ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data pasien
Nama : Tn. A
Umur : 15 th
Diagnosa medis : Sinusitis
Tindakan : Operasi
Ruang : Ruang bedah
No. Register :-
Tanggal : 27 Juni 2011
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Siswa
Alamat : Serba Jaman
dr. Operator :dr. Indrawadi
dr. Anastesi :dr, Kurniawan, Sp. An
2. Pengkajian
Klien tiba di ruang operasi dengan : IV ( Infus )
Alergi : Tidak
Penampilan kulit : Normal
Kondisi emosi : Cemas
Jenis anastesi : Umum
Jenis operasi : Bersih terkontaminasi
Posisi tangan : Telentang
Catheter : Tidak
Disinfeksi : Betadin dan Alkohol
Monitor anastesi : ya
Mesin anastesi : ya
Tourniquet : tidak
Mulai ; 12.00 s/d 12.30 WIB
Cairan : RL
Tampon : 2 kassa setelah operasi
Masuk RR jam : 13. 45 WIB
Tanda vital : TD : 110/ 70 mmHg
RR : 20 x/menit
Temp : 37 C
Puls : 73 x/menit
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Apatis
Pernafasan : Tidak teratur
Sirkulasi : Merah muda
Tugor kulit : tidak
Mukosa mulut : Kering
Extrimitas : Hangat
Posisi : Telentang
Cairan draiin : Tidak
-tampon 2 kassa
-ttv:
TD : 110/ 70 mmHg
RR : 20 x/menit
Temp : 37 C
Puls : 73 x/menit
3. Riwayat kesehatan
Data Subjektif
a. Pasien mengatakan nyeri pada daerah operasi
b. Pasien mengatakan susah bernafas melalui hidung
c. Susah tidur
Data Objektif
a. Ekspresi wajah meringis
b. Jalan nafas tidak efektif
c. Lemah
d. OS sering terbangun
Intervensi :
a. Kaji penumpukkan sekret yang ada.
Rasional : Mengetahui tingkat keparahan dan tindakan selanjutnya.
b. Kaji pasien untuk posisi yang lebih aman, misalnya : Peninggian kepala tempat tidur,
duduk pada sandaran tempat tidur
Rasional : Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernapasan dengan
menggunakan gravitasi.
c. Pertahankan posisi lingkungan minimum, misalnya debu, asap dan bulu bantal yang
berhubungan dengan kondisi individu.
Rasional : Pencetus tipe reaksi alergi pernapasan yang dapat mentriger episode akut.
d. Dorong/bantu latihan nafas.
Rasional : Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol pernapasan.
2. Nyeri berhubungan dengan luka operasi ditandai dengan klien mengeluh nyeri dihidung,
ekspresi wajah meringis, tingkat skala nyeri 5 ( nyeri sedang).
Tujuan : Rasa nyeri berkurang.
Kriteria hasil : skala nyeri 0, bengkak hilang, keadaan umum membaik, ekspresi wajah
tenang.
Intervensi :
a. Kaji tingkat nyeri klien dengan Provokatif, Quality, Region, Severity, Thine.
Rasional : Mengetahui tingkat nyeri klien dalam menentukan tindakan selanjutnya.
b. Atur posisi yang nyaman.
Rasional : posisi tidur yang menyenangkan akan memberi rasa nyaman pada pasien.
c. Alihkan perhatian klien terhadap nyeri dengan mengajak klien mengobrol.
Rasional : Untuk mengurangi nyeri.
d. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi.
Rasional : Dengan tehnik distraksi dan relaksasi klien dapat mempraktekkannya bila
mengalami nyeri sehingga nyerinya dapat berkurang.
e. Kolaborasi analgetik anti piretik.
Rasional : untuk menghilangkan rasa nyeri.
3. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hidung buntu, nyeri sekunder peradangan
sinus.
Tujuan : Istirahat tidur kembali normal.
Kriteria Hasil : Menyatakan pemahaman penyebab/faktor resiko individu. Klien dapat tidur
6 sampai 8 jam setiap hari.
Intervensi :
a. Kaji kebutuhan tidur klien.
Rasional : Mengetahui permasalahan klien dalam pemenuhan kebutuhan istirahat tidur.
b. Ciptakan suasana yang nyaman.
Rasional : Agar klien dapat tidur dengan tenang.
c. Anjurkan klien bernafas lewat mulut.
Rasional : Pernafasan tidak terganggu.
d. Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat.
Rasional : Pernapasan dapat efektif kembali lewat hidung
Implementasi pada hari pertama pada tanggal 27 juni 2011 jam 13.10 Wib untuk diagnosa
nyeri berhubungan dengan luka operasi ditandai dengan klien mengeluh nyeri dihidung,
ekspresi wajah meringis, tingkat skala nyeri 5 (nyeri sedang). tindakan yang dilakukan adalah
mengukur tingkat nyeri klien dengan Provokatif, Quality, Region, Severity, Thine, mengatur
posisi yang nyaman dan mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri dengan mengajak klien
mengobrol, kolaborasi untuk penggunaan obat anti nyeri ( Injeksi Tramadol 1 ampul/8 jam).
Implementasi pada hari pertama pada tanggal 27 juni 2011 jam 13.30 Wib untuk diagnosa
gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hidung buntu, nyeri sekunder peradangan
hidung tindakan yang dilakukan adalah Kaji kebutuhan klien dan ciptakan suasana yang
nyaman.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Sinusitis adalah suatu proses peradangan pada mukosa atau selaput lendir sinus
paranasal. Penyebab dari sinusitis adalah virus, bakteri, atau jamur. Kuman penyebab
4.2 Saran
3. Diharapkan kepada instalansi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia untuk
lengkap khususnya buku-buku yang berhubungan dengan medikal bedah, serta para dosen-
DAFTAR PUSTAKA
Adams, G.L (1997), Boies : Buku Ajar Penyakit THT, Edisi 6. EGC : Jakarta.
Charlene J.R, dkk. (2001), Keperawatan Medikal Bedah. Buku I. Salemba Medika, Jakarta.
Smeltzer, Susanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Brunner & Suddart,
Edisi 8, EGC : Jakarta.
Soeparti, E.A (2001). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga – Hidung – Tenggorokan Kepala
Leher, Gaya Baru : Jakarta.