1. Meminta kepada pemrakarsa(Via Ketua Tim) untuk menyerahkan Hasil Studi Kelayakan
Teknis dan Ekonomis (FS = Feasibility Study : Jika dilakukan lebih awal) dan Rencana Detail
(Detail Design) dari rencana kegiatannya. Jika FS belum dilakukan maka FS dan Studi AMDAL
akan dilakukan secara bersamaan atau terintegrasi.
2. Meminta kepada pemrakarsa (Via Ketua Tim) untuk menyerahkan Peta Lokasi (berdasarkan
Titik Kordinat) untuk kemudian diuji keseuaiannya (via Oevrlay) dengan Peta RTRW setempat
(Via Bappeda) dan PIPIB (Via Kehutanan).
3. Meminta kepada pemrakarsa (Via Ketua Tim) untuk menyerahkan segala bentuk perizinan
yang telah diperoleh terutama IZIN PRINSIP dari pemerintah setempat.
4. Mendiskusikan dengan pemrakarsa tentang Detail Disign dari Rencana Kegiatannya
5. Mendiskusikan dengan tim tentang kegiatan apa saja yang diprediksi akan berdampak
pada lingkungan (pelingkupan kegiatan).
6. Melakukan kategorisasi mana dari kegiatan tersebut yang dapat dikelompokkan ke dalam
tahapan Pra~Konstruksi, Konstruksi, dan Operasional, Pasca Opaerasi dan dampak-dampak apa
saja yang diprediksi akan terjadi dari setiap rencana kegiatan tersebut dan kemudian
mendiskusikannya kembali dengan pemrakarsa.
7. Jika terdapat alternative kegiatan (seperti : lokasi, alat produksi, kapasitas, tata letak
bangunan dan durasi/waktu operasi) maka alternative tersebut harus dijelaskan.
1|Firdaus
2. MENYUSUN DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN AWAL (BAHAN KA)
1. Mengumpulkan data-data sekunder (dokumen tertulis dari penelitian terdahulu dan dari berbagai
instansi terkait : terutaman BAPPEDA, BPS, Stasiun Klimatologi, Tata Ruang, Dinas Kehutanan, Dinas
yang membawahi atau bertalian dengan Rencana Kegiatan [Misal : Rencana Kegiatan Pertambangan
maka harus berhubungan dengan Dinas Pertambangan dan Energi], Dinas Kesehatan, Dinas
Perikanan dan Kelautan, BLHD, dll).
2. Melakukan observasi terhadap seluruh tapak proyek dan sekitarnya khususnya yang bertalian
dengan rona lingkungan hidup (ABC) yang diprediksi akan terkena dampak, termasuk kegiatan lain
dan kondisi sumberdaya alam di sekitarnya.
3. Mendeskripsikan Rona Lingkungan Hidup Awal kedalam komponen atau dimensionalisasi
lingkungan ABC [plus gambar dan peta] :
a. Abiotic (Geo~Fisik~Kimia)
b. Biotic (Biota Darat dan Biota Perairan : tipe habitat, langka, atau endemik)
c. Culture (Sosial Ekonomi, Budaya, Kesehatan Masyarakat, dan Pertahanan dan Keamanan).
Dikerjakan oleh TIM SESUAI BIDANG KEAHLIAN.
4. Memberi penekanan komponen atau sub komponen lingkungan apa saja yang akan mengalami
perubahan mendasar dari kehadiran rencana kegiatan yang dimaksud.
2|Firdaus
3. MELIBATKAN MASYARAKAT DALAM PROSES AMDAL (BAHAN KA)
1. Mengidentifikasi masyarakat yang harus dilibatkan dalam proses penyusunan AMDAL, yakni:
(a) Masyarakat Terkena Dampak
(b) Masyarakat Pemerhati Lingkungan
(c) Masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL.
3|Firdaus
4. MENENTUKAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK (BAHAN KA)
KEGIATAN LAIN
SEKITAR PROYEK
RENCANA
KEGIATAN
DAMPAK DPH
POTENSIAL
RONA LINGK.
HIDUP AWAL
IDENTIFIKASI EVALUASI DAMPAK
DAMPAK POTENSIAL POTENSIAL
SPT DARI
MASYARAKAT Salah satu dari 4 (empat) criteria berikut :
1. Apakan beban lingkungan yang terkena dampak telah tinggi
2. Apakah komponen lingkungan yang terkena dampak memegang peranan penting
dalam kehidupan sehari hari masyarakat.
