TINJAUAN TEORITIS
A. Manajemen Keperawatan
1. Definisi
Manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan/usaha untuk mencapai
tujuan organisasi melalui kerjasama dengan orang lain (Hersey dan
Blanchard, 2000), sedangkan menurut G.R. Terry (1998) mendefinisikan
manajemen sebagai pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan
kesepakatan bersama melalui orang lain. Pengertian yang hampir sama juga
dikemukakan oleh Swanburg (2000) yang memberi pengertian bahwa
manajemen merupakan ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan
sumber daya manusia (SDM) secara efisien dan efektif untuk mencapai
tujuan organisasi yang ditetapkan sebelumnya. Menurut Gillies (1996)
manajemen merupakan suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Jadi manajemen diartikan sebagai ilmu dan seni untuk
mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumber daya manusia
melalui kerjasama.
8
adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan Asuhan Keperawatan secara profesional (Nursalam,2010).
9
dan post confrence. Membuat perubahan-perubahan menuju perbaikan
pengorganisasian pelayanan dan asuhan keperawatan yang optimal.
c. Penggerak (Actuating)
Menggerakkan orang-orang agar mau/suka bekerja. Menciptakan
suasana kerja bukan hanya karena perintah tetapi harus dengan
kesadaran sendiri termotivasi secara internal. Melakukan komunikasi
efektif kepada setiap individu-indvidu. Memberikan kritik dan saran
yang asertif demi terlaksananya pelayanan asuhan keperawatan
d. Pengendalian/pengawasan (Controlling)
Fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana,
apakah orang-orangnya, cara dan waktu tepat. Pengendalian juga
berfungsi agarkesalahan dapat segera diperbaiki dengan cara
mensupervisi kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan dan
membimbing / mengarahkan seluruh perawat demi terlaksananya
pelayanan dan asuhan keperawatan yang lebih baik.
e. Penilaian (Evaluasi)
Merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil-hasil pekerjaan
yang seharusnya dicapai. Penilaian merupakan fase tertentu setelah
selesai kegiatan dengan cara mengevaluasi kegiatan pelayanan dan
asuhan keperawatan di ruangan dan melakukan evaluasi kepuasan
pasien
10
3. Proses Manajemen Keperawatan
Proses manajemen kepemimpinan/keperawatan sesuai dengan pendekatan
sistem terbuka dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan
berinteraksi yang dipengaruhi oleh lingkungan karena merupakan sistem
yang terdiri dari lima elemen yaitu input, output, proses, kontrol dan
mekanisme umpan balik.
a. Input
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi,
personel, peralatan dan fasilitas. Proses dalam manajemen keperawatan
adalah kelompok manager dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi
sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang
untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
b. Output
Adalah asuhan keperawatan pengembangan staff dan riset.
c. Kontrol
Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk
budget dari bagian keperawatan evaluasi penampilan kerja perawat,
prosedur yang standar dan akreditasi. Mekanisme timbal balik berupa
laporan finansial audit keperawatan, survey kendali mutu dan
penampilan kerja perawat.
d. Prinsip-prinsip Manajemen
1) Berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi perencanaan
pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan,
pemecahan masalah yang efektif dan terencana
2) Penggunaan waktu yang efektif. Manajemen keperawatan yang
menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram
dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan sekarang.
3) Melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun
permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan. Kegiatan
11
keperawatan memerlukan pengambilan keputusan berbagai tingkat
manajerial.
4) Memenuhi kegiatan asuhan keperawatan
5) Harus terorganisasi. Pengorganisasian sesuai kebutuhan organisasi
untuk mencapai tujuan.
6) Meliputi pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian.
Pelaksanaan terencana yang telah diorganisasikan.
7) Motivasi untuk penampilan kerja yang baik.
8) Komunikasi yang efektif.
9) Pengembangan staff.
10) Pengendalian.
e. Lingkup Manajemen Keperawatan
Kegiatan perawat pelaksana meliputi :
1) Menetapkan penggunaan proses keperawatan.
2) Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa.
3) Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan
perawat.
4) Menerima akuntabilitas untuk hasil-asil keperawatan.
5) Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan.
12
Setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen untuk berhasil
dalam kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh
orang-orang tersebut agar penatalaksanaannya berhasil. Faktor-
faktor tersebut adalah :
a) Kemampuan menerapkan pengetahuan
b) Keterampilan memimpin
c) Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
d) Kemampuan melaksanaan fungsi manajemen
2) Manajemen Asuhan Keperawatan
Merupakan suatu proses keperawatan yang menggunakan konsep
manajemen didalamnya seperti perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.
