang memiliki
kehidupan sosialnya, keterbatasan yang ditimbulkan dan dari segi keuangan yang
yang berat akibat luka dan bekas luka bakar yang ditimbulkan.1,2
terdapat 2,4 juta kasus luka bakar dalam setahun di Amerika Serikat. Antara 8.000
dan 12.000 pasien dengan luka bakar meninggal, dan sekitar 1 juta akan
mengalami cacat substansial atau permanen yang diakibatkan oleh luka bakar
yang dialami. Penelitian yang menggunakan subyek penderita luka bakar rawat
inap di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Januari 1998 sampai
Mei 2001 menyebutkan bahwa dari 156 penderita terdapat angka mortalitas
sebesar 27,6% dimana penderita terbanyak usia 19 tahun dimana laki-laki lebih
1
banyak dari perempuan. Penyebab terkena api (55,1%) dan terjadi di rumah
(72,4%). 3
mempersulit identifikasi korban melalui luka bakar juga memiliki prevalensi yang
melakukan pemeriksaan terhadap seseorang yang mengalami luka bakar baik yang
masih hidup maupun yang telah mati. Maka dari itu diperlukan suatu tinjauan
pustaka yang mebahas aspek klinis dan patologi forensik mengenai luka bakar
yang dapat dijadikan suatu tambahan wawasan bagi praktisi medis dalam
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Luka bakar merupakan kerusakan atau kehilangan jaringan yang
diakibatkan oleh kontak dengan panas kering (api), panas lembab (uap dan
listrik atau lampu), friksi atau energi. Luka bakar adalah luka yang terjadi bila
sumber panas bersentuhan dengan tubuh atau jaringan dan besarnya luka
B. Epidemiologi
Menurut data dari American Burn Association, diperkirakan 500.000
umum dari luka bakar langsing/tubuh kontak dengan api sebanyak 43%
diikuti oleh luka bakar air panas sebanyak 30%. Luka bakar air akibat air
adalah usia lanjut, ukuran luka bakar, adanya trauma inhalasi dan wanita.
kebakaran doi Amerika Serikat terjadi baik mati di tempat tersebut atau di
rumah sakit.4
3
Secara demografis, orang yang mengalami luka bakar di Amerika Serikat
Insiden tertinggi terjadi luka bakar pada kelompok usia 18-35 tahun,
sedangkan insiden tertinggi terjadi luka bakar pada anak 1-5 tahun dan orang
meskipun sangat sedikit ysng dirawat di unit spesialis luka bakar. Sekitar 90%
luka bakar terjadi di negara berkembang dan 70% dari ini adalah pada anak-
anak. Angka harapan hidup korban luka bakar dengan area luka lebih besar
dari 40% total permukaan tubuh jarang ditemukan pada negara berkembang.4
C. Patofisiologi
Faktor patofisiologis yang berpengaruh pada gangguan sirkulasi dan
dari xantin oksidase, termasuk H2O2 dan hydroxyl radical merusak endotel
pembuluh darah.5
Kompensasi terhadap syok dengan kehilangan cairan maka tubuh
yang mana dapat terjadi ileus paralitik, tachycardia dan tachypnea merupakan
4
perfusi pada ginjal, dan terjadi vasokontriksi yang akan berakibat pada
luka bakar derajat 3, yaitu koagulasi, statis dan hiperemis. Daerah yang
kontak langsung dengan sumber panas adalah zona koagulasi, tampak sebagai
daerah nekrosis koagulatif yang ireversibel. Area terlihat putih, seperti kulit
atau arang. Area yang mengelilingi daerah ini yaitu zone statis dan tampak
berupa perfusi jaringan lebam. Daerah ini terluka, namun tidak hancur,
tampak seperti penumbra iskemik; oleh karena itu, penting untuk mencegah
hipotensi, infeksi, dan edema untuk meyakinkan bahwa area ini tidak kurang
merah dan hiperemis. Area ini biasanya sembuh, bila tidak ada trauma
lanjutan yang terjadi. Ketiga zona tersebut merupakan area tiga dimensi dan
kehilangan jaringan di zona statis akan menjadikan luka lebih luas dan lebar.7
5
Gambar 1. Burns Zone dikutip dari kepustakaan 7
Respon Sistemik
mengenai membran sel menyebabkan sodium masuk dan potasium keluar dari
intravaskuler. Luka bakar yang luas menyebabkan edema tubuh general baik
pada area yang mengalami luka maupun jaringan yang tidak mengalami luka
evaporasi melalui luka terjadi 4-20 kali lebih besar dari normal. Sedangkan
pengeluaran cairan yang normal pada orang dewasa dengan suhu tubuh
normal perhari adalah 350 ml. Keadaan ini dapat mengakibatkan penurunan
pada perfusi organ. Jika ruang intravaskuler tidak diisi kembali dengan cairan
6
intravena maka syok hipovolemik dan ancaman kematian bagi penderita luka
bakar yang luas dapat terjadi. Kurang lebih 18-36 jam setelah luka bakar,