SUMBERDAYA ALAM 3. Apakah ada kekhawatiran masyarakat terhadap perubahan komponen lingkungan
DISEKITARNYA yang dimaksud.
4. Apakah ada kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang dilanggar
atau dilampaui oleh dampak tersebut.
5. SOP atas Rencana Pengelolaan Pemrakarsa
4|Firdaus
2. Dilanjutkan dengan Menggunakan Matriks Identifikasi Dampak sbb :
Komponen Lingkungan
Rencana Abiotic Biotic Culture
Kegiatan Biota Biota Pertahanan/
Geologi Fisik Kimia Sosek Sosbud Kesmas
Darat Perairan Keamanan
Tahap
PraKonstruksi
Tahap
Konstruksi
Tahap
Operasi
Tahap Pasca
Operasi
Catatan : Identifikasi dampak tidak hanya dilakukan searah (dari rencana kegiatan terhadap
komponen lingkungan) tetapi juga sebaliknya (dari lingkungan ke rencana kegiatan atau yang
disebut daya dukung lingkungan).
3. Selanjutnya dilakukan evaluasi dampak potensial dengan menggunakan empat criteria : (1)
apakah beban lingkungan sudah tinggi ?, (2) apakah komponen lingkungan tersebut memegang
peranan penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar (baik secara sosial, ekonomi dan
ekologis), (3) apakah ada kekhawatiran masyarakat terhadap komponen lingkungan tersebut, dan
(4) apakah ada kebijiakan yang akan dilanggar atau dilampau oleh dampak tersebut. Jika salah
satu dari empat criteria tersebut ada yang terpenuhi maka dikategorikan sebagai DPH.
4. Termasuk di dalamnya jika pemrakarsa telah berencana untuk mengelola dampak tersebut sesuai
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) yang ditetapkan oleh pemerintah dan atau standar
internasional.
5|Firdaus
5. MENENTUKAN BATAS WILAYAH STUDI & BATAS WAKTU KAJIAN (BAHAN KA)
1. Menentukan batas proyek : ruang dimana seluruh komponen rencana kegiatan (tahap pra
konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi dan fasilitas penunjangnya) akan dilakukan.
Ruang tersebut dibuat dalam bentuk Peta Batas ~ Tapak Proyek.
2. Menentukan batas ekologis : ruang persebaran dampak secara ekologis (terutama udara :
sejauh angin bertiup dan berpengaruh dan air : sejauh air mengalir dan berpengaruh). Ruang ini
biasanya lebih luas dibanding dengan ruang lainnya dan dibuat dalam beberapa batas. Juga
dibuat dalam bentuk Peta Batas Ekologis.
3. Menentukan batas sosial : ruang disekitar rencana kegiatan tempat berlangsungnya aktivitas
sosial yang diprediksi akan terkena imbas atau dampak lingkungan baik secara positif maupun
dan negatif. Juga dibuat dalam bentuk Peta Batas Sosial.
4. Menentukan batas administrative : wilayah administrative pemerintahan terkecil yang relavan
(desa, kecamatan, kabupaten, atau provinsi) yang wilayahnya tercakup dari ketiga batas tersebut
di atas. Dengan mengunakan overlay peta dari ketiga batas tersebut di atas (batas proyek, batas
ekologis, dan batas sosial) akan ditemukan wilayah administrasi pemerintahan mana saja yang
tercakup dari rencana kegiatan ini. Batas admistratif ini memperudah pemrakarsa untuk
melakukan kordinasi dengan pihak pemerintah, menentukan pihak yang akan dilibatkan dan
konsultasi public, dan mempermudah konsultan dalam pengambilan data tentang kondisi rona
lingkungan.
5. Menentukan Batas Wilayah Studi : Ditentukan melalui overlay peta dari keempat batas
tersebut di atas dengan menarik garis terluar. Garis terluar inilah yang disebut Batas Wilayah
Studi.
6. Batas Waktu Kajian : Ditentukan dengan terlebih dahulu menentukan batas waktu kajian dari
setiap dampak penting hiptetik (DPH). Dimaksudkan sebagai dasar untuk menentukan perubahan
komponen lingkungan sebelum dan sesudah ada rencana kegiatan.