13
3) Melaporkan secara tepat dan akurat tentang asuhan keperawatan
yang dilakukan serta respon menerima bimbingan dan bantuan
ketua tim.
c. Tugas Perawat Pelaksana
1) Perencanaan
a) Mengikuti serah terima.
b) Menerima pembagian tugas dari katim
c) Mempersiapkan keperluan asuhan keperawatan.
d) Mengikuti ronde
e) Menenrima klien baru.
f) Melakukan pendokumentasian
2) Pengorganisasian
a) Menerima penjelasan tujuan pengorganisasian
b) Menerima pembagian tugas dari katim
c) Melaksanakan tugas yang diberikan ketua tim
d) Menyesuaikan waktu istirahat dari anggota tim lain.
e) Menerima tugas delegasi dari ketua tim.
3) Pengarahan
a) Menerima pengarahan dan bimbingan
b) Menerima informasi
c) Menerima pendokumentasian
4) Pengontrolan
a) Menyerahkan laporan yang diperlukan untuk evaluasi
b) Melakukan pendokumentasian.
2. Ketua Tim
Ketua Tim adalah seorang perawat yang bertugas membuat rencana
asuhan keperawatan untuk dilaksanakan oleh perawat associate di ruang
rawat inap.
a. Strategi Dalam Memilih Metode Penugasan
Metode penugasan merupakan pengorganisasian kegiatan yang
dilakukan untuk memudahkan pembagian tugas perawat, sesuai
14
dengan pengetahuan dari keterampilan yang mereka miliki serta
disesuaikan dengan kebutuhan klien.Untuk merencanakan suatu
strategi, terdapat pembedahan dari suatu organisasi dengan
organisasi lainnya. Tetapi secara umum dalam perencanaan tersebut
ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut :
1) Misi organisasi, tujuan yang dicapai dan hhasil yang diharapkan
2) Analisa keadaan organisasi termasuk kekuatan, kelemahan,
kesempatan dan ancaman yang ada.
3) Mempertimbangkan isu yang sedang berkembang untuk
menganalisa lebih lanjut apakah hal itu mempunyai efek yang
signifikan pada organisasinya.
4) Menentukan strategi misalnya tindakan yang harus diambil untuk
mencapai tujuan organisasi.
15
1) Mengkaji kebutuhan klien dan menerapkan tindakan
keperawatan.
2) Mengkoordinasikan rencana keperawatan dan pengobatan.
3) Membimbing anggota tim
4) Meyakinkan bahwa semua hasil tindakan keperawatan tercatat
5) Menilai kemajuan klien secara langsung dan melalui laporan.
16
a) Menjelaskan tujuan pengorganisasian
b) Membuat rincian anggota tim
c) Mengkoordinasikan bersama tim kesehatan atau profesi lain
d) Mengatur waktu istirahat anggota tim
e) Mendelegasikan pelaksanaan asuhan keperawatan pada
anggota tim
f) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
3) Pengarahan
a) Memberikan pengaruh pada anggota tim
b) Memberikan bimbingan
c) Memberikan informasi
d) Melibatkan anggota tim sejak awal kegiatan
e) Memberikan pujian dan motivasi
f) Mengevaluasi proses pemberian asuhan keperawatan
g) Melakukan pendokumentasian
4) Pengontrolan
a) Mengevaluasi asuhan keperawatan
b) Memberikan umpan balik pada anggota tim atas pelaksanaan
rencana keperawatan
c) Melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan.
d) Mengevaluasi kinerja perawat pelaksana.
4. Metode Fungsional
Model pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada penyelesaian
tugas dan prosedur keperawatan. Perawat ditugaskan untuk melakukan
tugas tertentu untuk dilaksanakan kepada semua pasien yang dirawat di
suatu ruangan. Model ini digambarkan sebagai keperawatan yang
berorientasi pada tugas dimana fungsi keperawatan tertentu ditugaskan pada
setiap anggota staff. Setiap staff perawat hanya melakukan 1-2 jenis
intervensi keperawatan pada semua pasien dibangsal. Misalnya seorang
17
perawat bertanggung jawab untuk pemberian obat-obatan, seorang yang
lain untuk tindakan perawatan luka, seorang lagi mengatur pemberian
intravena, seorang lagi ditugaskan pada penerimaan dan pemulangan, yang
lain memberi bantuan mandi dan tidak ada perawat yang bertanggung jawab
penuh untuk perawatan seorang pasien.
1. Kelebihan :
a) Efisien karena dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dalam waktu
singkat dengan pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang baik
b) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
c) Perawat akan trampil untuk tugas pekerjaan tertentu saja
d) Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai kerja.
e) Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk tugas sederhana.
f) Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik
yang melakukan praktek untuk ketrampilan tertentu.
