PENDAHULUAN
1
upaya pencapaian tujuan dengan menggunakan proses yang sistematis dalam memilih
alternatif. Tidak semua pengambilan keputusan dimulai dengan situasi masalah.
Masalah termasuk dalam langkah proses pengambilan keputusan, yang difokuskan untuk
mencoba memecahkan masalah secepatnya. Masalah dapat digambarkan sebagai
kesenjangan diantara “apa yang ada dan apa yang seharusnya ada”. Pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan yang efektif diprediksi bahwa individu harus memiliki
kemampuan berfikir kritis dan mengembangkan dirinya dengan adanya bimbingan dan
role model di lingkungan kerjanya.
2.2 Rumusan Masalah
Adapun masalahyangdibahas dalam paper ini,yaitu sebagai berikut.
a. Apa pengertian berfikir kritis?
b. Bagaimana keterkaitan berfikir kritis dalam keperawatan?
c. Bagaimana ciri-ciri berfikir kritis?
d. Bagaimana sikap perawat dala berfikir kritis?
e. Bagaimana penerapan berfikir kritis?
f. Apa saja model berfikir kritis?
g. Apa pengertian pengambilan keputusan?
h. Apa hal-hal yang harus diperhatikan?
i. Apa saja metode pengambilan keputusan?
j. Apa saja langkah-langkah pemecahan masalah?
k. Bagaimana format pengambilan keputusan?
l. Apa saja faktor-faktor pengambilan keputusan?
m. Bagaimana contoh aplikasi pengambilan keputusan?
2.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan paper ini, yaitu sebagai berikut.
a. Mengetahui pengertian berfikir kritis?
b. Mengetahui keterkaitan berfikir kritis dalam keperawatan?
c. Mengetahui ciri-ciri berfikir kritis?
d. Mengetahui sikap perawat dala berfikir kritis?
e. Mengetahui penerapan berfikir kritis?
f. Mengetahui model berfikir kritis?
2
g. Mengetahui pengertian pengambilan keputusan?
h. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan?
i. Mengetahui metode pengambilan keputusan?
j. Mengetahui langkah-langkah pemecahan masalah?
k. Mengetahui format pengambilan keputusan?
l. Mengetahui faktor-faktor pengambilan keputusan?
m. Mengetahui contoh aplikasi pengambilan keputusan?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
prioritas, penggalian data, rasional tindakan, prediksi, dan sesuai dengan ilmu
pengetahuan.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam
pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih
mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid,
semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan
belajar.Keterampilan kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi
memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan
dukungan.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan pada pikiran
rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominator umum untuk
pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.
Berpikir kritis merupakan suatu tehnik berpikir yang melatih kemampuan dalam
mengevaluasikan atau melakukan penilaian secara cermat tentang tepat tidaknya atau
layak tidaknya suatu gagasan. Berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir
(kognitif) yang mencakup penilaian analisa secara rasional tentang semua informasi,
masukan, pendapat, dan ide yang ada, kemudian merumuskan kesimpulan.
2.3 Ciri-Ciri Berfikir Kritis
Ada dua pendapat ahli yang merumuskan tentang karakteristik/ciri-ciri dalam berpikir
kritis yaitu :
a. Mengidentifikasi masalah
d. Membuat kesimpulan
e. Mengungkapkan pendapat
5
f. Mengevaluasi argumen
6
memebutuhkan keberanian untuk mempertimbangkan dan mengkajisudut
pandang orang lain dengan jujur menimbang kekuatan dan kelemahan pendapat
sendiri.
c. Intellectul empathy
Kemampuan untuk membayangkan diri sendiri di posisi orang lain
sehinggakita dapat memahami pandangan dan jalus penalaran orang tersebut.
d. Intellectual integrity
Kemampuan untuk menerapkan standar bukti intelektual yang kaku dan sama
terhadap pengetahuan yang kita miliki yang kita terapkan terhadap pengetahuan
yang dimiliki orang lain. Hal ini membutuhkan kejujuran untuk menelaah dan
mengakui kesalahan atau ketidakkonsistenan pikiran, penilaian, dan tindakan diri.