6|Firdaus
6. MENENTUKAN METODE STUDI AMDAL (BAHAN KA)
1. Menentukan Metode Pengumpulan dan Analisis Data.
Berdasarkan komponen lingkungan (ABC) yang diprediksi akan mengalami perubahan mendasar,
masing-masing ditentukan metode pengumpulan dan analisis datanya. Umumnya untuk komponen
lingkungan A dan B dilakukan dengan menggunakan metode : observasi, pengambilan sampel dan
dilanjutkan dengan analisis laboratorium (Terakreditasi) dan hasilnya dibandingkan dengan SNI.
Sedang untuk komponen lingkungan C umumnya digunakan metode pengumpulan dan analisis
data : Observasi, wawancara (survey dan in depth), dokumentasi (pemotretan dan penggunaan
data sekunder), serta mengolah hasil pengumunan dan konsultasi public (SPT). Data yang
terkumpul di analisis baik secara kualitatif, kuantitatif, dan interpretative. Atau dengan kata lain
dalam pengumpulan dan analisis data digunakan metode ilmiah baik secara nasional maupun
internasional.
7|Firdaus
PEMAHAMAN KEGIATAN
PROFESSIONAL POTENSIAL BERDANPAK
TAHAP PRAKIRAA~1
JUDGEMENT
8|Firdaus
3. Menentukak Metode Evaluasi Dampak.
Metode holistic dipandangan sebagai satu-satunya cara yang dianggap paling relevan dalam
melakukan evaluasi dampak penting. Secara akademik cirri dari holistic adalah menyeluruh dan
sistemik. Menyeluruh artinya memberi perhatian penuh terhadap : (1) seluruh rencana kegiatan
yang diprediksi akan berdampak , (2) seluruh komponen lingkungan yang dipandang akan
mengalami perubahan, dan (3) seluruh komponen dampak yang akan timbul. Sedang sistemik
artinya bertalian atau berhubungan (koneksitas). Atas dasar pertimbangan sistemik maka perhatian
terhadap rencana kegiatan, komponen lingkungan dan jenis dampak dibatasi pada yang memiliki
keterkaitan secara sistemik satu sama lain. Gambar berikut menunjukkan pendekatan holIsitik yang
dimaksud :
KEGIATAN
KONSTRUKSI C
DAMPAK
BIOTIC
KEGIATAN A B
OPERASI
DAMPAK
KEGIATAN PASCA CULTURE
OPERASI
9|Firdaus
7. MENYUSUN DOKUMEN KERANGKA ACUAN
10 | F i r d a u s
C. Deskripsi Rencana Kegiatan dengan focus pada komponen kegiatan (pra~konstruksi,
konstruksi, operasional dan pasca operasional) yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan.
Termasuk alternative kegiatannya (bila ada) dan rencana pengelolaan lingkungan yang telah
disiapkan dan terintegrasi dengan rencana kegiatan. Uraian rencana kegiatan wajib dilengkapi
dengan peta peta yang relevan yang memenuhi kaidah kartografi dan atau layout dengan
skala yang memadai.
D. Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal, dengan focus pada komponen lingkungan yang
diprediksi akan mengalami perubahan mendasar, yakni : (1) Komponen Lingkungan Abiotic
(Geo~Fisik~Kimia: geologi, tanah, air permukaan, air bawah tanah, udara, kebisingan,dll), (2)
Komponen Lingkungan Biotic (Biota Darat dan Biota Perairan : Vegetasi/flora, fauna, tipe
ekosistem, keberadaan spesies langka dan atau endemic serta habitatnya), dan (3) Komponen
Lingkungan Culture (Sosial Ekonomi, Sosial Budaya, Kesmas, Pertahanan dan Keamanan).
Uraian komponen lingkungan dilengkapi dengan peta dan gambar dengan skala yang cukup
memadai
E. Kegiatan lainnya disekitar proyek yang telah berpengaruh duluan serta jenis dampak yang
ditimbulkannya, serta kondisi sumberdaya alam di sekitarnya.
F. Hasil Pelibatan Masyarakat (Hasil Pengumuman dan Konsultasi Publik) sebagaimana yang
dijelaskan pada poin 3.
G. Dampak Penting Hipotetik (DPH) sebagaimana yang dijelaskan pada poin 4.
H. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian sebagaimana yang dijelaskan pada poin 5. dan
I. Ringkasan Pelingkupan.
Daftar Pustaka
Literatur rujukan dalam penyusunan dokumen KA.