2. Kelemahan :
18
a) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah atau tidak total sehingga
kesulitan dalam penerapan proses keperawatan.
b) Perawat cenderung meninggalkan klien setelah melakukan tugas
pekerjaan.
c) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja
d) Tidak memberikan kepuasan pada pasien ataupun perawat lainnya.
e) Menurunkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
f) Hubungan perawat dank klien sulit terbentuk
3. Kepala Ruangan
Kepala ruang rawat adalah seorang perawat yang bertugas
menyelenggarakan asuhan keperawatan di ruang rawat
Tugas pokoknya adalah mengelola asuhan keperawatan di ruang rawat
dan bertanggung jawab langsung kepada supervisi perawatan.
Uraian Tugas
a. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
1) Membimbing pelaksana asuhan keperawatan
2) Serah terima setiap penggantian shift dengan kunjungan keliling
setiap pasien
3) Mengadakan diskusi setiap hari
4) Memberikan informasi kepada klien
19
1) Melaporkan tenaga keperawatan yang pindah/keluar,
melanggar disiplin kepada supervisor perawatan
2) Membantu supervisor pendidikan, perawatan dalam kegiatan
membimbing mahasiswa di ruang rawat
3) Melaksanakan kebijaksanaan yang ditentukan oleh pimpinan.
f. Mengadakan koordinasi
1) Mengadakan rapat dengan staf ruangan seminggu sekali
sewaktu-waktu bila diperlukan
2) Menghadiri rapat dengan instalasi
3) Mengadakan rapat dengan tim kesehatan lain
4) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja sama yang
harmonis
5) Mengikuti ronde.
20
a) Inventaris
b) Ketenangan
c) Asuhan keperawatan
d) Peserta didik
e) Nasokomial
f) Gugus kendali mutu
4) Melaksanakan tugas kontrol sore dan malam.
h. Ketenagaan keperawatan
Menurut Douglas (1984), perhitungan tenaga keperawatan
tergantung dari tingkat ketergantungan pasien :
KLASIFIKASI PASIEN
Jumlah
Minimal Parsial Total
Klien
P S M P S M P S M
1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60
21
Klien
Keluarga/orang yang mengenal klien
Tenaga kesehatan
Catatan yang dibuat oleh tenaga kesehatan
Hasil pemeriksaan
c. Cara pengumpulan data
Wawancara
Observasi
Pemeriksaan fisik(Suardi&Bachtiar,2002)
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat, dan pasti,
tentang masalah klien serta pengembangan yang dapat dipecah kan atau
diubah melalui tindakan keperawatan.
Diagnosa keperawatan dapat dibagi menjadi : diagnosa keperawatan aktual,
potensial, dan resiko.
Rumus diagnosa keperawatan adalah: Problem + Etiologi +Tanda/Gejala
Contoh: Nyeri akut b.d agen cidera: biologis yang ditandai dengan wajah
tampak meringis kesakitan. (Suardi&Bachtiar, 2002).
3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai
dengan diagnose keperawatan yang telah ditentukan. Tujuan perencanaan
keperawatan adalah terpenuhinya kebutuhan klien.
Langkah-langkah penyusunan perencanaan keperawatan adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan urutan prioritas masalah
Prioritas tertinggi diberikan pada masalah yang mempengaruhi
kehidupan atau keselamatan klien. Masalah nyata mendapatkan
perhatian atau prioritas lebih tinggi dari pada masalah potensial dan
resiko
22
b. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai
Tujuan keperawatan adalah hasil yang ingin dicapai dari asuhan
keperawatan untuk menanggulangi dan mengatasi masalah yang telah
dirumuskan dalam keperawatan.
c. Menentukan rencana tindakan keperawatan
Menentukan rencana tindakan keperawatan adalah langkah penentu
dalam tindakan keperawatan yang akan dikerjakan oleh perawat dalam
rangka menolong klien, untuk mencapai suatu tujuan keperawatan.
(Suardi&Bachtiar, 2002).
4. Implementasi
Tindakan keperawatan atau implementasi keperawatan adalah
pelaksanaan perencanaan tindakan yang telah ditentukan dengan maksud
agar kebutuhan klien terpenuhi secara optimal. Tindakan keperawatan
dapat dilaksanakan sebagian oleh klien itu sendiri, oleh perawat secara
mandiri, atau bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain.
(Suardi&Bachtiar, 2002).
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta
pengkajian ulang rencana keperawatan. Hal-hal yang dievaluasi adalah:
Apakah asuhan keperawatan tersebut efektif?
Apakah tujuan keperawatan dapat dicapai pada tingkat tertentu?
Apakah perubahan klien seperti yang diharapkan?
Strategi keperawatan manakah yang efektif?
1. Pengertian
23
adalah terhindar dari bencana, aman sentosa, sejahtera, tidak kurang suatu
apa, sehat, tidak mendapat gangguan dan kerusakan. Keselamatan adalah
keadaan dari selamat. Sehingga keselamatan adalah keadaan terhindar
dari bencana, aman sentosa, sejahtera, tidak kurang suatu apapun, sehat,
tidak mendapat gangguan dan kerusakan (KBBI – Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2011).