e. Intellectual preseverances
Kemampuan untuk mencari wawasan dan kebenaran lebih jauh meskipun
sulit dan frustasi. Butuh waktu dan energi untuk mendapatkan dan
mempertimbangkan informasi baru dan membentuk wawasan baru.
f. Faith in reason
Percaya pada diri sendiri dan keinginan untuk mencari pemikiran rasional
dan percaya bahwaorang lain dapat melakukan hal yang serupa.
g. Intellectual sense of justice
Keinginan untuk menelaah sudut pandang orang lain dengan standar
intelektual yang sama, dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan/keuntungan diri
sendiri dan orang lain.
2.5 Penerapan Berfikir Kritis
Menurut Facione (2004 dalam Potter & Perry, 2009) mengatakan berpikir kritis
terdiri dari 6 (Enam) sub-skill dan aplikasinya dalam keperawatan adalah sebagai
berikut:
a. Interpretasi (Interpretation)
7
keyakinan, aturan, prosedur dan kriteria. Interpretasi meliputi sub-skill kategorisasi,
pengkodean, dan penjelasan makna.
b.Analisis (Analysis)
c. Inferensi (Inference)
e. Eksplanasi (Explanation)
Ingatan total berarti mengingat beberapa fakta atau mengingat tempat dan bagaimana
cara untuk menemukannya ketika dibutuhkan. Ingatan total juga merupakan
kemampuan untuk mengakses pengetahuan, pengetahuan yang dipelajari dan
disimpan dalam pikiran. Setiap orang memiliki beragam klaster yang sangat besar,
hal ini mewakili pengetahuan yang sangat dikuasai oleh orang tersebut.klaster lain
merupakan klaster yang kecil, seorang pemula dalam keperawatan memiliki klaster
pengetahuan keperawatan yang kecil dan akan berkembang dengan sangat cepat
selama kuliah.
b. Kebiasaan (H)
Kebiasaan adalah pendekatan berpikir yang sering kali diulang sehingga menjadi
sifat alami kedua.Kebiasaan menghasilkan cara-cara yang dapat diterima dalam
9
melakukan segala hal yang berhasil, menghemat waktu, atau yang
diperlukan.Kebiasaan memungkinkan seseorang melakukan suatu tindakan tanpa
harus memikirkan sebuah metode baru setiap kali ia akan bertindak.
c. Penyelidikan (I)
Ide baru dan kreativitas merupakan model berpikir yang sangat khusus bagi
seseorang. Pemikiran pribadi ini melebihi pemikiran yang biasanya guna
membentuk kembali norma. Seperti penyelidikan, model ini memungkinkan
seseorang untuk memiliki ide melebihi ide-ide dalam buku ajar.Berpikir kreatif
bukanlah untuk orang yang penakut, seseorang harus bersedia mengambil resiko
yang terkadang membuatnya terlihat bodoh dan tidak sesuai dengan
karakternya.Pemikir kreatif menghargai kesalahan sebagai pelajaran yang berharga.
e. Mengetahui bagaimana anda berpikir (K)
10
Mengetahui bagaimana anda berpikir tidak sesederhana seperti yang terdengar.
Sebagian besar kita “hanya berpikir”, kita tidak menghabiskan banyak waktu untuk
merenungkan bagaimana kita berpikir.
11
2.8 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan
Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :
Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal diatas, akan
menimbulkan berbagai masalah :
12
untuk menetapkan prioritas pemecahan masalah. Umumnya untuk pemecahan masalah
selalu menggunakan metode coba-coba dan salah, eksperimen, dan atau tidak berbuat
apa-apa (“do nothing”). Pembuatan keputusan dapat dipandang sebagai proses yang
menjembatani hal yang lalu dan hal yang akan datang pada saat manajer hendak
mengadakan suatu perubahan.