Lampiran
1. Bukti Izin Prinsip
2. Copy sertifikat kompetensi penyusun AMDAL
3. Copy tanda registrasi LPJP AMDAL atau copy tanda registrasi penyusun perorangan dan surat keputusan
pembentukan tim.
4. Biodata singkat penyusun dokumen Amdal
5. Surat Keterlibatan Personil Penyusun Dokumen yang ditanda tangani di atas materai.
6. Informasi tambahan rencana kegiatan (jika diperlukan).
7. Bukti formal keseseuaian rencana kegiatan dengan RTRW dan PIPIB
8. Data dan iformasi tentang lingkungan hidup dalam bentuk peta-peta, gambar, grafik, tabel, dsb. (Jika
diperlukan).
9. Bukti pengumuman Amdal
10. Bukti hasil konsultasi public, diskusi dengan piah-pihakyang terlibat dan pengolahan data hasil
konsultasi.
11. Data dan informasi lain yang dianggap perlu.
12 | F i r d a u s
8. MENYUSUN RINGKASAN HASIL PELINGKUPAN KERANGKA ACUAN
Pengelolaan Pelingkupan
Deskripsi
Lingkungan
Rencana
yang Sudah Komponen
Kegiatan Batas
Direncanakan Lingkungan Evaluasi Wilayah
No. Yang Dampak Dampak Penting Waktu
Lebih Awal Terkena Dampak Studi
Berpotensi Potensial Hipotetik (DPH) Kajian
sbg Bagian Dampak Penting
Menimbulka
dari Rencana
n Dampak
Kegiatan
TAHAP PRA~KONSTRUKSI (Penyiapan Lahan Bangunan)
K~3 Rekrutmen Seleksi Tenaga Komponen Kesempatan Kerja Salah satu dari Dikategorikan Koya Barat, Saat
Tenaga Kerja Kerja sesuai Lingkungan dan Konflik Sosial 5 Kriteria sbg DPH Koya Rekrutmen
dengan Skill Culture Ketenagakerjaan Evaluasi DPH Pengutamaan pada Tengah dan pada Tahap
yang Dibutuhkan Calon Tenaga Kerja dari Luar Konstruksi
Lokal (Tersedia TK dan
Lokal dalam jumlah operasional
yg banyak)
TAHAP KONSTRUKSI (Pembangunan Perumahan : Rumah dengan Berbagai Tipe, Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan)
K~1 Pembangunan Pembangunan Komponen Genangan atau Salah satu dari Dikategorikan Kawasan Selama
Prasarana Drainase Lingkungan Banjir (Limpasan 5 Kriteria sbg DPH Lokasi Pembangun
(Jalan, Disesuikan dgn Abiotic~ Air Permukaan) Evaluasi DPH Lokasi Bersebelahan Pembangun an
Drainase~Kanal Kondisi Culture serta Kesempatan dgn Zona Genangan an Prasarana
& Trotoar) Topografi Kerja dan dan dgn Daya Perumahan Berlangsung
Berusaha. Resapan Tanah
yang Rendah (daya
dukung dan daya
tampung
terlampaui)
TAHAP OPERASI (Operasionalisasi Perumahan : Rumah, Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan)
K~1 Operasionalisasi Rekrutmen Komponen Jasa Operasional Salah satu dari Dikategorikan Dalam Selama
Prasarana Tenaga Kerja Lingkungan Prasarana 5 Kriteria sbg DPH Terbuka Kawasan Perumahan
Perumahan (Selektivitas) Culture (Kesempatan Evaluasi DPH Kesempatan Kerja Perumahan beroperasi
Kerja) dalam Jumlah yang
Cukup Besar
13 | F i r d a u s
9. MENYUSUN DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
(BAHAN ANDAL)
14 | F i r d a u s
10. MELAKUKAN PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (BAHAN ANDAL)
15 | F i r d a u s
PEMAHAMAN KEGIATAN
PROFESSIONAL POTENSIAL BERDANPAK
TAHAP PRAKIRAA~1
JUDGEMENT
MODEL MATEMATIS
(Sedimen, Air Limpasan BESARAN DAMPAK
Kualitas Udara, Air,
TAHAP PRAKIRAAN~3 Transportasi & Multiplier
Effect)
16 | F i r d a u s
ABIOTIC
(GEO-FISIK-KIMIA)
4. SIFAT PENTINGNYA DAMPAK lebih lanjut dapat ditentukan dengan menggunakan 6 atau 7
KRITERIA DAMPAK PENTING sebagaimana yang ditetapkan dalam PP 27 Tahun 2012 :
(1) Jumlah manusia yang terkena dampak
(2) Luas persebaran dampak
(3) Intensitas dan lamanya dampak berangsung
(4) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
(5) Sifat kumulatif dampak
(6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak dan
(7) Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Setiap Kriteria tersebut di atas diboboti 1 s/d 5 dari setiap DPH (dimana 1 = Tidak Penting, 2 =
Kurang Penting, 3 = Cukup Penting, 4 = Penting, dan 5 = Sangat Penting).