Pasien adalah seseoarang yang memperoleh pelayanan tinggal atau
dirawat pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu, yang dirawat di
rumah sakit. (KBBI, 2011)
2. Tujuan
Adapun tujuan pemberian edukasi pada pasien pulang (Pendidikan
Kesehatan) (Doengoes & Moorhouse: 94-95 2010), adalah :
a. Membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan
yang optimal.
b. Menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali dirumah
sakit
c. Membantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan.
d. Mengetahui program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian.
Penggunaan restrain dapat juga dipakai bila diperlukan. Potter & Perry,
(2010) menyatakan, mengurangi risiko pasien jatuh dapat menggunakan
restrain. Tetapi penggunaan restrain membutuhkan penyesuaian psikologi
pasien dan keluarganya, persetujuan keluarga dalam pemasangan restrain
sangat diperlukan. Restrain ini hanya bersifat sementara dan diambil
tindakan ini untuk menghindari cedera pada pasien.
D. Konsep Kepatuhan
1. Kepatuhan
24
Kepatuhan dapat diartikan sebagai kesetiaan, ketaatan atau loyalitas,
menurut, taat pada perintah, atau aturan.Kepatuhan yang dimaksud disini
adalah ketaatan dalampelaksanaan prosedur tetap yang telah dibuat.
Menurut Smet (1994),kepatuhan adalah tingkat seseorang melaksanakan
suatu cara atau berperilakusesuai dengan apa yang disarankan atau
dibebankan kepadanya. Dalam hal ini kepatuhan pelaksanaan prosedur
tetap (protap) adalah untuk selalu memenuhipetunjuk atau peraturan-
peraturan dan memahami etika keperawatan di tempat perawat tersebut
bekerja (Menurut Adiwimarta, Maulana, & Suratman (1999), dikutip dari
Anugrahini, 2010)
25
mematuhi anjuran tersebut. Tahap ini disebuttahap kepatuhan
(compliance). Biasanya perubahan yang terjadi pada tahap inisifatnya
sementara, artinya bahwa tindakan itu dilakukan selama masih ada
pengawasan. Tetapi begitu pengawasan itu mengendur/ hilang, perilaku
itupun ditinggalkan. Kepatuhan merupakan modal dasar seseorang
berperilaku, menurut Kelman (1958) dalam Sarwono (1997).
26
sehingga kepatuhan perawat didalampelaksanaan protap tersebut
juga akan berbeda (Arumi, 2002).
4) Motivasi
Rangsangan, dorongan dan ataupun pembangkit tenaga yang
dimilki seseorang atau sekelompok masyarakat yang mau berbuat
dan bekerjasama secara optimal melaksanakan sesuatu yang telah
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Azwar,
1996), motivasi juga merupakan karakteristik psikologis manusia
yang member kontribusi pada tingkat komitmen seseorang (Stoner
& Freeman, 1995). Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (2000),
motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi kepatuhan terdiri atas pola
komunikasi, keyakinan/nilai-nilai yang diterima perawat, dan
dukungansosial. Pola komunikasi dengan profesi lain yang dilakukan
oleh perawat akan mempengaruhi tingkat kepatuhannya dalam
melaksanakan tindakan. Beberapa aspek dalam komunikasi ini yang
berpengaruh pada kepatuhan perawat adalah ketidak puasaan terhadap
hubungan emosional, ketidak puasan terhadap pendelegasian maupun
kolaborasi yang diberikan serta dukungan dalam pelaksanaan program
pengobatan (Arumi, 2002).
27
3. Perawat
a. Pengertian Perawat
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan keperawatan,
baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan perundang
undangan yang berlaku. (PERMENKES RI NO.1239 Tahun 2001
tentang Registrasi dan Praktek perawat). Keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga atau masyarakat
yang sehat maupun sakit yang mencangkup siklus hidup manusia.
(Seminar Nasional Keperawatan 1983), sedangkan Perawat
profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan berwewenang
memberikan pelayanan keparawatan secara mandiri dan atau
berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai dengan
kewenangannya. (Depkes RI,2002).
b. Fungsi Perawat
Fungsi perawat adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Independen.
Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain,
dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara
sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk
memenuhi Kebutuhan Dasar Manusia (KDM)
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas
pesan atau instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan
tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis
kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat
pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
28
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya.Fungsi ini
dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama
tim dalam pemebrian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi
dengan tim perawat saja melainkan juga
4. Peran Perawat
Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 dan Gartinah, dkk (1999)
dikutip dari Maulina (2014) peran perawat terdiri dari :
29
e. Sebagai Kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dll dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan.
f. Sebagai konsultan
Perawat berperan sebagai tempat konsultasi dengan mengadakan
perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis & terarah sesuai
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
g. Sebagai Pembaharu
Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang
sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan
keperawatan.