2 atau 3 minggu setelah injuri. Curah jantung kembali normal dan kemudian
setelah luka bakar. Perubahan pada curah jantung ini terjadi sebelum kadar
3-4 hari setelah luka bakar karena kehilangan sel darah merah dan kerusakan
yang terjadi pada waktu injuri. Tubuh kemudian mereabsorbsi cairan edema
bronkokontriksi, dan pada luka bakar berat sindrom distres pernapasan dapat
muncul.7
Metabolic changes – Rasio metabolisme basal meningkat hingga tiga kali
fungsi neutropil dan macrophage dapat terjadi pada klien yang mengalami
7
Gambar 2. perubahan sistemik setelah luka bakar7
D. Penilaian Klinis
Secara klinis, luka bakar dinilai menurut dari luas permukaan tubuh yang
terpajan dan kedalaman luka. Cara untuk menilai derajat luka bakar menurut
presentasi luas permukaan tubuh yang terpajan pada orang dewasa dan anak-
8
Gambar 3. Wallace rule of nines
Berat ringannya luka bakar dari American Burn Association adalah
terlihat
9
Derajat 1 Epidermis Eritema Kering Nyeri < 1 minggu Tidak ada
Kemerahan
bening
Beberapa
Kemerahan Skar,
inggu atau
dan putih kontraktur
Derajat 2 Dermis dapat
dgn Lembab Nyeri (membutuhkan
(profunda) (retikuler) progresif
lepuhan yg eksisi dan skin
menjadi
berisi darah graft)
derajat tiga
Meluas
Skar,
pada Warna Kering, Sedikit Membuthkan
Derajat 3 kontraktur,
seluruh putih/coklat kasar nyeri eksisi
amputasi
dermis
Meluas di
lapisan
kulit,
Hitam,
jaringan
hangus Sedikit Membutuhkan Amputasi dan
Derajat 4 subkutan Kering
dengan nyeri eksisi rehabilitasi
sampai
eskar
jaringan
otot dan
tulang
Tabel 1. Derajat luka bakar
10
1. Luka bakar derajat pertama adalah setiap luka bakar yang dalam proses
panas; sel-sel PMN dapat dijumpai walaupun tidak terdapat infeksi. Luka
bakar derajat pertama dapat berakhir dengan kematian korban bila luas
daerah yang terbakar sama atau lebih dari sepertiga luas permukaan
tubuh.7,8
2. Luka bakar derajat dua adalah luka bakar yang pada proses
pada luka bakar derajat kedua ini seluruh kulit mengalami kerusakan, dan
jaringan yang nekrotik akan terlepas dan meninggalkan tukak yang waktu
11
penyembuhannya lama. Pengobatan biasanya membutuhkan operasi
plastik.
akibat paparan panas mengenai tubuh, misalnya tubuh yang terbakar atau
yang terjadi dalam 1 atau 4 hari akibat syok, kehilangan cairan berlebih,
luka bakar itu sendiri. CO poisoning merupakan aspek yang penting dari
penyebab kematian pada luka bakar, biasanya korban menjadi tidak sadar
derajat luka bakar serta saturasi darah yang mengandung CO harus dinilai
12
secara hati–hati. Gas CO ini dibentuk dari pembakaran yang tidak
sempurna misalnya kayu yang terbakar, kertas, kain katun, batu bara yang
yang paling berharga yang dapat menunjukkan bahwa korban masih hidup
pada waktu terjadi kebakaran. Oleh karena gas ini hanya dapat masuk
dalam darah hanya lebih dari 5%, dan ini dapat menunjukan bahwa korban
COHB yang lebih rendah dari pada individu yang sehat. Bila CO
merupakan penyebab mati yang utama maka saturasi dalam darah paling
sedikitnya dibutuhkan 40% COHB, kecuali pada orang tua, anak-anak dan
kadar COHB pada korban yang sekarat selama kebakaran, sering tidak
dari kadar yang terdapat dalam darah pada keracunan CO murni, seperti
Pada banyak kasus kematian, dimana cedera panas pada badan tidak sesuai
13
dengan penyebab kematian maka dikatakan penyebab kematian adalah
rumah tangga seperti furniture, cat , kayu, pernis, karpet dan komponen-
kematian.2
c) Trauma Mekanik
tangan. Luka-luka ini harus dicari pada waktu melakukan pemeriksaan luar
tikus dan lilin yang diletakkan dalam tabung yang terbatas kadar
oksigennya ternyata walaupun lilin padam lebih dahulu tikus masih aktif
kemungkinan dari penyebab kematian, oleh karena radikal bebas ini dapat
14
menyebabkan surfaktan menjadi inaktif, jadi mencegah pertukaran oksigen
presentasi yang jauh lebih rendah dari ini, sedangkan pada anak-anak
biasanya lebih resisten. Selain oleh derajat dan luas luka bakar prognosis
korban pada waktu terbakar. Luka bakar pada daerah perineum, ketiak,
leher, dan tangan dikatakan sulit dalam perawatannya, oleh karena mudah
mengalami kontraktur.9
menyebabkan kematian. Bila tubuh terpapar gas panas, air panas atau
pada kecelakaan mobil yang terbakar, sering terlihat bahwa keadaan tubuh
Berikut keadaan umum yang ditemukan pada mayat dengan luka bakar.