17 | F i r d a u s
11. MENYUSUN DOKUMEN ANDAL
Dokumen ANDAL disusun dalam EMPAT BAB plus Daftar Pustaka dan Lampiran sbb :
BAB I. PENDAHULUAN
Berisikan tentang : (1) ringkasan deskripsi rencana kegiatan, (2) ringkasan deskripsi DPH
yang telah dikaji, (3) batas wilayah studi dan batas waktu kajian dan (4) alternative kajian
dalam ANDAL (bila ada). Ringkasan ini mengacu pada KA dilengkapi dengan gambar, dan
peta-peta (sesuai kaidah kartografi).
18 | F i r d a u s
kombinasi antara kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak dan area paparan
dampak.
5. Melakukan TELAAH atas berbagai opsi pengelolaan lingkungan hidup yang mungkin
dilakukan ditinjau dari ketersediaan opsi pengelolaan terbaik, kemampuan pemrakarsa,
dan relevansi opsi pengelolaan yang tersedia dengan kondisi local.
6. Menyusun ARAHAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN sebagai dasar
dalam penyusunan RKL dan RPL.
7. Mengevaluasi KELAYAKAN LINGKUNGAN dengan menggunakan 10 KRITERIA
KELAYAKAN LINGKUNGAN sbb :
K~1 : Kesesuaian antara rencana kegiatan dengan RTRW setempat sesuai dengan
peraturan perudangan.
K~2 : Tidak bertentangan dengan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup serta sumberdaya alam yang diatur dalam perarturan perundang-undangan.
K~3 : Tidak bertentangan atau berada pada wilayah pertahanan dan keamanan
K~4 : Dampak lingkungan yang ditimbulkan dari rencana kegiatan dapat dikelola oleh
pemrakarsa.
K~5 : Rencana Kegiatan mendapat dukungan dari masyarakat
K~6 : Dampak positif dari rencana kegiatan adalah lebih besar dari dampak negatifnya
K~7 : Rencana kegiatan tidak menimbulkan gangguan pada kegiatan disekitarnya.
K~8 : Rencana kegiatan tidak mengganggu niliai sosial masyarakat
K~9 : Rencana kegiatan tidak mengganggu entitas ekologis
K~10 : Daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup tidak terlampaui.
19 | F i r d a u s
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Surat Persetujuan Kesepakatan Kerangka Acuan
2. Data dan Informasi rinci mengenai komponen lingkungan hidup dalam bentuk tabel,
peta-peta, gambar atau poto rona (jika diperlukan)
3. Ringkasan dasar teori yang digunakan dalam prakiraan dan evaluasi dampak
4. Data dan informasi yang dianggap perlu atau relevan.
20 | F i r d a u s
12. MENYUSUN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
(BAHAN RKL-RPL)
21 | F i r d a u s
13. MENYUSUN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
(BAHAN RKL-RPL)
1. Memberi pehatian khusus pada komponen (parameter) lingkungan hidup yang terkena dampak
penting (DPH dan Non DPH) dan sumber dampaknya (rencana kegiatan) yang pada akhirnya
dapat digunakan untuk menguji efektivitas tindakan pengelolaan.
2. Tindakan pemantauan harus mempertimbangkan kelayakan ekonomi, mengingat tindakan
pemantauan berlangsung sepanjang usia kegiatan.
3. Menyiapkan peraturan perundangan yang bertalian dengan tindakan pemantauan khususnya
baku mutu dampak (SNI) dan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup lainnya.