5. Karakteristik Perawat
Karakteristik perawat merupakan ciri-ciri pribadi yang dimiliki seseorang
yang memiliki pekerjaan merawat klien sehat maupun sakit (Adiwimarta,
et.al. 1999 dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia). Karakteristik perawat
meliputi variabel demografi (umur, jenis kelamin, ras, suku bangsa dan
tingkat pendidikan), kemampuan, persepsi dan motivasi.
a.Usia
Kamus Besar Bahasa Indonesia, usia adalah lamanya waktu hidup atau
ada sejak dilahirkan. Siagian dalam Kurniadi (2013) menyatakan
bahwa semakin lanjut usia seseorang, maka semakin meningkat pula
kedewasaan maupun psikologisnya, serta menunjukkan kematangan
jiwa. Semakin meningkat kedewasaan dan kematangan jiwanya, maka
seseorang dapat meningkatkan kinerja serta tingkat keprofesionalan
dalam melakukan pekerjaan.menyatakan, perawat yang semakin
meningkat usianya, semakin meningkat pula kedewasaan dan
pengalamannya, sehingga meningkat pula profesionalisme kerjanya
(Robbins, 2006 dalam Anugrahini (2010). Dalam berbagai periode usia
tersebut, usia produktif dalam bekerja dan yang merupakan angkatan
kerja ditunjukan oleh periode dewasa muda (20 – 40 Tahun) dan
dewasa madia (40 – 65 tahun), Kasmarani (2012) menuliskan dalam
30
jurnalnya bahwa umur seseorang dapat menjadi faktor yang
mempengaruhi besar beban kerja fisik yang mampu diselesaikan.
b. Jenis Kelamin
Hakekatnya, manusia dibedakan atas dua jenis kelamin, yaitu laki-laki
dan perempuan.Dalam jurnal mereka, Ditmar dkk (1993) menyatakan
bahwa dalam pengukuran beban kerja, wanita lebih cenderung
memiliki beban kerja yang berat dengan risiko lebih mudah frustasi
terkait dengan pengelompokan beban kerja yang besar. Menurut Ilyas
(2011) dikutip dari Isnaeni (2015) jenis kelamin akan memberikan
dorongan yang berbeda, jenis kelamin laki-laki memiliki dorongan
lebih besar dari pada wanita karena tanggung jawab laki-laki lebih
besar. Sementara sebagian besar perawat adalah perempuan, hal
tersebut membuat jenis kelamin menjadi salah satu karakteristik
variabel yang akan diperhatikan terkait dengan kepatuhan perawat
dalam melaksanakan pencegahan pasien risiko jatuh.
c. Pendidikan
Pendidikan berhubungan dengan bidang ilmu membawa seseorang
lebih memahami ilmu tersebut, sehingga kecerdasan pikiran orang
tersebut dapat setingkat lebih tinggi dari sebelumnya.Terlihat pula
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah
mereka menerima informasi, dan pada akhirnya semakin banyak pula
pengetahuan yang dimilikinya. Menurut Siagian (1999) bahwa tingkat
pendidikan perawat mempengaruhi kinerja perawat yang bersangkutan,
tenaga perawat yang berpendidikan tinggi kinerjanya akan lebih baik,
karena mereka mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
Tingkat pendidikan menurut PPNI &Depkes RI, 2006, menyatakan
bahwa perawat dengan latar belakang pendidikan SPR / SPK disebut
perawat vokasional, perawat dengan latar belakang DIII dan S1
Keperawatan disebut perawat professional.
d. Lama Kerja
31
Masa kerja adalah lamanya seseorang perawat bekerja pada suatu
perusahaan atau organisasi dimulai dari mulainya perawat tersebut
resmi dinyatakan sebagai pekerja atau karyawan di perusahaan tersebut.
Makin lama seseorang melakukan suatu pekerjaan, maka semakin
orang tersebut mengenal dan mempunyai banyak pengalaman dari
pekerjaannya. Menurut Robbin (2003), lama bekerja turut menentukan
kinerja seseorang dalam menjalankan tugas. Didukung oleh teori
Martoyo (1998) dalam jurnal Yanti & Warsito (2013) bawa semakin
lama bekerja, maka semakin menurunnya motivasi kerja kerena merasa
pekerjaannya menjadi monoton. Dikutip dari Isnaeni, 2015.
E. Pendokumentasian
1. Pengertian dokumentasi
Dokumentasi adalah bahan komunikasi yang tertulis untuk mendukung
informasi dan kejadian (Fioshbach.1991). Jadi, dokumentasi asuhan
keperawatan dokumentasi tentang fakta-fakta terhadap penyakit klien,
gejala-gejala, diagnosa, mudah dan cepat diakses serta sistematis sehingga
dapat dan memberikan informasi yang akurat.