a) Skin split
Kontraksi dari jaringan ikat yang terbakar menyebabkan terbelahnya
kulit dari epidermis dan korium yang sering menyebabkan artefak yang
15
menyerupai luka sayat dan sering disalah artikan sebagai kekerasan
pembuluh darah yang intak yang menyilang pada kulit yang terbelah.
b) Abdominal wall destruction
Kebakaran parsial dari dinding abdomen bagian depan akan
terjadi ini. Biasanya ini terjadi tanpa perdarahan, apakah perdarahan yang
hebat dan kepala sudah menjadi arang atau hangus terbakar dapat terlihat
artefak fraktur tulang tengkorak yang berupa fraktur linear. Disini tidak
terbakar dan kepala yang sudah menjadi arang adalah pseudo epidural
seperti honey comb appearance, rapuh tipis dan secara tipikal terletak
16
pada daerah frontal, parietal, temporal dan beberapa kasus dapat meluas
sampai ke oksipital.
e) Non-cranial fractures
Artefak berupa fraktur pada tulang-tulang ekstremitas juga sering
Mayat sering dibawa tanpa tangan dan kaki, dan mereka sudah tidak
tangan terangkat didepannya, paha dan lutut yang juga fleksi sebagian
“pugilistic” attitude atau heat rigor ini akan hilang bersama dengan
timbulnya pembusukan.
17
Pada korban yang masih hidup saat terbakar akan ditemukan adanya hal-
hal antara lain adanya tanda intravital pada luka bakar dan gelembung yang
monoksida diatas 10% dalam darah korban. Pada korban keracunan karbon
monoksida jika tubuh korban tidak terbakar seluruhnya akan terbentuk lebam
mayat berwarna cherry red. Pada tubuh manusia yang telah mati bila dibakar
tidak akan berwarna kemerahan oleh reaksi intravital. Tubuh mayat akan
tampak keras dan kekuningan. Gelembung yang terdapat akan berisi cairan
kekeruhan bila dipanaskan serta sangat sedikit atau tidak ditemukan sel PMN.
Jadi perbedaan antara luka bakar antemortem dengan postmortem adalah pada
dan vesikula sedangkan pada luka bakar postmortem tidak terdapat tanda
tersebut. Perbedaan lainnya akan tampak pada adanya jelaga pada saluran
nafas luka bakar antemortem dan saturasi karbon monoksida diatas 10% pada
Pada kasus luka bakar intravital, ada eritema yang disebabkan oleh distensi
kapiler yang bersifat sementara, menghilang karena tekanan selama hidup dan
memudar setelah mati. Namun, garis merah ini bisa saja tidak ada pada orang
yang sangat lemah kondisi badannya, yang meninggal segera setelah syok
18
Vesikasi yang timbul akibat luka bakar saat hidup mengandung cairan
serosa yang berisi albumin, klorida, dan sering juga sedikit sel PMN sel darah
putih dan memiliki daerah yang memerah, dasar inflamasi dengan papilla
mengandung udara saja, dan biasanya juga mengandung serum dalam jumlah
yang sangat sedikit yang berisi albumin, tapi tidak ada klorida seperti pada
tersebut terjadi saat hidup. Luka bakar yang disebabkan setelah mati
menunjukkan tidak ada reaksi vital dan memiliki tampakan dull white dengan
terpanggang dan menimbulkan bau yang khas. Perbedaan antara luka bakar
19
Beda Luka Bakar Antemortem Luka Bakar Postmortem
albumin albumin
Dasar vesikel mengalami Dasar vesikel kering dan
inflamasi keras
Tidak terdapat udara pada Terdapat udara dalam
saluran pernafasan
Gambaran Terdapat serbukan sel Terdapat sedikit atau tidak
polimorfonuklear
20
DAFTAR PUSTAKA
Forensic Pathology. 2nd ed. New York: CRC press LLC; p. 1-21
2. Basebeth Keren DR.SPF.DFM. Kematian Karena Luka Bakar.
3. Dix J. 2000. Thermal Injuries. In: Dix J (ed). Color Atlas of Forensic
Udayana.
21