Pemecahan
2.10masalah Perencanaan kemungkinan
2.11masalah yang lalu
Memahami
Menduga masalah yang akan
datang
Pengambilan Keputusan
Mengenalkan Perubahan
Lampau
Kini Akan datang
13
Proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan seperti pada gambar di bawah ini
:
Masalah
Pengumpulan Data
Analisa Data
Mengembangkan pemecahan
Memilih alternatif
Implementasi
Evaluasi
Proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan diatas adalah salah satu
penyelesaian yang dinamis. Penyebab umum gagalnya penyelesaian masalah adalah
kurang tepat mengidentifikasi masalah.Oleh karena itu identifikasi masalah adalah
langkah yang paling penting.Kualitas hasil tergantung pada keakuratan dalam
mengidentifikasi masalah.
14
Identifikasi masalah dipengaruhi oleh informasi yang tersedia, nilai, sikap dan
pengalaman pembuat keputusan serta waktu penyelesaian masalah. Terutama waktu
yang cukup untuk mengumpulkan dan mengorganisir data.
Mendefinisikan Masalah
Untuk mengetahui hakekat suatu masalah tidaklah mudah, karena masalah yang
sebenarnya dihadapi sering terselubung dan tidak terlihat jelas.Oleh karena itu diperlukan
keahlian, pendidikan dan pengalaman untuk membuat diagnosa yang tepat. Untuk itu
manajer perawat dan bidan agar selalu mengembangkan kemampuannya dan belajar dari
pengalaman di masa lalu untuk mempelajari perubahan yang terjadi.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data atau informasi dikerjakan secara berkesinambungan melalui proses
yang sistematis, sehingga upaya untuk mengantisipasi keadaan/masalah yang mungkin
timbul akan lebih mudah dilaksanakan seperti ;
15
Analisa Fakta dan Data
Fakta-fakta dan data yang telah terkumpul dengan baik diolah secara sistematis yang
akhirnya akan merupakan suatu informasi yang akan digunakan sebagai bahan untuk
pengambilan keputusan. Analisa fakta dan data perlu dihubungkan dengan serangkaian
pertanyaan sebagai berikut :
Evaluasi
Untuk mengadakan penilaian yang baik, diperlukan obyektivitas dalam melakukan penilaian
atau evaluasi.Biasanya suatu hal yang sangat sukar bagi seseorang untuk menilai dirinya
16
sendiri secara obyektif. Oleh karena itu pelaksanaan penilaian dapat diserahkan kepada pihak
ketiga yang tidak terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memperoleh
tingkat obyektivitas setinggi mungkin. Untuk proses evaluasi perlu diperhatikan mengenai
tempat dan siapa yang bertanggung jawab serta kapan hal tersebut dilaksanakan, contoh;
sebelumnya manajer menetapkan suatu kebijakan baru dalam merespon keluhan pengunjung.
Untuk menjamin bahwa kegiatan itu efektif perlu kerja sama dengan semua staf terkait.
Kemudian bagaimana penemuan itu akan dikomunikasikan kepada personal lainnya.
Isu/masalah : ____________________________________________________________
Tujuan : ____________________________________________________________
____________________________________________________________
2. ___________________________________________________________
3. ___________________________________________________________
17
Evaluasi dari pilihan :
1.
2.
3.
4.
5.
Pilihan yang masuk ke kolom keuntungan itulah yang menjadi prioritas pengambilan
keputusan.Mungkin ada 2 atau 3 pilihan, maka diseleksi lebih jauh untuk memilih satu
pilihan.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal termasuk kondisi dan lingkungan waktu.Suatu nilai yang
berpengaruh pada semua aspek dalam pengambilan keputusan adalah pernyataan
18
masalah, bagaimana evaluasi itu dapat dilaksanakan.Nilai ditentukan oleh salah
satu kultural, sosial, latar belakang, filosofi, sosial dan kultural.