32
h. Akreditasi
i. Salah satu syarat penting bagi fasilitas perawatan kesehatan menurut
lembaga pemberilisensi dan akreditasi adalah mempertahankan rekam
medik, termasuk dokumentasiasuhan keperawatan.
33
pengkajian dicatat dengan tulisan yang besih dan dapat dibaca. Temuan-
temuan hendaknya diuraikan sejelas mungkin. Ejaan harus jelas.
Dokumentasi harus ditulis dengantinta, jangan dengan pensil. Untuk data
biasa, gunakan tinta hitam atau biru dan tinta merah untuk obat-obatan.
Apabila catatan tidak penuh jangan dikosongkan tetapi buat garis
horizontal atau vertical sepanjang bagian yang kosong. Jika ada kesalahan,
pernyataan yang salah jangan dicoret, tetapi harus dapat dibaca, selanjutnya
diparaf. Pencatatan harus selalu dimulai, jam dan diakhiri dengan
tandatangan, nama jelas serta jabatan perawat.
34
Unsur-unsur dari dokumentasikan Asuhan Keperawatan diantaranya
adalah:
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dalam proses keperawatan,
dimana pada fase ini perawat mengumpulkan data tentang status
kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, dan
berkesinambungan.
b. Mengumpulkan data
Meliputi pengumpulan data dasar yang mencakup informasi tentang
klien:
1) Riwayat kesehatan dahulu, seperti riwayat alergi terhadap makanan
atau obat tertentu, riwayat pernah dilakukan tindakan bedah,
riwayat menderita penyakit kronis, dan lain- lain.
2) Riwayat kesehatan sekarang, seperti adanya perasaan nyeri, mual,
ganguan tidur, dan lain-lain.
3) Pemeriksaan fisik, dalam hal ini perawat dapat menggunakan teknik
inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dengan prinsip
pemeriksaan”headtotoe” (cephalocaudal) atau berdasrkan sistem
tubuh, seperti sistem pernapasan, pencernaan, eliminasi dan lain-
lain.
4) Pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan laboratorium,
radiology, CTScan dan lain-lain.
35
Meliputi tanda dan gejala mengenai kondisi kesehatan klien dapat
dilihat, didengar, dirasakan atau dicium serta data-data lain yang
dapat diperoleh dari observasi dan pemeriksaan fisik.
c. Pengorganisasian data
Untuk mendapatkan data secara sistematis, perawat menggunakan
format pengkajian, atau disebut juga pengkajian keperawatan. Format
pengkajian dapat dimodifikasi sesuai dengan keadaan kesehatan
klien.
Dalam keperawatan, format pengakajian yang digunakan dapat
didasarkan pada berbagai teori keperawatan,diantaranya:
1) Teori Gordon tentang fungsi kesehatan
2) Teori Orem tentang perawatan diri
3) Teori Roy tentang model adaptasi
4) Teori Maslow berdasarkan tigkat kebutuhan manusia
d. Validasidata
Informasi yang telah dikumpulkan harus lengkap, akurat dan sesuai
dengan keadaan klien sehingga dilakukan validasi atau pemeriksaan
kembali terhadap data yang telah dikumpulkan.
e. Pencatatan data
Untuk melengkapi pengkajian, dokumentasi data harus akurat dan
mencangkup semua keadaan kesehatan klien dan tidak berdasrkan hasil
intervensi perawat.
f. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah kesimpulan klinis tentang individu,
keluarga atau masyarakat yang aktual, resiko dari status kesehatan
seseorang. Diagnosa keperawatan ini merupakandasar untuk melakukan
intervensi keperawatan dalam mencapait ujuan dan dapat dievaluasi
(Nanda,1990).
Tipe diagnose keperawatan yaitu:
1. Aktual
36
Yaitu pernyataan tentang respon klien terhadap kesehatannya saatini
berdasarkan hasil pengkajian yang meliputitan dadan gejala seperti
jalan nafas tidak efektif ansietas
2. Resiko
Yaitu pernyataan klinis dari kondisi kesehatan klien dimana masalah
lebih beresiko untuk menjadi actual pada klien tersebut dibanding
dengan orang lain pada kondisi atau situasi yang sama.