4. Menyiapkan referensi yang bertalian dengan metode pengumpulan data (termasuk instrument
yang digunakan dalam pengumpulan data) dan metode analisis data.
22 | F i r d a u s
14. MENYUSUN DOKUMEN RKL DAN RPL (BAHAN RKL-RPL)
Dokumen RKL~RPL disusun dalam 5 (LIMA) BAB sbb :
BAB I. PENDAHULUAN.
Berisikan tentang : (1) maksud dan tujuan pelaksanaan RKL~RPL baik secara umum maupun
spesifik, sistematis, singkat dan jelas, (2) komitmen penrakrsa untuk memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan untuk melaksanakan tindakan mengelolaan dan
pemantauan lingkungan secara berkelanjutan atas dampak penting dari rencana
kegiatannya, dan (3) menyiapkan SDM dibidang pengelolaan lingkungan hidup.
23 | F i r d a u s
Dampak Sumber Indikator keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Institusi Pengelolaan Lingkungan
Lingkungan Dampak Pengelolaan
yang Dikelola Potensial lingkungan hidup Upaya Lokasi Periode Pelaksana Pengawas Pelaporan
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis
Indikator/ Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Waktu dan Penerima
Dampak yang Pelaksana Pengawas
Parameter Dampak dan Analisis Data Pantau Frekuensi Laporan
Timbul
24 | F i r d a u s
BAB IV. JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN
Jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan LH yang dibutuhkan berdasarkan
rencana pengelolaan LH (Berdasarkan bentuk/pendekatan pengelolaan LH : RKL).
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tabel 1. Rencana Pengelolaan Dampak Penting Rencana Pembangunan Perumahan Rollo Green Diamond Residence PT. Karya
Gemilang Papua pada Tahap Pra~Konstruksi.
25 | F i r d a u s
Indikator Keberhasilan Bentuk, Lokasi, dan Institusi Pengelolaan
Dampak Lingkungan
Sumber Dampak Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
yang Dikelola
Lingkungan Lingkungan (Tentatif)
pembersihan lahan alami atau bernilai aslinya (bernilai ekologis Gemilang Papua)
sebelum ekologis juga sekaligus setempat dengan sebagai Pelaku Utama
pematangan bernilai estetika memanfaatkan tanah top dan sekaligus
(keindahan alam) soil semula yang telah Penyandang Dana
sehingga sebagian satwa dikomposkan dengan bahan bekerjasama dengan
liar tersebut dapat kembali organik setempat) dan Pemda Distrik Muara
memperoleh habitatnya sekaligus bernilai estetika Tami (Kepala
sekalipun itu berbeda (keindahan~rekayasa alam) Kampung, Lurah dan
dengan habitat lamanya. sedemikian rupa dan (2) Distrik Lingkaran
pendekatan kelembagaan Sosial Perumahan),
berupa : pengawasan, dan Dinas Perkebunan
teguran, dan tekanan dari dan Pertanian serta
pihak yang berkompoten Dinas Kehutanan
(Dinas Tata Kota dan Institusi Pengawas
Lingkungan Hidup Kota Lingkungan : Badan
Jayapura) terhadap Lingkungan Hidup
pemrakarsa atas Reklamasi Daerah (BLHD) dan
dan RTH yang telah Dinas Perumahan dan
rencanakan sesua dengan Pemukiman dan
site plan atau master Komisi Kesra dan LH
plannya, meski dengan DPRD Kota Jayapura
tetap mengedepankan bekerjasama dengan
pendekatan persuasif dan BLHD (Bapedalda) dan
dialogis dengan pihak Dinas Perumahan dan
perusahaan. Pemukiman Provinsi
Papua.