19
3. Pengambilan keputusan yang terpaksa karena harus segera dilaksanakan.
Contoh kasus
Ny. Michel usia 25 tahun, hamil pertama yang akan melahirkan di bidan X. Ny.
Michel tinggal di Amerika bersama seorang suami.Ny. Michel pendarahan hebat dan
letak janinnya sungsang. Namun, saat Ny. Michel akan dirujuk ke Rumah Sakit,
ternyata terjadi badai salju di luar sehingga bidan X tidak dapat melakukan apa-apa.
Ny. Michel pun meninggal dan bayi yang masih di dalam kandungannya tersebut
saat diperiksa masih berdetak denyut jantungnya. Lalu bidan X membicarakan hal
ini pada suami Ny. Michel, dan suaminya pun memaksa bidan X untuk melakukan
sesuatu, yaitu seksio caesaria karena ia tidak ingin anaknya meninggal juga.
Awalnya bidan X tidak ingin melakukan pelanggaran ini, namun jika bidan X tidak
cepat mengambil keputusan, maka bayi yang ada di dalam kandungan Ny. Michel
akan ikut meninggal. Sehingga dengan terpaksa bidan X melakukan seksio caesaria
di rumahnya dengan menggunakan pisau dapur dalam keadaan Ny. Michel telah
meninggal. Jadi, bayi tersebut dapat diselamatkan dan Ny. Michel telah meninggal
dunia dari sebelum bidan X melakukan seksio caesaria pada Ny. Michel.
4. Pengambilan keputusan yang reaktif. Sering kali dilaksanakan dalam situasi marah-
marah atau tergesa-gesa.
Contoh kasus:
Seorang remaja putri dengan usia kandungan baru 8 minggu, ia hamil di luar
nikah dan pasangannya pun tidak ingin mempertanggung jawabkan apa yang telah
mereka perbuat. Remaja putri tersebut datang ke bidan B berniat untuk
menggugurkan kandungannya tersebut.Dengan keadaan emosional yang meningkat,
remaja putri tersebut tidak dapat berpikir panjang sehingga menyuruh bidan untuk
melakukan aborsi pada kandungannya. Awalnya bidan B tidak ingin melakukannya,
namun remaja putri tersebut memaksa dan mengiming”kan bayaran dengan harga
tinggi sehingga bidan B berubah pikiran dan bersedia melakukan aborsi. Namun
tindakan yang dipilih bidan B dan remaja putri tersebut berakibat fatal dan terjadi
pendarahan hebat pada remaja putri tersebut sehingga remaja putri tersebut
meninggal dunia.
20
5. Pengambilan keputusan yang ditangguhkan, dialihkan pada orang lain yang
bertanggung jawab.
Contoh kasus:
Ny. Dini usia 35 tahun, akan melakukan persalinan multipara dibidan X. Namun
plasenta pada kandungan Ny. Dini menutupi jalan lahir normal sehingga kandungan
Ny. Dini harus dilahirkan secara seksio caesaria.Tetapi bidan X tidak dapat
melakukan tindakan tersebut karena tindakan seperti itu sudah melanggar batasan
kerja bidan. Jadi, bidan X langsung melakukan tindakan untuk merujuk Ny. Dini ke
Rumah Sakit dan memindahkan tanggung jawab bidan X kepada tenaga kesehatan di
Rumah Sakit tersebut.
6. Pengambilan keputusan secara berhati-hati, berpikir baik-baik, mempertimbangkan
berbagai pilihan.
Contoh kasus:
Seorang ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi yang
menahun atau mempunyai penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan
baik bagi calon ibu maupun bagi janin yang sedang dikandungnya.Bidan A
mempertimbangkan berbagai pilihan untuk mengaborsi, tetap melakukan persalinan
normal atau melakukan seksio caesaria. Namun, bidan A memilih aborsi terapeutik
atau pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medis agar ibu
hamil tersebut dapat diselamatkan. Namun semua ini dilakukan atas dasar
pertimbangan medis yang akurat.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
3.2 SARAN
22
DAFTAR PUSTAKA
23