Komponen dari diagnose keperawatan yaitu:
1) Problem (masalah)
Menggambarkan masalah kesehatan klien atau responnya terhadap
terapi yang diberikan oleh perawat yang dituliskan dalam beberapa
kata, antara lain:
Perubahan (perubahan dari sebelumnya)
Gangguan(kelemahan,kerusakan,danpengurangan)
Penurunan (pengecilan dari segi ukuran, jumlah atau
tingkat/derajat)
Tidak efektif (tidak menghasilkan efek yang sesuai)
Akut (terjadi dalam waktu mendadak dan pendek)
Kronis (terjadi dalam waktu yang lama, berulang dan tetap)
2) Etiologi (penyebab)
Mengidentifikasi kemungkinandari penyebab masalah kesehatan
dalam melakukan intervensi keperawatan yang mencakup tingkah
laku, lingkungan sekitar atau gabungan dari keduanya.
3) Symptom (gejala)
Pengelompokan tanda dan gejala yang merupakan bagian dari
diagnose keperawatan
g. Perencanaan
Perencanaan adalah tahap sistematik proses keperawatan yang
melibatkan pembuatan suatu keputusan dan menyelesaikan masalah.
Dalam perencanaan, perawat mengacu pada pengkajian data klien dan
diagnostik sebagai acuan dan mewujudkan tujuan klien dan mendesain
37
strategi keperawatan untuk mencegah, mengurangi masalah kesehatan
klien.
Proses perencanaan keperawatan meliputi:
1) Membuat prioritas perencanaan
Prioritas perencanaan adalah suatu proses dalam melakukan strategi
keperawatan
2) Membuat tujuan dan criteria hasil
Tujuan adalah penataan yang lebih luas tentang dampak dari
intervensi keperawatan.
Kriteria hasil adalah pernyataan yang lebih spesifik dan diukur untuk
mengevaluasi apakah tujuantercapai.
h. Implementasi
Dalamproses keperawatan, implementasi merupakan suatu tahap dimana
perawat melaksanakan rencana keperawatan dalam suatutindakan.
Implementasi terdiri dari melaksanakan tindakan keperawatan,
mendelegasi dan mencatat apa yang dilakukan. Dalam melaksanakan
tindakan keperawatan, perawat mencatat tindakan keperawatan,
perawat mencatat tindakan yang dilakukan serta respon klien.
i. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah
perencanaan, pelaksanaan, kemajuan aktifitas yang mana klien dan
tenaga professional kesehatan lainnya dapat mempertimbangkan
kemajuan klien sesuai tujuan dan keefektifan rencana keperawatan.
38
Dapat diterapkannya prosedur keperawatan
Efesisensi dan efektif penggunaan biaya
Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat
Kepuasan kinerja perawat
Terlaksananya komunikasi yang adekuat antar perawat dan tim kesehatan
39
Model Kasus berdasrakan pendekatan holistic dari filosofi
Keperawatan, dimana perawat bertanggung jawab terhadap Asuhan
observasi pada pasien tertentu dan ratio Pasien: Perawat adalah 1:1
Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani semua
kebutuhannya pada saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang
berbeda oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode
penugasan kasus biasanya ditetapkan satu pasien satu perawat,
umumnya dilaksanakan untuk perawat private untuk perawatan
khusus seperti isolasi, intensive care. Penanggung jawab pada Model
Kasus adalah Manajer Keperawatan.
Kelebihan dari metode kasus yaitu:
1. Perawat lebih memahami kasus perkasus
2. Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah
Kelemahan dari metode kasus yaitu:
1. Belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab
2. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar
yang sama
c. Model Tim
Model Tim berdasarkan pada kelompok filosofi keperawatan. Enam –
tujuh perawat profesional dan perawat associate bekerja sebagai suatu
tim, disupervisi oleh tim. Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari
anggota yang berbeda-beda dalam memberikan Asuhan Keperawatan
terhadap sekelompok pasien, perawat ruangan dibagi menjadi 2-3
tim/grup yang terdiri dari tenaga profesional, teknikal dan pembantu
dalam satu grup kecil yang saling membantu.
Penanggung jawab dalam Model Tim ini adalah Ketua Tim.
Kelebihan dari metode ini adalah:
1. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah
diatasi dan memberikan kepuasan kepada anggota
Kelemahan dari metode in iadalah:
40
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untu
kmelaksanakan pada waktu-waktu sibuk.
d. Model Primer
Model primer berdasarkan pada tindakan yang komprehensif dari
filosofi Keperwatan. Perawat bertanggung jawab terhadap semua
aspek Asuhan Keperawatan dari hasil pengkajian, kondisi pasien untuk
mengkoordinir Asuhan Keperwatan, dimanaratio Perawat: Pasien1:
4/1:5
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap Asuhan Keperawananpasien mulai dari
pasien masuk sampai keluar rumahs akit. Model primer mendorong
praktek kemandirian perawat dan terdapat kejelasan antara si
pembuat rencana Asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai
dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan koordinasi
Asuhan Keperawatan selama pasien dirawat. Penanggung jawab pada
model primer ini adalah Perawat primer.