B.Lokasi Pengelolaan : Institusi Penerima
Difokuskan sekitar kawasan Laporan : (1) Ditjen
perumahan secara Perumahan dan
keseluruhan khususnya Pemukiman
pada lahan reklamasi Kementerian
pasvca pengerukan dan Pekerjaan Umum dan
26 | F i r d a u s
Indikator Keberhasilan Bentuk, Lokasi, dan Institusi Pengelolaan
Dampak Lingkungan
Sumber Dampak Pengelolaan Periode Pengelolaan Lingkungan
yang Dikelola
Lingkungan Lingkungan (Tentatif)
Ruang Terbuka Hijau Kementerian
terutama yang bertalian Lingkungan Hidup
dengan pendekatan Jakarta - Indonesia,
teknologi dan pada Instansi (2) Dinas Perumahan
yang berkompeten dan Pemukiman dan
khususya yang bertalian Bapedalda Provinsi
dengan pendekatan Papua, (3) Asisten
kelembagaan. Walikota~Sekda
Bidang Ekonomi dan
C. Periode Pengelolaan : Pembangunan, Dinas
Harus dimulai pada tahap Perumahan dan
konstruksi atau pasca Pemukiman, Bappeda,
pengerukan khususnya BLHD, Dinas
terhadap lahan reklamasi Pertanian dan
dan pra~konstruksi Kehutanan, dan DPRD
khususnya pada kegiatan (Komisi Kesra dan
pembersihan dan Lingkungan Hidup)
pematangan lahan dan Kota Jayapura, (4)
diintensifkan Pemda Distrik Muara
pengelolaannya pada tahap Tami dan
konstruksi khususnya pada Kelurahan/Kepala
kegiatan pembangunan Kampung Lingkaran
Ruang Terbuka Hijau Sosial Perumahan,
(RTH), dengan lama waktu beserta BPD dan
pengelolaan adalah Tokoh Masyarakatnya
berlangsung seirama masing-masing, dan
dengan lamanya waktu (5) LSM Lingkungan
pelaksanaan kegiatan yang dalam wilayah Kota
dimaksud. Jayapura.
27 | F i r d a u s
Tabel 1. Rencana Pemantauan Dampak Penting Rencana Pembangunan Perumahan Rollo Green Diamond Residence PT. Karya
Gemilang Papua pada Tahap Pra~Konstruksi
Dampak Lingkungan Parameter Metode, Lokasi, Jangka Waktu Institusi Pemantauan Lingkungan
yang Dipantau dan Frekuensi Pemantauan
1.Kerusakan bentang Keberhasilan Menggunakan metode Dipantau langsung oleh Lembaga
alam, habitat ekosistem pengelolaan Ruang pengumpulan data : observasi Independen yang bergerak dibidang
dan gangguan kehidupan Terbuka Hijau (RTH) langsung dan wawancara lingkungan hidup (Konsultan Lingkungan
satwa liar dan lingkungan mendalam terhadap pihak-pihak : Profesional~sebagai pelaksana) atas
perumahan secara Tokoh Masyarakat sekitar wilayah persetujuan dari Devisi Lingkungan Hidup,
keseluruhan yang perumahan, Dinas Perumahan dan dan atau Devisi COMDEV~CSR Programme
menunjukkan Pemukiman, Dinas Kebersihan, PT. Karya Gemilang Papua sebagai
kesejukan, Keindahan, dan Pertamanan, dan penyandang dana. Selanjutnya, institusi
kenyamanan, dan BLHD Kota Jayapura. yang berperan sebagai pengawas adalah
keindahan alam Lokasi pemantauan dampaknya Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD),
perumahan, difokuskan di sekitar perumahan Dinas Perumahan dan Pemukiman, dan
termasuk di khususnya yang bertalian Komisi Kesra dan LH DPRD Kota Jayapura
dalamnya masih dengan lahan reklamasi dan bekerjasama dengan BLHD dan Dinas
ditemukannya dalam Kawasan Perumahan Perumahan dan Pemukiman Provinsi Papua.
sebagian besar dan Pemukiman. Selanjutnya, institusi yang perlu
satwa liar setempat Jangka waktu pemantauannya mendapatkan pelaporan secara berkala
dalam kawasan adalah maksimal sebulan (periodik) atas hasil pemantauan jenis
perumahan. dengan frekuensi pemantauan dampak penting tersebut di atas adalah
satu kali dalam setahun. Direktorat Jenderal Perumahan dan
Selanjutnya data dan informasi Kawasan Pemukiman dan Kementerian
yang terkumpul atau diperoleh Lingkungan Hidup Jakarta-Indonesia, Badan
dianalisis dengan menggunakan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi
metode analisis ”deskriptif ~ Papua, Asisten Walikota~Sekda Bidang
kualitatif ~ interpretatif”. Ekonomi dan Pembangunan, BLHD,
Bappeda, dan Dinas Tata Ruang, Kota
Jayapura, Distrik Muara Tami dan
Lurah/Kampung Lingkaran Sosial
Perumahan.
28 | F i r d a u s