Anda di halaman 1dari 9

IX.

PROGNOSIS :
Dubia et bonam
Faktor pendukung :
 Tidak terdapat kelainan organic
 Tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama
 Pertama kalinya menderita gangguan seperti ini
 Pasien mempunyai keinginan besar untuk sembuh
Faktor penghambat :
 Faktor stressor yang masih terus berjalan

X. RENCANA TERAPI
 Amitriptilin 25mg (0-0-1)
XI. DISKUSI
 Definisi : Depresi merupakan salah satu gangguan mood (mood disorder).
Depresi sendiri adalah gangguan unipolar, yaitu gangguan yang mengacu
pada satu kutub (arah) atau tunggal, yang terdapat perubahan pada kondisi
emosional, perubahan dalam motivasi, perubahan dalam fungsi dan
perilaku motorik, dan perubahan kognitif. Terdapat gangguan penyesuaian
diri (gangguan dalam perkembangan emosi jangka pendek atau masalah-
masalah perilaku, dimana dalam kasus ini, perasaan sedih yang mendalam
dan perasaan kehilangan harapan atau merasa sia-sia, sebagai reaksi
terhadap stressor) dengan kondisi mood yang menurun
Berdasarkan PPDGJ III, Episode Depresif mempunyai gejala :
 Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat) :
- Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegembiraan dan,
- Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah
lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan
menurunnya aktivitas.2
 Gejala lainnya :
- Konsentrasi dan perhatian berkurang
- Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
- Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
- Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
- Gagasan dan perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
- Tidur terganggu
- Nafsu makan berkurang.2
 Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan
masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan
tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa
beratnya dan berlangsung cepat.2
 Kategori diagnosis episode depresif ringan (f32.0), sedang (f32.1), berat
(f32.2) hanya digunakan untuk episode depresif tunggal (yang pertama).
Episode depresif berikutnya harus diklasifikasikan bahwa salah satu
diagnosis gangguan depresif berulang (f33.-).2
 Etiologi
Etiologi depresi belum diketahui secara pasti, tetapi etiologi selalu
dihubungkan oleh banyak faktor sebagai diagnosis depresi dengan melihat
beberapa sindrom yang ada dengan gejala yang berhubungan. Faktor
biologis, psikologis, dan sosial berkaitan dengan depresi, tetapi penemuan
terbaru menyatakan genetik, gambaran neurologis, dan biologi molekuler
sudah menjelaskan beberapa hubungan dengan tekanan yang besar ini,
terutama pada modulasi dari kehidupan pada proses genetik dan
neurobiologi.7
- Factor organobiologik : kelainan atau disregulasi pada metabolit amin
biogenic seperti 5-HIAA, asam homovanilic (HVA) dan 3-methoxy-4-
hydroxyphentyl-glycol (MHPG) di dalam darah, urin dan cairan
serebrospinal pasien dengan gangguan mood.1
- Amin Biogenik
Norepinephrine dan serotonin adalah dua neurotransmitters yang
paling terlibat patofisiologi gangguan mood.1
- Norepinefrin : penurunan regulasi reseptor beta adrenergic dan respons
klinik anti depresi mungkin merupakan peran langsung system
noradrenergic pada depresi. Bukti lain yang juga melibatkan reseptor
b2-presinaptik pada depresi, yaitu aktifnya reseptor yang
mengakibatkan pengurangan jumlah pelepasan norepinefrin. Reseptor
b2-presinaptik juga terletak pada neuron serotonergik dan mengatur
jumlah pelepasan serotonin.1
- Dopamine : aktivitas dopamine mungkin berkurang pada depresi.
Penemuan subtype baru reseptor dopamine dan meningkatnya
pengertian dungsi regulasi presinaptik dan pascasinaptik dopamine
memperkaya hubungan antara dopamine memkaya hubungan antara
dopamine memperkaya hubungan antara dopamine dan gangguan
mood. Dua teori terbaru tentang dopamine dan depresi adalah jalur
dopamine mesolimbik mungkin mengalami disfungsi pada depresi dan
reseptor dopamine D1 mungkin hipoaktif pada depresi.1
- Serotonin : aktivitas serotonin berkurang pada depresi. Serotonin
bertanggung jawab untuk control regulasi afek, agresi, tidur dan nafsu
makan. Pada beberapa penelitian ditemukan jumlah serotonin yang
berkurang di celah sinap dikatakan bertanggung jawab untuk
terjadinya depresi.1
- Factor genetic : genetic merupakan factor penting dalam
perkembangan gangguan mood, tetapi jalur penurunan sangat
kompleks. Sulit untuk mengakibatkan efek psikososial, dan juga,
factor nongenetik kemungkinan berperan sebagai penyebab
berkembangnya gangguan mood, setidaknya pada beberapa orang.1
- Factor kepribadian : semua orang apapun pola kepribadiannya, dapat
mengalami depresi sesuai dengan situasinya. Orang dengan gangguan
kepribadian obsesikompulsi, histrionic dan ambang, beresiko tinggi
untuk mengalami depresi dibandingkan dengan gangguan kepribadian
paranoid atau antisocial. Pasien dengan gangguan distimik dan
siklotimik beresiko mengalami gangguan depresi berat.1
 Psikososial
- Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan
Satu pengamatan yang telah lama direplikasi adalah bahwa peristiwa
kehidupan yang menyebabkan stress lebih sering mendahului epiode
pertama gangguan mood daripada episode selanjutnya. Satu teori yang
diajukan adalah bahwa stress yang menyertai episode pertama
menyebabkan perubahan biologi otak yang bertahan lama. Perubahan
tersebut menyebabkan perubahan keadaan fungsional berbagai
neurotransmitter dan sistme pemberi signal intraneuronal. Hasil akhir dari
perubahan tersebut menyebabkan seseorang berada pada risiko yang lebih
tinggi untuk menderita episode gangguan mood selanjutnya, bahkan tanpa
adanya stressor eksternal. Data yang paling mendukung menyatakan
bahwa peristiwa kehidupan yang paling berhubungan dengan
perkembangan depresi selanjutnya adalah kehilangan orangtua sebelum
usia 11 tahun. Stressor lingkungan yang paling berhubungan dengan onset
suatu episode depresi adalah kehilangan pasangan.6
- Faktor kepribadian premorbid.
Tidak ada sifat atau tipe kepribadian tunggal yang secara langsung
mempredisposisikan seseorang kepada depresi. Semua manusia, apapun
pola kepribadiannya dapat dan memang mengalami depresi dalam keadaan
tertentu, tetapi tipe kepribadian seperti obsesif kompulsif dan histeris,
mungkin berada dalam risiko yang lebih besar untuk mengalami depresi
daripada tipe kepribadian antisosial, paranoid, dan lainnya yang
menggunakan proyeksi dan mekanisme pertahanan ekternal lainnya.6
- Learned helplessness
Menurut teori ketidakberdayaan yang dipelajari, depresi dapat membaik
jika klinisi menanamkan pada pasien depresi suatu rasa pengendalian dan
penguasaan lingkungan. Klinisi menggunakan teknik perilaku berupa
dorongan yang menyenangkan dan positif dalam usaha tersebut.6
- Kognitif
Pasien depresi memperlihatkan gangguan pada fungsi kognitif dan daya
ingat, terutama pada perhatian-perhatian tertentu dan daya ingat yang
tersamar. Sebagai tambahan, ada beberapa defisit ingatan dalam jangka
panjang dan pengambilan daya ingat yang diucapkan, dan fungsi kognitif
khusus seperti pemilihan strategi dan pemantauan performa.Hipokampus
adalah yang terpenting dalam proses daya ingat, sebagai jalur neuron
dalam memproses informasi dan membenntuk emosi dan menjabarkan
ingatan. Volume hipokampus menurun pada pasien depresi, terutama
dengan episode yang berulang atau kronis atau trauma masa lalu.6
F32.0 Episode Depresif Sedang
Pedoman Diagnostik
a. Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti
pada episode ringan (f30.0)
b. Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya.
c. Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu
d. Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan social,
pekerjaan dan urusan rumah tangga.2
Karakter kelima dapat digunakan untuk menentukan adanya sindrom
somatik :

