PENDAHULUAN
1
Nefrotik, komplikasi-komplikasi pada Sindrom Nefrotik serta hal yang
berhubungan dengan patofisiologi Sindrom Nefrotik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Sindrom nefrotik merupakan suatu penyakit ginjal yang terbanyak
pada anak. Penyakit tersebut ditandai dengan sindrom klinik yang terdiri
dari beberapa gejala yaitu proteinuria masif (>40 mg/m2LPB/jam atau
rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu >2 mg/mg atau dipstick ≥2
+),hipoalbuminemia ≤2,5 g/dL, edema, dan hiperkolesterolemia.
2.2 Etiologi
2
Lain-lain :
Diabetes mellitus , amiloidosis, pre-eklamsia, rejeksi alograf kronik,
refluks vesikoureter, atau sengatan lebah
2.3 Komplikasi
3
dikaitkan dengan peningkatan VLDL (very low density lipoprotein).
Selain itu ditemukan pula peningkatan IDL (intermediate-density
lipoprotein) dan lipoprotein (Lp)a, sedangkan HDL (high density
lipoprotein) cenderung normal atau rendah. Mekanisme
hiperlipidemia pada SN dihubungkan dengan peningkatan sintesis
lipid dan lipoprotein hati dan menurunnya katabolisme. Semula
diduga hiperlipidemia merupakan hasil stimulasi non-spesifik
terhadap sintesis protein oleh hati. Oleh karena sintesis protein tidak
berkolerasi dengan hiperlipidemia disimpulkan bahwa hiperlipidemia
tidak langsung diakibatkan oleh hipoalbuminemia. Hiperlipidemia
dapat ditemukan pada SN dengan kadar albumin mendekati normal
dan sebaliknya pada pasien dengan hipoalbuminemia kadar kolestrol
dapat normal.
4
2.3.3 Hiperkoagulasi
2.3.5 Infeksi
5
gangguan system komplemen. Penurunan IgG, IgA, dan gamma
globulin sering ditemukan pada pasien SN oleh karena sitesis yang
menurun atau katabolisme yang meningkat dan bertambah
banyaknya yang terbuang melalui urin. Jumlah sel T dalam sirkulasi
berkurang yang menggambarkan gangguan imunitas selular. Hal ini
dikaitkan dengan keluarnya transferin dan zink yang dibutuhkan oleh
sel T agar dapat berfungsi dengan normal.
6
2.3 Patofisiologi
2.3.1 Proteinuria
2.3.2 Hipoalbuminemia
2.3.3 Hiperlipidemia
7
katabolisme di perifer. Peningkatan albumin serum dan penurunan
tekanan onkotik.
2.3.4 Hiperkoagulabilitas
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
9
10