41
Model modular adalah suatu variasi dari metode keperawatan
primer. Metode ini sama dengan model keperawatan tim karena baik
perawat profesional maupun non profesional bekerja bersama dalam
memberikan asuhan keperawatan dibawah kepemimpinan seorang
perawat profesional. Disamping itu, dikatakan memiliki kesamaan
dengan metode keperawatan primer karena dua atau tiga orang perawat
bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien sejak masuk dalam
perawatan hingga pulang bahkan sampai dengan waktu follow up care.
Sekalipun didalam memberikan asuhan keperawatan dengan
menggunakan metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga orang
perawat, tanggung jawab yang paling besar tetap ada pada perawat
profesional. Perawat profesional juga memiliki kewajiban untuk
membimbing dan melatih non profesional. Apabila perawat profesional
sebagi ketua tim dalam keperawatan modular ini tidak masuk, tugas dan
tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat profesional lainnya yang
berperan sebagai ketua tim. Peran perawat kepala ruang (nurse unit
manager) diarahkan dalam hal membuat jadwal dinas dengan
mempetimbangkan kecocokan anggota untuk bekerja sama dan
berperan sebagai fasilitator, pembimbing serta motivator.
2. Fungsi Manajerial
a. Kepala Ruangan
Kepala ruangan adalah petugas atau perawat yang diberikan
tanggung jawab dan wewenang dalam memimpin pelaksanaan
pelayanan keperawatan serta tata laksana personalia pada suatu
ruangan atau bangsal Rumah Sakit.
Tanggung jawab Kepala Rungan:
1) Perencanaan
a) Menunjukan ketua tim akan bertugas diruangan masing-
masing
b) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien, gawat, transisi
dan persiapan pulang bersama ketua tim
42
d) Mengidentifikasi strategi pelaksanaan keperawatan
e) Mengikuti visite dokter, untuk mengetahui kondisi,
patofisiologi, tindakan medis, yang dilakukan. Program
pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
f) Mengatur dan mengendalikan Asuhan Keperawatan
g) Membimbing pelaksanaan Asuhan Keperawatan
h) Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai
Asuhan Keperawatan
i) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
j) Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang
baru masuk
k) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
l) Membantu membimbing terhadap pesrta didik keperawatan
m) Menjaga terwujudnya visi dan misi Keperawatan dan rumah
sakit.
2) Pengorganisasian
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
b) Merumuskan tujuan metode penugasan
c) Membuat rincian ketua tim Anggota tim secara jelas
d) Membuat rentang kendali Kepala Ruangan dan membawahi 2
ketua tim dan ketua tim membawahi 2-3 Perawat.
e) Mengatur dan mengendalikan tenaga Keperawatan membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dll.
f) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
g) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek
h) Mendelegasikan tugas saat kepala ruangan tidak berada
ditempat kepada ketua tim
i) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien
j) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
k) Identifikasi masalah dan cara penanganan
43
3) Pengarahan
a) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
b) Memberi pujian kepada anggota tim yang
melaksanakan tugas dengan baik
c) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap
d) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan Askep Pasien
e) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
f) Membimbing bawahan yangmengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
g) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain
4) Pengawasan
a) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai Asuhan
Keperawatan yang diberikan kepada pasien
b) Melalui supervisi
c) Evaluasi
d) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan
dengan rencana keperawatan yang sudah disusun bersama
ketua tim
e) Audit Keperawatan
b. Ketua Tim
Ketua Tim merupakan perawat yang memiliki tanggung jawab dalam
perencenaan, kelancaran dan evaluasi dari askep untuk semua pasien
yang di lakukan oleh Tim di bawah tanggung jawabnya
(Nursalam2003)
Tanggung Jawab ketua Tim:
1) Membuat perencanaan
2) Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi
44
3) Mengenal / mengetahui kondisi pasien dan pendapat menilai
tingkat kebutuhan pasien
4) Mengembangkan kemampuan anggota
5) Menyelenggarakan conference
c. Perawat Pelaksana
Perawat pelaksanaan adalah merupakan seorang tenaga keperawatan
yang diberi wewenang untuk melaksanakan pelayanan/ Asuhan
keperawatan di ruang rawat.
45
4) Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnosa
sesuai batas kewenangan
5) Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya
6) Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan
dan batas kemampuanya.
7) Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan
8) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya mengenai penyakitnya
9) Melatih / membantu pasien untuk melakukan latihan gerak
10) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas
kemampuannya.
11) Mengobservasi kondisi pasien selanjutnya melakukan tindakan
yang tepat berdasarkan hasil observasi sesuai batas
kemampuannya
12) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas
kasus dan upaya meningkatkan mutu Asuhan Keperawatan
13) Melaksanakan kasus dan upaya meningkatkan mutu asuhan
keperawatan
46