F32.10 Tanpa gejala somatik


Kriteria untuk episode depresif sedang telah dipenuhi, dan tidak ada
atau hanya sedikit sekali gejala somatic.2

F32.11 Dengan gejala somatik


Kriteria untuk episode depresif sedang telah dipenuhi, dan ada empat
atau lebih gejala somatik juga ditemukan. (jika hanya dua atau tiga
gejala somatik ditemukan tetapi luar biasa beratnya, maka penggunaan
kategori ini mungkin dapat dibenarkan).2
 Farmakologi
Penggolongan obat anti depresi
a. Obat anti depresi trisiklik : amitriptilin, Imipramin,
clomipramine, tianeptine
b. Obat anti depresi tetrasiklik : maprotilin, mianserin,
amoxapine
c. Obat anti depresi MAOI reversible : moclobemide
d. Obat anti depresi SSRI : Sertraline, paroxetine,
fluvoxamine, fluoxetine
e. Obat anti depresi SNRI : Venlafaxine, duloxetine
f. Obat anti depresi MELATONERGIC : aglomelatine
g. Obat anti depresi ATYPICAL : tranzodone,
mirtazapine.3

Indikasi penggunaan :
- Selama paling sedikit 2 minggu dan hamper setiap hari mengalami
1. Rasa hati yang murung
2. Hilang minat dan rasa senang
3. Kurang tenang hingga mudah lelah dan kendur kegiatan.3
- Keadaan diatas disertai gejala-gejala:
1. Penurunan konsentrasi pikiran dan perhatian
2. Pengurangan rasa harga diri dan percaya diri
3. Pikiran perihal dosa dan diri tidak berguna lagi
4. Padangan suram dan pesimistrik terhadap masa depan
5. Gagasan atas tindakan mencederai diri/bunuh diri
6. Gangguan tidur
7. Pengurangan nafsu makan.3
- Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam
gejala : penurunan kemampuan bekerja hubungan social dan
melakukan kegiatan rutin.3
DAFTAR ISI
1. Amir N. 2014. Buku ajar psikiatri. Edisi ke-2. Jakarta: FKUI.
2. Maslim R,dr,SpKJ. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan
Ringkas dari PPDGJ-III dan DSM-5, Jakarta : Badan Penerbit FK UNIKA
Atma Jaya.
3. Maslim, rusli. 2014. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Jakarta : FK
UNIKA Atma Jaya.
4. Anonim. Major Depressive Disorder. [online]. Update 0n 2016. Available
from : http://www.All About Depression.com.
5. Peveler R, Carson A, Rodin G. Depression in medical patients, in Mayou
R, Sharpe M, Alan C. ABC of Psychological Medicine. BMJ Publishing
group 2013. p. 10-3.
6. Anonim. Major depressive disorder. [online]. Update 0n 2016. Available
from : http://www.Major_depressive_disorder.htm
7. W. Long P. Mayor depressive Disorder. [online]. Updated on 2016.
Available from : http://www.mentalhealth.com

Anda mungkin juga menyukai